Kejadian kemarin, memang benar-benar membuat Nadia marah. Karena sudah menunggu dengan tanpa hasil adalah hal yang sangat menjengkelkan baginya. Merasa telah tertipu dan dipermainkan.
Pagi ini Tidak seperti biasanya, Nadia berangkat pagi-pagi sekali, setibanya Nadia disekolah, Nadia langsung masuk keruang kelas dan langsung duduk di kursinya.
Diruang kelas, masih terlihat lengang, belum ada murid yang datang satu orang pun, kecuali dirinya.
Karena dikelas tidak ada satu orangpun, akhirnya Nadia memutuskan untuk bersih-bersih ruang kelas, papan tulis yang masih penuh dengan oret-oretan spidol, ia hapus sampai bersih.
Kemudian setelah itu ia merapikan meja guru yang berantakan, supaya rapi dan bersih.
Tanpa ia sadari, dari arah pintu, terlihat Ricky yang berdiri didepan pintu, kemudian Ricky bergegas masuk kedalam kelas langsung menghampiri Nadia, tanpa meletakkan tas nya terlebih dahulu.
"Sorry Nad, i'm so sorry," kata Ricky tanpa basa-basi.
Nadia pun terkejut. Karena tadi ia terlalu sibuk merapikan meja guru, sehingga tidak memperhatikan ada seseorang dibelakang nya.
Kemudian ia segera berbalik untuk melihat siapa yang berbicara tadi, yang ternyata orang itu adalah Ricky.
"Maafin aku Nad, kemarin aku tidak bisa menepati janjiku lagi," kata Ricky tanpa sempat memberikan kesempatan Nadia untuk berbicara.
Setelah mendengar perkataan itu, kemudian Nadia berkata, "eh kamu, nggak apa-apa kok, aku sudah mulai terbiasa dengan janji-janjimu. Jadi gak ada yang perlu dibicarakan lagi."
"Bener Nad, untuk yang kemarin aku benar-benar gak sengaja Nad, sebenarnya kemarin itu akuuuuu ..." belum sempat meneruskan perkataannya, Nadia langsung memotong perkataan Ricky.
Dan berkata, "ah sudahlah Rick, aku tidak perlu mendengarkan penjelasan darimu, yang aku perlukan sekarang, hanya buku itu."
"Okey ... okey ... akan aku berikan buku itu," kata Ricky sambil mengambil satu buku novel yang tersimpan di dalam tasnya.
"Ini dia buku itu, aku belum sempat membaca semua nya, hanya beberapa halaman saja yang baru aku baca. Ini Nad, bukunya," kata Ricky sambil menyerahkan buku novel itu kepada Nadia.
"Thanks," balas Nadia ke Ricky.
"Oh ya, ini uang untuk membayar buku yang udah kamu bayar kemarin," sambung Nadia sambil menyerahkan sejumlah lembar uang kertas kepada Ricky.
"Dan satu hal lagi, anggap saja kejadian-kejadian kemarin itu tidak pernah ada yang terjadi diantara kita. Semua itu, kan hanya kebetulan saja, okey!" kata Nadia dengan tegas.
Ricky terdiam tanpa mengucapkan satu patah katapun, sambil tangannya menggenggam erat sejumlah uang yang diberikan Nadia.
Beberapa saat setelah Nadia memberikan uang itu kepada Ricky, teman-teman Nadia pun sudah mulai berdatangan.
Ricky yang semula masih berdiri termangu, akhirnya segera berjalan menuju tempat duduknya, sambil matanya tertuju kearah Nadia.
Tatapan yang syarat penuh makna itu seperti ingin mengatakan sesuatu kepada Nadia.
Hari berganti hari, suasana di kelas 2B masih tetap sama, masih saja banyak anak-anak cewek yang berdatangan ke kelas itu untuk bertemu dengan Ricky, walaupun ada beberapa yang hanya melihatnya dari arah pintu kelas.
Seakan-akan mereka tak pernah bosan untuk mendekati Ricky, atau mungkin mereka memang sedang mencoba untuk menarik perhatian Ricky agar bisa menjadi kekasih nya.
Karena sampai detik ini, yang mereka tahu, Ricky memang masih jomblo, belum memiliki seorang kekasih.
Kebetulan hari ini adalah hari Sabtu, dan jadwal mata pelajaran hari ini tidak sesibuk seperti biasanya.
Dikarenakan hari ini, ada dua guru yang absen tidak mengajar karena sedang sakit, dan adapula yang ijin karena ada rapat ke dinas pendidikan.
Jadi untuk pembelajaran hari ini hanya mengerjakan tugas-tugas yang telah dititipkan kepada wali kelas.
Nadia sudah tidak sabar untuk menikmati hari libur akhir pekan besok. Karena Nadia sangat ingin sekali menikmati libur akhir pekannya besuk, dengan pergi ke perpustakaan umum yang baru saja dibuka.
Tepatnya baru dibuka 1 bulan lalu. Perpustakaan ini sebelumnya direvitalisasi sejak 3 tahun yang lalu dan akhirnya kembali dibuka untuk umum.
Mungkin karena perpustakaan ini memiliki wajah baru, dengan interior yang sangat nyaman dan kekinian, sehingga perpustakaan ini menjadi viral di media sosial.
Maka dari itu, Nadia sangat antusias sekali untuk bisa pergi kesana.
Nadia pun mengajak Mirna untuk ikut pergi kesana, tapi sayang pada hari Minggu besuk mendadak Mirna ada acara dengan keluarga besarnya. Jadi terpaksa Nadia besuk akan pergi sendiri.
*
Keesokkan harinya, Nadia sudah bersiap-siap untuk pergi ke perpustakaan Jakarta. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah sembilan pagi, karena jadwal jam operasional perpustakaan tersebut adalah : Senin - Minggu, pukul 09.00 - 17.00 wib.
Nadia pun bergegas berpamitan dengan ibu dan ayahnya. Nadia berkata mungkin ia akan pergi ke perpustakaan sampai sore.
Karena disana, selain ia ingin membaca novel-novel, dia juga ingin membaca beberapa literatur referensi-referensi tambahan untuk menambah wawasan tentang mata pelajaran di kelas 2 ini.
Kali ini Nadia pergi Perpustakaan dengan mengendarai bus.
Untuk sekedar info saja, sebelumnya Nadia dan Mirna sudah melakukan pendaftaran menjadi anggota dan sudah melakukan reservasi di perpustakaan ini terlebih dahulu melalui web akun resmi perpustakaanan.
Namun karena Mirna tidak bisa ikut, jadi hanya Nadia yang berangkat sendiri.
Akhirnya Nadia pun sampai di perpustakaan itu. Di sana dia langsung menuju ke lantai 2 Gedung Panjang, lalu naik eskalator ke lantai 3, kemudian langsung ke area perpustakaan di lantai 4.
Disana Nadia sangat terkagum-kagum, dengan desain perpustakaan ini, yang tampak sangat modern dan minimalis dengan sentuhan gaya industrialis.
Terlihat dari dominasi warna abu-abu dan dinding acian semen. Terdapat juga rak-rak kayu warna cokelat muda yang serasi berpadu dengan warna abu-abu di tembok dan lantai.
Selain itu disini juga menyediakan beragam jenis buku yang banyak dan menarik. Sudut-sudut di perpustakaan ini juga begitu instagramable.
Tak heran jika banyak para pengunjung yang datang sengaja kesini untuk mencari spot-spot aesthetic. Yaah, untuk memenuhi kebutuhan konten sosial media mereka.
Pengunjung disini memang tak dilarang bersua foto, asalkan selama mereka berfoto ataupun membuat konten, mereka tidak berisik atau mengganggu para pengunjung lainnya.
Nadia kemudian memilih-milih beberapa buku untuk dibaca, kemudian setelah mendapatkan buku itu, dia pergi untuk memilih tempat duduknya.
Dia memilih untuk duduk diruang baca privasi, yang terdapat bilik yang disekat, dan bilik ini bisa ditempati 2 orang.
Begitu asyiknya dia membaca, sampai-sampai waktu telah menunjukkan pukul 12.30 wib.
Perutnya mulai terasa lapar dan dia pun akhirnya pergi keluar sebentar untuk pergi sholat Dzuhur terlebih dahulu, kemudian baru pergi membeli makanan dan minuman untuk ia makan.
Setelah ia selesai makan, Nadia refreshing sebentar, untuk menyegarkan matanya yang telah lama membaca tadi, dengan sekedar melihat-lihat sekeliling gedung perpustakaan yang Instagramable itu.
Tiba-tiba dari belakang ada seseorang yang menepuk pundaknya. Nadia pun menoleh dan terkaget-kaget. Ternyata yang barusan menepuk pundaknya adalah Ricky.
"Aaahhh, lagi-lagi Ricky! kenapa kamu selalu ada, ketika aku sedang pergi sendirian?hei, kamu Ricky, lagi ngapain sih, kamu disini?" tanya Nadia.
"Aku- aku ... tadi cuma sedang jalan-jalan aja," jawab Ricky sambil terbata-bata.
"Kalau kamu sendiri, lagi ngapain Nad?" Ricky balik bertanya.
"Aku, ya sedang keperpustakaan lah Rick, mau baca buku,"
"Kalau gitu, aku juga sama Nad," jawab Ricky asal-asalan.
"Yuk, kita pergi keatas untuk membaca disana," ajak Ricky.
"Hmmmmm ..." Nadia pun berjalan mendahului Ricky.
Setibanya di ruang baca, Nadia langsung duduk di tempatnya tadi, sambil diikuti Ricky yang langsung duduk disebelahnya.
"Eh, ngapain ikut-ikutan duduk disini?" tanya Nadia.
"Kan, disini masih kosong, jadi boleh dong aku duduk disini?" jawab Ricky.
"Ya ... ya ... terserah kamu deh."
Sebenarnya Nadia merasa malu dan canggung ketika duduk berdua saja bersama Ricky.
"Ehmmmmm ... Nad, sebenarnya ada yang mau aku omongin ke kamu," ujar Ricky serius.
"Memang kamu mau ngomong apaan sih? kalau mau ngomong, ya ngomong aja," jawab Nadia yang salah tingkah mendengar pernyataan Ricky tadi.
"Nad, aku serius ingin minta maaf ke kamu, mengenai masalah beberapa hari yang lalu. Tentang, kenapa aku tidak bisa datang waktu itu," Ricky menatap mata Nadia dalam-dalam.
Kemudian dia meneruskan kembali perkataannya, "waktu itu, sebenarnya aku sudah berjalan menuju ke taman Nad, namun sebelum aku sampai disana, tiba-tiba aku menerima telepon dari rumah, my grandma ... emmm, oma aku sedang ada dirumah sakit Nad. jadi aku langsung buru-buru pergi kerumah sakit untuk melihat keadaan oma."
"Asal kamu tahu Nad, oma segalanya bagiku, aku menyayangi oma melebihi rasa sayangku kepada kedua orang tua ku."
Tampak raut kesedihan yang mendalam di wajah Ricky. Baru kali ini, Nadia melihat Ricky yang seperti itu. Hati Nadia pun trenyuh dengan kondisi yang dialami Ricky.
Rasa kesal yang semula ia rasakan kepada Ricky pun sirna, berubah menjadi rasa iba. Nadia memang tidak tahu, seberapa dekat dan sayangnya Ricky kepada oma nya.
Namun yang Nadia ketahui, bahwa Ricky benar-benar tulus mengungkapkan perasaan sayangnya itu kepada oma nya.
"Ricky, aku udah maafin kamu koq, jadi gak usah memikirkan kejadian kemarin itu. Bener koq, aku gak apa-apa. Justru aku yang harus minta maaf ke kamu, karena sudah berpikir negatif terhadapmu."
"Anggap saja semuanya tidak pernah terjadi apa-apa, kita mulai lagi lembaran baru kedepannya, oke!" kata Nadia yang berusaha menenangkan Ricky.
"Makasih ya Nad, kamu sudah mau mendengar penjelasanku, dan kamu sudah mau berbesar hati untuk memaafkan kesalahan ku," Ricky tersenyum, wajahnya kembali berseri-seri. Lesung pipinya tampak terlihat jelas, menambah manis senyumannya.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
sukacoklat
semangatt
2023-09-13
0
Putra Jaya Rooster
kerenn min
2023-04-10
0
Ade Maulana
baguss bagusss mantap
2023-04-06
0