jingga mencium takzim tangan tama setelah selesai menunaikan ibadah sholat subuh
tama mengecup kening jingga sangat lama dan penuh kasih sayang seketika ada rasa hangat menjalar ke dalam sanubari jingga yang sudah hampir membeku
tama menatap wajah cantik jingga yang masih berbalut mukena, perlahan namun pasti tama yang memang sudah sangat merindukan jingga menyatukan kedua bibir mereka, jingga yang sedikit kaget dengan serangan yang tama berikan hanya terdiam tidak merespon ciiuman yang tama berikan padanya
"kenapa diam saja? kamu gak kangen sama mas?" tanya tama saat tautan mereka terlepas
"aku hanya kaget, sudah sangat lama kamu tidak pernah menyentuhku seperti ini mas" jawab jingga jujur
"maaf jika selama ini mas tidak punya waktu untuk kamu dan sabia bahkan untuk menghabiskan waktu berdua denganmu saja sudah jarang mas lakukan, maafkan mas yang selama ini terkesan mendiamkanmu akhir-akhir ini" ucap tama tulus
"sebenarnya ada apa? kenapa kamu berubah? kenapa sikap kamu tidak semanis dan seromantis dulu? apa yang kamu sembunyikan dariku mas?" tanya jingga bertubi-tubi
"mas hanya sedang sibuk dengan beberapa proyek besar sayang, mas janji setelah semuanya selesai mas akan menebus semua waktu yang sudah terbuang di antara kita" tama menempelkan keningnya dengan kening jingga
"lalu kenapa selama tiga bulan ini kamu tidak pernah menyentuhku mas, hanya sekedar kecupan di kening itupun tidak setiap hari, apa aku sudah tidak menarik lagi buat kamu? kamu sudah tidak cinta lagi sama aku?"
"mas hanya lelah, sungguh mas mencintai kamu lebih dari apapun sayang dan satu lagi kamu selalu terlihat cantik di mata mas dalam keadaan apapun jangan pernah berkata seperti itu lagi" tama memeluk jingga dan melepaskan mukena yang masih jingga kenakan
tama menatap jingga dari ujung rambut sampai ujung kaki, wajah jingga yang teramat sangat cantik, memiliki tubuh bak gitar spanyol siapa pria yang tak akan tergoda ketika melihat jingga apalagi dengan mengenakan pakaian tidur yang begitu tipis dengan panjang hanya sebatas paha saja
perlahan taman merapatkan tubuhnya dengan tubuh jingga sampai tak berjarak sedikitpun tama mulai meluumat kembali bibir jingga dengan penuh gaiirah, jingga yang awalnya hanya diam saja kini mulai membalas apa yang di lakukan oleh tama
lidah mereka saling membelit dan saling menyesaap penuh hasratt
tangan tama mulai meremass dua buah payudaraa milik jingga yang masih terlihat kencang dan berisi
"i miss you" bisik tama sambil menggigit kecil telinga jingga
jingga semakin belingsatan ketika bibir tama mulai turun dan mengecupp leher jenjang milik jingga dan meninggalkan stempel cinta disana
tama semakin bergaiirah ketika mendengar desaahan yang keluar dari mulut jingga, tangan besar tama semakin mereemas dan memiliin ****** jingga yang semakin mengerass
"aaahhhh masss" desaah jingga
"mas mau kamu sayang" balas tama dengan suaraa paraunya
tama mulai melepaskan tali dress yang di kenakan oleh jingga sampai keduaa bulatan kenyal dan besar itu terpampang nyata di hadapannya saat ini, tama langsung melahap kedua buah favoritnya yang selama ini sudah sangat dia rindukan, tangan tama mulai turun ke bawah dan membelaii area sensitiff milik jingga yang sudah sangat basah
tama memainkan jari-jarinya disana dan memasukannya dengan perlahan, jingga yang memang tidak sedang mengenakan ********** memudahkan tama untuk menjamah daerah sensitifnya itu
jari tama mulai bergerak maju mundur sedangkan mulutnya tak berhenti menyeesap payudaraa milik jingga secara bergantian
jingga semakin meremass rambut tama menekan kepala tama agar semakin dalam memasukan payudaraa miliknya ke dalam mulut tama
"aahhhh mas aku udah gak tahan" racau jingga yang merasakan sesuatu akan keluar dari area sensitifnya
tama yang berniat ingin membuat jingga melakukan pelepasann pertama dengan jarinya harus tertunda karena bunyi ponselnya yang berulang kali, awalnya tama menghiraukan panggilan itu namun jingga yang meminta tama untuk menjawabnya terlebih dahulu karena takut ada sesuatu yang penting, dengan rasa kesal tama menjawab panggilan telefon itu sedikit menjauh dari jingga
"apa?"
".................."
"kamu bisa kan pergi sendiri pakai taksi nanti biar aku menyusul"
"......................."
"astaga kamu benar-benar menguji kesabaranku"
"..................."
"iya aku pergi sekarang"
tama menutup panggilan telefon itu dengan kasar lalu krmbali mendekati jingga yang sudah kembali mengenakan pakaiannya, tama menatap jingga dengan tatapan bersalah karena baru saja dia akan memulia kembali hubungannya agar kembali membaik dengan jingga namun ada saja gangguan untk mengacaukan rencananya
"ada apa?" tanya jingga menatap tama dengan tatapan yang sulit di artikan
"maaf mas harus pergi sekarang sayang" jawab tama penuh rasa bersalah
sangat terlihat sekali raut kekecewaan di wajah jingga saat ini bagaimana tidak di saat jingga sedang panas-panasnya ingin menyalurkan hasratnya yang selama ini terpendam harus gagal karena tama harus pergi tanpa alasan yang jelas, jingga seorang wanita normal yang butuh sentuhan dari suaminya sendiri bukan di acuhkan seperti ini... tidak bisakah mereka menuntaskan dulu kegiatan mereka lalu tama bisa pergi setelah mereka puass bercintaa begitulah yang ada di pikiran jingga saat ini
jingga benar-benar merindukan momen dimana mereka menghabiskan waktu berdua di atas ranjang mereguk kenikmatan sampai mereka terkulai lemasss namun ternyata semua itu hanya angan-angan jingga saja nyatanya jingga harus menelan lagi rasa kecewa karena tama lebih mementingkan pekerjaannya
"sayang jangan marah, mas janji malam ini tidak akan lembur mas akan pulang lebih awal" ucap tama memeluk jingga dari belakang dan mengecup pundak jingga yang terekspos
"pergilah" sahut jingga dingin
"sayang mas janji akan membuat kamu puasss nanti malam, jangan marah ya" bujuk tama membalikan tubuh jingga agar menghadap kepadanya
"sudahlah aku bosan mendengar janji-janji kamu mas ujung-ujungnya pasti di ingkari lagi"
tama menghela nafas panjang memang sangat sulit membujuk jingga yang sedang kesal, tama sangat mengerti rasa kecewa yang di rasakan jingga saat ini bukan tama tidak ingin melanjutkan kembali kegiatan panas mereka namun tama pasti tidak bisa hanya sebentar jika sudah bercintaa dengan jingga karena jingga adalah partner yang sangat luar biasa di atas ranjang jingga selalu membuat tama bergairahh tama sangat menyukai permainan jingga yang berubah agresif dan liarr ketika sudah berada di atas ranjang dan yang pasti bisa membuat tama mendesaah nikmat berulang kali dan membuat dirinya sangat puasss
"mas janji kali ini mas gak akan ingkar lagi" tama mengecup bibir jingga yang sedang mengerucut
"kita lihat nanti saja" sahut jingga jutek
"eemm, kamu gak nyiapin sarapan sayang?" tanya tama mencoba mengalihkan pembicaraan
"bukannya kamu udah gak mau makan masakan aku lagi" jawab jingga masih ketus
"bukannya gak mau tapi mas memang tidak sempat" elak tama
"ada bi idah yang menyiapkan sarapan kalau kamu mau"
"mas langsung berangkat saja ya"
"terserah"
setelah mengganti pakaiannya dengan setelan kantor tama pamit kepada jingga yang sedang berada di kamar sabia yang sedang menyiapkan keperluan sekolah sang putri
jingga masih bersikap dingin tidak menanggapi ucapan tama, tama yang tidak ingin membuat jingga semakin kesal lebih baik mengalah dan segera berangkat setelah mencium kening jingga dan putrinya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Nur Ain
sekali ketahuan manpus kau
2024-03-01
0