Pengorbanan Cinta 2

Pengorbanan Cinta 2

Bab 1

CIIITTT

Suara decitan ban mobil melengking ketika sebuah mobil mengerem mendadak di jalan, saat ada sebuah gerobak mie ayam melintas di depan mobil itu secara tiba-tiba.

"SIAL!"

Seorang pria mengumpat sambil memukul setir mobil saat mobilnya menabrak gerbak itu. Ya, dia adalah Bara Ranggana Wijaya, putra pertama Dion Wijaya, Si Kutub Utara. Bara turun dari mobil dan langsung menghampiri pemilik gerobak itu dan siap untuk memakinya.

"Apa kamu tidak tahu cara menyeberang jalan yang baik?"

Bara membentak dengan kasar saat melihat seseorang berjongkok mengambil ember berisi air yang jatuh dari gerobak. Orang itu mengangkat kepalanya seraya berdiri, dan ternyata dia itu seorang wanita yang cantik dengan wajah kalem, dan mata belo yang berbinar.

"Maafkan saya tuan, saya tidak tahu jika mobil anda sedang lewat di depan."

Beberapa detik Bara terdiam sejenak terpesona dengan tatapan sendu yang terlihat di wajah wanita itu, sebelum dia sadar untuk memulai omelannya lagi.

"Enak saja cuma minta maaf. Kamu harus ganti rugi, lihat mobil saya sampai lecet."

Bara menunjuk bagian depan mobilnya yang sudah lecet karena menabrak gerobak itu. Wanita itu membelalakkan matanya ketika melihat mobil itu rusak karenanya, dia tidak tahu berapa banyak uang yang harus dia berikan pada pria itu.

"Maaf tuan, saat ini saya tidak punya uang sama sekali karena saya belum mulai menjual dagangan saya. Saya tidak punya cukup uang untuk mengganti. Apalagi mobil ini cukup mewah."

"Hei, jangan jadikan dagangan kamu itu sebagai alasan. Saya tahu ini alasan kamu untuk kabur"tegas Bara dengan tatapan dingin.

Pria menyebalkan, gerutu wanita itu.

Wanita itu mengeluarkan sebuah kartu nama yang sudah lecek dari kantong celananya lalu diberikan pada pria itu, agar dia bisa menghubunginya.

"Itu kartu nama saya, tuan bisa menghubungi saya jika ingin menagih ganti rugi. Sekarang saya harus pergi jualan. Permisi."

Dengan cepat wanita itu mendorong gerobaknya meninggalkan Bara yang berdiri terpaku menatap kepergian wanita itu.

Mie Ayam Asmara.

Bara mengernyitkan keningnya membaca tulisan dalam kartu nama itu. Asmara? Mungkinkah itu nama wanita tadi. Astaga karena wanita itu, kini dia lupa dengan tujuannya. Bara kembali masuk ke dalam mobil dan meninggalkan tempat itu.

*****

"Apsara, kenapa kamu pulang sendiri? Ke mana Bara?"tanya seorang wanita yang tak lain adalah Rara yang kini sudah menjadi ibu-ibu sosialita.

Apsara Arsya Praditya adalah putri pertama Isyana Wijaya, dan dia adalah Si Kutub Selatan.

"Kami berpisah di bandara Mi"jawab Apsara datar.

Sesuai kesepakatan Isyana-Arya dengan sebutan Papa-Mama, dan Dion-Rara dengan sebutan Papi-Mami, karena anak-anak mereka tumbuh dan berkembang dari kasih sayang mereka berempat.

"Kalian pulang dari Amerika bersama, kenapa pulang ke rumah nggak barengan?"tanya Isyan dengan tatapan penuh selidik.

Apsara yang ditanyai hanya mengedikkan bahu acuh dan tidak menjawab sama sekali karena dia hanya memberi ekspresi datar.

"Dasar Kutub Selatan"sela Arya yang sedang membaca koran di ruang keluarga karena sekarang mereka semua berkumpul di ruang keluarga.

"Ar, apa kamu lupa kalau Kutub Utara dan Kutub Selatan memang tidak bersatu, tapi mereka saling terikat dan terhubung"timpal Dion sembari bermain game di HPnya, dia sudah diracuni game online oleh anak laki-laki Arya.

Tak berapa lama terdengar suara mobil yang langsung membuat semua orang beralih memandang koridor rumah yang menuju ruang keluarga. Tak berapa lama munculah orang yang sudah ditunggu, yaitu Bara. Dia berjalan santai dengan ekspresi datar.

"Kamu dari mana saja?"tanya Arya sambil melipat koran dan meletakkannya di atas meja.

"Dari bandara"jawab Bara datar.

Kedua pasangan orang tua itu kompak memutar bola mata dengan malas karena mendengar jawaban Bara. Apsara hanya tersenyum tipis melihat kekesalan orang tuanya.

"Ya udah, aku sama Bara mau ke kamar beres-beres sekalian istirahat"kata Apsara berdiri karena sejak tadi dia duduk di sebalah Dion.

"SIAL!!"

Tiba-tiba Dion mengomeli HPnya sendiri sambil mengepalkan tangannya sehingga semua orang melihat Dion dengan tatapan aneh seperti melihat remaja.

"Mas kamu kenapa sih?"tanya Rara.

"Aku kalah tanding nih. Kayaknya aku harus ngajak Nendra mabar biar aku nggak kalah"jawab Dion kesal.

"Papi kayak anak kecil"ejek Apsara lalu menarik tangan Bara agar mengikutinya.

Apsara dan Bara tidak pergi ke kamar mereka masing-masing, tapi mereka justru menuju perpustakaan rumah. Di sana mereka duduk berhadapan dengan tampang serius.

"Kamu ke mana sih? Kok lama banget nyampe rumah?"tanya Apsara.

"Habis nabrak tukang mie ayam"jawab Bara.

Apsara membulatkan matanya sebelum dia benar-benar tertawa terbahak-bahak. Ya, jika sudah berduaan Kutub Utara dan Kutub Selatan ini akan menjadi pribadi yang asik dan saling mengejek, tidak ada manusia kutub lagi.

"Syukurin, makanya nggak usah sok kegantengan dengan pulang ke rumah naik mobil sendiri"ujar Apsara dengan wajah tengilnya.

"Kamu itu harusnya kasian sama aku, bukannya malah mengejek aku"ketus Bara.

"Bara Ranggana Wijaya, secara logika 90 persen kemungkinan yang akan celaka pasti tukang mie ayamnya bukan kamu. Apalagi kamu naik mobil. Dasar oon"ejek Apsara.

"Udah nggak bahas tukang mie ayam lagi. Sekarang kita bahas nasib kita. Kita udah lulus S3, orang tua kita akan meminta kita untuk menggantikan mereka di perusahaan. Pikirkan siapa yang akan ke Wijaya Group dan PT. Surya dan apa iya kita akan langsung jadi direktur?"kata Bara memulai obrolan serius.

Apsara menghela napas panjang, dia dan Bara usianya hanya terpaut satu tahun, dan mereka sudah menyelesaikan pendidikan S3 mereka di usia 29 untuk Bara, dan 28 tahun untuk Apsara di Amerika. Siapa yang akan menjadi pemimpin Wijaya Group dan PT. Surya? Mengingat keduanya sama-sama memiliki hak atas dua perusahaan besar itu.

*****

"Assalamu'alaikum. Good afternoon everybody"teriak seorang gadis centil memasuki rumah disusul dua orang laki-laki di belakangnya.

"Wa'alaikumsalam, loh anak-anak tumben masih sore kalian udah pulang kuliah?"tanya Isyan berjalan menghampiri ketiga anak itu.

Anak laki-laki pertama, dia adalah Airlangga Raksa Wijaya biasa dipanggil Langga, putra kedua Dion. Dia yang ramah dan penyabar. Yang kedua ada si kembar, yaitu Syainendra Wira Praditya biasa dipanggil Nendra yang jahil dan toxic game online, dan terakhir Syainanda Citra Praditya biasa dipanggil Nanda yang manja dan santai.

Mereka bertiga menyalami dan mencium pipi satu persatu orang tua mereka secara bergantian. Mereka bertiga seumuran, karena saat Rara mengandung Langga dan sebulan kemudian Isyan juga mengandung anak kembar. Isyan tak menyangka dan merasa bersyukur bisa mengandung anak kembar padahal dikeluarganya dan Arya tidak ada riwayat gen kembar.

"Tumben para orang tua ada di rumah? Biasanya kalian masih ada di kantor?"tanya Langga.

"Kan hari ini kakak kutub kalian pulang dari Amerika"jawab Rara.

"Ohh.." Seperti paduan suara ketika kata itu yang keluar dari mulut mereka bertiga saat otak mereka belum menangkap jawaban mami mereka. Hingga akhirnya mereka melotot dan berteriak, "AAPAA???"

"Sekarang mereka ada di mana?"tanya Nanda bersemangat.

"Di...."

"Perpustakaan"sela Nendra dengan santai memotong perkataan Dion.

"Kata siapa mereka di perpustakaan? Tadi mereka pamit ke kamar kok"kata Arya tak percaya dengan ucapan putranya.

"Yah Si Papa ngeyel, nih buktinya"jawab Nendra memperlihat layar HPnya yang menayangkan rekaman CCTV rumah, di mana Apsara dan Bara berada di perpustakaan.

Arya menepuk dahinya bukan karena ternyata kedua kutub berada di perpustakaan tapi dia lupa kalau Nendra itu ahli IT dan pasti sebelum dia masuk ke rumah dia akan mengecek rekaman CCTV rumah.

"Ya udah kita mau ketemu kakak kutub dulu. Yuk guys"ajak Langga berjalan duluan lalu disusul si kembar.

"Nendra nanti mabar sama Papi ya"teriak Dion dengan lantang.

"Siap Pi"balas Nendra dengan teriakan juga.

Mereka langsung berlari menuju perpustakaan, karena mereka begitu bahagia akan bertemu kedua kakak kutub mereka yang akhirnya akan berada di rumah selamanya setelah bertahun-tahun tinggal di Amerika.

Tok Tok Tok

Langga mengetuk pintu perpustakaan terlebih dahulu sebelum mendengar suara Bara yang mengizinkan mereka masuk. Setelah mendapat izin Langga pun membuka pintu dan mereka bertiga langsung masuk ke dalam dan menghamburkan pelukan kepada kakak mereka.

"Kakak.."teriak ketiganya memeluk Apsara dan Bara bergantian.

"Kakak kita kangen banget tahu"ucap Nanda dengan bergelayut manja memeluk Apsara.

"Kita juga kangen sama kalian"jawab Apsara penuh kasih sayang.

"Kalian baru pulang kuliah?"tanya Bara yang sudah merangkul bahu Langga.

"Iya baru aja sampai, terus dikasih tahu kalau kedua kakak kutub kita pulang, jadi kita langsung ke sini deh"jawab Nendra sambil menaikkan alisnya.

"Kakak mau tanya, kenapa kalian kuliah S2 di Indonesia? Kalian bertiga kan kuliah S1 di Australi, kenapa nggak nerusin di sana dan malah balik ke sini?"tanya Apsara menatap adiknya satu persatu.

Ketiga saudara itu saling menatap satu sama lain. Langga memberi kode pada Nanda untuk menutup pintu perpustakaan karena dia menutupnya tadi. Setelah Nanda menutup pintu, dia kembali duduk di sofa.

"Gini Kak, alasan kita balik ke Indonesia itu karena Mama"kata Langga.

"Memang mama kenapa?"tanya Bara khawatir.

"Kakak nggak tahu?"tanya Nendra bingung dan langsung dijawab dengan gelengan kepala dari kedua kakak kutubnya.

"Kakak masih ingat kan, penyebab Oma Ratih meninggal?"ucap Nanda mengingatkan kejadian empat tahun lalu saat Ratih meninggal.

"Penyakit lambung kronis..." Apsara dan Bara menjawab dengan kompak.

"Nah itu, mama sekarang punya riwayat penyakit yang sama dengan Oma Ratih. Dan mama pernah masuk rumah sakit dua minggu sebelum berangkat ke Australia untuk datang ke acara wisudanya kita. Dan itu alasan kenaoa kita pulang ke Indonesia karena kita mau nemenin mama"sambung Langga dengan bijaksana.

Jawaban Langga langsung membuat Apsara dan Bara terkejut dan melongo mendengar fakta yang tidak mereka ketahui, karena setelah Ratih meninggal Kusuma, Rama, dan Sinta memilih hidup di Amerika dengan tinggal di rumah peninggalan orang tua mereka.

"Mama nggak pernah cerita apapun ke kakak"kata Bara.

"Ya jelas nggak cerita, mama nggak mau buat kalian khawatir. Mereka aja nggak tahu, kalau kita bertiga udah tahu soal penyakitnya mama"sela Nendra.

"Makanya itu kak, kalian cepat gantiin mama di perusahaan ya, Nanda nggak mau mama sakit"pinta Nanda dengan wajah sedih.

Apsara dan Bara saling menatap seperti sedang berkomunikasi lewat batin, mempertimbangkan perkataan adik bungsu mereka.

"Terus nasib pendidikan kalian gimana?"tanya Apsara.

"Kalau Langga sih emang udah jadi dokter kak, cuma sekarang aku ambil S2 spesialis penyakit dalam, biar bisa ngobatin mama."

"Kalau Nanda, masih sama ambil S2 hukum, terus Si Kunyuk itu masih seneng sama dunia IT"kata Nanda melirik Nendra yang sibuk bermain dengan HPnya.

Merasa dirinya disindir, Nendra pun mengalihkan tatapannya dari HP dan memberi senyum polosnya bagai tanpa dosa dan membuat Nanda ingin memukul kepala kakak kembarnya itu. Sama seperti dua kakak kutubnya, mereka bertiga tak kalah cerdas, karena mereka mengenyam pendidikan S2 di usia 22 tahun.

*****

Malam ini, menjadi makan malam pertama terlengkap setelah bertahun-tahun lamanya, ketika lima bersaudara itu masing-masing sibuk dengan kuliah mereka di luar negri. Jika saudara kutub kembali ke rumah maka belum tentu adiknya bisa pulang ke rumah. Intinya untuk bisa berkumpul bersama cukup sulit untuk keluarga mereka.

"Pi, jadi mabar nggak?"tanya Nendra setelah dia selesai menelan suapan terakhirnya.

"Jadi dong, papi udah selesai makan nih"ajak Dion kemudian menengguk air putih dan bergegas pergi dengan Nendra.

"Sebenarnya anak kandung papi itu aku apa Nendra sih?"tanya Langga dengan wajah bingung.

Isyan yang mendangar keluh kesah Langga justru tertawa terbahak-bahak yang membuat semua orang menatap bingung ke arahnya.

"Mama ngapain ketawa coba?"tanya Nanda.

"Kalian itu punya sifat yang berlainan dengan orang tua kandung kalian. Bara sifatnya persis mama karena dulu mami kamu waktu hamil manjanya selalu sama mama, terus Si Kembar justru sifatnya persis papi karena waktu mama hamil penginnya deket sama papi"jelas Isyan.

"Dunia terbalik, yang bikin siapa, miripnya sama siapa"sela Arya sambil cengengesan.

Dan benar saja, Dion dan Nendra sedang mabar di ruang keluarga. Game mobile legend menjadi favorit mereka, dan keduanya sering berada satu tim.

"Nen, ini papi mau mati, lindungin papi cepetan"teriak Dion yang terus memainkan game HPnya.

"Papi tenang, aku akan selalu melindungi papi, lihat aja kita bakal menang"ucap Nendra yakin.

Dan beberapa menit setelahnya, terdnegar teriakan penuh kemenangan yang dikeluaran oleh ayah dan anak itu sambil saling memeluk.

"Yeay kita menang!"teriak Dion dan Nendra.

"Mas Dion!"panggil Rara sambil menjewer telinga Dion hingga membuat dia menghentikan aksinya dengan Nendra.

"Aduh sakit sayang"rengek Dion memegangi telinganya.

"Ingat umur Mas, udah tua nggak usah banyak gaya. Dan kamu Nendra belajar sana, saudara-saudara kamu lagi belajar kamu malah mabar sama papi kamu. Naik ke atas cepet!"omel Rara dengan wajah susah bersungut seperti orang kesetanan.

"Iya Mi, dadah Papi, selamat tidur di luar"ejek Nendra lalu berlari kencang meninggalkan Dion.

"Pokoknya malam ini, tidur di luar. Dan HP aku sita"ancam Rara langsung merebut HP Dion dan meninggalkan suaminya.

"Sayang, yah jangan dong"ucap Dion berlari mengejar Rara.

*****

Bara sedang memindahkan pakaian dari koper ke lemarinya. Akhirnya dia menempati kamar ini lagi setelah bertahun-tahun di Amerika.

"Fiuh...capek juga merapikan baju seorang diri. Harusnya aku minta tolong Apsara untuk membantu"kata Bara mengusap titik-titik keringat yang ada di keningnya.

Tiba-tiba Bara teringat dengan sesuatu yang dia simpan di saku jasnya. Dengan segera Bara mengambil jasnya dan mencari sesuatu itu. Akhirnya Bara menemukan kartu nama wanita tadi. Seulas senyum terukir di wajah dingin Kutub Utara. Dia memikirkan bagaimana pesona seorang tukang mie ayam, yang menurutnya wanita itu terlalu cantik untuk menjadi tukang mie ayam.

"Bara, untuk apa kamu mikirin tukang mie ayam itu? Tidak penting sekali"umpatnya dengan kesal, kemudian Bara menyimpan kartu nama itu di dompetnya.

Terpopuler

Comments

Priska Anita

Priska Anita

Like dari Rona Cinta sudah mendarat disini 💜

2020-08-19

0

Mami Vanya Kaban

Mami Vanya Kaban

nyimak dulu nih

2020-08-01

0

Yamazakura

Yamazakura

oke, nice

2020-07-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!