NovelToon NovelToon

Queen Of The Demon World

1. Pembunuhan

‘Hmm, ternyata itu benar. Ada banyak energi negatif di sekitar sini.’

Seorang gadis cantik menatap sekitar kuil tua sambil memakan manisan haw yang dibelinya.

“Eum, Nona. Apa kau yakin bisa mengusir iblis jahat?”

Gadis itu menoleh ke belakangnya, tepat ke gadis kecil yang terlihat gugup. Dia tersenyum dan mengusap kepala gadis kecil itu. “Percaya pada Kakak, kakak pasti akan mengusir iblis jahat. Ngomong-omong, di mana nenekmu? Bukankah kau berkata kau tinggal di sekitar sini bersama nenekmu.”

“Nenek sedang memetik tanaman herbal hari ini, itu sebabnya aku sendirian,” kata gadis kecil itu gugup.

Gadis itu mengangguk mengerti, dia membuang tusuk bambu lalu berjongkok dan menyesuaikan tingginya dengan gadis kecil itu. “Jangan khawatir, kakak akan menghancurkan iblis jahat itu. Kau kembali saja dulu dan tunggu nenek di rumah.”

Gadis kecil itu mengangguk. “Terima kasih, Kakak Ethelyne.”

Gadis yang dipanggil Ethelyne itu mengedipkan sebelah matanya dengan jari telunjuk di atas bibir. “Ini rahasia, ok. Jangan beritahu siapapun namaku.”

Gadis kecil itu mengangguk. “Aku akan kembali.” Dia berbalik dan berjalan pergi dengan wajah tertunduk.

Ethelyne menghela napas, dia berdiri dan mendongak ke langit yang mulai gelap. Ethelyne berkacak pinggang, dia menatap ke gelang berbentuk naga emas di tangan kanannya. “Kau bisa keluar, Flowing.”

Gelang di tangannya mengeluarkan cahaya bersinar, naga emas itu perlahan bergerak dan terbang ke bahu Ethelyne. “Hari sudah mulai gelap, apa yang harus kita lakukan. Nona?”

Ethelyne melirik naga emas kecil yang bertelenggar manis di bahunya, dia kembali menatap lurus ke depan. “Makan semua energi negatif ini, aku tidak merasakan kehadiran siapapun. Mungkin saja ini ulah iblis rendahan itu lagi.”

“Saya menyarankan agar Nona lebih berbaik hati untuk membiarkan mereka hidup, mau bagaimanapun. Mereka adalah warga Anda.”

Ethelyne menatap dingin Flowing. “Wargaku? Hah, bagaimana itu mungkin. Aku hanyalah putri dari selir Yang Mulia Raja, tidak mungkin aku bisa memerintah warga di dunia iblis. Selain itu, apa kau pikir kakakku itu akan membiarkannya?”

“Saya mengerti kesusahan Anda, Nona. Tapi mau bagaimanapun, dia adalah kakakmu.”

“Huh, kakak? Kakak mana yang akan menindas dan menyiksa adiknya sendiri?” Ethelyne berjongkok dan mengusap lantai yang penuh debu. “Ketemu, Flowing. Makan energi negatifnya sekarang,” katanya saat menemukan sebuah lingkaran sihir yang digambar di lantai dengan menggunakan darah hewan, Ethelyne berdiri dan memperhatikan Flowing yang mengeluarkan cahaya keemasan.

Energi negatif di sekitaran berangsur-angsur memudar, Ethelyne memperhatikan sekitaran dengan seksama. Apalagi suasana yang gelap dan sunyi membuat sekitaran terkesan horor.

“Butuh waktu berapa lama lagi?”

“Maafkan saya, Nona. Tapi sepertinya energi negatif ini tidak ada habisnya, saya takut akan memakan lebih banyak waktu. Lebih baik Nona kembali dan menemui gadis kecil itu.”

Ethelyne memegang dagunya berpikir, dia melirik Flowing yang berusaha menghisap energi negatif secepat mungkin. “Aku mengerti, aku akan meninggalkanmu di sini sendirian. Ikuti jejak sihir yang kutinggalkan untuk mencariku, aku akan menemui Alice.” Ethelyne berjalan pergi dengan acuh tak acuh.

“Baik, Nona.”

~♥~

‘Sial, aku terlambat.’ Ethelyne menatap gubuk kecil di depannya dengan tangan terkepal, pintu gubuk itu di dobrak secara paksa dan banyak darah di dalam gubuk. Selain itu, terdapat dua mayat wanita dengan umur beda jauh. “Iblis rendahan sialan!” desisnya marah. “Aku pasti akan membunuhmu!!”

“Heh, gadis kecil sepertimu ingin membunuhku?”

Ethelyne melirik ke belakang, tatapannya setajam pisau yang dapat menusuk kapan saja.

Iblis wanita yang bersuara tadi langsung gemetar, apalagi saat melihat tatapan dingin dan aura mendominasi yang dikeluarkan gadis di depannya. ‘Apa-apaan ini? Kenapa aku merasakan perasaan aneh pada gadis ini, siapa sebenarnya dia?’

“Apa kau … yang membunuh mereka?”

Iblis wanita itu masih berusaha tenang, dia tersenyum remeh. “Tentu saja, darah dan daging manusia itu sangat lezat. Sayang sekali aku tidak memiliki nafsu untuk memakan habis keduanya.”

Kuku-kuku tajam menancap di permukaan kulit Ethelyne, mata birunya yang sedalam lautan berkilat tajam. “Dasar iblis rendahan!”

“Apa?”

Belum sempat iblis wanita itu bereaksi, Ethelyne dengan secepat kilat muncul di depannya dan mencekik lehernya. “Ternyata kau yang mencari masalah di dunia manusia, iblis rendahan sialan.”

“Ugh, apa maksud-mu? Lepas-kan, aku,” kata iblis wanita itu terbata-bata.

Ethelyne menyeringai. “Lepaskan? Setelah membunuh manusia, kau ingin dilepaskan. Jangan bermimpi!” Dia membanting iblis wanita itu ke tanah dan mengarahkan jari telunjuknya tepat ke jantung wanita itu. “Pilihlah, kau ingin mati di tanganku atau mati karena sinar matahari?”

“Bagaimana, bagaimana kau bisa melakukan hal ini? Kau, tidak memiliki kuku yang panjang sebelumnya, kenapa tiba-tiba …”

Ethelyne tersenyum tipis. “Kau belum mengerti juga rupanya.” Dia menjauhkan jarinya dari dada gadis itu. “Aku … juga iblis.”

“Apa?? Bagaimana itu mungkin? Kita sama-sama iblis, lalu kenapa kau ingin menghabisiku?”

“Sama? Apa kau tidak sadar, kau adalah iblis rendahan. Sementara aku.” Ethelyne menjeda ucapannya dengan raut wajah tak terbaca, dia menatap iblis wanita itu dengan tatapan sayu. “Adalah Putri dari kerajaan iblis,” gumamnya pelan.

Setelah mengucapkan empat kalimat tersebut, muncul goresan panjang di leher wanita Ibis itu. Seketika darah merembes keluar dan membuat wanita iblis itu mati seketika.

Ethelyne menghela napas pelan, dia menatap datar mayat wanita iblis yang mulai menguap. ‘Ya, aku sudah menduga. Setiap mengucapkan empat kata itu, pasti akan ada yang mati mengenaskan.’ Ethelyne berdiri di samping abu iblis wanita itu dengan kedua tangan di depan dada memohon. “Semoga kau bisa beristirahat dengan tenang.” Dia kemudian berbalik ke arah gubuk tua yang menjadi saksi bisu pembunuhan tragis yang dialami kedua wanita itu.

Ethelyne melangkah masuk dan berdiri di depan kedua mayat yang terlihat saling melindungi, dada mereka telah berlubang dan jantung mereka hilang entah kemana. Dia mengalihkan pandangannya ke arah lain. ‘Lagi-lagi aku gagal, maafkan aku ibu. Aku seharusnya melindungi manusia, tapi aku justru membuat mereka mati mengenaskan seperti ini.’ Ethelyne menarik napas dalam-dalam. “Maafkan aku,” gumamnya sambil berbalik dan berjalan pergi.

“Nona, saya sudah selesai menghisap semua energi nega-. Eh, apa yang terjadi di sini?”

Flowing terlihat syok saat menyaksikan darah di depannya, dia mengalihkan pandangannya ke Ethelyne yang berdiri di depan pintu gubuk sambil menunduk dalam diam.

“Anda tidak membunuh mereka kan?”

Ethelyne menggeleng pelan, dia menutup wajahnya dengan sebelah tangan. “Ayo kita pergi, akan bahaya jika orang lain melihat hal ini.”

“Eh, apa Anda tidak mau menguburkan dua mayat wanita itu?”

Ethelyne melirik ke belakang, dia menggeleng. “Biar warga desa saja yang melakukannya.”

~♥~~♥~

Selesai Direvisi ❤️

2. Gadis Misterius

“Sup daging buatanmu adalah yang terbaik, paman. Dari mana kau mempelajarinya?” tanya Ethelyne sambil menikmati semangkuk sup daging.

“Hahaha, kau terlalu menyanjung. Ini adalah resep buatan mendiang istriku.”

“Benarkah? Maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk membuat paman mengingat tentang mendiang istri paman.” Ethelyne menunduk dengan wajah sedih.

Pemilik toko tersenyum. “Tidak masalah, lagipula. Mendiang istriku pasti akan senang kau memuji resep masakannya, ah iya. Apa kau baru di sini? Aku tidak pernah melihatmu.”

Ethelyne mengangguk semangat. “Iya, aku datang ke ibukota hari ini. Apa paman tau di mana penginapan yang cukup bagus?”

Pemilik toko yang dipanggil paman itu tampak berpikir keras. “Aku ingat, jika kau mencari penginapan yang bagus yang murah. Kau bisa datang ke penginapan dandelion.”

“Penginapan dandelion? Di mana itu?”

“Kau cukup lurus ke depan, lalu belok ke kanan dan maju lagi saat ada belokan belok ke kiri. Setelah itu, kau akan menemukannya. Kau juga bisa bertanya pada orang-orang di sekitar sana, penginapan itu cukup populer di kalangan masyarakat.”

Ethelyne tersenyum manis, dia berdiri dan meletakkan sepuluh koin tembaga. Dia berlari pergi sambil melambaikan tangannya. “Terima kasih paman, aku akan datang lagi nanti.” saat belok ke kanan, Ethelyne berhenti berlari. Dia berjalan santai dengan raut wajah datar yang ditutupi jubah hitam panjang. ‘Jubah ini sedikit merepotkan dan kebesaran, bahkan tanganku tidak terlihat. Bagian bawah jubah juga sampai menyentuh tanah.’ Ethelyne mengangkat sedikit jubahnya yang menutupi kakinya, dia kembali berjalan sambil mengomel.

Namun saat hendak berbelok ke kiri, seseorang tiba-tiba menabraknya dan membuatnya hampir saja kehilangan keseimbangannya. Syukurlah Ethelyne tidak sampai terjatuh, namun orang yang ditabraknya jatuh terduduk.

“Maaf, apa kau baik-baik saja?” tanya Ethelyne sambil mengulurkan tangannya hendak membantu pria itu berdiri.

Namun dengan sombongnya, pria itu menepis tangan Ethelyne kasar dan berdiri dengan sendirinya. “Aku tidak butuh bantuanmu,” katanya sinis.

Ethelyne menatapnya bingung, yang mencuri perhatiannya adalah bekas lebam di bibir dan juga pipi pria itu. “Emm, apa kau baik-baik saja? Aku bisa mengobatimu jika kau mau.”

“Huh, tidak perlu. Kau pasti berpura-pura baik hanya demi mendekatiku kan!”

Ethelyne menatapnya kesal. ‘Apa-apaan tingkat percaya diri pria ini? Aku hanya ingin mengobatinya karena rasa kasihan, dasar narsis.’ Dia berdehem. “Maaf, aku tidak mengenalmu. Tuan, aku ingin mengobatimu semata-mata hanya karena kasihan.”

“Aku tidak butuh rasa kasihanmu!” Pria itu pergi dengan wajah sebal.

Ethelyne hanya berdiri di tempatnya sambil memperhatikan pria itu yang mulai menjauh, dia mengangkat bahunya acuh dan kembali berjalan.

Namun langkahnya langsung terhenti saat melihat enam pria berpakaian hitam yang berlari ke arahnya.

“Nona, apa kau melihat seorang pemuda dengan luka lebam di wajahnya?”

Ethelyne melirik mereka semua bergantian. ‘Apa mereka yang mengejar pria tadi? Tapi kenapa?’

“Aku tidak lihat,” jawab Ethelyne bohong.

“Jangan berbohong!” Seorang pria berpakaian hitam tiba-tiba mencekik leher Ethelyne dengan cukup keras. “Katakan yang sebenarnya atau kau akan mati!”

‘Mati? Apa kau bisa membunuh iblis? Iblis memiliki ketahanan khusus dan tidak bisa di bunuh oleh manusia biasa, bodoh,’ batin Ethelyne tenang, namun dia tiba-tiba menjadi kesal saat pria yang mencekik lehernya menatapnya dengan tatapan aneh. “Lepaskan tanganmu!”

“Hng, memang gadis lemah seperti kau bisa apa? Lebih baik ikut kami saja, bener kan?” Pria itu menoleh ke arah teman-temannya yang lain, dia kembali menatap Ethelyne dengan tatapan mesum. “Jika kau bisa me-- argh!!”

Pria itu langsung berteriak kesakitan saat Ethelyne memegang tangan yang mencekiknya dan meremukkannya.

Pria itu langsung menjauhkan tangannya dari leher Ethelyne dan mundur sambil memegang tangannya yang remuk. “Gadis sialan! Beraninya kau!”

Ethelyne tersenyum tipis. “Kenapa tidak berani? Hanya karena aku seorang gadis, bukan berarti aku mudah ditindas.” Dia mengeluarkan banyak jarum perak dan langsung melemparnya tepat mengenai titik vital para pria berpakaian hitam itu, mereka langsung tumbang ke tanah.

Ethelyne yang melihat hal itu menghela napas dan tersenyum tipis, dia berkacak pinggang. “Sepertinya aku harus berterima kasih pada Meli yang mengajariku akupuntur secara paksa, setidaknya. Hal itu bisa berguna sekarang.” Senyum tipis di bibirnya berubah menjadi seringai, Ethelyne berjalan ke arah pria-pria berpakaian hitam itu dan mengambil semua koin emas mereka.

Dia menatap satu kantong koin perak di tangannya dengan senyum puas. “Bagus, sepertinya aku tidak perlu memaksakan diri ke depannya.” Ethelyne berjalan pergi dengan wajah acuh. “Bersyukurlah karena tidak banyak orang yang lewat hari ini, jika tidak. Aku pasti akan menelanjangi kalian dan menggantung kalian agar dilihat di depan umum.” Dia berhenti berjalan. “Manusia rendahan,” gumamnya sebelum kembali berjalan.

~♥~

Seorang pria bersandar di tembok sambil mengatur napasnya yang memburu, dia sesekali melihat ke belakang dan memastikan apa orang-orang tadi mengejarnya. Pria itu menghela napas lega. ‘Syukurlah mereka tidak mengejarku lagi, jika tidak. Aku pasti akan dipaksa kembali ke istana dan belajar. Tapi, apa gadis tadi baik-baik saja? Menurutku enam penjaga tadi tidak terlihat seperti orang baik, apa jangan-jangan. Gadis tadi sedang dalam bahaya??’

Pria itu membulatkan matanya terkejut, namun sedetik kemudian. Dia menampar-nampar wajahnya sendiri. “Sadarlah Zac, kenapa kau malah memikirkan tentang gadis itu? Jika bukan karena dia, kau pasti sudah baik-baik saja sekarang,” gumamnya pelan.

Pria bernama Zachary atau lebih sering disebut Zac itu menarik napas dalam-dalam dan membuangnya, ada sedikit perasaan bersalah saat membayangkan apa yang akan terjadi pada gadis tadi. ‘Apa aku kembali saja dan menolongnya? Tapi jika aku kembali dan ditemukan oleh mereka, bukankah sama saja seperti mencari kematianku sendiri? Ugh, apa yang harus kulakukan??’

Zachary mengacak rambutnya frustasi, dia terdiam beberapa menit hingga akhirnya Zachary memutuskan untuk kembali dan mengecek kondisi gadis itu. Namun saat sampai di tempat dia dan gadis asing itu bertabrakan, dia justru melihat kondisi para pengawal yang mengejarnya tadi.

Zachary segera menghampiri salah satu dari mereka. “Hei bangunlah, apa yang terjadi? Kenapa kalian semua tidak sadarkan diri?” tanyanya sambil menepuk-nepuk pipi pria berpakaian hitam itu.

Namun pria itu tidak juga membuka matanya, Zachary berdiri dan berjalan mondar-mandir. Pikirannya kini dipenuhi dengan gadis misterius yang tadi sempat mengajukan pertolongan. ‘Apa yang terjadi padanya? Di mana dia? Apa dia baik-baik saja? Bagaimana keadaannya?’

Zachary menarik rambutnya frustasi. “Zac, apa yang terjadi padamu? Kenapa kau malah khawatir hanya karena gadis asing? Sadar, sadar. Kau sudah memiliki tunangan,” gumamnya pelan.

“Zac, dari mana saja kau? Aku sudah mencarimu sejak tadi!”

Zachary menoleh ke belakang, wajahnya berubah datar. “Apa yang kau lakukan di sini, Aelene?”

~♥~~♥~

Selesai Direvisi ❤️

3. Perbatasan

“Hah, aku benar-benar sangat lelah.” Ethelyne duduk di tepi kasur sambil meregangkan otot-otot bahunya, dia baru saja kembali setelah pergi untuk mencari sesuatu.

‘Nonaku, Anda akan mencari ke mana bunga itu?’

Ethelyne menjadikan kedua tangannya sebagai tumpuan dan mendongak ke langit-langit kamar. “Entahlah, dunia manusia ini sangat luas. Aku tidak tau harus memulai penyelidikan dari mana, orang-orang juga tidak tau bunga itu dan tidak ada jejak apapun. Huh, sangat sulit untuk mendapatkannya. Kenapa ibu malah memintaku untuk mengambil bunga seperti itu?” gerutunya.

‘Nona, saya merasakan energi kuat dari kotak yang di berikan Nyonya. Lebih baik Anda membukanya dan melihat apa isi dari kotak itu.’

Ethelyne melirik ke arah kotak kayu di atas meja, dia menghela napas dan berbaring. “Tidak mau, aku tidak mau menyentuh kotak itu. Jika bukan karena dia, mungkin saja … ibuku masih hidup.”

‘Itu tidak benar, Nona. Entah ada atau tidak kotak itu, Nyonya pasti tetap akan mati karena di tuduh oleh semua iblis. Terlebih lagi, hanya Nyonya yang memiliki kekuatan suci untuk membunuh iblis dan dengan kebencian semua iblis. Mereka tentu memanfaatkan kematian Ratu dan menghakimi Nyonya tanpa mencari bukti apapun.’

Ethelyne kembali menghela napas, dia bangun dan berjalan ke arah jendela. Ethelyne membuka jendela kamarnya dan menghirup udara segar. “Flowing, apa menurutmu. Aku ini jahat?”

‘Kenapa Anda tiba-tiba bertanya tentang hal itu?’

“Hanya bertanya saja.” Ethelyne memperhatikan orang-orang yang berlalu-lalang di sekitar penginapan sambil bersandar dan bersedekap dada. “Aku merasa buruk, mau bagaimanapun. Iblis tetaplah rakyatku, tapi aku juga tidak bisa menahan diri saat melihat mereka menghabisi manusia yang tidak bersalah. Apa yang harus kulakukan? Apa seberat ini hidup sebagai setengah iblis dan manusia?”

‘Saya tidak berpikir demikian, meskipun Anda adalah setengah iblis. Tapi kekuatan iblis Anda belum bisa dibangkitkan, mungkin saja Nyonya menyegel kekuatan iblis Anda sebelum dia mati. Itu sebabnya Anda sering merasa tidak nyaman, terlebih lagi. Anda tetap Putri dari kerajaan iblis terlepas dari identitas sebagai manusia, itu sebabnya Anda merasa menyesal membunuh iblis.’

“Begitu … kah?”

‘Tentu saja, Nona. Lupakan soal itu, apa yang akan Anda lakukan selanjutnya? Tidak mungkin Anda selalu ingin menjadi pengusir iblis, terlebih lagi. Sepertinya kedua Kakak Anda mulai memunculkan iblis di dunia manusia.’

Ethelyne yang mendengar itu berdecak. “Jika hanya Kak Ryan itu pasti lebih mudah, terlebih lagi. Dia menyayangiku, tapi bagaimana caranya mengentikan Kak Zen? Dia membenciku dan selalu menyiksaku, tidak mungkin bagi kami untuk bisa berdamai.”

‘Nona …’

Ethelyne yang mendengar perubahan dari suara Flowing mengerutkan keningnya. “Ada apa?”

‘Saya merasa … ada energi kuat di sekitar kita, energi aneh yang terasa mengerikan dan mencekik. Saya tidak bisa, terlalu lama berkomunikasi dengan Anda.’

Ethelyne menghela napas. “Aku mengerti, kau bisa istirahat sekarang dan pulihkan dirimu.” Dia menoleh ke luar jendela dengan wajah poker. ‘Apa yang akan kulakukan selanjutnya? Hem, entahlah. Aku sendiri tidak tau apa yang harus kulakukan, tapi … aku bersyukur karena kau masih terus mengikutiku meski aku tidak memiliki tujuan yang pasti.’ Ethelyne melirik gelang di tangannya, dia tersenyum tipis. “Istirahatlah yang banyak.”

~♥~

“Keluarkan aku! Aku tidak akan kabur lagi!!” Zachary menggedor-gedor pintu kediaman namun tak seorangpun membuka pintu untuknya, dia berdecak sambil bersandar di pintu dan bersedekap dada. “Sialan, bagaimana aku bisa lengah dan tertangkap. Jika seperti ini, Si Eadric sialan itu pasti tidak akan membiarkanku keluar kediaman selama sebulan. Menyebalkan sekali!” gerutunya kesal.

“Yang Mulia, apa Anda baik-baik saja?”

Zachary berbalik ke arah pintu. “Efil, apa itu kau?”

“Benar, Yang Mulia. Tolong tunggu sebentar, saya akan mengambil kunci dan mengeluarkan Anda.”

Sayup-sayup, terdengar suara langkah kaki menjauh. Zachary kembali menghela napas dan bersandar di pintu. ‘Untung saja ada Efil, jika tidak. Aku pasti akan mati kebosanan di sini, lagipula. Aku belum boleh pasrah di kurung di kediaman ini, aku harus mencari tau siapa gadis yang menumbangkan enam pengawal itu kerajaan!’

~♥~

“Permisi, jika ingin pergi ke negara Flowerin. Aku harus lewat mana?” tanya Ethelyne kepada salah satu pedagang.

Pedagang itu menatap Ethelyne dengan raut penuh curiga, apalagi saat melihat jubah cokelat yang menutupi seluruh tubuh dan wajahnya.

“Paman?”

“Ah, iya? Kau cukup lewati jalan ini. Setelah itu, kau akan sampai di perbatasan antara kota Starlaxy dan kota Lagarde, saat sampai di sana. Kau akan langsung berada di negara Flowerin.”

Ethelyne mengangguk mengerti, dia meletakkan satu koin emas dan melangkah menelusuri jalan.

‘Anda akan pergi kemana, Nona? Mengapa Anda ingin pergi dari kerajaan Iceworld?’

“Aku tidak bisa tinggal lama di sini, aku adalah iblis. Dan tinggal di satu tempat terlalu lama itu akan bisa membuatku dalam bahaya,” kata Ethelyne bergumam.

‘Tapi, bukankah akan lebih mencurigakan jika Master selalu berpindah-pindah tempat.’

“Master? Kenapa kau tiba-tiba mengubah panggilanmu? Biasanya kau selalu memanggilku Nona.”

‘Yah, saya hanya ingin mengubahnya. Tidak masalah bukan, lagipula. Master lebih terlihat keren daripada Nona.’

Ethelyne berdecak, dia terus menelusuri jalan hingga sampai di perbatasan. Namun baru saja hendak melangkah keluar, sebuah tombak mengarah ke dadanya.

“Siapa kau? Apa yang kau lakukan di sini?”

Ethelyne mengerutkan keningnya saat mendengar pertanyaan tersebut. “Apa masalahnya? Aku ingin ke Kota Lagarde.”

“Lagarde? Untuk apa kau ke sana? Hanya pedagang dan bangsawan tinggi yang bisa keluar masuk perbatasan sesuka hati, siapa nama kau dan dari bangsawan mana?”

Ethelyne melirik ke belakang, dia menghela napas. “Namaku …”

‘Master, jangan memberitahu mereka nama aslimu!!’

“Eh, ada apa?” tanya Ethelyne bergumam.

‘Bagaimana jika ada manusia yang pernah datang ke kerajaan iblis atau mungkin mengenal Anda, terlebih lagi. Anda adalah Putri termuda kerajaan iblis, tidak ada jaminan bahwa Anda tidak akan dikenali meski dalam wujud manusia.’

“Hem, benar juga.”

“Jawab pertanyaanku!”

“Namaku, Katrine. Aku hanyalah rakyat biasa dan ingin pergi ke kota Lagarde untuk membeli sesuatu.”

“Raykat biasa?” Prajurit yang menatap Ethelyne serius. “Ikut denganku, kau tidak bisa keluar dari kota Starlaxy sebelum kami memeriksamu. Bisa saja kau itu--”

“Jangan khawatir, aku bukanlah mata-mata. Aku hanyalah rakyat biasa dan akan ikut denganmu, setelah memastikan aku bukan mata-mata. Aku boleh pergi kan?”

Prajurit itu tampak mempertimbangkan keputusannya sebelum mengangguk. “Ya, ikut aku ke pos penjaga. Kau akan dibiarkan lewat jika dipastikan aman, tapi jika kau dianggap berbahaya. Maka kau akan ikut kami ke istana atau mati di tempat.”

Ethelyne mendengarnya dengan seksama, dia mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. ‘Tidak masalah, aku adalah iblis. Dan iblis tidak bisa tiada ataupun menderita luka.’

~♥~~♥~

Selesai Direvisi ❤️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!