makan siang bersama

sepulang sekolah jingga membawa sabia jalan-jalan terlebih dahulu di sebuah mall, jingga ingin melupakan sejenak permasalahannya dengan tama meskipun saat pulang ke rumah nanti masalah itu akan teringat kembali dan mungkin akan bertambah semakin rumit

sabia yang begitu senang di ajak bermain di sebuah play zone oleh jingga berlari-lari kesana kemari untuk mencoba permainan yang dia inginkan

dulu setiap weekend jingga dan sabia selalu menghabiskan wakti dengan berjalan-jalan bersama tama entah itu bermain di wahana permainan, makan di restoran atau hanya sekedar jalan-jalan saja namun sekarang semua itu sudah tidak pernah jingga dan sabia rasakan lagi semenjak tiga bulan terakhir

"mami aku mau itu" tunjuk kepada permainan capit boneka

"boleh sayang, ayok" jingga menuntun tangan sabia untuk bermain apa yang sabia inginkan

"seandainya kamu ada disini mas, pasti suasana nya akan semakin terasa bahagia" batin jingga melihat sabia yang begitu antusias

"yeayyyyyy mami, bia dapat" teriak sabia sambil menunjukan boneka gajah yang dia dapatkan

"anak mami hebat, kamu senang sayang" jingga tersenyum dan mengelus puncak kepala sabia

"senang, tapi bia lapar" sahut sabia mengelus perutnya yang sudah keroncongan

"putri cantiknya mami mau makan apa?" tanya jingga merasa sangat gemas dengan semua tingkah yang di lakukan putri cantiknya

"bia mau makan pizza boleh?"

"boleh sayang, lets go"

jingga dan sabia berjalan menuju salah satu gerai pizza yang berada di mall itu, sabia begitu antusias menceritakan kembali tentang dirinya yang sangat senang bermain di play zone tadi jingga mendengarkan setiap kalimat yang terucap dari mulut putrinya hanya bisa tersenyum merasa sangat bahagia memiliki putri seperti sabia yang pintar, cantik dan menggemaskan

"papi" teriak sabia melihat tama yang berjalan melewati gerai pizza yang mereka kunjungi

"bia kamu disini sayang?" tama berjalan menghampiri sabia dan jingga setelah berpamitan kepada rekan bisnisnya

"papi bia dapat boneka, lihat lucu kan?" sabia menunjukan boneka gajah yang dia dapatkan dari hasil permainan capit boneka

"iya lucu sama kayak kamu" sahut tama mencubit gemas kedua pipi gembul sabia

"kamu pergi kenapa gak ijin dulu sama mas?" tanya tama kepada jingga yang sibuk dengan ponselnya

"kamu kan sibuk pasti gak akan ada waktu untuk sekedar bermain ponsel apalagi berharap kabar dariku" jawab jingga dingin

"tapi setidaknya mas tahu dimana kalian berada ketika sedang di luar rumah"

"memangnya kamu masih peduli sama kami? bahkan dari pagi saja kamu sama sekali tidak menanyakan keberadaan aku maupun sabia"

"ji jangan mulai"

"sudahlah aku lapar mau makan, bia sayang ayok kita makan pizza nya sudah datang" ajak jingga menuntun sabia untuk duduk kembali

"papi gak ikut makan sama kita?" tanya sabia menatap tama penuh harap

"papi sibuk sayang gak ada waktu buat makan sama kita" bukan tama yang menjawab melainkan jingga

"papi mau kok makan sama bia dan mami" ucap tama membuat jingga mengerutkan keningnya

"tumben" sinis jingga

tanpa memperdulikan sindiran dari jingga, tama duduk di sebelah sabia yang sedang memakan pizza nya denga lahap bukannya ikut makan tama malah memperhatikan jingga yang seakan tidak menganggap kehadirannya di antara dirinya dan sabia, jingga hanya fokus dengan ponselnya sesekali menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sabia lontarkan

"maafkan aku ji, aku sadar sikapmu berubah pasti karena aku yang tak pernah meluangkan waktu selama tiga bulan ini untuk kamu dan sabia tapi aku berjanji setelah urusanku selesai aku akan kembali fokus pada keluarga kecil kita, aku sangat mencintai kamu dan sabia" batin tama bermonolog sambil terus menatap wajah cantik jingga

"kenapa memandangku seperti itu?" tanya jingga ketus

"kamu semakin cantik mas makin cinta" jawab tama tanpa mengalihkan pandangannya dari jingga

"bullshit" ucap jingga bukannya senang mendapat pujian dari tama jingga malah merasa muak

"maafkan mas selama tiga bulan ini tidak terlalu memperhatikan kamu dan sabia, tolong mengerti posisi mas yang sebagai pemimpin perusahaan tanggung jawab mas sangat besar"

"ya"

"kamu marah?" tanya tama

"menurut kamu?" jingga menatap tama tajam sedangkan tama hanya bisa menghela nafasnya

"kita lanjutkan obrolam kita nanti malam di rumah aku harus kembali ke kantor sekarang"

"hhmm"

"bia sayang papi harus kembali ke kantor, bia gak apa-apa kan pulang berdua sama mami?" tanya tama kepada sabia

"tidak apa-apa oi, bia sudah biasa berdua sama mami tanpa papi" jawab bia polos membuat tama merasa bersalah

"ya sudah papi berangkat ya, kalian hati-hati pulangnya kalau sudah sampai rumah kabarin papi ya" tama mengecup puncak kepala sabia dan jingga bergantian kemudian pergi meninggalkan mereka berdua dengan rasa bersalah yang bersarang di dalam hatinya

"mami gak apa-apa kan papi pergi?" tanya sabia menatap jingga dengan lekat

"gak apa-apa sayang nanti juga ketemu lagi di rumah, sekarang bia mau langsung pulang atau jalan-jalan lagi?" tanya balik jingga kepada sabia

"bia mau beli duku es krim mi habis itu pulang" pinta sabia

"baiklah apapun yang tuan putri inginkan mami akan laksanakan" sahut jingga tersenyum kemudian mengecup kedua pipi sabia

setelah jalan-jalan dan menghabiskan waktu dengan putri tercintanya jingga tiba di rumah pukul 17:20

keduanya langsung membersihkan diri dan beristirahat

jingga yang awalnya sempat berpikiran untuk menyiapkan makan malam untuk tama seketika mengurungkan niatnya mengingat tama yang sudah tiga bulan terakhir ini tidak pernah lagi menyentuh hasil masakannya meskipun ada asisten rumah tangga yang jingga pekerjakan namun jika urusan memasak dari sejak pertama kali menikah jingga lebih suka melakukannya sendiri

"bu mau masak buat makan malam?" tanya bi idah melihat jingga yang sidah berdiri di dekat meja makan

"engga bi, tolong bikinin cemilan sama jus mangga ya bi nanti bawa ke kamar bia" pinta jingga

"baik bu" sahut bi idah

"tumben ibu gak siapin makan malam buat bapak biasanya gak pernah absen sehari pun" batin bi idah

"oh iya bi mulai besok bibi yang siapin sarapan juga ya" lanjut jingga sedikit berteriak

"baik bu" sahut bi idah

jingga masuk ke dalam kamar sabia melihat sang putri sedang asyik mewarnai sampai kedatangan jingga tak di sadari oleh sabia

"putri mami lagi gambar apa?" tanya jingga duduk di samping sabia

"mami lihat bia gambar ini bagus tidak?" jawab sabia menunjukan hasil karyanya

jingga menatap nanar gambar yang di perlihatkan oleh sabia tanpa di jelaskan jingga sudah sangat paham gambar yang di buat oleh putri cantiknya

"maafkan mami sama papi sayang" batin jingga dengan netra yang sudah mulai berembun

Episodes
1 drama pagi hari
2 makan siang bersama
3 siapa???
4 kecewa
5 laras
6 cinta pertama
7 berdebat
8 pratama sakit
9 asisten pribadi
10 cinta yang berujung dendam
11 hampir ketahuan
12 mencari alasan
13 perjalanan bisnis
14 pesan yang menyakitkan
15 bukan satu-satunya
16 bertemu sang mantan
17 sakit yang teramat dalam
18 jingga hamil??
19 curhat
20 dimana bunda???
21 masih tentang bunda
22 pratama pulang
23 tidak sesuai ekspektasi
24 bencana di tengah liburan
25 aku salah apa???
26 membeli oleh-oleh
27 kedatangan laras ke kantor tama
28 kenyataan yang sebenarnya
29 kesakitan jingga
30 carikan aku pekerjaan
31 ungkapan hati arthur
32 kegugupan pratama
33 pura-pura baik-baik saja
34 melamar pekerjaan
35 Interview
36 tidak salah???
37 cinta pertama memang sulit di lupakan
38 kesedihan sabia
39 hari pertama bekerja
40 masih sangat mencintaimu
41 tanda cinta yang memberi luka
42 mengkhawatirkan jingga
43 keserempet mobil
44 hadiah dari arthur
45 rahasia laras
46 ternyata aku yang kedua
47 setelah tujuh tahun
48 kehancuran tama
49 sekutu tama
50 ayah salim.menemui jingga
51 tetap ingin berpisah
52 papi mau pergi???
53 arthur bertemu sabia
54 berkumpul di rumah hana
55 ungkapan perasaan arthur kepada jingga
56 pertengkaran tama dan arthur
57 hana pingsan
58 laras keguguran
59 liciknya laras
60 apa kamu masih mencintaiku?
61 permainan Laras dan dokter andi
62 seperti anak kecil
63 Sabia di buly
64 sidang mediasi
65 tidak ada yang mendukung Tama
66 ayah Salim sakit
67 perdebatan tanpa ujung
68 Tangisan Jingga, Tama dan Sabia
69 Tidak akan ada season kedua
70 resmi bercerai
71 kemarahan ayah afif dan bunda hasna
72 Jingga bertemu bunda hasna dan ayah afif
73 Bermain Timezone
74 di permalukan di depan umum
75 memberi peringatan
76 ingin bertemu calon mantu
77 PDKT dengan calon kakak ipar
78 Merona
79 satu karung alpukat
80 memberi kesempatan
81 daren masuk rumah sakit
82 pernyataan dokter indah
83 benar-benar menjijikan
84 Jatuh Talak
85 Membawa Daren Pergi
86 Arthur Cemburu
87 kedatangan oma Atika
88 kecewa
89 ayah Damar vs oma Atika
90 bertemu kembali
91 berakhir???
92 Engga Mau
93 ayah dan bunda merestui kalian
94 mundur teratur
95 permohonan Jemi
96 Damai
97 perdebatan konyol
98 meminta restu ayah Salim
99 pillow talk (Jingga dan Sabia)
100 Lamaran (Arthur dan Jingga)
101 patah hati Tama
102 lagi-lagi Arthur Cemburu
103 penjelasan Jingga
104 numpang sarapan
105 Kabar keluarga Tania
106 mencoba ikhlas
107 Jingga merajuk
108 kemarahan Hana
109 menitipkan Daren
110 rumit
111 Cassandra
112 Semakin Rumit
113 cinta atau obsesi?
114 mencoba menjelaskan
115 membatalkan pernikahan atau???
116 i love you
117 ulang tahun Arthur
118 menginap di rumah Jemi
119 foto prewedding
120 undangan pernikahan
121 jangan lakukan itu
122 keberadaan bunda Hesti
123 mencari jalan keluar
124 menyusun rencana
125 Di pingit
126 H-2
127 Damai
128 H-1
129 Drama menjelang hari pernikahan
130 hari pernikahan
131 perdebatan sebelum malam pertama
132 drama malam pertama
133 Ketagihann
134 sisi egois bunda Hasna
135 mencoba menjelaskan
136 cerita masa lalu
137 menyusun rencana
138 pikiran konyol Jingga
139 ketakutan Arthur
140 koma
Episodes

Updated 140 Episodes

1
drama pagi hari
2
makan siang bersama
3
siapa???
4
kecewa
5
laras
6
cinta pertama
7
berdebat
8
pratama sakit
9
asisten pribadi
10
cinta yang berujung dendam
11
hampir ketahuan
12
mencari alasan
13
perjalanan bisnis
14
pesan yang menyakitkan
15
bukan satu-satunya
16
bertemu sang mantan
17
sakit yang teramat dalam
18
jingga hamil??
19
curhat
20
dimana bunda???
21
masih tentang bunda
22
pratama pulang
23
tidak sesuai ekspektasi
24
bencana di tengah liburan
25
aku salah apa???
26
membeli oleh-oleh
27
kedatangan laras ke kantor tama
28
kenyataan yang sebenarnya
29
kesakitan jingga
30
carikan aku pekerjaan
31
ungkapan hati arthur
32
kegugupan pratama
33
pura-pura baik-baik saja
34
melamar pekerjaan
35
Interview
36
tidak salah???
37
cinta pertama memang sulit di lupakan
38
kesedihan sabia
39
hari pertama bekerja
40
masih sangat mencintaimu
41
tanda cinta yang memberi luka
42
mengkhawatirkan jingga
43
keserempet mobil
44
hadiah dari arthur
45
rahasia laras
46
ternyata aku yang kedua
47
setelah tujuh tahun
48
kehancuran tama
49
sekutu tama
50
ayah salim.menemui jingga
51
tetap ingin berpisah
52
papi mau pergi???
53
arthur bertemu sabia
54
berkumpul di rumah hana
55
ungkapan perasaan arthur kepada jingga
56
pertengkaran tama dan arthur
57
hana pingsan
58
laras keguguran
59
liciknya laras
60
apa kamu masih mencintaiku?
61
permainan Laras dan dokter andi
62
seperti anak kecil
63
Sabia di buly
64
sidang mediasi
65
tidak ada yang mendukung Tama
66
ayah Salim sakit
67
perdebatan tanpa ujung
68
Tangisan Jingga, Tama dan Sabia
69
Tidak akan ada season kedua
70
resmi bercerai
71
kemarahan ayah afif dan bunda hasna
72
Jingga bertemu bunda hasna dan ayah afif
73
Bermain Timezone
74
di permalukan di depan umum
75
memberi peringatan
76
ingin bertemu calon mantu
77
PDKT dengan calon kakak ipar
78
Merona
79
satu karung alpukat
80
memberi kesempatan
81
daren masuk rumah sakit
82
pernyataan dokter indah
83
benar-benar menjijikan
84
Jatuh Talak
85
Membawa Daren Pergi
86
Arthur Cemburu
87
kedatangan oma Atika
88
kecewa
89
ayah Damar vs oma Atika
90
bertemu kembali
91
berakhir???
92
Engga Mau
93
ayah dan bunda merestui kalian
94
mundur teratur
95
permohonan Jemi
96
Damai
97
perdebatan konyol
98
meminta restu ayah Salim
99
pillow talk (Jingga dan Sabia)
100
Lamaran (Arthur dan Jingga)
101
patah hati Tama
102
lagi-lagi Arthur Cemburu
103
penjelasan Jingga
104
numpang sarapan
105
Kabar keluarga Tania
106
mencoba ikhlas
107
Jingga merajuk
108
kemarahan Hana
109
menitipkan Daren
110
rumit
111
Cassandra
112
Semakin Rumit
113
cinta atau obsesi?
114
mencoba menjelaskan
115
membatalkan pernikahan atau???
116
i love you
117
ulang tahun Arthur
118
menginap di rumah Jemi
119
foto prewedding
120
undangan pernikahan
121
jangan lakukan itu
122
keberadaan bunda Hesti
123
mencari jalan keluar
124
menyusun rencana
125
Di pingit
126
H-2
127
Damai
128
H-1
129
Drama menjelang hari pernikahan
130
hari pernikahan
131
perdebatan sebelum malam pertama
132
drama malam pertama
133
Ketagihann
134
sisi egois bunda Hasna
135
mencoba menjelaskan
136
cerita masa lalu
137
menyusun rencana
138
pikiran konyol Jingga
139
ketakutan Arthur
140
koma

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!