JINGGA (The Second Wife)

JINGGA (The Second Wife)

drama pagi hari

"pagi sayang" sapa tama mengecup pucuk kepala istrinya dan putrinya yang berusia 6 tahun

"Sayang aku gak ikut sarapan gak apa-apa ya? Aku ada meeting penting pagi ini" lanjut tama

"Kalau sudah bosan dengan masakan aku bilang saja mas, aku gak akan repot-repot masakin kamu lagi kalau ujungnya gak pernah kamu makan sama sekali" sahut jingga istri tama

"Bukan seperti itu maksud mas ji, mas cuma...." Tama menjeda ucapannya

"Bia sayang temen-temen bia di sekolah suka sama masakan mami kan?" Tanya jingga kepada sang putri tanpa memperdulikan ucapan tama

"Kalau begitu bantu mami masukin semua makanan ini ke dalam kotak ini ya, kita bagikan sama teman-teman di sekolah bia mereka pasti senang" lanjut jingga melihat sabia menganggukan kepalanya

Tanpa memperdulikan keberadaan tama jingga memasukan semua hasil masakannya ke dalam kotak yang sudah dia siapkan di bantu dengan sabia putrinya, tama hanya menarik nafasnya melihat sikap jingga yang semakin hari semakin dingin kepadanya tama sadar jika sikap jingga berubah karena dirinya yang sangat jarang meluangkan waktu untuk sang istri dan putri semata wayangnya bahkan hanya untuk sekedar sarapanpun tama sudah tidak pernah mempunyai waktu

"Biar mas antar" ucap tama melihat jingga sudah selesai memasukan semua masakannya ke dalam kotak

"Tidak usah, aku mau mobil sendiri" tolak jingga

"Ji jangan bersikap seperti ini tolong mengerti dengan pekerjaan mas saat ini yang memang sedang sibuk" tama mencekal tangan jingga yang mulai berjalan meninggalkan ruang makan

"Selesaikan saja meeting kamu yang tidak pernah selesai-selesai itu mas, jangan pedulikan aku dengan sabia" jingga menepis tangan tama yang mencekalnya cukup erat

"Ji please jangan berdebat di depan sabia"

"Siapa yang berdebat? Aku hanya bicara fakta, proyek kamu pasti sangat menguntungkan bukan sampai tiga bulan terakhir ini kamu meeting tanpa henti"

"Aku bekerja keras juga buat kamu dan sabia tolong mengerti"

"Aku mengerti makanya aku mencoba tidak ingin terlalu banyak mengaturmu mulai sekarang, lakukan saja apa yang menurut kamu benar mas jangan jadikan aku dan sabia sebagai beban buat kamu"

Sudah tiga bulan terakhir ini hubungan antara jingga dan tama memang sedikit tidak harmonis karena kesibukan tama dengan pekerjaannya yang sama sekali tidak bisa meluangkan waktu untuj jingga maupun sabia

Jingga maharani sudah tujuh tahun ini menyandang gelar sebagai istri dari pengusaha sukses bernama pratama adnan yang kerap di panggil tama dan saat ini mereka sudah di karunia seorang putri yang sangat cantik dan menggemaskan yaitu sabia almahira yang saat ini sudah bersekolah di salah satu TK yang paling terkenal di kota surabaya

Meskipun pernikahan mereka yang di awali dengan sebuah perjodohan dan tanpa ada rasa cinta di antara mereka namun selama ini jingga selalu berusaha menjadi istri sekaligus ibu yang baik sampai rasa cinta itu tumbuh dengan sendirinya di hati jingga maupun pratama

"Mami, mami marahan ya sama papi?" Tanya sabia saat mereka sudah berada di jalan menuju sekolah bia

"Tidak sayang, mami tidak marahan sama papi" jawab jingga lembut

"Tapi barusan bia lihat mami marah-marah sama papi" ucap bia

"Itu bukan marah-marah nak mami hanya bilang sama papi jangan sibuk kerja terus nanti papi sakit karena kecapean" elak jingga

"Mami gak bohong sama bia kan?" Selidik sabia

"Tidak sayang" sahut jingga yang masih fokus dengan setir mobilnya

Sudah tiga bulan terakhir ini tama sudah tidak pernah lagi sarapan di rumah bahkan makan malam pun sering tama lewatkan bersama jingga dan sabia karena setiap tama pulang kerja selalu di atas pukul sepuluh malam bahkan tidak jarang tama pulang lewat tengah malam

Bukan tidak curiga namun jingga sudah malas berdebat dengan alasan yang sama karena setiap jingga bertanya alasan tama selalu menjawab dengan jawaban yang sama dan tidak membuat jingga sepenuhnya percaya seperti kata pepatah feeling seorang istri sangatlah kuat dan sekarang feeling jingga mengatakan jika ada sesuatu yang tama sembunyikan darinya

Mobil jingga sudah berhenti di parkiran sekolah sabia, jingga selalu berusaha terlihat baik-baik saja di hadapan sabia meskipun banyak sekali kecurigaan yang bersarang di pikirannya saat ini

Jingga tidak ingin membuat sabia curiga dengannya karena meskipun sabia masih berusia enam tahun tapi sabia termasuk seorang bocah yang cukup cerdas, sabia bisa menangkap jika melihat ada kejanggalan di antara kedua orang tuanya maka dari itu jingga maupun tama selalu bersikap seolah hubungan mereka baik-baik saja di hadapan putri mereka

Jingga menuntun sabia berjalan menuju ke kelasnya dengan tangan kirinya sementara tangan kananya sudah menenteng paper bag yang berisi makanan yang ingin jingga bagikan untuk teman-teman sabia

"Wah tante itu bawa apa?" Tanya salah satu teman sabia

"Pasti tante bawa makanan lagi buat kami kan?" Sahut teman sabia lagia dengan antusias

"Betul sekali, tante membawa banyak makanan untuk kalian. Kalian harus menghabiskannya ya" ucap jingga berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan teman-teman sabia

"Horeeeeee... Sabia mami kamu memang baik" teriak helena teman yang paling dekat sabia

"Tentu saja mami aku paling baik sedunia" sahut sabia memeluk jingga

jingga bersyukur di tengah hubungannya yang sedang tidak baik-baik saja dengan sang suami masih ada sabia yang membuat dirinya mempunyai kekuatan untuk mempertahankan rumah tangganya

suara bel berbunyi, sabia dan semua teman-temannya masuk ke dalam kelas untuk belajar sedangkan jingga menunggu di depan kelas dengan para orang tua murid yang lain

jingga menatap sendu ponselnya yang sejak tadi tidak ada pesan ataupun panggilan masuk dari tama berbeda dengan dulu jika tama sudah sampai di kantor tama langsung mengabari jingga agar jingga tidak khawatir

"kenapa kamu berubah mas? ada apa?" gumam jingga dengan seribu pertanyaan di dalam benaknya

"aku rindu kebersamaan kita yang sudah tiga bulan ini tidak pernah aku rasakan lagi, aku dan bia kesepian selama ini mas, sekarang aku merasa asing dengan suamiku sendiri" batin jingga bermonolog

jingga hanya bisa menahan semua kejanggalan yang dia rasakan di dalam hatinya tanpa berbicara langsung dengan tama, jangankan untuk sekedar mengobrol untuk bertemu saja rasanya sulit bahkan selama tiga bulan terakhir ini tama sudah tidak pernah lagi menyentuh jingga sama sekali

sempat jingga berpikir untuk memata-matai dan membuntuti kemanapun tama pergi untuk memastikan apa yang dia pikirkan selama ini namun hatinya menolak sebelum jingga benar-benar menemukan alasan tama berubah jingga akan diam dan terus berpura-pura baik-baik saja

"aku rindu mas, sangat rindu"

#hallo para readers ini karya kelima othor, semoga semuanya suka ya...

jangan lupa dukungannya

happy reading#

Terpopuler

Comments

Soraya

Soraya

permisi numpang duduk dl ya kak

2023-05-24

2

lihat semua
Episodes
1 drama pagi hari
2 makan siang bersama
3 siapa???
4 kecewa
5 laras
6 cinta pertama
7 berdebat
8 pratama sakit
9 asisten pribadi
10 cinta yang berujung dendam
11 hampir ketahuan
12 mencari alasan
13 perjalanan bisnis
14 pesan yang menyakitkan
15 bukan satu-satunya
16 bertemu sang mantan
17 sakit yang teramat dalam
18 jingga hamil??
19 curhat
20 dimana bunda???
21 masih tentang bunda
22 pratama pulang
23 tidak sesuai ekspektasi
24 bencana di tengah liburan
25 aku salah apa???
26 membeli oleh-oleh
27 kedatangan laras ke kantor tama
28 kenyataan yang sebenarnya
29 kesakitan jingga
30 carikan aku pekerjaan
31 ungkapan hati arthur
32 kegugupan pratama
33 pura-pura baik-baik saja
34 melamar pekerjaan
35 Interview
36 tidak salah???
37 cinta pertama memang sulit di lupakan
38 kesedihan sabia
39 hari pertama bekerja
40 masih sangat mencintaimu
41 tanda cinta yang memberi luka
42 mengkhawatirkan jingga
43 keserempet mobil
44 hadiah dari arthur
45 rahasia laras
46 ternyata aku yang kedua
47 setelah tujuh tahun
48 kehancuran tama
49 sekutu tama
50 ayah salim.menemui jingga
51 tetap ingin berpisah
52 papi mau pergi???
53 arthur bertemu sabia
54 berkumpul di rumah hana
55 ungkapan perasaan arthur kepada jingga
56 pertengkaran tama dan arthur
57 hana pingsan
58 laras keguguran
59 liciknya laras
60 apa kamu masih mencintaiku?
61 permainan Laras dan dokter andi
62 seperti anak kecil
63 Sabia di buly
64 sidang mediasi
65 tidak ada yang mendukung Tama
66 ayah Salim sakit
67 perdebatan tanpa ujung
68 Tangisan Jingga, Tama dan Sabia
69 Tidak akan ada season kedua
70 resmi bercerai
71 kemarahan ayah afif dan bunda hasna
72 Jingga bertemu bunda hasna dan ayah afif
73 Bermain Timezone
74 di permalukan di depan umum
75 memberi peringatan
76 ingin bertemu calon mantu
77 PDKT dengan calon kakak ipar
78 Merona
79 satu karung alpukat
80 memberi kesempatan
81 daren masuk rumah sakit
82 pernyataan dokter indah
83 benar-benar menjijikan
84 Jatuh Talak
85 Membawa Daren Pergi
86 Arthur Cemburu
87 kedatangan oma Atika
88 kecewa
89 ayah Damar vs oma Atika
90 bertemu kembali
91 berakhir???
92 Engga Mau
93 ayah dan bunda merestui kalian
94 mundur teratur
95 permohonan Jemi
96 Damai
97 perdebatan konyol
98 meminta restu ayah Salim
99 pillow talk (Jingga dan Sabia)
100 Lamaran (Arthur dan Jingga)
101 patah hati Tama
102 lagi-lagi Arthur Cemburu
103 penjelasan Jingga
104 numpang sarapan
105 Kabar keluarga Tania
106 mencoba ikhlas
107 Jingga merajuk
108 kemarahan Hana
109 menitipkan Daren
110 rumit
111 Cassandra
112 Semakin Rumit
113 cinta atau obsesi?
114 mencoba menjelaskan
115 membatalkan pernikahan atau???
116 i love you
117 ulang tahun Arthur
118 menginap di rumah Jemi
119 foto prewedding
120 undangan pernikahan
121 jangan lakukan itu
122 keberadaan bunda Hesti
123 mencari jalan keluar
124 menyusun rencana
125 Di pingit
126 H-2
127 Damai
128 H-1
129 Drama menjelang hari pernikahan
130 hari pernikahan
131 perdebatan sebelum malam pertama
132 drama malam pertama
133 Ketagihann
134 sisi egois bunda Hasna
135 mencoba menjelaskan
136 cerita masa lalu
137 menyusun rencana
138 pikiran konyol Jingga
139 ketakutan Arthur
Episodes

Updated 139 Episodes

1
drama pagi hari
2
makan siang bersama
3
siapa???
4
kecewa
5
laras
6
cinta pertama
7
berdebat
8
pratama sakit
9
asisten pribadi
10
cinta yang berujung dendam
11
hampir ketahuan
12
mencari alasan
13
perjalanan bisnis
14
pesan yang menyakitkan
15
bukan satu-satunya
16
bertemu sang mantan
17
sakit yang teramat dalam
18
jingga hamil??
19
curhat
20
dimana bunda???
21
masih tentang bunda
22
pratama pulang
23
tidak sesuai ekspektasi
24
bencana di tengah liburan
25
aku salah apa???
26
membeli oleh-oleh
27
kedatangan laras ke kantor tama
28
kenyataan yang sebenarnya
29
kesakitan jingga
30
carikan aku pekerjaan
31
ungkapan hati arthur
32
kegugupan pratama
33
pura-pura baik-baik saja
34
melamar pekerjaan
35
Interview
36
tidak salah???
37
cinta pertama memang sulit di lupakan
38
kesedihan sabia
39
hari pertama bekerja
40
masih sangat mencintaimu
41
tanda cinta yang memberi luka
42
mengkhawatirkan jingga
43
keserempet mobil
44
hadiah dari arthur
45
rahasia laras
46
ternyata aku yang kedua
47
setelah tujuh tahun
48
kehancuran tama
49
sekutu tama
50
ayah salim.menemui jingga
51
tetap ingin berpisah
52
papi mau pergi???
53
arthur bertemu sabia
54
berkumpul di rumah hana
55
ungkapan perasaan arthur kepada jingga
56
pertengkaran tama dan arthur
57
hana pingsan
58
laras keguguran
59
liciknya laras
60
apa kamu masih mencintaiku?
61
permainan Laras dan dokter andi
62
seperti anak kecil
63
Sabia di buly
64
sidang mediasi
65
tidak ada yang mendukung Tama
66
ayah Salim sakit
67
perdebatan tanpa ujung
68
Tangisan Jingga, Tama dan Sabia
69
Tidak akan ada season kedua
70
resmi bercerai
71
kemarahan ayah afif dan bunda hasna
72
Jingga bertemu bunda hasna dan ayah afif
73
Bermain Timezone
74
di permalukan di depan umum
75
memberi peringatan
76
ingin bertemu calon mantu
77
PDKT dengan calon kakak ipar
78
Merona
79
satu karung alpukat
80
memberi kesempatan
81
daren masuk rumah sakit
82
pernyataan dokter indah
83
benar-benar menjijikan
84
Jatuh Talak
85
Membawa Daren Pergi
86
Arthur Cemburu
87
kedatangan oma Atika
88
kecewa
89
ayah Damar vs oma Atika
90
bertemu kembali
91
berakhir???
92
Engga Mau
93
ayah dan bunda merestui kalian
94
mundur teratur
95
permohonan Jemi
96
Damai
97
perdebatan konyol
98
meminta restu ayah Salim
99
pillow talk (Jingga dan Sabia)
100
Lamaran (Arthur dan Jingga)
101
patah hati Tama
102
lagi-lagi Arthur Cemburu
103
penjelasan Jingga
104
numpang sarapan
105
Kabar keluarga Tania
106
mencoba ikhlas
107
Jingga merajuk
108
kemarahan Hana
109
menitipkan Daren
110
rumit
111
Cassandra
112
Semakin Rumit
113
cinta atau obsesi?
114
mencoba menjelaskan
115
membatalkan pernikahan atau???
116
i love you
117
ulang tahun Arthur
118
menginap di rumah Jemi
119
foto prewedding
120
undangan pernikahan
121
jangan lakukan itu
122
keberadaan bunda Hesti
123
mencari jalan keluar
124
menyusun rencana
125
Di pingit
126
H-2
127
Damai
128
H-1
129
Drama menjelang hari pernikahan
130
hari pernikahan
131
perdebatan sebelum malam pertama
132
drama malam pertama
133
Ketagihann
134
sisi egois bunda Hasna
135
mencoba menjelaskan
136
cerita masa lalu
137
menyusun rencana
138
pikiran konyol Jingga
139
ketakutan Arthur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!