Kilas balik.
Setelah Ibra mengatakan perkataan yang sangat menyakiti hati Mila, Ibra lalu pergi begitu saja meninggalkan Mila untuk menemui Siska di apartemennya.
Dengan melajukan mobil dalam kecepatan tinggi, Ibra seperti tidak sabar untuk mengatakan kepada Siska, kalau dirinya baru saja bercerai dengan istrinya.
"Akhirnya kita akan bersama Siska, aku sudah tidak sabar untuk segera menikahi mu," batin Ibra yang tanpa sadar, dari arah berlawanan ada sebuah truk yang tiba-tiba saja mengarah kepadanya, sehingga mau tidak mau Ibra membanting setir ke arah lain dan alhasil, kecelakaan pun tidak terelakan.
Dengan kesadaran yang masih ada, Ibra mencoba menelepon ke nomor Siska untuk meminta tolong. Namun, baru saja selesai menekan nomornya, Ibra sudah langsung tidak tersadar dengan posisi terduduk di bangku mobilnya.
Selesai kilas balik.
Saat ini, Mila sudah berada di dalam ruangan tempat Ibra di rawat. Dapat Mila lihat sendiri, dimana kondisi mantan suaminya yang tampak sangat mengenaskan dengan perban di kepala dan juga di kakinya.
Pada saat Mila hendak menyentuh Ibra, kembali Mila teringat akan perkataan Ibra tentang dirinya yang dilarang menyentuh Ibra, walau seujung kuku. Sehingga membuat Mila mengurungkan kembali tangannya, saat hendak menyentuh Ibra.
"Mas, melihat kondisi kamu saat ini, membuat aku sangat sedih sekali, namun aku yakin semua ini adalah balasan dari Tuhan karena kamu sudah berbuat hal yang sangat buruk dengan aku," batin Mila dalam hati.
Malam ini, suasana di rumah sakit tampak begitu pilu, apa lagi hati Mila yang masih teringat akan perceraiannya. Tepat usia pernikahan mereka yang ke delapan tahun, Mila diceraikan begitu saja dan sekarang Mila kembali sakit, saat melihat Ibra dengan kondisi yang sangat mengenaskan dirawat di rumah sakit ini.
Keesokan paginya, Mila meminta suster yang merawat mantan suaminya untuk segera memberikan obat.
"Suster, jangan lupa ya pagi ini Mas Ibra harus minum obatnya," ucap Mila yang membuat suster tersebut merasa heran, sebab untuk memberikan obat kepada pasien, tentu bisa dilakukan siapa pun, tanpa harus dia melakukannya.
"Kalau untuk memberikan obat kepada pasien, bisa siapa saja yang melakukannya Bu, kan tidak harus menunggu saya," jawab suster tersebut dengan jelas memberikan pengertian kepada Mila. Namun, Mila sendiri yang mendengarkan penjelasan si suster hanya menggelengkan kepala saja.
"Maaf, tapi saya tidak bisa suster, karena saya sudah berjanji untuk tidak menyentuh Mas Ibra," jelas Mila dengan sedikit tersenyum yang membuat suster tersebut merasa heran, karena ada keluarga pasien yang tidak mau merawat pasien, walau sekedar untuk memberikan obat kepada pasien. Sehingga mau tidak mau, suster tersebut yang memberikan obat untuk Ibra.
Setelah selesai mengurus Ibra, si suster pamit kepada Mila dan setelahnya keluar dari ruangan Ibra. Sedangkan untuk Mila sendiri, kembali duduk di dekat ranjang milik Ibra, sembari menatap Ibra dengan sendu.
"Mas, mungkin setelah kamu sadar, aku harus pergi dari sisimu dengan membawa anak-anak kita, karena aku tahu kalau rumah yang aku tempati saat ini, pasti akan kamu hadiah kan kepada wanita yang bernama Siska, jadi mau tidak mau aku yang harus keluar dari rumah itu," ujar Mila pelan.
Tanpa Mila sadari, kalau sebenarnya Ibra sudah tersadar dari sakitnya. Sehingga setiap ucapan Mila, dapat didengar baik oleh Ibra.
Air mata yang keluar dari sudut mata Ibra mengalir begitu deras, saat dirinya mendengar setiap untaian kata dari Mila.
Sadar akan kesalahannya, membuat Ibra seakan mencoba untuk menjawab perkataan dari Mila, kalau mantan istrinya itu tidak boleh pergi kemana pun dan harus tetap berada di rumahnya.
Mila yang tidak sadar kalau Ibra saat ini sudah sadar, hanya duduk termenung begitu saja. Sehingga membuat Ibra mencoba terulur menggerakkan tangannya untuk menyentuh tangan Mila.
"Deg," jantung Mila berdenyut kencang saat ada sebuah tangan yang menyentuhnya. Saat Mila melihat arah tangan itu, Mila terkejut bercampur rasa senang karena akhirnya Ibra, mantan suaminya sudah sadar.
Kembali mengingat perkataan Ibra yang tidak boleh menyentuhnya seujung kuku, membuat Mila buru-buru melepaskan tangan Ibra darinya.
Sementara Ibra yang melihat tangannya dilepas begitu saja oleh Mila, langsung terperangah, apa lagi seolah-olah Mila enggan untuk disentuhnya. Membuat sesuatu yang ada di dalam tubuh Ibra berdenyut sangat sakit.
"Akhirnya Mas sudah sadar juga, kalau begitu Mila panggil kan dokter ya, untuk mengecek kondisi Mas Ibra," ucap Mila yang setelahnya keluar dari ruang rawat Ibra.
Ibra yang melihat kesigapan Mila, hanya terdiam saja. Entah kenapa, setelah kondisinya terpuruk seperti ini, orang yang pertama kali yang menolongnya adalah Mila, mantan istri yang dia ceraikan dengan begitu kejam, bahkan tanpa malunya saat malam itu, dirinya langsung berkata kalau dia tidak mencintai Mila dan wanita yang dia cintai hanyalah Siska yang nyatanya saat ini malah tidak ada di saat dirinya dirawat.
Beberapa saat kemudian, akhirnya Mila kembali dengan membawa seorang dokter yang langsung memeriksa kondisi kesehatan Ibra. Dapat Ibra lihat, sedari tadi Mila memperhatikan dokter tersebut yang memeriksa kondisinya.
Setelah selesai pemeriksaan, Mila buru-buru menghampiri sang dokter dan langsung menanyakan kondisi Ibra.
"Bagaimana Dokter, terkait kondisi Mas Ibra?" tanya Mila.
"Untuk kondisi pasien, saat ini sudah membaik, bahkan besoknya juga pasien sudah bisa kembali pulang ke rumah," jelas dokter yang membuat Mila mengembangkan senyuman dan tak lupa untuk mengucapkan rasa syukurnya.
Setelah dokter itu keluar, Mila beralih menatap ke arah ranjang Ibra.
"Mas, mungkin setelah besok kamu sudah pulang, aku izin ya untuk membawa anak kita untuk tinggal bersamaku," imbuh Mila yang membuat Ibra mengerutkan keningnya. Sebab ucapan Mila seolah-olah hendak bepergian jauh atau pun hendak meninggalkan rumah yang saat ini masih mereka tempati.
"Ha, kenapa mau membawa anak kita, kan kita bisa tinggal satu rumah Mila," jawab Ibra yang mendapatkan gelengan dari Mila.
"Maaf Mas, tapi sepertinya kita tidak bisa tinggal bersama, karena Mas sudah menceraikan Mila, apa lagi Mas sudah menjatuhkan talak tiga, sehingga sekarang ini kita bukan mahram lagi Mas," jelas Mila yang membuat Ibra membeku seketika.
Sekarang Ibra baru ingat, kalau dirinya tanpa sadar sudah menceraikan Mila dengan menalak Mila dengan talak tiga.
Saat ini, rasanya jantung Ibra telah tertusuk dengan belati yang sangat tajam, sehingga rasa sakitnya sampai menggerogoti dirinya sendiri.
Menyesal, sudah pasti dirasakan oleh Ibra, apa lagi saat ini Mila sudah haram untuk dia sentuh. Sehingga mau tidak mau yang harus Ibra lakukan adalah mengikhlaskan kepergian Mila dari rumahnya sendiri. Rumah yang menjadi saksi bisu perjalanan pernikahan dirinya dengan Mila selama delapan tahun lamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
coba tlp jalang mu utk urus kamu ibra, 😲
2025-01-16
0
Khairul Azam
karma dibayar tuna, salah sendiri lisan gak dijaga dan tanpa pikir panjang langsung talak
2024-10-19
0
Benazier Jasmine
karma buat u ibra, suami yg seenaknya sndr sdh pny anak 2 blg tdk cinta trs ditalak 3, dasar suami durjahim, kejam skali u ibra, skr nikmati karmamu ibra.😂😂
2023-05-19
0