Pertemuan Kedua dan Takdir Buruk Alona

Tamparan keras mendarat di pipi Alona dari salah satu pria yang Leon katakan sebagai sepupunya. Dia sangat marah pada Alona karena telah membuat Leon mempermalukan keluarganya dan tentunya nama keluarganya jadi tercela. Hanya perkara diskors saja, dia tega menampar seorang gadis seperti Alona.

"Astaga, kenapa kamu menamparnya?" tanya Gustav, salah satu sepupu Leon, yang sempat dipelintir tangannya oleh Alona.

Tara pun menyeritkan alisnya. "Kenapa kamu membelanya? Dia sendiri yang mengatakan bahwa gara-gara dia Leon jadi diskors dari sekolah. Leon telah mempermalukan keluarga kita karena gadis ini, Tara!"

Tara adalah kakaknya Gustav.

Leon pun dibawa oleh Tara pergi jauh dari Alona. Saat itu Alona sangat sedih melihat Leon dibawa paksa oleh sepupunya dengan cara yang buruk. Ingin sekali Alona meminta maaf pada Leon berhubung ketemu. Sayangnya, takdir belum memberikan waktu.

"Hei, maafkan Tara, ya. Tadi dia sudah menampar kamu. Pasti sakit, 'kan? Boleh aku melihatnya?" Gustav begitu baik, tapi dia juga tidak bisa memaafkan Leon yang sudah memperburuk keadaan keluarganya.

"Aku tidak masalah dengan tamparan itu. Leon diskors dari sekolah juga karena aku. Tolong sampaikan permintaan maafku padanya, aku belum sempat meminta maaf," ucap Alona masih menatap kepergian Leon.

"Apa aku bisa mengantarmu pulang? Ini sudah larut, bahaya jika seorang gadis sepertimu berjalan sendirian di tengah malam," Gustav menawarkan diri.

Alona menggelengkan kepala. "Tidak, tidak perlu. Aku sudah terbiasa keluar malam dan pulang sendiri. Terima kasih atas tawarannya, permisi..." tolaknya dengan sopan.

Dari sana Gustav bisa melihat jika Alona bukan gadis nakal yang seperti dikatakan oleh kekasihnya Leon. Yah, kemarahan Tara dan juga Gustav pada Leon juga dibumbui oleh kekasihnya Leon sendiri.

Pada dasarnya Alona sedih bukan karena ditampar oleh kakak sepupu Leon, Tara. Ia sedih karena melihat Leon yang terlihat sengaja menjauhinya. Bahkan tidak menyapanya sebelum dibawa oleh kakak sepupunya pergi.

Sementara itu, Kenzie masih saja mengikuti langkah kaki Alona dengan hati-hati supaya gadis itu tak mengetahuinya. Pria ini sangat penasaran dengan kehidupan Alona, satu-satunya gadis yang bisa membuatnya kesal saat serta tertarik dengannya.

"Huh, kalau saja bukan aku yang salah, mungkin tuh pala si Tara sudah aku tendang. Enak saja main tampar tampar, sakit tau!" Alona menggerutu.

"Pipi kamu tidak akan rusak, tenang saja!" seru Kenzie yang sudah ada di belakangnya.

Mendengar ada yang bicara, Alona pun berbalik badan. Dia melihat Kenzie dengan mata yang membulat, meyakinkan diri bahwa pria itu bukan orang yang sama. 'Heh, kenapa dia?' batinnya.

"Pasti berkhayal, mana ada om-om sombong seperti dia berada di jalanan kecil seperti ini? Hahaha mau apa dia? Mulung? Tapi jaman sekarang pemulung sukses pun banyak!" Alona menenangkan diri.

"Hei! Berani sekali kamu mengabaikan saya. Apa kamu tidak melihat, saya ada disini sejak tadi?!" kesal Kenzie.

Gadis itu pun mendekati Kenzie, lalu menyentuh lengannya dan memastikan sekali lagi jika yang ia lihat adalah nyata pria yang sudah membuatnya kesal sejak kemarin.

"Wah, ini serius kamu?" tanya Alona. Kembali meyakinkan diri, Alona menyentuh wajah Kenzie dengan lembut.

Sentuhan tangan Alona rupanya membuat getaran yang dahsyat di hati Kenzie. Pria ini sempat menatap Alona dengan waktu yang cukup lama.

"Haih, beneran kamu ini?" Alona terkekeh. "Sudahlah, katakan saja. Untuk apa kamu datang mencariku?" tanyanya dengan ketus.

Lamunan Kenzie terpecah. "Apa kamu mau uang?" pertanyaan Kenzie ini membuat Alona tersentak.

"Dih, apa-apaan ini? Bagaimana bisa kamu mengatakan itu dengan mudahnya?" Alona salah paham. "Kamu pikir aku wanita seperti apa?" kesalnya.

Melihat respon Alona, Kenzie hanya memutar bola matanya. "Maksud kamu apa? Saya hanya ingin menawarkan pekerjaan yang cocok untukmu daripada mengamen di jalanan, otak kotormu itu mengarah kemana?"

Alona tersenyum manis memperlihatkan dua gigi kelincinya. "Oh kirain. Hmm, pekerjaan apa itu?" tanyanya.

"Ini kartu nama saya. Kamu bisa menghubungi saya kapan saja. Jika kamu mencari pekerjaan, kamu bisa datang pada saya kapanpun kamu bisa," ujar Kenzie.

"Yah, kamu gunakan kesempatan ini saat kamu benar-benar membutuhkan uang dan pekerjaan," kata Kenzie berjalan menuju sebuah gang yang ternyata mobilnya terparkir di sana. "Selamat berjumpa lagi—Alona," ucapnya lirih.

Meninggalkan gadis kecil seperti Alona sendirian? Tidak! Kenzie memang pergi begitu menentukan kartu namanya, tapi dia masih memantau dari jauh.

"Kenapa dia baik padaku?" gumam Alona.

"Apakah ada maksud lain?"

"Ah, sebaiknya aku berpikiran baik saja. Kali saja nanti aku memang membutuhkan pekerjaan."

Segera Alona menyimpan kartu nama Kenzie di dompetnya. Ia pun melanjutkan perjalanan pulangnya lagi.

Belum juga sampai di rumah, Alona melihat beberapa tetangga berada di rumahnya. Banyak orang di sana dengan raut wajah mereka yang nampak sedih. Alona bingung, dia terus saja berjalan dan masuk ke rumah. Dia melihat adiknya yang sedang menangis sangat kencang.

'Ada apa ini? Kenapa Lita menangis tersedu-sedu seperti itu?' batinnya. 'Siapa yang ia tangisi?'

Langkah Alona semakin pelan, tapi masih berusaha menerobos orang-orang yang ada di sekitar rumahnya. Dia semakin heran dengan apa yang terjadi. Ketika sampai di rumah, Alona melihat dua sosok yang sudah ditutupi menggunakan kain putih.

"Kenapa Lita menangis? Siapa yang Lita tangisi?" gumam Alona, masih tak tahu.

"Alona, kamu yang sabar, ya. Semuanya sudah takdir Tuhan, sudah jalannya memang seperti ini," tiba-tiba Bibi Keith menghampirinya. Beliau juga langsung memeluk Alona.

Masih tidak mengerti, Alona pun bertanya. "Bibi, dimana ayah dan ibu? Lalu, untuk apa orang-orang berada disini?"

"Kain, kain itu!" tunjuknya. "Siapa yang ada dibalik kain itu?" Alona tak sabar ingin mendengar jawaban, jadi ia sengaja banyak bertanya.

Bibi Keith menunduk. Kemudian mengatakan, "Alona, kamu yang sabar, ya. Mereka adalah orang tuamu."

Nasi goreng yang masih di genggaman Alona jatuh. Tangannya seperti tidak bertenaga mendengar kabar buruk itu. Salah satu dari orang disana memungut bungkusan nasi goreng tersebut.

"Alona, kamu yang tabah, ya ...." ucap Bibi Keith lagi.

"Tidak, Bibi. Tidak mungkin ayah dan ibu—ayah dan ibuku tidak mungkin meninggalkan aku. Dia baru saja menyuruhku membelikan nasi goreng untuk Lita," kata Alona lirih. Lalu nada bicaranya semakin lama menunggu dan ujung-ujungnya membentak.

"Bagaimana bisa mereka meninggal! Bagaimana bisa mereka meninggalkan aku dan Lita, Bibi! Aku tidak terima ini! Kau pembohong!" sentak Alona.

"Kakak~" Lita memanggil.

"Lita, katakan padaku, katakan padaku jika Bibi membohongiku. Katakan padaku jika ayah dan ibu tidak mungkin meninggalkan kita, Lita, katakan!" Alona masih berharap

Lita menunjukkan ke arah dua orang yang telah ditutupi kain itu. Anggukan kepala dengan air mata yang menetes telah menjawab semuanya. Kemudian Alona terjatuh dan bersimpuh di antara jenazah kedua orang tuanya.

"Kalian ... kalian kenapa begitu tega meninggalkan aku. Bangun dan katakan padaku jika kalian sedang menggodaku," lirih Alona.

"Bangun lah, ayah, ibu ... bangunlah!"

Alona tidak sanggup melihat semua itu dan akhirnya pingsan. Ibu-ibu yang ada di sana pun memapah Alona dan mencoba membangunkannya, menguatkan hatinya. Tak lama setelah itu Alona memang tersadar, dia berusaha kuat dan membuka perlahan kain penutup itu.

"Apa aku pergi terlalu lama, sehingga kalian tidak bisa menungguku pulang? Aku kalian meninggalkan aku? Apakah kalian tidak ingin melihat kesuksesanku?" suara Alona semakin lirih.

Keluarga Alona dikenal sangat baik, mereka memang hidup sederhana, tapi selalu saja berbaik hati pada para tetangganya. Itu sebabnya ketika mereka tiada, para tetangganya bersedia menemani kedua putrinya sampai ke makam selesai malam itu juga.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!