“Sup daging buatanmu adalah yang terbaik, paman. Dari mana kau mempelajarinya?” tanya Ethelyne sambil menikmati semangkuk sup daging.
“Hahaha, kau terlalu menyanjung. Ini adalah resep buatan mendiang istriku.”
“Benarkah? Maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk membuat paman mengingat tentang mendiang istri paman.” Ethelyne menunduk dengan wajah sedih.
Pemilik toko tersenyum. “Tidak masalah, lagipula. Mendiang istriku pasti akan senang kau memuji resep masakannya, ah iya. Apa kau baru di sini? Aku tidak pernah melihatmu.”
Ethelyne mengangguk semangat. “Iya, aku datang ke ibukota hari ini. Apa paman tau di mana penginapan yang cukup bagus?”
Pemilik toko yang dipanggil paman itu tampak berpikir keras. “Aku ingat, jika kau mencari penginapan yang bagus yang murah. Kau bisa datang ke penginapan dandelion.”
“Penginapan dandelion? Di mana itu?”
“Kau cukup lurus ke depan, lalu belok ke kanan dan maju lagi saat ada belokan belok ke kiri. Setelah itu, kau akan menemukannya. Kau juga bisa bertanya pada orang-orang di sekitar sana, penginapan itu cukup populer di kalangan masyarakat.”
Ethelyne tersenyum manis, dia berdiri dan meletakkan sepuluh koin tembaga. Dia berlari pergi sambil melambaikan tangannya. “Terima kasih paman, aku akan datang lagi nanti.” saat belok ke kanan, Ethelyne berhenti berlari. Dia berjalan santai dengan raut wajah datar yang ditutupi jubah hitam panjang. ‘Jubah ini sedikit merepotkan dan kebesaran, bahkan tanganku tidak terlihat. Bagian bawah jubah juga sampai menyentuh tanah.’ Ethelyne mengangkat sedikit jubahnya yang menutupi kakinya, dia kembali berjalan sambil mengomel.
Namun saat hendak berbelok ke kiri, seseorang tiba-tiba menabraknya dan membuatnya hampir saja kehilangan keseimbangannya. Syukurlah Ethelyne tidak sampai terjatuh, namun orang yang ditabraknya jatuh terduduk.
“Maaf, apa kau baik-baik saja?” tanya Ethelyne sambil mengulurkan tangannya hendak membantu pria itu berdiri.
Namun dengan sombongnya, pria itu menepis tangan Ethelyne kasar dan berdiri dengan sendirinya. “Aku tidak butuh bantuanmu,” katanya sinis.
Ethelyne menatapnya bingung, yang mencuri perhatiannya adalah bekas lebam di bibir dan juga pipi pria itu. “Emm, apa kau baik-baik saja? Aku bisa mengobatimu jika kau mau.”
“Huh, tidak perlu. Kau pasti berpura-pura baik hanya demi mendekatiku kan!”
Ethelyne menatapnya kesal. ‘Apa-apaan tingkat percaya diri pria ini? Aku hanya ingin mengobatinya karena rasa kasihan, dasar narsis.’ Dia berdehem. “Maaf, aku tidak mengenalmu. Tuan, aku ingin mengobatimu semata-mata hanya karena kasihan.”
“Aku tidak butuh rasa kasihanmu!” Pria itu pergi dengan wajah sebal.
Ethelyne hanya berdiri di tempatnya sambil memperhatikan pria itu yang mulai menjauh, dia mengangkat bahunya acuh dan kembali berjalan.
Namun langkahnya langsung terhenti saat melihat enam pria berpakaian hitam yang berlari ke arahnya.
“Nona, apa kau melihat seorang pemuda dengan luka lebam di wajahnya?”
Ethelyne melirik mereka semua bergantian. ‘Apa mereka yang mengejar pria tadi? Tapi kenapa?’
“Aku tidak lihat,” jawab Ethelyne bohong.
“Jangan berbohong!” Seorang pria berpakaian hitam tiba-tiba mencekik leher Ethelyne dengan cukup keras. “Katakan yang sebenarnya atau kau akan mati!”
‘Mati? Apa kau bisa membunuh iblis? Iblis memiliki ketahanan khusus dan tidak bisa di bunuh oleh manusia biasa, bodoh,’ batin Ethelyne tenang, namun dia tiba-tiba menjadi kesal saat pria yang mencekik lehernya menatapnya dengan tatapan aneh. “Lepaskan tanganmu!”
“Hng, memang gadis lemah seperti kau bisa apa? Lebih baik ikut kami saja, bener kan?” Pria itu menoleh ke arah teman-temannya yang lain, dia kembali menatap Ethelyne dengan tatapan mesum. “Jika kau bisa me-- argh!!”
Pria itu langsung berteriak kesakitan saat Ethelyne memegang tangan yang mencekiknya dan meremukkannya.
Pria itu langsung menjauhkan tangannya dari leher Ethelyne dan mundur sambil memegang tangannya yang remuk. “Gadis sialan! Beraninya kau!”
Ethelyne tersenyum tipis. “Kenapa tidak berani? Hanya karena aku seorang gadis, bukan berarti aku mudah ditindas.” Dia mengeluarkan banyak jarum perak dan langsung melemparnya tepat mengenai titik vital para pria berpakaian hitam itu, mereka langsung tumbang ke tanah.
Ethelyne yang melihat hal itu menghela napas dan tersenyum tipis, dia berkacak pinggang. “Sepertinya aku harus berterima kasih pada Meli yang mengajariku akupuntur secara paksa, setidaknya. Hal itu bisa berguna sekarang.” Senyum tipis di bibirnya berubah menjadi seringai, Ethelyne berjalan ke arah pria-pria berpakaian hitam itu dan mengambil semua koin emas mereka.
Dia menatap satu kantong koin perak di tangannya dengan senyum puas. “Bagus, sepertinya aku tidak perlu memaksakan diri ke depannya.” Ethelyne berjalan pergi dengan wajah acuh. “Bersyukurlah karena tidak banyak orang yang lewat hari ini, jika tidak. Aku pasti akan menelanjangi kalian dan menggantung kalian agar dilihat di depan umum.” Dia berhenti berjalan. “Manusia rendahan,” gumamnya sebelum kembali berjalan.
~♥~
Seorang pria bersandar di tembok sambil mengatur napasnya yang memburu, dia sesekali melihat ke belakang dan memastikan apa orang-orang tadi mengejarnya. Pria itu menghela napas lega. ‘Syukurlah mereka tidak mengejarku lagi, jika tidak. Aku pasti akan dipaksa kembali ke istana dan belajar. Tapi, apa gadis tadi baik-baik saja? Menurutku enam penjaga tadi tidak terlihat seperti orang baik, apa jangan-jangan. Gadis tadi sedang dalam bahaya??’
Pria itu membulatkan matanya terkejut, namun sedetik kemudian. Dia menampar-nampar wajahnya sendiri. “Sadarlah Zac, kenapa kau malah memikirkan tentang gadis itu? Jika bukan karena dia, kau pasti sudah baik-baik saja sekarang,” gumamnya pelan.
Pria bernama Zachary atau lebih sering disebut Zac itu menarik napas dalam-dalam dan membuangnya, ada sedikit perasaan bersalah saat membayangkan apa yang akan terjadi pada gadis tadi. ‘Apa aku kembali saja dan menolongnya? Tapi jika aku kembali dan ditemukan oleh mereka, bukankah sama saja seperti mencari kematianku sendiri? Ugh, apa yang harus kulakukan??’
Zachary mengacak rambutnya frustasi, dia terdiam beberapa menit hingga akhirnya Zachary memutuskan untuk kembali dan mengecek kondisi gadis itu. Namun saat sampai di tempat dia dan gadis asing itu bertabrakan, dia justru melihat kondisi para pengawal yang mengejarnya tadi.
Zachary segera menghampiri salah satu dari mereka. “Hei bangunlah, apa yang terjadi? Kenapa kalian semua tidak sadarkan diri?” tanyanya sambil menepuk-nepuk pipi pria berpakaian hitam itu.
Namun pria itu tidak juga membuka matanya, Zachary berdiri dan berjalan mondar-mandir. Pikirannya kini dipenuhi dengan gadis misterius yang tadi sempat mengajukan pertolongan. ‘Apa yang terjadi padanya? Di mana dia? Apa dia baik-baik saja? Bagaimana keadaannya?’
Zachary menarik rambutnya frustasi. “Zac, apa yang terjadi padamu? Kenapa kau malah khawatir hanya karena gadis asing? Sadar, sadar. Kau sudah memiliki tunangan,” gumamnya pelan.
“Zac, dari mana saja kau? Aku sudah mencarimu sejak tadi!”
Zachary menoleh ke belakang, wajahnya berubah datar. “Apa yang kau lakukan di sini, Aelene?”
~♥~~♥~
Selesai Direvisi ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Qillah julyan
sudah bosan membaca novel percintaan.romansa rumah tangga,akhirnya ketemu novel ini.yappp..semangat aku bacanya😉😄
2023-08-06
1