"Satu...Dua...Tiga..." seru Cia sambil push up menatap kesal kearah pria yang tengah duduk santai didepannya. Ia sudah menduga kalah taruhan bermain game dengan Abryal, namun ia tidak menyangka bakalan kalah telak. Gila sih, dia benar-benar nggak mandang gue cewek.
"Oi, apa yang lo lamunin huh? Cepat hitung!" seru pria itu lagi membuat Cia menghendus kesal. Ada satu hal lagi yang membuat Cia harus menahan malu, pria itu menyuruhnya mengalungkan kertas bertuliskan 'Saya Berjanji Tidak Akan Berkata Kasar Lagi!'. Pria itu sungguh menyebalkan.
Tak terasa sudah hitungan 40, barulah Cia diperbolehkan istirahat. Gadis itu langsung bernapas lega dan duduk sambil menselonjorkan kakinya disamping Abryal. "Fyuuh, lama-lama gue berotot juga." keluhnya membuat Abryal terkekeh pelan.
"Baru segitu aja nggak bakalan buat lo berotot, Bricia." Ledeknya membuat Cia menatap tajam.
"Ck, lagi-lagi Bricia...Bricia. Gue udah bilang jangan manggil gue dengan nama itu!"
"Emangnya kenapa nggak boleh manggil nama lo yang itu?" tanya Abryal penasaran.
"Privasi, lagian kenapa sih lo kepo betul kak?" tanyanya heran.
Abryal mengedik bahu acuh tak acuh. Ia sibuk memainkan ponselnya tanpa menoleh kearah gadis itu. Cia merasa kepo, gadis itu sedikit menggeserkan tubuhnya merapat dengan Abryal. Ia tertegun melihat kelihaian bermain game Abryal. "Gila, keren banget lo main kak!" pujinya spontan namun langsung menutup mulutnya.
Abryal menoleh sekilas kearah Cia dan mendorong gadis itu menjauh darinya. "Jangan dekat-dekat gue, lo bau ketiak." sahutnya langsung membuat Cia membelalak.
"Anjir." umpatnya langsung menutup mulutnya lagi. Astaga, bisa tidak sih dalam sehari gue nggak berkata kasar?! Tuh liat...liat bentar lagi gue bakalan kenak hukum!
"Hmm mulutnya..." ucapnya menatap Cia. Cia menghela napas sambil menyatukan kedua telapak tangannya dihadapan yang mulia Raja licik itu. "Maaf kak." cicitnya.
"Hmm sudahlah, lo juga udah capek. Ikut gue!" ajaknya membuat Cia melotot tajam.
Lah, mau kemana lagi emangnya?!
Cia hanya bisa menuruti kemauan pria itu entah kemana pria itu membawanya. Cia tertegun saat Abryal berhenti didepan kelasnya. Pria itu membuka pintu dan mengobrol sebentar dengan guru yang ada didalam kelas Cia. Gadis itu tidak tahu apa yang dibicarakan oleh Abryal dengan gurunya.
"Baik bu, saya minta maaf sudah membawa Cia tadi." ucap Abryal pelan lalu menoleh kearah Cia.
"Eh?" Cia bingung mengapa dirinya malah disuruh masuk oleh pria itu.
"Lo udah diizinkan masuk Ci, gue pergi dulu ya." ucapnya tersenyum lembut selembut kapas. Siapapun pasti bakalan memekik senang diperlakukan seperti itu oleh Abryal, tetapi tidak berlaku untuk Cia yang merasa heran dengan sikap pria itu. Setelah Abryal pamit dengan guru didalam, ia pun dipersilahkan duduk ditempatnya.
Banyak yang bersiul kearahnya, bahkan Mira memukulnya gemas sangking tidak menyangka jika Cia adalah gadis yang beruntung mendapatkan perhatian Abryal. "Gila ya lo, anak baru dah dapat spek dewa!" gemasnya sambil berbisik kearah Cia.
Cia mendesis, ia menggeleng heran. "Biasa aja kok, lagian gue barusan dapat hukuman dari dia. Nggak ada yang perhatian." tekannya membuat Mira mencebik.
"Idih, bilang aja malu ya kan?" Godanya malah ditatap horor oleh Cia.
"Udah deh, jangan bicarain dia mulu, capek gue dengarnya."
"Hehehe iya...iya...ululu jangan marah dong Ci.." bujuk Mira lagi.
Cia memutar bola matanya malas, namun ia teringat dengan perkataan Abryal tadi. Sontak ia mencium aroma ketiaknya. "Nggak bau kok, malah gue tadi pakai deodorant juga. Aneh tuh cowok!" gumamnya kesal.
"Mir, ketek gue bau nggak?" tanyanya.
Mira mengernyit aneh, tetapi gadis itu tetap mencium aroma Cia. "Nggak, malah harum bedak."
"Iya kan, syukurlah."
"Emang kenapa? Apa jangan-jangan Kak Al bilang lo bau ketiak ya?" tebak Mira membuat Cia melotot tajam.
"Nggak ada." ketusnya.
***
Cia duduk menikmati nasi goreng pesanannya. Saat hendak memasukkan sesuap nasi, tiba-tiba Serena muncul menganggu ketenangannya.
Braak.
Serena sambil membusungkan dada menatap sinis kearah Cia. Ia bahkan tidak segan-segan menumpahkan es jeruk dalam nasi goreng Cia. Cia membelalak melihat nasi gorengnya sudah tergenang es jeruk. Ia menatap tajam kearah Serena. "Lo ngapain?!" tanyanya kesal.
"Cih, anak baru belagu. Lo sok-sokan banget jadi cewek." ledeknya lalu mendorong piring itu kearah Cia.
Sontak Cia kesal, gadis itu berdiri lalu mencekal tangan Serena kuat. "Sini lo!" ucapnya dingin menarik tangan gadis sialan itu ikut dengannya. Lagi-lagi pandangan semua orang menatap kearah mereka. Serena tidak menyangka jika tenaga Cia sekuat ini menarik tangannya.
"Lepasin sialan!" pekiknya tetapi dihiraukan Cia. Gadis itu menariknya menuju meja Abryal yang tengah bersama dengan teman-teman pria itu.
"Wees apa lagi tuh?" seru David melirik Cia berjalan kearah mereka. David langsung menyenggol lengan Abryal. "Woi Al, cewek lo kesini." serunya sontak membuat Abryal menatapnya horor.
"Sejak kapan gue punya cewek?!"
"Sejak hari ini bego. Lo udah buat heboh satu sekolah karna dekat dengan anak baru itu! Tuh liat cewek lo kesini!" serunya membuat Abryal menoleh kearah yang David tunjuk. Tatapan mengernyit bingung melihat seragam Cia terlihat kotor dan juga gadis itu menarik paksa seseorang dibelakangnya.
Cia langsung melempar Serena tepat dihadapan meja kakak kelasnya membuat mereka menjadi tontonan siswa yang lain. "Kak, pungut nih cewek. Rese kali dia!" kesalnya menoleh tajam kearah Serena. Jangan tanya Serena saat ini, ia harus menunduk malu karena dipermalukan Cia dihadapan Abryal.
"Woi Serena kalau lo suka sama dia ngomong lah. Woi gue suka sama lo, gampang kan?! Ngapain juga lo ganggu gue, udah tau gue lapar lo ganggu juga. Gue sama dia nggak dekat, kalau lo mau sama dia jalanlah sana, jangan ganggu gue. Jadi cewek kok pengecut banget!" cerca Cia menggebu-gebu, perutnya benar-benar keroncongan saat ini.
"Gue tau lo barusan bully gue kan?! Cuih, nggak zaman banget. Kenak-kanakan, tuh orangnya udah didepan lo. Tinggal ngomong sana, udah gue antarin. Jangan ganggu gue lagi!" cercanya lagi. Lalu tatapannya tertuju pada Abryal.
"Kak, minta uang ganti rugi!" pintanya membuat semuanya lagi-lagi terkejut dengan tingkahnya yang terlalu berani pada Abryal.
Abryal diam, ia mengeluarkan dompetnya dari saku dan memberikan selembar uang seratus ribu rupiah pada Cia. Gadis itu langsung mengambilnya lalu tersenyum sinis kearah Serena. "Makasih kak, tuh urus ceweknya baik-baik ya." ucapnya pergi meninggalkan mereka yang terbengong dengan tingkahnya.
Abryal langsung tertawa kecil. "Menggemaskan sekali." gumamnya pelan sambil tersenyum seringai membuat David yang melihat raut Abryal langsung merinding.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Tri Handayani
lanjut thorrr....
2023-03-31
1
mom's AliSha 🌼
CIA...cewek badasss...
2023-03-31
1