Biandra mengamati keadaan disekitarnya, kemarin ia terlalu shock ketika dipertemukan dengan orang itu. Dia benar-benar berlaku seperti orang gila atau memang dasarnya dia sudah gila?
Bosan dengan pemikirannya itu, Biandra menatap kearah kejauhan. Merenung memikirkan masalah yang kini menimpanya, di otaknya sudah tersusun beberapa rencana untuk menjatuhkan pamannya. Tapi dengan keadaannya yang seperti ini tidak memungkinkan ia dapat menjalankan rencana. Dan juga Biandra tidak memiliki keahlian bela diri sama sekali.
Kenapa rumah sakit jiwa ini tidak seperti kampus yang selalu menyajikan setiap UKM untuk para mahasiswanya jadi mahasiswa tinggal bebas menentukan pilihannya. 'lagi-lagi mikir ngawur. Tentu saja yang namanya rumah sakit mau jiwa atau umum tidak akan menyediakan fasilitas seperti itu.'
Biandra cengegesan dengan pemikirannya sendiri. Biandra dikejutkan dengan kedatangan dokter yang menurutnya gila itu. Dokter itu berjongkok dihadapannya kemudian melemparkan smirk. Yang entah kenapa bukannya menampilkan wajah mengerikan malah membuat rupa dokter itu semakin manis! Mikir apa sih?
"Kamu seperti bukan orang gila saja. Kerjaanmu cuman duduk termenung saja. Seperti orang normal yang apa ya istilahnya sekarang? Ah mager"
Beneran nggak sih ini dokter dibilang dokter paling cool dirumah sakit. Perasaan biandra dari pertama dia berjumpa dengan dokter ini, dokter ini sangat cerewet sekali. Mungkin hanya, oke rupa doker itu memang diatas standar berbaning lurus dengan cerewetnya 'bathin Biandra
"Kamu tidak pernah menjawab ya semua pertanyaan saya. Baiklah apa saya perlu semalaman ini menunggui kamu, agar saya dapat mendengar suara kamu itu" tambah dokter gila itu lagi
Ini dokter lama-lama makin sarap. Udah jelas dia gila mana mungkin dia bisa ngomong normal sama lo, oon kok dipelihara' Bathin Biandra
Dokter Rayhan mengenggam tangan Biandra, sekilas Biandra terkejut tangannya digenggam sang dokter gila itu. Akhir-akhir ini Dokter ini hobby sekali melakukan skinship dengannya gara-gara dia sedang dalam 'status' gila jadi dia nggak bisa marah-marah bagian tubuhnya disentuh dokter itu. Biandra membayangkan kalau ia bertemu dokter ini diluar dan dokter ini menyentuhnya sudah jelas dokter itu akan tinggal nama. Biandra cengegesan sendiri
Dokter Rayhan mendapati pasiennya ini cengegesan dan dia mengartikan lain
"Ternyata membuatmu tidak seperti patung tiap kutemui itu, aku harus menyentuhmu. Baik sepertinya kau suka disentuh pria tampan seperti saya, atau mungkin sebelumnya tidak pernah ada pria tampan yang mau menyentuhmu" ujar dokter Rayhan narsis
Biandra ingin sekali membunuh dokter itu sekarang juga, tak perlu dengan tusukan hanya memutilasi kemudian tubuh dokter yang terpisah itu akan dia buang kelaut lepas, sukur-sukur ada hiu yang mau memakan 'bangkai' itu.
Biandra kembali tertawa terbahak-bahak. Ia tidak menutupinya anggap saja ini hiburan untuknya yang tengah menderita masalah yang tidak kunjung tereliasikan penyelesaiannya. Dokter Rayhan terperangah dengan senyuman lebar yang didapatnya diwajah pasiennya. Sekilas ia merasa debaran jantungnya memompa begitu cepat. Dia yakin ini bukan rasa asing. Tapi ini juga bukan rasa itu. Ini hanyalah keadaan yang dapat membuatnya normal.
Setelah Biandra tertawa lepas dan muka melongo dokter Rayhan yang didapatnya kemudian, Biandra meredakan tawanya rasanya seperti tidak sopan.
"Tawamu manis sekali" Biandra tidak terlalu mendengar dengan jelas apa yang terucap dari mulut dokter itu tapi Biandra hanya membaca gerekan mulut dokter itu jadi dia tidak yakin dengan kata-kata yag dirangkai otaknya itu.
Dokter itu kemudian berlalu dari ruangan selnya. Meninggalkan Biandra yang tengah mencoba menghindari pikiran yang mengusik reaksi berlebihan ditubuhnya.
***
Seorang perempuan berusaha membuka pintu ruangan selnya dengan perlahan tanpa membunyikan suara meskipun itu susah. Namun dengan perlahan pintu ruangan sel nya terbuka, tak ingin berbuat seperti kemaren yang menyebabkan ia semakin diisolasi. Walaupun kemaren itu hanya peringatan untuk gadis itu dan malam ini gadis itu harus mati.
Perempuan itu sudah memastikan bahwa lorong ini sudah sepi daritadi dan dalam waktu 15 menit kedepan tidak akan ada jadwal patroli perawat ia telah membaca setiap jadwal dilorong ruangan ini. jadi perempuan itu merasa tenang dengan kegiatan yang akan dilakukannya malam ini.
Dan pemikirannya salah total dan bisa dibilang dia telah gagal diawal. Disana, didepan ruangan Biandra dokter yang juga merupakan dokter yang merawatnya tengah berjongkok didepan sel gadis itu dan entah tengah membicarakan apa. Perempuan itu merapatkan badannya yang mungkin akan dianggap mustahil jika tidak terlihat karena walaupun lampu dilorong ini tidak begitu terang tidak juga dikatakan gelap. Artinya tempatnya diketahui. Sial. Kenapa dia tidak mengetahui keberadaan dokter itu, dan kapan dokter itu datang kenapa tidak diprediksikannya' bathin perempuan itu.
Perempuan itu mengutuk keadaannya ini. seperti memakan buah simalakama ia tidak dapat bergerak kemanapun. Dokter itu bangkit dan berlalu dari sel gadis itu. Dan kemana dokter itu?'batin sang perempuan.
Dia berjalan perlahan kearah sel Biandra, tepat dia berada didepan sel Biandra ia mengeluarkan senyum mematikan anggap saja demikian'bathinnya.
Biandra memadang kearah perempuan yang menjulang didepan selnya. Kenapa malam ini banyak sekali yang mengagetkannya. Tunggu, ini kan perempuan sarap yang mencoba menusuknya kemaren! Whats kenapa dia berada didepan selnya.
Kenapa harus ada pertemuan kedua lagi sih dengan perempuan ini, apa kali ini dia akan metong?' bathin Biandra
"Halo putri"
Biandra celingak celinguk, apakah dari 3 pasien dibelakangnya ada yang bernama putri? Tapi panangan mata perempuan ini tertuju padanya. Apakah yang dimaksud dengan putri adalah dia?
Biandra melengos dari jarak didekat sel kemudian menuju kearah Kasur gembelnya itu. Namun sebelum itu ada gerakan disampingnya. Dan itu pisau lipat dan menancap di dinding kamarnya. Holly shit ada berapa banyak sih koleksi pisau ini cewe?'bathinnya
Biandra berjalan kearah pisau tertancap itu kemudian mencabutnya lalu menolehkan kepalanya kearah perempuan itu. Biandra tersenyum kemudian dia mendapati perempuan itu terkejut. Biandra sudah biasa ditakuti dan yang paling membuatnya takut adalah suara tembakan yang terjadi dirumahnya seminggu lalu. Jadi jika hanya pisau lipat kecil ini tidak akan membuatnya gemetar.
Sepertinya pamannya sudah mencium Biandra tidak gila, atau Karena Biandra gila jadi gampang untuk dimusnahkan. Dan ITU TIDAK AKAN TERJADI.
Biandra berjalan kearah siperempuan itu. Karena perempuan itu berusaha membuka pintu sel ruangan biandra dengan penjepit atau semacamnya. Selain pisau lipat ternyata dia ahli dalam membuka pintu, sekarang perempuan itu telah berhasil masuk kedalam ruangannya.
"Putri harus tidur, jadi Raja akan bangun" ujarnya.
Perempuan itu mencengkram leher Biandra hingga Biandra merasakan udara semakin menipis didalam tubuhnya. Ia berusaha menarik tangan yang mencengkram lehernya, tapi usahanya sia-sia. Cengkraman itu terlalu keras. Biandra berusaha meraung-raung tapi tdak ada suara yang keluar dari mulutnya. Sedangkan perempuan itu tersenyum bahagia melihat wajah tersiksa Biandra.
"Le..pas....kan" ucap Biandra terbata
"Putri harus tidur, jadi cepatlah tidur! saat ini aku sedang mengninabobokan putri" ujar perempuan itu bengis
Biandra menatap kearah tangannya yang memegang pisau lipat itu, tanpa menghiraukan ucapan perempuan gila didepannya ia menancapkan pisau itu dibahu kanan sang perempuan.
Cengkramannya mengendur, Biandra mendorong tubuh perempuan itu dan merauk udara disekitarnya dengan rakus. Ia melihat darah berbekas dibaju pasien jiwa perempuan itu. Biandra mencoba keluar dari dalam selnya kemudian berlari tak tentu arah dari ruangan tersebut. Dia terus berteriak tidak jelas
Entah apa yang dikeluarkan mulutnya, dia terus berteriak. Entah rumah sakit ini tiba-tiba menjadi kuburan. Entah Karena sudah terbiasa mendengar teriakan-teriakan pasiennya jadi tidak ada yang datang menolongnya. Shit!
Dia harus menyelamatkan dirinya seorang diri. Ya ampun! Bagaimana ini, dia tidak menguasai ilmu beladiri sedikitpun. Salahkan 20 tahun hidup yang telah dilaluinya yang tak pernah masuk dojo atau sanggar. Sekarang bagaimana dia melawan perempuan yang jelas-jelas mungkin sangat terlatih beladiri.
Kenapa perempuan harus ada yang bisa beladiri sih! Dan kenapa juga perempuan itu berada didalam jejeran ruangannya. Kamvreet!
Tua bangka busuk!.Biandra menghentikan larinya kemudian dia berbalik menghadap kearah belakangnya kemudian memasang kuda-kuda yang diingatnya sekilas ketika menonton TV.
Perempuan itu tertawa "jangan meemberontak putri, putri hanya perlu tidur. Padahal aku sudah meninabobokan putri. Kenapa putri tidak tidur dan malah menusuk aku?" ucapnya dengan raut muka yang sangat ceria.
Perempuan sarap. Itu bukan tidur itu metong tolol. Ingin sekali Biandra berteriak demikian, tapi ia mengingat ia harus menyediakan tenaga untuk melawan perempuan didepannya dan mungkin itu mustahil untuk keadaannya saat ini.
Perempuan itu berjalan perlahan kearah biandra, dan biandra terus mundur disetiap langkah kaki perempuan itu. Tepat perempuan itu dihadapan biandra, perempuan itu menarik rambut Biandra kemudian membawa biandra ketempat yang dirasanya lebih aman dari lorong ini.
Biandra meringis, setiap langkahnya Biandra memberontak dengan memukul, mencakar bahkan menarik rambut perempuan itu dan memang nasibnya sial, rambut perempuan itu tidak dapat ditarik, itu rambut dengan potongan moha' khas laki-laki.
"Diamlah putri! Jangan memberontak atau pisau ini juga akan menancap dibahu putri. Dan tentunya putri juga tidak mau bukan"
"dan jangan coba-coba untuk berteriak. Atau saya akan merobek mulut putri"
Biandra pasrah! Karena energinya seperti terkuras habis sedari tadi, apa ini efek jarang berolahraga sedikit saja mengeluarkan energi dan akhirnya tenaganya habis begitu saja, padahal umurnya masih 21 tahun.
"Bagus jadilah anak yang patuh putri, maka putri akan memimpikan mimpi yang sangat indah".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Amrih Ledjaringtyas
masih bingung
2021-04-09
1
khanza key
lanjut thor
2020-10-14
0
Herlina Damanik
ceritanya menguras otak yg memaksa kita ikut larut dalam imajinasi orang gilak.bisa ikut gila kite wkwkwkwk
2020-09-08
6