siapa???

tama pulang pukul 23:00 sangat terlihat rasa lelah di wajah tampannya

dia berjalan menuju dapur untuk mengambil air minum, tama melirik ke arah meja makan yang bersih tanpa ada makanan sedikitpun tama hanya menghela nafasnya ternyata jingga benar-benar merealisasikan ucapannya tadi pagi yang tidak akan pernah lagi menyiapkan sarapan ataupun makan malam untuk tama, tama merasa semakin bersalah kepada sang istri yang selama ini selalu setia mendampinginya, istri yang awalnya sama sekali tidak dia cintai namun sekarang tama teramat sangat mencintai jingga dan putri mereka sabia, tama tidak ingin pernikahannya hancur hanya karena kebodohannya selama ini tama menyesal benar-benar menyesal kenapa saat itu mengambil keputusan yang membuat dirinya serba salah

"maafkan aku ji, aku tahu kamu sangat kecewa sama aku seandainya kamu tahu aku benar-benar berada di posisi yang sangat sulit saat ini, aku mohon bersabarlah sebentar lagi aku janji akan menebus semua waktu yang telah hilang di antara kita" batin tama dengan netra yang mulai berembun

tama berjalan menuju kamarnya di lantai atas, pertama kali yang dia lihat adalah jingga yang sudah tertidur dengan memunggunginya sudah tidak ada lagi sambutan hangat dari seorang jingga untuk tama sekedar melepas penatnya setelah seharian bekerja, senyuman yang dulu selalu membuat tama merasa menjadi pria beruntung karena memiliki istri seperti jingga kini sudah hilang berganti dengan sikap dingin jingga kepada dirinya, tama sadar sikap dingin jingga juga berawal dari dirinya yang sudah tidak sehangat dan seromantis dulu kepada jingga bahkan sudah tiga bulan terkahir ini tama sudah tidak pernah memberikan nafkah batin untuk jingga hanya sekedar kecupan di kening yang tama berikan saat jingga tertidur dan ketika tama ingin berangkat kerja

"mimpi indah istriku" ucap tama mengecup puncak kepala jingga penuh kasih sayang

tanpa tama tahu sebenarnya jingga belum tidur jingga hanya berpura-pura karena tidak ingin berdebat dengan tama karena alasan yang itu-itu saja, ada rasa khawatir di dalam hatinya ketika sudah larut malam tapi tama belum pulang ke rumah tanpa sadar jingga meneteskan airmatanya, jingga rindu tama yang dulu tama yang selalu bersikap manis kepadanya dan selalu memprioritaskan dirinya dan sabia di atas apapun. sampai saat ini jingga masih bertanya-tanya alasan apa yang membuat tama berubah

"apa ada wanita lain yang kamu sembunyikan di belakang aku mas" batin jingga dengan terus meneteskan airmatanya

jingga berusaha untuk memejamkan matanya tapi tetap saja tidak bisa pikiran-pikiran buruk selalu menghantui otaknya sampai suara ponsel tama membuat jingga penasaran siapa yang menelfon tama hampir tengah malam seperti ini

jingga membiarkan ponsel tama terus berdering sampai tama menjawab panggilan itu sedikit menjauh dari jingga

"***ada apa? sudah aku bilang jangan menghubungiku saat aku di rumah"

"............................"

"aku sudah sampai, sudahlah jangan memberikan pertanyaan konyol lagi dan satu lagi jangan sekali-kali lagi kamu menghubungiku saat aku di rumah aku tidak ingin jingga curiga, paham***???"

"............................"

tama mematikan panggilan dengan kasar, jingga yang bisa mendengar percakapan tama yang entah dengan siapa seketika menimbulkan kecurigaan di pikiran jingga, jingga semakin penasaran apa yang sedang tama sembunyikan darinya dan siapa orang yang menelfon tama sampai tama terlihat emosi seperti itu ingin sekali jingga bangun dan menanyakan siapa yang telah menelfon suaminya tengah malam seperti ini namun gengsinya cukup tinggi untuk itu, jingga lebih memilih diam dengan rasa penasaran yang begitu mengusik pikirannya

sedangkan di sebuah apartemen yang terbilang cukup mewah terlihat seorang wanita dan seorang pria tengah bercengkrama

"sejak kapan kamu akan terus membuat hidupnya tersiksa seperti itu ras? bukannya kamu sangat mencintainya?" tanya pria itu

"sampai dia merasakan sakit hati yang aku rasakan selama ini, dulu aku memang sangat mencintainya tapi tidak dengan sekarang" jawab wanita itu penuh keyakinan

"sebenarnya apa yang kamu cari? jika memang sudah tidak mencintainya lagi lebih baik lepaskan dia biarkan dia bahagia bersama dengan keluarganya" ucap pria itu lagi

"tidak semudah itu, aku akan membuat hidupnya hancur sehancur-hancurnya aku ingin dia merasakan bagaimana di jadikan pilihan kedua padahal sudah jelas aku yang lebih dulu menemaninya bila perlu aku akan membuat istrinya yang sok cantik itu ikut menderita"

"jangan terlalu mengikuti emosi ras, dia tidak bersalah dalam masalah ini dia hanya berusaha menjadi anak yang berbakti karena tidak menentang permintaan orang tuanya disini justru suamimu yang tidak punya pendirian yang harusnya di salahkan itu adalah suamimu disini"

"aku tidak peduli mau siapapun yang salah jika orang itu sudah mengusik hidupku maka tidak akan pernah aku lepaskan"

"tidak baik menyimpan dendam, ikhlaskan saja aku yakin kamu pasti akan mendapatkan pria yang jauh lebih baik dari dia"

"aku tidak peduli, aku benci posisi ini, aku benci keadaan ini aku memang yang pertama tapi statusku tidak di akui oleh negara terutama oleh keluarga besarnya, apa kamu bisa merasakan bagaimana sakitnya hatiku saat ini?"

"bukannya aku tidak merasakan aku hanya tidak ingin sahabatku terjebak karena rasa dendam itu sendiri, tapi terserah kamu saja yang jelas aku sudah mengingatkan"

pria itu pergi begitu saja meninggalkan wanita yang sudah setengah mabuk itu sendirian, bukan tidak peduki dengan keadaan sang sahabat tapi pria itu sudah terlalu mendengarkan rasa dendam yang terus bersarang di hati sahabatnya bahkan wanita itu nekad membuat kebohongan besar hanya untuk menjerat suami siri nya untuk melupakan istri sahnya, benar-benar membuat kepalanya pusing setengah mati

pagi menjelang saat bangun jingga merasakan ada sebuah tangan yang memeluknya begitu erat siapa lagi pemiliknya jika bukan tama

perlahan jingga melepaskan pelukan itu karena ingin membersihkan diri dan melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim

namun bukannya melepaskan oelukannya tama semakin mengeratkan pelukannya

"biarkan seperti ini dulu sayang,aku rindu" ucap tama dengan mata yang masih terpejam

"aku mau sholat mas nanti waktu subuhnya keburu habis" sahut jingga terus berusaha melepaskan pelukan tama

"kita sholat berjamaah" putus tama beranjak dari tempat tidur mengajak jingga untuk sama-sama ke kamar mandi

jingga termenung dengan perlakuan tama pagi ini, bukannya tidak senang namun jingga merasa ada yang aneh dengan suaminya setelah sekian lama tidak pernah mengajaknya beribadah bersama-sama pagi ini jingga di kejutkan dengan sikap tama yang mulai kembali seperti dulu

"hey kenapa melamun? ayok ambil air wudhu dulu" ajak tama mengecup bibir jingga sekilas membuat jingga merona

"ii...iya mas" sahut jingga terbata

"udah nikah lama juga masih tetep aja malu-malu, bikin gemesss" tama mencubit hidung mancung jingga sampai terlihat memerah

Episodes
1 drama pagi hari
2 makan siang bersama
3 siapa???
4 kecewa
5 laras
6 cinta pertama
7 berdebat
8 pratama sakit
9 asisten pribadi
10 cinta yang berujung dendam
11 hampir ketahuan
12 mencari alasan
13 perjalanan bisnis
14 pesan yang menyakitkan
15 bukan satu-satunya
16 bertemu sang mantan
17 sakit yang teramat dalam
18 jingga hamil??
19 curhat
20 dimana bunda???
21 masih tentang bunda
22 pratama pulang
23 tidak sesuai ekspektasi
24 bencana di tengah liburan
25 aku salah apa???
26 membeli oleh-oleh
27 kedatangan laras ke kantor tama
28 kenyataan yang sebenarnya
29 kesakitan jingga
30 carikan aku pekerjaan
31 ungkapan hati arthur
32 kegugupan pratama
33 pura-pura baik-baik saja
34 melamar pekerjaan
35 Interview
36 tidak salah???
37 cinta pertama memang sulit di lupakan
38 kesedihan sabia
39 hari pertama bekerja
40 masih sangat mencintaimu
41 tanda cinta yang memberi luka
42 mengkhawatirkan jingga
43 keserempet mobil
44 hadiah dari arthur
45 rahasia laras
46 ternyata aku yang kedua
47 setelah tujuh tahun
48 kehancuran tama
49 sekutu tama
50 ayah salim.menemui jingga
51 tetap ingin berpisah
52 papi mau pergi???
53 arthur bertemu sabia
54 berkumpul di rumah hana
55 ungkapan perasaan arthur kepada jingga
56 pertengkaran tama dan arthur
57 hana pingsan
58 laras keguguran
59 liciknya laras
60 apa kamu masih mencintaiku?
61 permainan Laras dan dokter andi
62 seperti anak kecil
63 Sabia di buly
64 sidang mediasi
65 tidak ada yang mendukung Tama
66 ayah Salim sakit
67 perdebatan tanpa ujung
68 Tangisan Jingga, Tama dan Sabia
69 Tidak akan ada season kedua
70 resmi bercerai
71 kemarahan ayah afif dan bunda hasna
72 Jingga bertemu bunda hasna dan ayah afif
73 Bermain Timezone
74 di permalukan di depan umum
75 memberi peringatan
76 ingin bertemu calon mantu
77 PDKT dengan calon kakak ipar
78 Merona
79 satu karung alpukat
80 memberi kesempatan
81 daren masuk rumah sakit
82 pernyataan dokter indah
83 benar-benar menjijikan
84 Jatuh Talak
85 Membawa Daren Pergi
86 Arthur Cemburu
87 kedatangan oma Atika
88 kecewa
89 ayah Damar vs oma Atika
90 bertemu kembali
91 berakhir???
92 Engga Mau
93 ayah dan bunda merestui kalian
94 mundur teratur
95 permohonan Jemi
96 Damai
97 perdebatan konyol
98 meminta restu ayah Salim
99 pillow talk (Jingga dan Sabia)
100 Lamaran (Arthur dan Jingga)
101 patah hati Tama
102 lagi-lagi Arthur Cemburu
103 penjelasan Jingga
104 numpang sarapan
105 Kabar keluarga Tania
106 mencoba ikhlas
107 Jingga merajuk
108 kemarahan Hana
109 menitipkan Daren
110 rumit
111 Cassandra
112 Semakin Rumit
113 cinta atau obsesi?
114 mencoba menjelaskan
115 membatalkan pernikahan atau???
116 i love you
117 ulang tahun Arthur
118 menginap di rumah Jemi
119 foto prewedding
120 undangan pernikahan
121 jangan lakukan itu
122 keberadaan bunda Hesti
123 mencari jalan keluar
124 menyusun rencana
125 Di pingit
126 H-2
127 Damai
128 H-1
129 Drama menjelang hari pernikahan
130 hari pernikahan
131 perdebatan sebelum malam pertama
132 drama malam pertama
133 Ketagihann
134 sisi egois bunda Hasna
135 mencoba menjelaskan
136 cerita masa lalu
137 menyusun rencana
138 pikiran konyol Jingga
139 ketakutan Arthur
140 koma
Episodes

Updated 140 Episodes

1
drama pagi hari
2
makan siang bersama
3
siapa???
4
kecewa
5
laras
6
cinta pertama
7
berdebat
8
pratama sakit
9
asisten pribadi
10
cinta yang berujung dendam
11
hampir ketahuan
12
mencari alasan
13
perjalanan bisnis
14
pesan yang menyakitkan
15
bukan satu-satunya
16
bertemu sang mantan
17
sakit yang teramat dalam
18
jingga hamil??
19
curhat
20
dimana bunda???
21
masih tentang bunda
22
pratama pulang
23
tidak sesuai ekspektasi
24
bencana di tengah liburan
25
aku salah apa???
26
membeli oleh-oleh
27
kedatangan laras ke kantor tama
28
kenyataan yang sebenarnya
29
kesakitan jingga
30
carikan aku pekerjaan
31
ungkapan hati arthur
32
kegugupan pratama
33
pura-pura baik-baik saja
34
melamar pekerjaan
35
Interview
36
tidak salah???
37
cinta pertama memang sulit di lupakan
38
kesedihan sabia
39
hari pertama bekerja
40
masih sangat mencintaimu
41
tanda cinta yang memberi luka
42
mengkhawatirkan jingga
43
keserempet mobil
44
hadiah dari arthur
45
rahasia laras
46
ternyata aku yang kedua
47
setelah tujuh tahun
48
kehancuran tama
49
sekutu tama
50
ayah salim.menemui jingga
51
tetap ingin berpisah
52
papi mau pergi???
53
arthur bertemu sabia
54
berkumpul di rumah hana
55
ungkapan perasaan arthur kepada jingga
56
pertengkaran tama dan arthur
57
hana pingsan
58
laras keguguran
59
liciknya laras
60
apa kamu masih mencintaiku?
61
permainan Laras dan dokter andi
62
seperti anak kecil
63
Sabia di buly
64
sidang mediasi
65
tidak ada yang mendukung Tama
66
ayah Salim sakit
67
perdebatan tanpa ujung
68
Tangisan Jingga, Tama dan Sabia
69
Tidak akan ada season kedua
70
resmi bercerai
71
kemarahan ayah afif dan bunda hasna
72
Jingga bertemu bunda hasna dan ayah afif
73
Bermain Timezone
74
di permalukan di depan umum
75
memberi peringatan
76
ingin bertemu calon mantu
77
PDKT dengan calon kakak ipar
78
Merona
79
satu karung alpukat
80
memberi kesempatan
81
daren masuk rumah sakit
82
pernyataan dokter indah
83
benar-benar menjijikan
84
Jatuh Talak
85
Membawa Daren Pergi
86
Arthur Cemburu
87
kedatangan oma Atika
88
kecewa
89
ayah Damar vs oma Atika
90
bertemu kembali
91
berakhir???
92
Engga Mau
93
ayah dan bunda merestui kalian
94
mundur teratur
95
permohonan Jemi
96
Damai
97
perdebatan konyol
98
meminta restu ayah Salim
99
pillow talk (Jingga dan Sabia)
100
Lamaran (Arthur dan Jingga)
101
patah hati Tama
102
lagi-lagi Arthur Cemburu
103
penjelasan Jingga
104
numpang sarapan
105
Kabar keluarga Tania
106
mencoba ikhlas
107
Jingga merajuk
108
kemarahan Hana
109
menitipkan Daren
110
rumit
111
Cassandra
112
Semakin Rumit
113
cinta atau obsesi?
114
mencoba menjelaskan
115
membatalkan pernikahan atau???
116
i love you
117
ulang tahun Arthur
118
menginap di rumah Jemi
119
foto prewedding
120
undangan pernikahan
121
jangan lakukan itu
122
keberadaan bunda Hesti
123
mencari jalan keluar
124
menyusun rencana
125
Di pingit
126
H-2
127
Damai
128
H-1
129
Drama menjelang hari pernikahan
130
hari pernikahan
131
perdebatan sebelum malam pertama
132
drama malam pertama
133
Ketagihann
134
sisi egois bunda Hasna
135
mencoba menjelaskan
136
cerita masa lalu
137
menyusun rencana
138
pikiran konyol Jingga
139
ketakutan Arthur
140
koma

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!