Queen Of The Demon World
‘Hmm, ternyata itu benar. Ada banyak energi negatif di sekitar sini.’
Seorang gadis cantik menatap sekitar kuil tua sambil memakan manisan haw yang dibelinya.
“Eum, Nona. Apa kau yakin bisa mengusir iblis jahat?”
Gadis itu menoleh ke belakangnya, tepat ke gadis kecil yang terlihat gugup. Dia tersenyum dan mengusap kepala gadis kecil itu. “Percaya pada Kakak, kakak pasti akan mengusir iblis jahat. Ngomong-omong, di mana nenekmu? Bukankah kau berkata kau tinggal di sekitar sini bersama nenekmu.”
“Nenek sedang memetik tanaman herbal hari ini, itu sebabnya aku sendirian,” kata gadis kecil itu gugup.
Gadis itu mengangguk mengerti, dia membuang tusuk bambu lalu berjongkok dan menyesuaikan tingginya dengan gadis kecil itu. “Jangan khawatir, kakak akan menghancurkan iblis jahat itu. Kau kembali saja dulu dan tunggu nenek di rumah.”
Gadis kecil itu mengangguk. “Terima kasih, Kakak Ethelyne.”
Gadis yang dipanggil Ethelyne itu mengedipkan sebelah matanya dengan jari telunjuk di atas bibir. “Ini rahasia, ok. Jangan beritahu siapapun namaku.”
Gadis kecil itu mengangguk. “Aku akan kembali.” Dia berbalik dan berjalan pergi dengan wajah tertunduk.
Ethelyne menghela napas, dia berdiri dan mendongak ke langit yang mulai gelap. Ethelyne berkacak pinggang, dia menatap ke gelang berbentuk naga emas di tangan kanannya. “Kau bisa keluar, Flowing.”
Gelang di tangannya mengeluarkan cahaya bersinar, naga emas itu perlahan bergerak dan terbang ke bahu Ethelyne. “Hari sudah mulai gelap, apa yang harus kita lakukan. Nona?”
Ethelyne melirik naga emas kecil yang bertelenggar manis di bahunya, dia kembali menatap lurus ke depan. “Makan semua energi negatif ini, aku tidak merasakan kehadiran siapapun. Mungkin saja ini ulah iblis rendahan itu lagi.”
“Saya menyarankan agar Nona lebih berbaik hati untuk membiarkan mereka hidup, mau bagaimanapun. Mereka adalah warga Anda.”
Ethelyne menatap dingin Flowing. “Wargaku? Hah, bagaimana itu mungkin. Aku hanyalah putri dari selir Yang Mulia Raja, tidak mungkin aku bisa memerintah warga di dunia iblis. Selain itu, apa kau pikir kakakku itu akan membiarkannya?”
“Saya mengerti kesusahan Anda, Nona. Tapi mau bagaimanapun, dia adalah kakakmu.”
“Huh, kakak? Kakak mana yang akan menindas dan menyiksa adiknya sendiri?” Ethelyne berjongkok dan mengusap lantai yang penuh debu. “Ketemu, Flowing. Makan energi negatifnya sekarang,” katanya saat menemukan sebuah lingkaran sihir yang digambar di lantai dengan menggunakan darah hewan, Ethelyne berdiri dan memperhatikan Flowing yang mengeluarkan cahaya keemasan.
Energi negatif di sekitaran berangsur-angsur memudar, Ethelyne memperhatikan sekitaran dengan seksama. Apalagi suasana yang gelap dan sunyi membuat sekitaran terkesan horor.
“Butuh waktu berapa lama lagi?”
“Maafkan saya, Nona. Tapi sepertinya energi negatif ini tidak ada habisnya, saya takut akan memakan lebih banyak waktu. Lebih baik Nona kembali dan menemui gadis kecil itu.”
Ethelyne memegang dagunya berpikir, dia melirik Flowing yang berusaha menghisap energi negatif secepat mungkin. “Aku mengerti, aku akan meninggalkanmu di sini sendirian. Ikuti jejak sihir yang kutinggalkan untuk mencariku, aku akan menemui Alice.” Ethelyne berjalan pergi dengan acuh tak acuh.
“Baik, Nona.”
~♥~
‘Sial, aku terlambat.’ Ethelyne menatap gubuk kecil di depannya dengan tangan terkepal, pintu gubuk itu di dobrak secara paksa dan banyak darah di dalam gubuk. Selain itu, terdapat dua mayat wanita dengan umur beda jauh. “Iblis rendahan sialan!” desisnya marah. “Aku pasti akan membunuhmu!!”
“Heh, gadis kecil sepertimu ingin membunuhku?”
Ethelyne melirik ke belakang, tatapannya setajam pisau yang dapat menusuk kapan saja.
Iblis wanita yang bersuara tadi langsung gemetar, apalagi saat melihat tatapan dingin dan aura mendominasi yang dikeluarkan gadis di depannya. ‘Apa-apaan ini? Kenapa aku merasakan perasaan aneh pada gadis ini, siapa sebenarnya dia?’
“Apa kau … yang membunuh mereka?”
Iblis wanita itu masih berusaha tenang, dia tersenyum remeh. “Tentu saja, darah dan daging manusia itu sangat lezat. Sayang sekali aku tidak memiliki nafsu untuk memakan habis keduanya.”
Kuku-kuku tajam menancap di permukaan kulit Ethelyne, mata birunya yang sedalam lautan berkilat tajam. “Dasar iblis rendahan!”
“Apa?”
Belum sempat iblis wanita itu bereaksi, Ethelyne dengan secepat kilat muncul di depannya dan mencekik lehernya. “Ternyata kau yang mencari masalah di dunia manusia, iblis rendahan sialan.”
“Ugh, apa maksud-mu? Lepas-kan, aku,” kata iblis wanita itu terbata-bata.
Ethelyne menyeringai. “Lepaskan? Setelah membunuh manusia, kau ingin dilepaskan. Jangan bermimpi!” Dia membanting iblis wanita itu ke tanah dan mengarahkan jari telunjuknya tepat ke jantung wanita itu. “Pilihlah, kau ingin mati di tanganku atau mati karena sinar matahari?”
“Bagaimana, bagaimana kau bisa melakukan hal ini? Kau, tidak memiliki kuku yang panjang sebelumnya, kenapa tiba-tiba …”
Ethelyne tersenyum tipis. “Kau belum mengerti juga rupanya.” Dia menjauhkan jarinya dari dada gadis itu. “Aku … juga iblis.”
“Apa?? Bagaimana itu mungkin? Kita sama-sama iblis, lalu kenapa kau ingin menghabisiku?”
“Sama? Apa kau tidak sadar, kau adalah iblis rendahan. Sementara aku.” Ethelyne menjeda ucapannya dengan raut wajah tak terbaca, dia menatap iblis wanita itu dengan tatapan sayu. “Adalah Putri dari kerajaan iblis,” gumamnya pelan.
Setelah mengucapkan empat kalimat tersebut, muncul goresan panjang di leher wanita Ibis itu. Seketika darah merembes keluar dan membuat wanita iblis itu mati seketika.
Ethelyne menghela napas pelan, dia menatap datar mayat wanita iblis yang mulai menguap. ‘Ya, aku sudah menduga. Setiap mengucapkan empat kata itu, pasti akan ada yang mati mengenaskan.’ Ethelyne berdiri di samping abu iblis wanita itu dengan kedua tangan di depan dada memohon. “Semoga kau bisa beristirahat dengan tenang.” Dia kemudian berbalik ke arah gubuk tua yang menjadi saksi bisu pembunuhan tragis yang dialami kedua wanita itu.
Ethelyne melangkah masuk dan berdiri di depan kedua mayat yang terlihat saling melindungi, dada mereka telah berlubang dan jantung mereka hilang entah kemana. Dia mengalihkan pandangannya ke arah lain. ‘Lagi-lagi aku gagal, maafkan aku ibu. Aku seharusnya melindungi manusia, tapi aku justru membuat mereka mati mengenaskan seperti ini.’ Ethelyne menarik napas dalam-dalam. “Maafkan aku,” gumamnya sambil berbalik dan berjalan pergi.
“Nona, saya sudah selesai menghisap semua energi nega-. Eh, apa yang terjadi di sini?”
Flowing terlihat syok saat menyaksikan darah di depannya, dia mengalihkan pandangannya ke Ethelyne yang berdiri di depan pintu gubuk sambil menunduk dalam diam.
“Anda tidak membunuh mereka kan?”
Ethelyne menggeleng pelan, dia menutup wajahnya dengan sebelah tangan. “Ayo kita pergi, akan bahaya jika orang lain melihat hal ini.”
“Eh, apa Anda tidak mau menguburkan dua mayat wanita itu?”
Ethelyne melirik ke belakang, dia menggeleng. “Biar warga desa saja yang melakukannya.”
~♥~~♥~
Selesai Direvisi ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments