Bayu Setianto, ia adalah anak sulung dari 2 bersaudara dan adiknya bernama Vano Aldridge. Baik Bayu maupun Vano, keduanya sama-sama sangat membenci lelaki yang sudah membuat ibunya menderita. Gara-gara laki-laki brengsek ini, ibunya harus merasakan kesakitan.
Ibunya mengalami kelumpuhan akibat kecelakaan mobil yang tengah ditumpangi oleh ibunya dan semua itu ulah Pak Ariawan. Tapi, ibunya tetap memaafkan lelaki brengsek ini dan tidak peduli dengan apa yang sudah Pak Ariawan lakukan.
Ibunya itu begitu mencintai Pak Ariawan. Sampai- sampai membutakan akal sehat ibunya. Padahal Bayu dan Vano sudah mengatakan kalau papa tirinya itu tidak pernah mencintainya.
Sebelumnya, Bayu dan Vano sudah membuntuti Pak Ariawan. Mereka berdua sudah sangat geram dengan kelakuan Pak Ariawan yang sudah berulangkali membohongi sang ibu.
"Kamu mau ikut atau nunggu disini?" Tanya Bayu kepada Vano.
"Aku disini aja. Malas aku ketemu sama si brengsek itu," jawab Vano.
Bayu mengangguk dan segera turun dari mobil. Melangkah memasuki hotel yang didatangi oleh Pak Ariawan, papa tirinya.
Sebelum menemui papa nya, Bayu terlebih dahulu meminta bantuan kepada petugas hotel. Agar urusannya lebih mudah untuk memberi pelajaran kepada papa nya, Bayu harus menyogok petugas hotel.
***
"Stop, Bayu!" Pekik Pak Ariawan. Mengangkat satu tangannya, menghentikan pukulan Bayu.
Pak Ariawan mengelap sudut bibirnya yang berdarah.
Sementara itu, Bayu menatap bengis papa tiri nya. Ibunya tengah sakit, tapi lelaki tua bangka ini malah asik bercumbu dengan wanita lain.
"Ada apa sampai kamu datang kesini?" Tanya Pak Ariawan, sambil menggerakkan rahangnya yang sakit akibat pukulan keras dari Bayu.
Bayu membuang napasnya kasar. " Mama terus menanyakan anda," jawab Bayu.
Ya, kalau bukan karena ibunya yang memintanya mencari pak Ariawan, Vano dan Bayu jelas tidak akan mau mencari si lelaki tua bangka ini.
Sebenarnya Bayu ingin merekam kelakuan be jat Pak Ariawan, tapi mengingat kondisi ibunya Bayu urungkan niatnya. Bayu tidak mau membuat ibunya drop.
Pak Ariawan mendengus. Ia sangat malas pulang ke rumah, tapi istrinya terus saja mencarinya dan menanyakannya. Dan sudah beberapa hari ini, ia tidak pulang ke rumah.
"Baiklah, aku akan pulang." Akhirnya Pak Ariawan mau pulang ke rumah, meski ia sangat malas pulang.
Setelah mendengar perkataan Pak Ariawan, Bayu langsung meninggalkan kamar tersebut.
"Aargh...!" Pak Ariawan berteriak kesal sambil mengusap wajahnya kasar.
Sementara itu, Luna yang merasa beruntung bisa lepas dari jeratan Pak Ariawan segera berlari keluar dari kamar. Luna tidak memperdulikan orang yang datang menolongnya. Ralat... Orang yang menggagalkan kelakuan be jat Pak Ariawan terhadapnya. Pikirannya saat ini adalah pergi menjauh dari tempat terkutuk itu. Luna terus berlari meninggalkan kamar hotel tersebut. Jangan sampai ia tertangkap oleh orang yang sudah membelinya.
Sampailah Luna di parkiran mobil. Luna yang takut tertangkap, memilih sembunyi di dekat mobil berwarna hitam metalik. Napas Luna terengah-engah, sambil menyenderkan punggungnya ke mobil.
"Untung saja bisa kabur," gumam Luna. Setidaknya Luna bisa bernapas lega.
"Jahat kamu, kak," lirih Luna mengingat Dimas yang sudah menjualnya. Cairan bening menetes ke pipinya. Dadanya terasa sangat sesak.
Setega itu Dimas menjualnya. Dimana letak hati nuraninya.
Sumpah serapah Luna ucapkan di dalam hati untuk Dimas. Luna begitu marah terhadap Dimas. Jika nanti Luna bertemu dengan Dimas, maka Luna akan menuntut Dimas.
Luna yang tengah bersandar di mobil, membulatkan kedua matanya saat melihat bawahannya Dimas. Padahal Luna baru saja merasa lega, tapi kini Luna sudah dibuat ketakutan lagi.
"Aduh... Aku harus sembunyi dimana lagi," ucap Luna panik.
Luna yang tidak mau tertangkap lagi, segera mencari tempat sembunyi yang aman.
Melihat bawahannya Dimas tengah berjalan ke arahnya. Tanpa pikir panjang Luna mencoba membuka pintu mobil tersebut. Tepat saat itu juga, pemilik mobil tersebut menekan tombol on. Luna segera masuk ke dalam mobil dan bersembunyi dibalik jok mobil.
"Fyuuh...." Luna membuang napasnya. Akhirnya Luna menemukan tempat persembunyiannya yang cocok.
Mobil itu pun kini melaju, meninggalkan parkiran mobil. Sedangkan Luna tidak berani keluar dari persembunyiannya. Andai ia keluar dari persembunyiannya, bisa-bisa ia diturunkan di jalan, sedangkan ia tidak tahu jalanan ibu kota. Apalagi ini adalah kali pertama Luna datang ke kota, ditambah hari sudah malam.
Tanpa terasa mobil pun berhenti. Setelah pemilik mobil keluar. Barulah Luna muncul dari balik persembunyiannya, lalu keluar dari mobil.
Baru saja turun dari mobil, tiba-tiba sebuah suara mengagetkannya.
"Siapa kamu?"
Luna menegang dan menelan salivanya. Saat ini posisi Luna membelakangi orang itu. Luna yang takut memilih berlari.
"Eh! Berhenti...!"
🌺🌺🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Tati st🍒🍒🍒
si bayu kah orangnya
2023-04-09
1
Nar Sih
semoga org baik ,lanjut kakk
2023-03-28
1