Warning :
Akan ada adegan kekerasan dan adegan dewasa di beberapa Bab kedepan. Apa yang saya tulis sudah melalui banyak pertimbangan dan pengurangan banyak adegan 🙏
****************
Masih ditahun 2013,
Vall suka menggambar desain rumah. Karena dia selalu bermimpi akan membuatkan rumah yang bagus untuk Lena suatu hari nanti. Sesekali dia menjual hasil karyanya ke para arsitektur lokal.
Tidak banyak yang dia dapat dari hasilnya, meski dia tahu sering di tipu, tapi tujuan utamanya adalah segera mengumpulkan uang secepatnya.
Dia sadar, Lena semakin dewasa dan sangat mengkhawatirkan jika harus berada dikampung sampah terus. Terlebih lagi disitu banyak anggota kartel yang sering memakai tempatnya untuk transaksi dan berpesta narkoba.
Vall menatap papan iklan rumah dijual. Rumah tampak kecil tapi pemukiman jauh lebih damai dari kampung sampah. Ia pun bertekat mengeluarkan semua tabungannya untuk memiliki rumah itu.
“apakah kau tertarik? Katakan pada orang tuamu untuk segera menghubungiku. Aku bisa memberikan beberapa potongan harga” kata ibu ibu di samping Vall yang tak lain adalah pemilik rumah.
“bisakah aku membayarnya dengan 10X cicilan. Aku butuh segera tempat ini untuk ditinggali” tanya Vall
“bukankah sebaiknya dilihat dulu?”
Tidak, aku butuh sekarang” jawab Vall tegas
Vall merasa dia harus membawa keluar Lena secepatnya dari kampung sampah. Berulang kali dia merasa hatinya sedikit kacau setiap membayangkan Lena.
****************
Di waktu yang sama, dikampung sampah.
Lena menggunakan sisa make up yang dibawa Bulan. Dia sangat suka mengisi hari harinya berdandan dengan baju pemberian Bulan.
Berkali kali dia bercermin dan memoles wajahnya. Dengan wajah cantiknya, Lena merasa yakin bisa memiliki Vall suatu hari. Karena dia sudah membulatkan tekadnya untuk bisa bersama pemuda itu.
Sesaat kemudian, Lena melihat kelinci di depan rumahnya. Ia sadar kelinci liar itu tengah berlari lari kecil bersama 3 anak kelinci kecil lainya.
Lena yang kesehariannya tidak memiliki kegiatan apapun, bermain main dengan kelinci itu tanpa sadar dia masih memakai make up dan baju Bulan yang kecil tampak terlalu ketat buat tubuh matangnya.
Beberapa orang yang melihat dari kejauhan, terbelalak matanya dan saling berbisik. Sebagian juga ada yang memfotonya.
Tidak beberapa lama, dua orang pria tinggi besar dan seorang lagi yang kurus kecil menghampirinya.
“Tidak disangka bocah kecil kotor yang dulu sering berkeliaran di depanku, menjelma jadi wanita seperti ini.” Kata si kurus
Si gemuk pun tak tinggal diam, dia berjalan mendekati Lena. Lena yang ketakutan merangkak mundur perlahan. Rambutnya di tarik dan wajahnya diusapkan ke celana tepat di ************ oleh si gemuk.
Si kuruspun tertawa menjijikkan melihatnya. Pengaruh obat obatan membuat mereka berdua hilang kontrol kemanusiaan. Bau alkohol tampak menyengat dari kedua mulut mereka.
Lena berusaha mencakar dan menggigit paha si gemuk saat pria itu membuka celananya. Teriakan teriakan Lena tak mengundang rasa iba siapapun, mereka yang kebetulan melihat pun lebih memilih segera menjauh dari masalah. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang merekam dari kejauhan untuk di bagikan secara live disosial media.
Tidak hanya sekali Lena berteriak meminta pertolongan, bahkan beberapa orang yang kebetulan melihat pun enggan mendekat.
Saat si kurus mulai membuka bajunya, darah segar menyiram wajah Lena seketika. Matanya terbelalak melihat si gemuk ditebas golok oleh seseorang dengan tato ular di seluruh punggungnya. Pria itu nampak tertawa ringan saat kepala si gemuk terlepas dari lehernya.
Tidak berhenti disitu saja, tubuh gemuk itu pun dicincang terus menerus dengan golok seolah seperti hewan buas mencabik cabik mangsanya.
Golok tajam itu tidak berhenti meski beberapa potongan usus tubuh gemuk itu terburai sebagian di tanah. Lena shock dan kakinya serasa lumpuh tak bisa digerakkan.
Wajahnya seperti disiram darah segar langsung dari tubuh gemuk pria di depannya. Teriakan teriakan ketakutannya bahkan tertahan ditenggorokannya.
“ini wilayahku, semua yang disini miliku” ucap pria bertato ular.
Si kurus pun berlari ketakutan. Dan tak lama dia pun dikejar beberapa pria dengan membawa golok. Nasib si kurus pun tidak jauh beda dari temannya si gemuk. Kepalanya dibacok puluhan orang dengan golok sampe belah seperti semangka.
Si pria bertato tampak seperti pemimpin. Semua yang ia perintahkan selalu dituruti oleh semua orang di belakangnya. Dia pun menghampiri Lena yang masih terdiam tak bergerak di tanah.
Baju Lena dirobek menggunakan goloknya yang tajam dan bau anyir darah. Lena berteriak dalam hati dan memanggil Vall
Tampak tubuh indah Lena mulai membuat para lelaki biadab itu semakin tertawa dan tersenyum tanpa dosa. Mereka tampak menunggu giliran bos mereka untuk membawa Lena.
Lena di seret ke dalam gubuknya. Beberapa kali Lena berusaha meraih papan kayu usang tapi gagal, meski tangannya terkoyak beberapa patahan kayu yang tajam dan usang, Lena masih berusaha untuk menjerit dan mencoba keluar untuk minta pertolongan.
Lena yang berusaha berontak menggigit apapun yang bisa dia gigit. Membuat pria keji di hadapannya murka. Hingga golok tajam itupun menusuk kaki Lena sekali dan pelan. Tampak di mata biru Lena terlukis apa yang dia lihat dan derita yang dia rasa. Kakinya yang indah ditusuk ujung golok perlahan seolah dia sedang dinikmati penderitaannya.
Lena berusaha menahan sakitnya dengan menggigit lidahnya sendiri. dalam hatinya, mungkin ini adalah waktu dan hari kematiannya. Lena juga membayangkan sejenak hari hari bahagianya bersama Vall dan Bulan saat tangan keji mulai mencekik lehernya dan meraba pangkal pahanya.
Berbagai perlawanan Lena di balas dengan siksaan bertubi tubi. Hingga tubuh lemahnya mulai menyerah meski hatinya masih berusaha melawan sekuat mungkin.
"jangan terlalu kasar, itu bisa membunuhnya. Sedangkan aku belum mencicipinya!"
ujar salah seorang di balik dinding kayu.
****************
Di sisi lain kota,
Vall berjalan dengan beberapa sayur dan kue di tas tangannya. Vall berjalan menuju ke arah kampung sampah. Dengan hati berbunga sekaligus gugup, Vall mengeluarkan kalungnya dari balik baju. Tampak sebuah cincin yang menggantung di kalung tersebut. Cincin yang dia harapkan suatu hari untuk dia pasangkan di jari manis Lena.
Di depan kampung sampah, Vall berpapasan dengan beberapa anggota kartel Parlok. Mereka berjalan beriringan seolah sudah menjadi penguasa dikampung sampah.
Tampak beberapa bangunan baru yang megah dipertengahan kampung. Bangunan yang sengaja di bangun dengan tujuan memindahkan beberapa kekuasaan kartel.
Banyak yang bercerita bahwa kampung sampah akan dikuasai tangan kanan Parlok yang mencoba untuk membagi kekuatan kartel menjadi dua bagian.
Mereka berjalan dengan golok di pinggang dan sebagian memegangnya seolah akan di gunakan untuk menebas siapapun yang ada di depannya. Melihat beberapa golok mereka bercak darah, Vall berusaha menyingkir dan menjauh dari mereka.
Kampung sampah adalah tempat berbahaya, tapi hanya disinilah Lena bisa tinggal. Baik orang tuanya dan orang tua Bulan, enggan menampung Lena. Dengan alasan asal usul yang tidak jelas, Lena selalu tersisihkan dari semua orang di sekitarnya.
Vall mendapati gubuk kecil tempat tinggal Lena dikerumunin beberapa orang tua. Beberapa dari mereka berteriak minta tolong ke orang orang yang lewat. Tak ada satupun orang disitu berani berurusan dengan kejadian yang menimpa Lena.
Di kampung sampah, tidak ada hukum yang bisa berdiri disitu. Secara tidak langsung, kampung sampah sudah milik Parlok. Semua tindak kejahatan yang diperbuat anggota kartel dengan mudah ditutupi oleh kepolisian.
Vall tanpa sadar menjatuhkan roti dan sayur dari genggamannya saat melihat tubuh besar seorang lelaki tergeletak tanpa kepala dan sudah tidak utuh.
Darah darah berceceran di tanah dan beberapa tanaman bunga melati yang ditanam Lena hancur diinjak dan ditebas.
Vall pun memanggil Lena dan berlari ke dalam gubuk. Vall mendapati Lena tengah bersandar dinding kayu tanpa sehelai baju. Tubuhnya memar memar dan banyak luka siksaan. Kulit lehernya terlihat memerah bekas jeratan seutas tali.
Darah segar keluar dari selangkangannya dan yang membuat Vall histeris adalah pergelangan tangan kiri Lena menggenggam pecahan kaca yang sudah dia sayatkan ke pergelangan tangan kanannya.
Dengan menangis dan tak bersuara, Lena menyayat pergelangan tangan kananya sendiri di hadapan Vall. Tak tinggal diam, Vall berusaha merebut pecahan kaca itu meski berhasil merebut benda tajam itu, Vall tak berhasil mencegah keinginan dan niat Lena untuk mengakhiri hidupnya sendiri.
Lena berusaha menggigit luka sayatannya agar lebih dalam dan cepat darah mengalir. Vall yang tak punya ide lain untuk menahan sikap Lena, berusaha mencekik leher Lena dengan lembut. Dia tak bisa menggendong Lena jika Lena sendiri tidak bisa diam. Terlebih kondisinya saat ini terlihat sangat kritis.
Cengkeraman kedua tangan Vall ke leher Lena sangat lembut tapi juga erat dan dia melonggarkannya sesaat agar Lena bisa bernafas kembali. Dan itu pun ia lakukan berkali kali dengan harapan Lena bisa segera pingsan.
Tapi ternyata tidak mudah bagi Vall untuk melakukan ini. Bagi Vall ini sangat menyiksa dirinya sendiri karena dia seolah membunuh dengan menyiksa gadis yang dia cintai selama ini.
“jangan lakukan ini, ini sungguh sulit buatku. Jika kau mati disini, aku akan membuat diriku jadi tersangka” ucap Vall
Mendengar kata Vall, Lena pun mulai sedikit tenang dan mengurungkan niatnya. Tidak lama kemudian Lena pun menangis keras. Tangisan Lena terasa menyayat hati Vall.
Vall menutup tubuh Lena dengan selimut dan memeluknya sambil ikut menangis. penyesalannya amat teramat mendalam. karena bagi Vall, seharusnya ini sudah bisa dia tebak bisa terjadi kapan pun selama Lena tetap berada dikampung sampah ini. kampung di mana terdapat banyak sampah mati dan sampah hidup yang berdaging.
“maaf aku terlambat” ucap Vall merangkul wajah Lena di dadanya.
Vall berteriak meminta pertolongan, tapi semua orang hanya terdiam di depan gubuk. Merasa marah dan buang waktu, Vall langsung menggendong Lena pergi dari gubuk meninggalkan kerumunan orang orang tidak tahu diri sekalipun mereka adalah manusia yang memiliki hati nurani.
Di tengah tengah kampung sampah, tampak dua orang anggota kartel yang sedang nongkrong melihat Vall menggendong Lena di punggungnya. Mereka saling memandang dan tertawa.
“apakah itu pelacurmu? Daging ranumnya sangat nikmat sekali.” Ucapnya
“katakan padanya, jika gadis itu masih hidup nanti, aku akan memberinya lebih banyak selai kejuku” tambah teman lainya.
Kata kata biadab yang keluar dari lidah busuk mereka tidak menyurutkan Vall untuk terus melangkah. Dalam hatinya yang sangat marah, dia sadar, dia hanyalah seorang pemuda yang tidak bisa melakukan apapun selain mencoba menolong Lena. Terlebih Lena terasa melemah di gendongan punggung Vall.
“aku akan membawamu keluar dari neraka ini. Percayalah padaku, aku akan menjagamu mulai saat ini” ucap Vall pada gadis di punggungnya.
Vall merasa rangkulan lengan lena yang terkulai dari pundaknya mulai sedikit khawatir. Darah dari ************ Lena terus mengalir.
“kau tanya padaku apakah aku mau menikahimu. Aku jawab, ya, aku akan membawamu ke tempat baru, rumah baru yang hanya untukmu. Untuk kita nanti. karena itu, tetaplah bersamaku.” ucap Vall.
Vall berjalan dan bersusah payah melewati kerumunan anggota kartel yang bergerombol dibeberapa jalan. Hingga Vall menabrak salah seorang anggota yang memanggul senjata api laras panjang di pundaknya.
"Pakai mata mu!" bentaknya pada Vall
Vall yang didorong jatuh berusaha untuk terus menutupi tubuh Lena yang telanjang bulat. Bahkan pukulan keras gagang senjata api itu mendarat di kepala Vall. Hingga darah segar mengaliri paras maskulinnya.
Vall pun bangkit dan berusaha terus menerus untuk keluar kampung terkutuk ini secepatnya tanpa menambah masalah. Karena di saat yang sama, perhatian semua anggota kartel sedang menuju ke arah sebuah mobil yang ditumpangi salah satu tangan kanan Parlok.
Lena yang tersadar sejenak mencoba memanggil Vall tapi suaranya tidak terdengar karena begitu banyak anggota kartel yang terus terusan bersorak menunggu komando dari atasannya.
Begitu Vall sampai gerbang kampung sampah, dia mendengar Lena berbicara lirih
"jauhi semua jenis masalah, apapun yang terjadi" ucap Lena di akhir kesadarannya di punggung Vall
Bagi Vall, ucapan Lena seperti kata kata terakhir untuknya.
"kita akan bersama, kita sudah berjanji' jawab Vall. "aku bersumpah akan menjadi orang yang akan terus di sampingmu dan membahagiakanmu nanti" lanjutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
VhIe OrLand
apakah ini kisah nyata?
2023-05-11
2