"Siapa dia?" tanya Rena pada Dimas, jelas terlihat tatapan tak suka dimatanya.
Belum juga Dimas menjawab, gadis itu sudah menatap Nala dengan sinis "Siapa kamu?dan apa hubungan mu dengan Dimas?"
Dia maju mendekat dan menatap remeh, matanya memindai Naura dari atas sampai bawah.
Kemudian gadis itu kembali menatap Dimas
"Siapa dia Dim, kenapa dia datang bersama mu?"
Dimas menoleh sekilas kepada Nala dan kemudian dia menatap gadis di depannya itu, "Dia calon istri ku?" sahut Dimas gamblang, tanpa beban, bahkan terkesan bangga menyebutkan nya.
Tiba-tiba tangannya meraih tangan Nala, menggenggam nya erat dan menarik gadis itu, sengaja melewati Rena.
Tak hanya Rena yang dibuatnya terkejut, ibunya juga tak kalah terkejutnya dengan Rena, rencana apa lagi yang dimainkan oleh Dimas, batinnya Miska.
Rena melongo mendengar ucapan Dimas, tapi dia tidak percaya begitu saja. Dia kemudian berbalik dan menatap tajam gadis itu.
"Dim, apa-apaan ini?" tanya Miska kepada puteranya."Jelaskan pada Mama, apa sebenarnya yang kamu rencanakan?"
Miska tau betul siapa Dimas dan siapa Nala, Mereka itu seperti langit dan bumi, mana mungkin Nala mau berpacaran dengan Dimas yang nota benenya seorang playboy.
"Maafkan Dimas Ma," ucapnya sambil menarik Nala membawanya duduk di sofa.
Bu Miska mengikuti Nala dan ikut duduk disamping sang putera, menunggu penjelasannya dengan tidak sabar.
"Mama tau, ini cuma akal-akalan mu saja kan?" cecar wanita itu lagi.
"Ma, sebenarnya aku sudah lama naksir dengan Nala," ucapnya santai dan melirik gadis disebelah nya dengan tatapan lembut,
Dimas mengalihkan pandanganya kembali menatap wajah sang Mama, "dan seperti nya Papa mengerti, hingga Papa meminta dia menjadi sekretaris ku, agar aku semakin dekat dengannya."
"Mana mungkin? Mama tidak percaya, ini cuma akal-akalan kamu kan?"
"Benar tante, aku juga enggak percaya, aku tau betul selera mu, Dim. Dan dia tidak termasuk didalamnya" potong Rena
"Aku tidak bohong Ma, aku memang menyukai Nala, bahkan sejak pertama aku melihatnya di kantor Papa."
"Bulshiit!!" maki Rena
"Terserah kau mau percaya atau tidak yang pasti aku sudah mengatakan yang sebenarnya."
"Ma, kali ini aku serius," ucapnya penuh harap kearah sang Mama.
"Mama masih belum bisa mempercayai ini, Mama bingung"
"Ma, aku dan Nala baru jadian seminggu yang lalu, dan-"
"Baru jadian seminggu?" ulang Rena tak terima.
"Dan kamu mengatakannya sekarang, hanya. untuk menolakku ya kan?"
"Iya, emangnya kenapa?" Dimas sudah mulai jengah melihat gadis itu terus saja memprotes dirinya.
"Awalnya aku ingin merahasiakan nya dulu, tapi Mama keburu menjodohkan ku dengan mu, makanya aku bawa Nala sekarang. Karena aku hanya ingin dia yang menjadi istriku."
"Kamu enggak lagi bohongin Mama kan?" tanya Bu Miska yang masih belum percaya sepenuhnya.
"Jika Mama tidak percaya padaku, Mama bisa menanyakannya langsung kepada Lala ku?"
"Sayang, bicaralah jangan malu," ucapnya lembut kepada gadis yang sejak tadi duduk diam di sampingnya.
Di dalam hati Nala mengutuk Dimas menjadi kodok, seenaknya saja dia menyerahkan ini padaku, bagiamana ini? apa yang harus aku katakan kepada Bu Miska."
"Lala?" ulang bu Miska melebarkan matanya, geli, aneh mendengar panggilan itu, Rena sampai tersenyum remeh.
"Iya, Lala itu panggilan sayang aku ke Nala Ma, ya kan sayang?"
"Eh, iya Tante." sahut Nala menunduk
"Tolong jawab tante Nala, apa ini semua benar?" Kali ibi bu Miska menatap tajam pada gadis yang duduk gelisah di tempatnya,
'Matilah aku,' batin Nala. Karena kini semua mata tertuju padanya.
"Benar tan, maaf" ucapnya menunduk
"Bohong, kamu pasti bohong, Dimas pasti telah membayar mu kan?" Rena yang merasa tak terima berdiri dan menunjuk wajah Nala dengan penuh emosi.
"Tidak," sahut Nala tak terima, dia lalu berdiri, "Saya dan pak Dimas memang sudah resmi berpacaran, dan Sebenarnya kami sudah lama dekat, hanya saja tau diri karena saya tidak sebanding dengan beliau, itu juga yang membuat saya menahan Pak Dimas untuk mengatakannya pada Ibu dan Bapak, maafkan aku Bu."
"Ok, Mama percaya pada Nala tapi Mama tidak percaya padamu, Mama punya satu pertanyaan,"
"Apa itu Ma?"
"Apa tujuan mu berpacaran dengan lala? hanya untuk menjadikan nya mainan seperti yang sebelum sebelumnya." sindir sang Mama
"Kali ini aku serius, aku akan menjadikan Lala sebagai istriku?"
Semua mata sontak menatap pria itu, tak terkecuali Nala, dia sendiri begitu terkejut mendengarnya. ''Ini sudah di luar perjanjian, dia membohongi ku, bagaimana ini, aku berada di posisi yang sulit."
"Benarkah?" tanya bu Miska terkejut tapi dia juga terlihat bahagia
"Bohong!!!!" desis Rena tak terima. Gadis itu sampai berdiri, siap menjambak rambut Nala, untung saja Dimas sudah mengantisipasi sebelumnya.
"Tante.. " Rena merajuk dengan wajah kecewa.
"Maafkan Tante Ren, tante nggak tahu kalau Dimas sudah memiliki pacar dan dia serius ingin menikah dengan Nala."
"Tapi tan, bukankah Tante sudah janji padaku, aku mencintai Dimas Tante?"
"Tapi aku tidak," bantah Dimas cepat
"Maaf ya, bukan tante tak mau membela mu, tante sangat menyukai mu,
tapi yang menikah adalah Dimas, yang akan menjalani hubungan ini adalah Dimas, jadi dia yang berhak memutuskan dengan siapa dia akan menikah. Tante pikir dia belum punya pilihan, sekali lagi maafkan tante"
"Aku sudah menganggap mu adik, Ren sudahlah jangan drama, aku tau pacarmu juga ada, kan?"
"Dimas!" tegur Miska
"Maaf tante tidak bisa berbuat apa-apa."
Rena terduduk diam di tempatnya, gadis itu sudah kehabisan kata-kata.
Miska menghela napas dalam dan fokus menatap puteranya
"Kamu beneran mau nikah dengan gadis ini?"
"Iya benar aku akan menikah dengan Lala."
"Manq mungkin, kamu harusnya sadar Dimas, dia itu jauh jika di bandingkan dengan aku. Aku cantik, terkenal, kaya, aku punya segalanya!"
"Tapi aku mencintai nya?" potong Dimas, tak kalah emosi,
Wajahnya memerah menahan amarah karena gadis itu menghina kekasihnya.
"Kamu memang cantik, kaya dan terkenal tapi aku menyukainya, kau tau kenapa?" tanya Dimas menatap tajam Rena
"Karena dia sederhana, dan tidak murahan," bisiknya pelan.
Wajah Rena memerah antara menahan emosi dan juga rasa kesal. Dia mengambil tasnya dan pergi dari sana tanpa berkata apapun. Bu Miska juga tidak mencegahnya.
Sebelum sampai di pintu, gadis itu berbalik, "Kau akan menyesal telah memperlakukan aku kayak gini!!!"
Kemudian gadis itu berjalan keluar dan menghilang di balik pintu.
Miska hanya bisa menghela napas, dia juga merasa bersalah pada gadis itu, andai saja dia tahu jika Dimas memiliki kekasih, dan gadis itu adalah Nala, sudah pasti dia akan menolak saran dari ibunya Rena yang berniat untuk menjodohkan anak-anak mereka.
"Maafin aku Tante" ucap Nala kepada Miska, jelas terlihat penyesalan di wajahnya.
"Eh tidak apa-apa," sahut Miska tersenyum tipis.
"Dimas, kali ini Mama mau bicara serius," tegas Miska membuat Dimas menatap lekat ibunya.
"Apa yang kamu ucapkan tadi serius? kalian akan menikah kan?" tanya Miska sekali lagi
"Tentu saja Ma, kami akan segera menikah, ya kan sayang," sahut Dimas melirik Nala
Nala melotot kearahnya, pria itu sudah berbohong terlalu jauh, dan dia juga sudah membohongi Nala, ini sama saja namanya dia di jebak oleh Dimas.
"Lalu kapan kalian akan menikah?"
"Menikah?" ulang Nala terkejut
"Iya," sahut Miska dengan tenang
"bukannya tadi Dimas bilang, dia sudah cocok denganmu dan asal kamu tau Tante juga sangat setuju, Tante tau gimana kamu, dan Tante merestui hubungan kalian."
"Tapi Tante menikah itu butuh waktu, persiapan dan..."
"Kamu tenang saja, kami yang akan menyiapkan semuanya" tantang Miska
"Bagaimana Dimas?"
"Kami akan menikah bulan depan," ucap Dimas memotong kalimat Nala.
Duaaaar bagai tersambar petir Nala mendengar nya.
Gadis itu sangat terkejut dan sontak menoleh ke arah pria yang berada tepat di sampingnya. namun Dimas terlihat santai Tak sedikitpun dia menoleh ke arah Nala, tangannya justru menggenggam tangan wanita itu menciumnya mesra tepat di depan ibunya.
Mischa tersenyum bahagia melihat putranya telah menemukan kekasih, apalagi Wanita itu sangat dia sukai wanita yang baik, sederhana, pintar dan sangat sopan.
"Oh ya sampai lupa kalian mau minum apa? sebentar ya Mama ambilkan,"
"Eh tidak usah repot tante,"
"Nggak repot kok, sebentar ya!!!" berjalan menuju dapur.
Nala langsung menoleh dan melotot ke arah Dimas, "ini tidak seperti yang kita bicarakan, aku menolak jika menikah denganmu,"
bisik gadis itu
"Kau berani melawanku?" bentak Dimas balik
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Kurnianovi
sampe sini pun kek nya bener udah pernah baca ini deh
2023-04-01
0
Dewi Purnomo
iiiihhhh Dimas pemaksa bgt deh....lanjut up kakak.
2023-03-25
2