Ngawi, 28 Juli 2006
Teruntuk
Kakak Ninoto Koma
di
singgahan hatiku
Dear kak,
Setelah saya ikuti ospek ini hatiku jadi berbunga-bunga kak. Wajahmu kian menyelip diantara pori-pori hati ini.
Kakak ganteng yang rupawan, izinkan aku mengenalmu lebih jauh. Izinkan aku mengenal hatimu, hingga hatiku dan hatimu bersatu.
Hai kak Nino, Dari hari kehari ospek ini, aku mencoba meraih hatimu. Namun aku tak bisa, karena di setiap anganku aku selalu memikirkanmu.
Your lovely,
adik kelasmu.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Hahhhh....nyengir aku membaca dengan keras dan lantang isi surat cinta teruntuk kak Ninoto Koma. Malu semalunya hati ini. Mulut dan wajahku tak mampu aku menatap tatapan para penghuni aula ruangan ospek ini. Semua menatap tajam. Tak terkecuali pacarnya, si tukang emas jalan.
Tersudut tak karuan hatiku, oleh kelakuan yang membuat oleh surat cinta ini. Pantesan saja si penulis surat cinta mengultimatum aku,
"surat cinta ini tak boleh kau buka dan kau baca sebelum ospek dimulai."
"O jadi ini masalahnya..., Kismi. Lihat aja ntar di kos aku balas kamu. Malu-maluin orang ajah." Gumamku ke Kismi teman kos aku yang buat surat cinta itu. Padahal aku tidak menyuruhmu membuat surat cinta sedetail itu.
Hahhh....mati kutu akuuuu...... aku jadi ndak konsen antara membaca dan berpikir. Otakku berpikir keras dan takut jangan-jangan dan jangan-jangan aku dibantai duluan sama si pacarnya.
****************
Flash back.
"Kis, tugasku ospek banyak sekali. Suruh buat surat cinta. Padahal aku belum pernah menulis surat cinta."
"Tugasmu apa selain surat cinta ?"
"Banyak Kis. Tanya aja Beta itu satu kelompok sama aku."
"Ini masih disuruh buat rok pakai tali rumput Jepang segala, buat papan nama dada, cari bawang putih yang masih dalam satu lingkaran berjumlah 23 siung harus utuh satu lingkaran. Kita harus pergi cari bahan ke pasar sayur Kandang Sapi. Haddeuuhhhh nih tugas macam apa nih... Baru masuk sudah digencer sama tugas yang bejibun. Bantuin kita ya, kis." terang Beta pada Kismi yang beda Universitas dengan kita berdua.
" Baik, akan aku bantu kalian berdua membuat surat cinta. serahkan semua padaku. Aku akan menyelesaikan besok pagi. Okey..."
Terang aja kita kegirangan, Alhamdulillah satu tugas terbantu. Tanpa memikirkan yang aneh-aneh. Tanpa memikirkan aku dikerjai si Kismi.
Tanpa pikir panjang malam ini setelah bergerilya mencari bawang putih di pasar Kandang Sapi, dapat bawang putih bergerombol siungnya.
Kita berikan dua lembar kertas untuk menulis surat cinta. Kismi menerima dan menyimpan kertas itu tanpa mengizinkan kita melihat, memfilter atau melirik sedikitpun isi surat cinta itu.
Kecurigaanku sebenarnya sudah terbersit namun ku tepis jauh-jauh. Masak iya sudah dibikinkan masih berprasangka buruk sama temen sendiri.
Pikirku tugas yang lumayan amat sangat banyak dapat bantuan itu sudah Alhamdulillah banget. Pagi hari nanti setelah shubuh masih harus menanak nasi pakai dandang dan membuat sambal trasi yang digulung nasi Tanak hingga jadi seperti nasi bakar namun tak dibakar.
Sambel trasi itu kayak gimana, orang aku tak suka. Kalau suruh telpon Ibu di kampung malu. Pasti dimarahin punya anak gadis mengecewakan dunia kuliner warisan nenek moyang, gak bisa buat sambel trasi.
Hemmm....memalukan dunia persilatan saja. Ahhh tidak ahhh...aku tanya Ibu kos saja. Beliau pasti tau pikirku. Setelah matang nasinya jadi sambal trasinya,,, ee rasanya tidak senikmat buatan Ibuku di kampung.
Jiyahhhh bener-bener keterlaluan aku ini. Membuat malu Ibuku saja. Kalau di dekat beliau pasti aku sudah di jenggung kepalaku sama Ibuku. Maafkan anak gadismu ini ya Buk. (Hanya tinggal kenangan Ibukku sudah tiada. Saat menulis cerita ini aku menangis teringat Ibuku yang sudah meninggal dunia 10 tahun yang lalu). Beliau yang membuat aku mandiri berdiri kuat layaknya laki-laki, walaupun aku ini anak perempuan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments