Penurut

"Arman, kenapa kamu terus memprovokasi Endra? dia itu sedang sakit" seorang guru menegur Arman, membuat teman sekelas Endra itu menjadi semakin membenci Endra yang dalam pikirannya, selalu saja dibela oleh semua guru.

Terjadi keributan di dalam kelas, setelah Endra dibawa pergi ke rumah sakit, teman-temannya bisa melihat dari jendela atas, karena kelas Endra ada di lantai tiga.

"Kenapa dia bisa pingsan? mungkinkah traumanya belum hilang, sangat kasihan sekali, ternyata separah itu kondisinya"

"Tapi tetap saja dia begitu tampan saat pingsan, seandainya dia mau membuka hatinya untukku, maka aku berjanji akan merawatnya dengan sepenuh hati, jiwa dan raga"

"Terlalu lebay kamu ini, pasti kamu mau dengannya karena dia anak orang kaya kan? kalau tidak mana mungkin kamu mau sama pria dingin macam kulkas lima pintu itu" para siswi asyik membicarakan tentang Endra, hingga Arman yang mendengarnya menjadi semakin kesal dan membenci Endra, karena bahkan para siswi tetap mengidolakan seorang pria lemah seperti Endra.

🖤🖤 Flashback 🖤🖤

"Apa kondisi anak saya sangat berat dong untuk disembuhkan?" Rayhan merasa sangat sedih melihat anaknya yang bagaikan tidak mempunyai jiwa.

"Sepertinya kondisi jiwanya sangat terganggu dengan apa yang dia alami. Untuk saat ini yang bisa saya katakan hanyalah. Endra mengalami trauma berat, dan biasanya trauma seperti ini selalu berkepanjangan, dan tidak akan bisa sembuh total. Kalau pun sembuh, itu butuh waktu yang sangat lama sekali"

"Kenapa bisa seorang dokter berkata seperti itu!!" Rayhan merasa sangat frustasi mendengarnya, bahkan dokter yang dia harapkan akan menenangkan nya, dan tidak membuatnya tambah panik, malah mengatakan hal yang membuat hidupnya seakan runtuh setelah mendengar kondisi anaknya.

Tapi dokter juga harus mengatakan kebenaran kepada salah satu keluarga, supaya kedepannya bisa dicarikan solusi bersama. Karena penyakit yang disebabkan oleh kejiwaan, obatnya hanya lah dari pasien tersebut yang berusaha untuk sembuh. Dan tentu saja didampingi oleh keluarganya.

"Jangan terlalu dipikirkan, karena kesembuhan itu pasti ada, kita hanya harus terus berusaha, dan tolong jangan terlihat lemah dihadapan Endra, tunjukkan bahwa keluarganya kuat, jadi dia juga akan kuat dan berusaha untuk sembuh" dokter selesai menjelaskan, lalu mempersilahkan Rayhan untuk kembali ke ruangan Endra, karena ditakutkan terjadi kepanikan pada Ranti, saat suaminya tidak menemani dirinya dan Endra.

"Nyonya Ranti harus selalu dalam pengawasan, jangan biarkan beliau tau, karena saya sangat yakin, bahwa nyonya Ranti tidak akan sanggup mengetahui kondisi putranya" salah satu ucapan dokter tadi masih terngiang di telinga Rayhan.

Saat Rayhan memasuki ruangan dimana anaknya dirawat, terlihat Ranti yang tidak henti-hentinya menangis dan mengajak berbicara pada Endra, tapi tetap tidak ada respon apapun dari anaknya walaupun matanya terbuka lebar.

🖤🖤 Flashback End 🖤🖤

"Endra, bangun sayang" Ranti sangat sedih melihat kondisi anaknya yang kembali pingsan. Setelah mengalami tragedi penculikan, Endra menjadi gampang tertekan, dan saat tertekan akan sesuatu, maka dengan mudah Endra akan pingsan atau muntah.

Rayhan mengusap lembut bahu istrinya, mereka tidak boleh lemah dihadapan Endra, karena itu bisa membuat Endra menjadi melemah juga.

Endra bisa merasa bersalah dan menganggap dirinya tidak berguna, apabila melihat orang tuanya menangis karena kondisinya yang tidak juga membaik.

Sebisa mungkin mereka harus selalu terlihat kuat di depan Endra. Suseno juga tidak kalah sedih melihat teman belajarnya, tidak kunjung sembuh secara keseluruhan. Selama ini Suseno merasa sendiri, karena Endra tidak lagi menunjukkan perasaan apapun saat mereka belajar atau bersama.

"Nyonya, bagaimana kalau akhir pekan ini, kita ajak Endra untuk piknik disuatu pegunungan di desa. Udara desa pasti sangat bagus dan menenangkan. Saat kami melakukan study tour, sebenarnya Endra melupakan bekal yang dibuat nyonya untuknya, bekal itu ketinggalan. Jadi saat kami sampai di tempat study tour, Endra mengambil punyaku. Bagaimana kalau kita bangkitkan memory perasaan apapun padanya mulai sekarang, seperti perasaannya yang ingin menang sendiri, perasaan marah karena keinginannya tidak dipenuhi, dan perasaan yang lainnya. Kita jangan hanya seperti ini dengan menunjukkan hanya kebahagiaan di depannya, ini terlihat sangat palsu" Suseno mengatakan apa yang ada di pikirannya.

Suseno sudah banyak membaca dan menonton mengenai orang lain yang juga mengalami trauma, dan itu bisa disembuhkan dengan menghadapi trauma tersebut. Karena kalau menghindari nya, maka kesembuhan sangat jauh dari harapan.

Ada satu contoh trauma yang dialami oleh seorang anak akibat melihat ibunya berselingkuh bahkan melihat ibunya berciuman dengan selingkuhan nya. Anak itu menjadi takut untuk berhubungan intim, bahkan setelah dia dewasa dan menikah, karena baginya itu adalah suatu kesalahan. Cara menghadapinya adalah membuang rasa takut itu dengan menghadapinya. Untung saja suaminya begitu sabar dalam menghadapi trauma istrinya.

Contoh lain yang juga masih dikarenakan hal sana, ada seorang remaja yang melihat ayahnya terus berselingkuh, bahkan akhirnya anak itu menjadi anak broken home karena kedua orang tuanya berpisah. Ayahnya memilih selingkuhannya dan meninggalkan sang ibu.

Remaja itu yang merupakan seorang perempuan, sampai saat dia dewasa, berubah menjadi anak yang temperamental dan begitu agresif serta posesif terhadap suaminya, karena tidak mau mengalami hal seperti ibunya dahulu.

Untuk kasus ini, bahkan sampai saat ini, wanita itu masih tidak bisa melupakan traumanya. Begitu mengerikan nya suatu sesuatu yang dinamakan dengan trauma itu. Trauma mungkin saja kambuh sewaktu-waktu, dan bila terus dibiarkan, jaringan saraf yang ada di otak, bisa rusak dan memicu penyakit kronis pada beberapa bagian tubuh. Tentu saja Suseno tidak mau kalau sampai hal itu terjadi pada Endra.

Suseno terus meyakinkan Rayhan dan Ranti, supaya melakukan sesuatu.

"Apa kamu yakin ini tidak beresiko?" tanya Rayhan pada Suseno, yang sebenarnya sudah dia anggap sebagai anaknya sendiri.

"Lebih baik kita berusaha melakukan sesuatu, daripada hanya menunggu kesembuhannya tanpa melakukan apapun" Ranti setuju dengan Suseno. Rayhan dan Suseno lalu keluar dari dalam ruangan rawat Endra, untuk membeli makan siang, dan membiarkan Ranti yang lama-kelamaan tertidur fi sebuah sofa, yang tidak jauh dari ranjang Endra.

Setelah beberapa saat, Endra terbangun dari pingsannya. Tapi dia tidak terlalu terkejut dengan kondisinya, karena hal ini sudah sering dia alami. Endra dengan santainya menarik selang infus yang berada di pergelangan tangannya, lalu segera bangkit dari tempat tidur.

"Apa yang kamu lakukan Endra? istirahat dulu sebentar lagi, habiskan dulu infusnya" Ranti begitu kaget saat mendengar suara barang jatuh, sepertinya tanpa sengaja Endra menjatuhkan sesuatu yang berada di atas meja.

"Aku sudah membaik ma, untuk apa juga aku berada disini? semua ini tidak ada gunanya, karena cepat atau lambat, kalau terjadi sesuatu hal yang bahkan hanya sepele, tapi aku dengan lemahnya akan pingsan. Tapi kalau mama berharap aku terus disini, akan aku lakukan" Endra merasa lelah dengan kondisinya sendiri.

Hati Ranti terasa sakit melihat anaknya yang berubah menjadi seperti anak lain, yang bukan anaknya seperti dahulu, Endra yang sekarang menjadi terlalu penurut, tanpa memikirkan perasaannya sendiri.

Terpopuler

Comments

nurry🌼

nurry🌼

Nasib endra menyedihkan sekali

2023-04-30

4

artsiska

artsiska

kasian Endra

2023-04-10

0

Riyrie

Riyrie

Semangat terus kka

2023-03-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!