Lima

Siti sudah merasa tenang setelah selesai membaca beberapa buku. Poin pertama yang akan ia coba ialah membuat suaminya senang.

Siti menatap wajahnya di depan cermin, merapikan penampilannya agar tidak terlihat sehabis menangis. Ia menarik nafasnya dalam-dalam sebelum memulai tekadnya. Ia berjalan keluar dari kamar, untuk bertemu dengan Adi. Namun yang terjadi ia berpapasan dengan asisten rumah tangga, Bi Inem. “Bi,” panggil Siti.

Inem tersenyum ramah kepada Siti. “Iya Non, ada yang bisa saya bantu?”

“Lihat mas Adi?” tanya Siti.

“Tuan Adi ada di kamarnya,” jawab Inem.

“Kamarnya sebelah mana Bi?” tanya Siti penasaran. Ada rasa sakit yang ia rasakan saat mengetahui mereka tidak satu kamar.

Bi Inem menggerakkan tangannya ke arah kamar Adi yang tidak jauh dari mereka.

Siti mengangguk mengerti. “Kalau Mas Adi suka minuman apa, jus atau susu atau kopi?”

“Tuan Adi suka jus mangga dingin,” jawab Bi Inem.

“Bi, bantu siti siapkan minuman untuk Mas Adi ya,” pinta Siti.

“Baik Non,” jawab Inem patuh. Mereka pergi ke dapur berkutat untuk menyiapkan jus serta roti lapis yang sengaja di buat Siti untuk suaminya.

Siti membawa nampan berisi roti lapis dan segelas jus mangga. Sampai di depan pintu kamar Adi Siti kerepotan untuk mengetuk pintu, namun pintu tiba-tiba saja terbuka dari dalam.

Siti menatap penampilan Adi yang tampak rapi dengan pakaian kerjanya. Wajah siti menampilkan senyum terbaik untuk suaminya.

Mata Adi menatap nampan yang di bawa oleh Siti.

Siti mengikuti arah pandang Adi yang melihat ke arah nampan. “Ini jus dan roti lapis untuk Mas Adi.”

Adi mengambil jus mangga tersebut. Bukan untuk di minum, namun dengan sengaja Adi menumpahkan jus tersebut ke lantai dengan gerakan perlahan.

Siti menatap jus yang ia buat mengalir membasahi lantai. “Mas mau di buatkan minuman lain?” tanya Siti dengan senyuman di bibirnya. Seolah perlakuan Adi tak masalah baginya.

Setelah jus tersebut habis, Adi menyimpan gelasnya kembali ke atas nampan. Lalu ia mengambil roti lapis yang di buat Siti, dan membuangnya tepat di atas lantai yang basah karena jus mangga. Kaki Adi yang terbalut pantofel hitam menginjak Roti tersebut dan berjalan meninggalkan Siti.

Dada Siti terasa sesak, ada air mata yang berusaha ia tahan agar tidak keluar dari tempatnya.

Siti menghembuskan nafas lelahnya, ia berjalan ke dapur mengambil perlengkapan untuk membersihkan lantai yang kotor.

Siti membersihkan lantai yang kotor, namun derap langkah hells yang mendekat membuat kepala Siti menengok. Ia melihat wanita dengan dress selutut tanpa lengan berjalan menghampirinya. Untuk pertama kalinya Siti melihat wanita tersebut, saat resepsi pernikahan Siti merasa tidak melihat wanita yang kini berdiri di depannya dengan senyum puasnya.

“Kamu memang pantas jadi asisten rumah tangga saja,” ucap wanita yang bernama Anggun, kekasih Adi. Senyum meremehkan Anggun tunjukan pada Siti.

“Mbak ini siapa?”

Tangan putih Anggun yang mulus bergerak mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan istri dari kekasihnya.

Siti menatap tangan lentik Anggun, kuku jarinya tampak indah dengan nail art yang di pakai. Siti berjabat tangan dengan Anggun.

“Perkenalkan Siti, saya Anggun kekasih suamimu,” ucap Anggun dengan senyum di bibirnya tanpa merasa bersalah atau malah takut.

Tubuh Siti menegang mendengar penuturan Anggun.

Seolah tak puas Anggun kembali angkat bicara. “Bahkan di malam pertamamu, suamimu menginap di apartemenku. Kita menghabiskan waktu indah bersama di atas tempat tidur,” ujar Anggun dengan perasaan bangganya.

Bibir Siti tersenyum ke arah Anggun. “Mbak tidak sepatutnya memberitahukan dosa yang Mbak perbuat dengan suami saya. Malu Mbak, Allah sudah menutupi aib kalian tapi dengan mudahnya Mbak umbar di depan saya,” jawab Siti.

Wajah Anggun tampak menahan amarah mendengar jawaban Siti. Ia tidak menyangka bahwa upik abu dari kampung ini punya nyali besar.

Jemari lentik Anggun menarik jilbab yang di kenakan Siti, hingga bagian depannya tertarik ke belakang. “Heh dengar ya gadis kampung sialan. Sampai kapan pun kamu tidak akan pernah bisa mengambil hati Adi, jangan bangga hanya karena dirimu bergelar istri. Adi tidak akan pernah mencintaimu, sampai kapan pun!”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!