Dia pacarku.

Matahari terbit dengan sinar yang indah di ufuk timur. Cahayanya yang terang memberikan ketenangan dan semangat baru bagi setiap orang untuk memulai hari dengan kisah yang baru.

Namun tidak semua orang senang dengan hadirnya sang mentari pagi, sama dengan Nala, gadis itu sudah bangun sejak pukul setengah lima pagi. Dan sudah bersiap sejak tadi, tapi dia masih enggan untuk keluar kamar, rasanya begitu malas untuk pergi ke kantor dan bertemu dengan Dimas.

Bayangan pertengkarannya dengan Dimas, masih jelas terekam didalam memori ingatannya.

Dimas yang dengan seenaknya sudah menjebak dirinya, dan dia tidak bisa keluar lagi dari situasi gila ini.

Tapi disatu sisi pria itu memberikannya imbalan yang memang sangat dia butuhkan, saat ini dia butuh uang yang banyak untuk membayar semua hutang ayahnya dan juga untuk biaya perobatan ibunya. Impas bukan dengan apa yang harus dia lakukan.

Gemuruh terjadi di dalam dada Dimas, batinnya berkecamuk, satu sisi hati bahagia mendapatkan solusi dari semua masalahnya, satu sisi hatinya menolak, dia tidak terima dengan pernikahan kontrak ini.

Jujur pria itu telah membuatnya tak bisa tidur sepanjang malam. Bagaimana dia bisa tidur jika dalam satu hari saja statusnya yang awalnya hanya seorang sekretaris berubah menjadi calon istri Dimas.

Jika waktu bisa diulang kembali, Nala pasti akan menolak tawaran gila itu, Nala menyesal menerima tawaran Dimas. Dia pikir Dimas hanya mengenalkan nya sebagai teman wanitanya tanpa ada embel-embel yang lain tapi nyatanya sang Ibu justru salah paham dan malah Dimas dengan berani mengatakan bahwa mereka akan menikah bulan depan.

Gadis itu menghela napas, bulan depan "bagaimana caraku mengatakannya pada ibu"

Tidak pernah terpikir sekalipun dalam benak Nala untuk menikah dalam waktu dekat apalagi dengan Dimas, Bos playboy yang hampir setiap minggu berganti pacar.

"Nala.."  terdengar suara ibunya memanggil dari arah dapur dan Gadis itu pun keluar, tampak ibunya sudah duduk di meja makan reot miliknya.

Segera Nala menunjukkan deretan giginya yang putih dengan senyum yang lebar.

'Wah ibu dah buat sarapan,'

"Iya, hari ini Ibu merasa sehat, Nak. Ibu ingin membuatkan sarapan untukmu,  ya sudah buruan dimakan, nanti kamu terlambat lagi ke kantor." sahutnya

Nala masih diam di tempatnya kok "kamu bengong"

"Eh enggak bu, Nala cuma senang aja lihat ibu baik dan sehat."

sambil menyuapkan nasi ke dalam mulutnya, Nala bicara, "Bu kalau misalnya, ini kalau misalnya ya. Ada yang mau melamar nala gimana? Ibu setuju nggak?''

"Melamar kamu? siapa nak? Apa kamu sudah punya pacar ?  Kenapa Ibu tidak pernah melihatnya mengantarkan mu pulang?" cecar ibunya dengan berbagai macam pertanyaan

"Kan aku bilang kalau, Bu. Aku belum punya pacar dan aku juga belum mau menikah sekarang, aku bicara hanya seandainya saja."

"Kamu tahu ibu pasti akan merasa sangat senang, itu artinya anak gadis Ibu ini telah dewasa. Dan ibu akan tenang jika nanti harus dipanggil oleh yang maha kuasa,"

"kok ibu bilang gitu" sahutnya sedih

''Nala, ibu ini sakit-sakitan. Kamu tau nak, selama ini yang Ibu khawatirkan hanya kamu. Seandainya Ibu pergi siapa yang akan menemanimu?"

"Ibu jangan bicara seperti itu, ibu pasti akan sembuh,"

"Siapa yang tau umur seseorang nak, oh ya siapa pacar kamu, kapan kamu kenalin ke ibu?"

"Ibu, aku belum ada pacar, udah ah.."

Nala menyelesaikan sarapannya dan berdiri, dia segera berpamitan, rasanya enggan untuk membahas ini sekarang. "Sudahlah bun, Nala berangkat dulu ya, Assalamualaikum." ucapnya mencium tangan ibunya.

***

Dikantornya.

Pagi Nala," sapa Sisil

"Pagi, tumben semangat banget!" goda nala balik pada temannya yang tersenyum bahagia.

"Keliatan banget ya, tap ya enggak papa deh,"

"Ciye, pasti lagi happy, ya kan?"

"Ya iyalah. Lo tau nggak kemarin aku baru ditembak oleh Ferdi." bisik gadis itu, padahal hanya ada mereka berdua disana.

"Ferdy, bukannya  pacar kamu, siapa ya.." Nala coba mengingat

"Jefri"

" Nah itu ingat," sambung sisil

"ih jangan kuat-kuat, sini aku bisikin, Aku baru putus dengan Jefri dan tadi malam Ferdi jadian sama aku," ceritanya dengan wajah berbinar.

"Ya ampun Sisil! Kamu tuh ya, satu malam aja udah bisa ganti pacar, emang hatimu terbuat dari apa sih?  kemarin aja nangis-nangis  sambil cerita, Nala..Nala.. nyesel aku."

"Nyesel apa?"

'Nyesel nasihatin kamu,"

"Hahaha, tapi nih ya, aku tuh udah dapat yang lebih baik, jadi  kenapa aku harus mikirin si Jefri itu,"

Ekhm... suara deheman membuat mereka menoleh dan terkejut karena Dimas sudah ada di belakang.

Dimas melewati mereka berdua dan masuk ke dalam ruangannya. Nala langsung menyiapkan kopi dan mengantarkannya ke ruangan Dimas.

Pria muda itu tidak menyapa, dia hanya memperhatikan ponselnya. Nala kembali ke mejanya dan mengambil berkas-berkas yang harus diserahkan kepada Dimas dan berjalan menuju ruangannya.

Tak lupa membawa tab untuk memeriksa apa saja yang harus dilakukan Dimas pada hari ini.

"Huh!" Nala menghembuskan napas dalam  sebelum melangkah ke ruangan Bosnya.

''Selamat pagi calon istri," sapa Dimas mengejek

"Maaf Pak, kita sedang bekerja usahakan profesional,"

'Aku profesional, bukankah aku hanya menyapa mu tidak lebih, apa itu salah,"

'tapi ini di kantor Pak," potong gadis itu dengan tegas

''Memangnya kenapa? ini kantor saya, dan saya bosnya." sahut Dimas nggak terima

"Tapi kita kesini buat bekerja, bukan.."

"Sudahlah, bacakan jadwal saya hari ini," kembali Dimas bersikap ketus

Nala baru membuka tab melihat email dan membacakan jadwal Dimas, dan ucapannya terhenti..

Dimas menatap gadis itu, "Kenapa diam?"

'Ada email dari Nona Siren dan mengajak anda makan siang bareng,"

'Siren...."

"Iya, di kafe Rembulan,"

''Ok, adalagi?"

"Tidak," sahut Nala

"Ada," bantah Dimas, "'Mama mengundang mu makan malam,"

"Makan malam?''

'Iya, kenapa? kok kelihatan panik gitu," Dimas sengaja senyum mengejek.

"Enggak, aku nggak panik, aku cuma merasa bingung aja, apa yang mau Tante bicarakan,dan apa yang harus aku lakukan,"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!