Kini, Bara dan Apsara sedang berdoa di pusara Surya, Angga, Laras, Ratih, dan Gavin. Mereka berdua memanjatkan doa untuk keluarga mereka. Setelah selesai mereka pun meninggalkan makam.
Apsara terheran-heran saat melihat pasukan pengawal berdiri di depan pintu masuk makam. Padahal saat berangkat tidak ada mereka.
"Bar, ngapain ada pengawal?"tanya Apsara.
"Aku minta dibawakan mobil lain"jawab Bara singkat.
"Oohh"balas Apsara cuek.
Mereka pun sekarang sudah berada di depan pintu makam. Salah satu pengawal memberikan kunci mobil lain kepada Bara.
"Aku pergi dulu, kamu hati-hati, Sa"kata Bara.
"Bara sebentar"sela Apsara menghentikan langkah Bara, lalu dia menghampiri Bara.
Apsara mendekatkan wajahnya pada telinga Bara dan membisikkan sesuatu.
"Hati-hati, jangan sampai kamu nabrak tukang mie ayam lagi"bisik Apsara menahan tawa.
Bara yang mendapat bisikan setan itu langsung mencengkeram tangan Apsara karena kesal.
"Diam Kutub Selatan"ketus Bara lalu melepas cengekramannya.
Apsara berusaha menahan tawa dengan ekspresi datar. Dilihatnya Bara sudah masuk ke dalam mobil Mercynya dan meninggalkan makam.
*****
Dafa mengemudikan mobilnya menuju Prada Resto, ini adalah salah satu restoran favoritnya, terlebih lagi restoran ini milik keluarga dari wanita yang dia sukai. Dafa melangkah masuk ke dalam restoran.
"Silahkan Tuan"sapa seorang pelayan.
"Apa Tante Rara ada?"tanya Dafa.
"Beliau sedang berada di kantor. Mari saya antar"jawab pelayan itu mengantarkan Dafa ke ruangan Rara.
Tok Tok Tok
"Masuk"jawab Rara saat mendengar suara ketukan pintu.
Setelah mendapat jawaban dari Rara,Dafa pun masuk ke ruangan itu.
"Selamat pagi, Tante"sapa Dafa lalu mencium tangan Rara.
"Eh Dafa, kamu ternyata juga sudah pulang dari Amerika?"tanya Rara begitu senang.
"Baru tadi pagi, Tan"balas Dafa.
"Bagaimana kabar yangkung kamu?"tanya Rara.
"Baik, Tan. Gimana kabar keluarga tante?"ucap Bara.
"Kami semua baik, Bara dan Apsara juga sudah pulang ke rumah"kata Rara.
"Benarkah?"tanya Dafa terkejut.
"Kamu tidak tahu? Kalian kan satu kampus di Amerika. Eh nggak cuma satu kampus, tapi sudah bersahabat sejak SMP kan?"sela Rara.
"Dafa nggak tahu kalau mereka sudah pulang ke Jakarta, karena jadwal wisuda jurusan kami berbeda"balas Dafa.
"Oh gitu, ya sudah, gimana kalau kamu bantu tante mencicipi menu restoran yang baru. Kamu kasih penilaian, oke?"ajak Rara.
"Siap Tan"jawab Dafa penuh semangat.
Dafa merasa sangat bahagia saat tahu Apsara sudah berada di Jakarta, dia ingin sekali menemui wanita itu. Merindukan senyumnya dan suara tawanya, walaupun sangat sulit membuat wanita itu tersenyum karena sifat dinginnya. Tapi itulah yang membuat dia jatuh hati kepada Apsara. Wanita sederhana, apa adanya, dan mandiri.
*****
Di kelas S2 Hukum.
Nanda sedang membaca buku tentang hukum perdata dengan ukuran ketebalan yang bisa digunakan untuk memukul maling.
"Nan, pinjem tugas kamu dong"kata Aster salah satu mahasiswi terhits di kelas ini.
Nanda hanya melirik dengan tatapan dingin, ya walaupun Nanda itu anak manja dan santai di keluarganya tapi kalau di kampus dia akan jadi manusia paling bodo amat dengan manusia lain.
"Pinjem apa nyontek?"sarkas Nanda dengan tatapan ibu tiri.
"Ya kalau nyontek pasti harus pinjem bukunya dong?"balas Aster tidak tahu malu.
"Mending aku ajarin kamu supaya kamu paham sama materinya, biar kamu nggak nyontekin aku terus"tegas Nanda dengan nada menyindir.
Aster pun akhirnya pasrah saat Nanda mengatakan itu. Dia tidak mau berdebat dengan Nanda karena hal yang sangat mustahil bisa mengalahkan Nanda, walaupun usia dia paling muda diantara yang lain tapi kalau urusan otak dia lebih unggul.
Beberapa menit kemudian dosen killer yang bernama Pak Joko, dia pun masuk dan membuat semua mahasiswa langsung duduk di tempat masing-masing. Dosen itu meminta agar semuanya mengumpulkan tugas makalah.
"Hari ini kita akan membahas tentang hukum perdata internasional. Dan saya ingin salah satu anak menjelaskan tentang Kasus Sengketa Merek PRADA S.A Dengan PT. MANGGALA PUTRA PERKASA dalam hukum perdata imternasional"kata Pak Joko mantap.
Semua mahasiswa saling memandang karena mereka baru mendengar kasus seperti itu, sementara Nanda jelas sudah mengetahui kasus itu tahun lalu. Bahkan dia sudah sering mempelajari materi itu mengingat Wijaya Group perusahaan yang juga bergerak di bidang produksi barang.
"Tidak ada yang mau maju?"tanya Pak Joko.
Semua mahasiswa diam, dan Nanda malah sibuk menggambar karakter doraemon diatas kertas HVS miliknya. Nanda memang tipe orang yang tidak terlalu memperhatikan penjelasan dosen, tapi telinganya selalu siaga untuk mendengar walaupun suara selirih apapun.
"Nanda coba kamu jelaskan"kata Pak Joko yang membuat Nanda menghentikan aktivitasnya.
Nanda lalu berdiri dan berjalan dengan santai ke depan kelas lalu dia menjelaskan dengan detail dan lancar.
"Permasalahan Hak Kekayaan Intelektual atau HKI khususnya bidang merek merupakan suatu permasalahan yang terus akan berkembang mengikuti perkembangan dunia ilmu pengetahuan. Hal tersebut dapat terlihat dari semakin maraknya kejahatan salah satunya dalam sektor perdagangan yang terjadi saat ini. Khususnya dalam kasus Prada S.A Italy sebagai pemilik merek Prada S.A menggugat PT. Manggala Putra Perkasa di mana dalam kasus ini pengadilan memutuskan Peninjauan Kembali No.274 PK/Pdt/2003 dinyatakan adalah sah milik Prada S.A. sebagaimana yang terdapat pada salah satu amar Putusan Peninjauan Kembali No.274 PK/Pdt/2003"ucap Nanda panjang lebar dan membuat Pak Joko tersenyum bahagia melihat gadis kuda itu memiliki kepintaran yang luar biasa.
"Bagus. Kamu boleh duduk kembali"kata Pak Joko.
*****
Di kelas S2 kedokteran.
Langga sedang memperhatikan instruksi dari dosennya. Langga adalah satu-satunya mahasiswa termuda di kelas ini, dan menjadi idola para wanita karena ketampanannya yang menurun dari Arya. Bahkan banyak di antara para wanita yang tidak sungkan-sungkan memberikan Langga hadiah. Tapi tidak pernah dia menggubris para wanita itu.
"Langga, aku nggak ngerti sama penjelasan dosen tadi, ajarin aku dong"kata salah satu mahasiswi yang menyukai Langga dengan begitu manja.
Langga hanya tersenyum kecut menatap wanita itu, lalu dia melemparkan buku prakteknya agak kasar pada wanita itu.
"Baca!"tegas Langga begitu dingin.
Sok cantik banget sih, masih cantikan Kak Apsara sama Nanda kemana-mana, batin Langga.
Setelah pelajarannya selesai, Langga segera meninggalkan kelas sebelum para wanita itu mengajaknya ke kantin bersama. Sangat menjijikan melihat mereka merayu terlihat seperti wanita tidak tahu diri.
Langga berjalan menuju ke kantin dengan santai.
"Langga!"teriak seseorang yang menepuk bahu Langga dan membuatnya terkejut.
"Nendra, bisa nggak sih kalau manggil nggak usah pakai teriak segala. Sakit kupingku"gerutu Langga.
Nendra yang dimarahi justru tertawa terbahak-bahak.
"Kenapa kamu kelihatan kesal begitu? Apa para wanita itu merayu kamu lagi?"tanya Nendra sambil berjalan.
"Hhmm..."jawab Langga singkat.
"Oh my God, Airlangga Raksa Wi...."
"Ssssttt..." Langga langsung membekap mulut Nendra saat akan menyebut kata Wijaya, dia tidak ingin ada yang mengetahui identitasnya.
"Brisik banget sih mulutmu, astagafirulloh. Hih kalau bukan saudara udah aku mutilasi kamu"tegas Langga dengan kesal.
"Lepasin, tanganmu itu bau obat tau nggak sih?"balas Nendra yang menyingkirkan tangan Langga dengan kasar.
"Ya namanya juga anak kedokteran ya tangannya bau obat, kalau bau wangi namanya bakul kembang. Hih dodol"ejek Langga menoyor kepala Nendra.
Sementara Zahra sedang menunggu Nanda di gazebo depan fakultas ekonomi dan tidak berapa lama Nanda pun datang.
"Udah lama nunggu ya, Zah?"tanya Nanda lalu duduk di sebelah Zahra.
"Nggak kok. Oh ya kamu mau ke kantin atau gimana?"kata Zahra.
"Ke kantin aja yuk, kebetulan aku lapar"jawab Nanda.
Mereka berdua pun pergi ke kantin bersama. Sesampainya di kantin dua gadis itu memesan bakso dan es teh, dan memakannya bersama. Ternyata Langga dan Nendra yang baru sampai di kantin melihat keberadaan Nanda dengan seseorang.
"Nen, sejak kapan Nanda punya teman? Dia kan nggak pernah punya teman"ucap Langga keheranan.
Kedua saudara itu terheran-heran, walaupun Nanda anak manja tapi untuk urusan pertemanan dia yang paling sulit untuk didekati.
"Jangan-jangan Nanda, melet cewek itu, makanya mau jadi temannya Si Manja"celetuk Nendra yang langsung dihadiahi pukulan di lengannya oleh Langga.
"Hush ngawur kamu. Ya udahlah biarin aja, sebahagia anak manja itu aja"balas Langga.
"Tapi cewek itu cantik juga Lang. Aku nggak pernah lihat cewek secantik itu dengan no make up selain para wanita di keluarga kita"ucap Nendra yang terpesona dengan kecantikan Zahra.
"Matamu itu loh, jaga pandangan, atau tak colok matamu"ancam Langga dengan tatapan melotot yang membuat Nendra ngeri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Irene PW
keturunan keluarga Sultan 😂😂
2020-07-09
1
Ari Anggriyani
Aku mampir lagi disini thor 😊
Mau masuk di di Cinta & Misi tapi dr kmrin gak bisa" dibuka 😅
2020-06-15
0
Nilaaa🍒
hadir kk
aku mampir
semangat selalu
mampir juga yuk ke karya aku
2020-06-10
0