Sabtu pagi rumah Siti ramai oleh tetangga untuk melaksanakan pengajian sebelum pernikahan siti yang akan di laksanakan besok. Siti nampak cantik dengan gamis dan kerudung berwarna putih yang melekat di tubuhnya. Wajahnya nampak berseri, rasanya Siti sudah tidak sabar dengan pernikahannya besok.
Para tetangga mengucapkan selamat pada Siti, mendoakan kelancaran pernikahannya, setelah acara pengajian selesai satu-persatu tetangganya mulai berpamitan.
“Sit,” Panggil Dini.
“Iya kenapa Mbak?” sahut Siti.
“Ikut Mbak sebentar yu,” ajak Dini seraya menarik tangan Siti agar mengikutinya.
Dini membawa Siti ke kamar milik Siti, “Ada apa Mbak?” tanya Siti heran.
Tiba-tiba tubuh Dini memeluk Siti erat, dengan isakan kecil dari mulut Dini, Siti mengusap punggung Dini mencoba menenangkan sahabatnya, “Kamu harus bahagia ya janji sama Mbak, kalau terjadi sesuatu tolong cerita ya, jangan di pendam sendiri,” ucap Dini setelah tangisnya mereda.
Siti tersenyum mendengar perhatian yang di berikan sahabatnya, “Mbak doakan pernikahan Siti ya,” pinta Siti.
Perpisahan ini terlalu menyakiti Dini, rasanya dia tidak ingin jauh dari sahabatnya. Persahabatan mereka hampir 3 tahun lamanya, wajar jika mereka merasa sedih karena sebentar lagi Siti akan tinggal bersama suaminya di jakarta. Dini pasti akan rindu dengan ocehan dan curhatan Siti.
***
Sore itu Siti sudah siap dengan dua tas besar di atas tempat tidurnya, suara ketukan pintu membuat Siti menghentikan aktivitasnya yang sedang memakai kerudungnya, lalu membuka pintu kamarnya.
“Ayo Sit, supir nya sudah datang,” ucap Ibu lembut.
“Sebentar ya Bu, Siti pakai kerudung dulu,” jawab Siti lalu kembali menghadap cermin dan memakai kerudungnya.
Siti mengedarkan pandangannya ke setiap penjuru kamarnya, dia akan sangat merindukan suasana kamar miliknya yang penuh dengan kenangan. “Ayo Bu,” ajak Siti dengan membawa dua tasnya.
Tidak ada tetangga atau saudara yang ikut ke jakarta, hanya Ayah, Ibunya dan Siti di dalam mobil.
“Sudah semua Pak?” tanya supir pada Ayah Siti.
“Sudah Pak.”
Supir mulai melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Siti. Selama di perjalanan Siti fokus membaca buku. Perjalanan Bandung-Jakarta tidak memakan banyak waktu. Siti dan keluarganya tiba di gedung resepsi tepat pukul delapan malam. Pak Gunawan sudah mempersiapkan tempat mereka beristirahat di salah satu Hotel di dekat gedung resepsi.
***
Setelah melaksanakan shalat subuh Siti mencoba mendekatkan diri pada sang pencipta. Siti menyelesaikan tilawahnya saat matahari mulai menyinari kamarnya. Terdengar suara ketukan di pintu kamarnya. Tanpa melepas mukenanya Siti membuka pintu.
“Cari siapa Mas?” tanya Siti.
Pria yang berdiri di depan pintu awalnya terkejut melihat Siti dengan mukena putih yang di pakainya, namun dengan cepat dia tersenyum ramah pada Siti, “Perkenalkan saya Galih asisten pribadi tuan Adi, saya mau menjemput Nona Siti.”
“Tunggu sebentar ya Mas.”
Setelah selesai bersiap Siti kembali membuka pintu, Pria yang bernama Galih tadi masih berdiri sendiri di sana.
“Ibu dan Ayah?” tanya Siti.
“Sudah menunggu di bawah,” jawab Galih.
***
Pesta pernikahan berjalan dengan lancar sebagaimana mestinya. Gunawan sengaja mengadakan pesta pernikahan sesuai adat indonesia. Acara selesai pukul empat Sore, Siti kembali ke ruang dimana tadi dia di rias.
Di sana nampak dua asisten MUA yang meriasnya tadi, “Mbak saya mau minta di copot dan di bersihkan ya,” Pinta Siti.
“Baik nona, silahkan duduk dulu.”
Siti mengikuti arahan dua wanita tersebut, menatap dirinya di cermin yang nampak cantik dengan makeup yang dia pakai, kerudung panjang yang menutupi dada terlihat indah dengan hiasan manik-manik. Gaun berwarna biru laut yang di kenakannya membuat Siti terlihat seperti seorang ratu di sebuah istana. Senyumnya mengembang sangat mengingat proses Akad tadi dimana Adi yang terlihat gagah dan berwibawa.
Setelah semuanya selesai Siti kembali memakai gamis yang ia kenakan pagi tadi. “Permisi,” Semua menoleh ke arah pintu melihat siapa yang datang.
Ternyata Galih yang berdiri di ambang pintu, “Saya mau menjemput nona,” ucap Galih mengutarakan maksudnya.
Siti berjalan mendekati pintu, “Ayah dan Ibu di mana?” tanya Siti pada Galih.
“Ada di depan.”
Seperti biasa Galih hanya mengekor di belakang Siti.
“Siti,” panggil Ibu.
Siti tersenyum dan menghampiri orang tuanya, “Ibu dan Ayah mau kemana, Kok sudah bawa tas ?”
“Kami pulang malam ini Siti,” ucap Ayah.
“Kamu baik-baik di sini nurut ya sama suami,” ucap Ibu menasehati Siti seraya memeluknya.
“Iya. Ibu dan Ayah hati-hati yah,” Siti mencium punggung tangan Ayah dan Ibunya secara bergantian.
“Mari Pak,” ucap supir.
Siti memandangi kepergian orang tuanya, sebenarnya Siti masih ingin bersama orang tuanya sehari dua hari di jakarta. Tapi siti tau Ayahnya tidak mungkin membiarkan ladangnya terbengkalai tidak ada yang mengurus.
***
Siti menatap bangunan megah di depannya, ini rumah milik suaminya, “Besar sekali,” batin Siti. Di desanya tidak ada yang memiliki rumah sebesar ini, tempat parkirnya luas, ada halaman juga di depan rumah.
“Mari masuk nona,” ucap Galih memecah rasa takjub Siti.
Siti mengikuti Galih yang berjalan didepannya, tidak henti-hentinya Siti mengucapkan rasa syukur di hatinya pada sang pencipta atas rezeki yang di berikan kepada suaminya.
Galih menghentikan langkahnya tepat di depan pintu lalu membuka pintunya, “Silahkan masuk nona, semua barang nona sudah di dalam.”
“Mas Adi mana?” pertanyaan itu muncul di benak Siti.
“Tuan Adi sedang ada urusan,” ujar Galih Seolah tau isi hati Siti.
“Sepenting apa urusannya,” batin Siti.
***
Di sebuah apartemen nampak dua insan yang sedang di mabuk cinta. Perempuan itu memeluk tubuh pria di depannya.
“Sayang,” rengek perempuan itu dengan suara manja.
“Iya sayang,” jawab pria itu dengan penuh tatapan cinta.
Pria itu adalah Adi, dia sedang bersama kekasihnya yang bernama Anggun. Seharusnya Adi bersama istri sahnya di rumah mereka. Namun kekasihnya itu memintanya Adi untuk menemaninya setelah acara pernikahan Adi selesai.
“Kamu jangan sampe jatuh cinta sama perempuan kampung itu,” air mata Anggun jatuh begitu saja. Dia merasakan sakit yang tiada tara karena pujaan hatinya menikah dengan wanita lain. Sementara dia hanya bisa menangis seharian di apartemen miliknya.
Dengan lembut Adi menghapus air mata kekasihnya, “Cinta ku hanya untukmu sayang,” ucap Adi sambil mengecup bibir Anggun sebentar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Devinta ApriL
helleh.. tenan taaa😂😂
Aku yakin pasti lambat laut kamu akan mengakui kecantikan dan ketulusan hati istri kamu Adi..
aku harap secepatnya sih😅
2023-03-26
1
Devinta ApriL
nah tu kaaan.. baru nikah aja udah ditinggalin..gak pulang barengan lagi.. waahh semoga kamu kuat ya Siti
2023-03-26
0
Devinta ApriL
eh pakek terkejut segala😂😂 dikiranya hantu kali yaa😁😁
2023-03-26
0