Leo dan Alia memulai proyek mading mereka dengan penuh semangat. Mereka memulai dengan membuat poster besar dan menempelkannya di aula dan lorong-lorong sekolah. Poster tersebut mencakup slogan-slogan yang menarik dan kreatif tentang pentingnya membaca buku.
Setelah itu, mereka mulai membuat daftar buku yang menarik untuk dibaca dan menempelkannya di mading. Alia, yang sangat ahli dalam membaca, memimpin dalam membuat daftar buku. Dia memberikan rekomendasi buku-buku yang menarik dan bermanfaat bagi teman-temannya. Leo membantu dengan menyusun daftar buku tersebut dan membuat deskripsi singkat tentang setiap buku.
Selama mengerjakan proyek mading, Alia dan Leo semakin dekat. Mereka sering berkumpul untuk membicarakan ide-ide baru dan merencanakan kegiatan-kegiatan untuk proyek mading. Mereka saling melengkapi dan membantu satu sama lain dalam membuat proyek mading mereka menjadi lebih baik.
Leo, yang sangat terampil dalam merancang dan membuat poster, membantu dalam membuat poster-poster dan iklan untuk proyek mading. Alia, yang memiliki kemampuan untuk membuat daftar buku yang menarik, membantu dalam membuat daftar buku.
Pada suatu hari, ketika mereka sedang menempelkan poster tentang proyek mading, tiba-tiba langit mendung dan hujan mulai turun deras. Alia dan Leo berlari ke dalam gedung sekolah untuk berteduh. Mereka berdiri di dekat jendela sambil menatap hujan yang turun deras di luar. Tiba-tiba, listrik di gedung sekolah padam, meninggalkan mereka berdua di dalam kegelapan.
Alia merasa sedikit takut, tetapi Leo dengan cepat memberikan rasa tenang, saat Alia dan Leo saling menatap, suasana menjadi tenang dan romantis. Leo meletakkan tangannya di atas bahu Alia dan berkata dengan suara lembut, "Kamu tidak perlu takut, aku akan selalu ada di sini untuk melindungimu."
Alia tersenyum dan membalas, "Aku tahu itu. Terima kasih sudah menjadi temanku, Leo."
Leo mengangkat satu alis dan menjawab, "Teman? Aku berharap bisa lebih dari itu."
Alia terkejut dengan perkataan Leo, tetapi hatinya berdebar-debar karena menyadari perasaannya yang sama terhadap Leo. "Apa maksudmu?" tanya Alia dengan suara yang sedikit gemetar.
Leo tersenyum lembut dan berkata, "Aku merasa lebih dari sekadar temanmu, Alia. Aku menyukaimu."
Alia terdiam sejenak, merenungkan kata-kata Leo. Hatinya masih terluka dari hubungannya dengan Rangga dan dia takut untuk jatuh cinta lagi.
"Leo, aku belum siap untuk memulai hubungan baru. Aku masih ingin fokus pada diriku sendiri dan kesembuhan dari hubungan sebelumnya," jawab Alia dengan jujur.
Leo mengangguk paham. "Aku mengerti, Alia. Aku akan menunggu sampai kamu siap. Kamu tahu aku akan selalu ada di sini untukmu."
Ketika lampu kembali menyala, Alia dan Leo saling menatap dan tersenyum, merasa sedikit kehilangan dengan keadaan yang berakhir.
Dari saat itu, Alia merasakan ada sesuatu yang berbeda akan perasaannya terhadap Leo.
Setelah kejadian di gedung sekolah, Alia merasa lebih dekat dengan Leo dan semakin menghargai keberadaannya dalam hidupnya.
Leo terus menjadi sahabat yang baik dan mendukung Alia dalam segala hal, termasuk membantunya pulih dari luka-luka hati yang masih terasa.
Namun, meskipun Alia tidak siap untuk memulai hubungan baru, perasaannya terhadap Leo tidak bisa diabaikan. Dia merasa nyaman dan senang bersama Leo, dan setiap kali dia menghabiskan waktu dengan Leo, hatinya terasa hangat.
Alia mulai merenungkan kembali perasaannya terhadap Leo. Dia menyadari bahwa mungkin dia sudah siap untuk mencoba memulai hubungan baru dengan seseorang yang baik hati dan peduli seperti Leo. Namun, dia masih ragu dan takut akan terluka lagi.
Sementara itu, Leo terus menunjukkan perhatiannya dan mendukung Alia dengan penuh kesabaran. Dia tidak ingin terburu-buru dan memaksa Alia untuk memulai hubungan, tetapi dia selalu siap jika Alia memutuskan untuk memberinya kesempatan.
…
Rangga duduk di tepi kolam renang villa mewah tempat ia dan Ayu menyelinap untuk menghabiskan waktu bersama. Ayu, selingkuhannya, berbaring di sampingnya dengan mengenakan bikini mewah. Namun, meskipun Rangga seharusnya merasa bahagia bersama Ayu, pikirannya masih terus berputar pada Alia, mantan kekasihnya.
Setelah memandang ke langit-langit selama beberapa menit, Ayu akhirnya memecah keheningan dan berkata dengan nada kesal, "Sampai berapa lama kamu akan terus memikirkan Alia? Aku sudah bosan menjadi pilihan kedua di hidupmu."
Rangga merasa terkejut mendengar ucapan Ayu. "Apa maksudmu, Ayu? Aku selalu mencoba untuk memberikan yang terbaik untukmu," ujarnya.
Ayu mengambil ponselnya dan menunjukkan pesan yang dia kirimkan kepada Alia. "Kamu mungkin berpikir kamu bisa menyembunyikan hubungan kita darinya, tapi aku tidak bisa terus memendam rasa bersalah. Aku sudah memberitahunya semuanya. Sekarang kamu harus memutuskan."
Rangga merasa seperti dunia runtuh di atas kepalanya. Dia tidak pernah berpikir bahwa Ayu akan melaporkan perselingkuhan mereka pada Alia.
"Kamu telah merusak segalanya, Ayu. Aku tidak bisa lagi mempercayaimu," kata Rangga dengan suara yang penuh kemarahan.
Ayu mencoba membela diri, "Aku hanya berpikir bahwa itu yang terbaik untukmu. Kamu harus mengakhiri hubunganmu dengan Alia jika kamu ingin memulai sesuatu yang baru dengan aku."
"Tidak ada alasan bagi kamu untuk memasuki kehidupan pribadiku seperti itu! Kamu tidak bisa memaksaku untuk memutuskan hubungan dengan seseorang," Rangga mengeluarkan amarahnya.
"Aku hanya mencoba membantumu, Rangga," jawab Ayu dengan suara lembut.
"Tidak, kamu tidak membantuku, kamu merusak segalanya," kata Rangga dengan tajam. "Aku tidak bisa lagi berada dalam hubungan ini. Kamu sudah membuat keputusan yang salah, dan kini kamu harus menerima konsekuensinya."
Dengan itu, Rangga bangkit dari kursinya dan meninggalkan Ayu sendirian di villa itu. Ayu menjadi kesal dan sangat marah karena ditinggalkan Rangga sendirian, dia marah karena Rangga masih saja memikirkan Alia.
Padahal Ayu sudah berusaha untuk membuat Rangga terus bersamanya bahkan mengorbankan kesuciannya sendiri. Dalam kesendiriannya di villa itu dia berpikir keras membuat sebuah rencana untuk mendapatkan Rangga kembali. Dia mengambil telepon genggam di sebelahnya dan menelepon seseorang.
Rangga berjalan pergi dengan langkah cepat, penuh dengan emosi yang bergejolak di dalam dirinya. Dia merasa kecewa dan marah pada Ayu, tapi juga merasa bersalah karena telah menyakiti Alia.
Setelah berjalan beberapa saat, Rangga akhirnya sampai di tepi pantai. Dia duduk di pasir dan membiarkan ombak yang tenang menyapu kakinya. Rangga merenungkan segala hal yang telah terjadi dan mencoba menemukan cara untuk menyelesaikan masalah ini.
Dia tahu dia harus berbicara dengan Alia dan meminta maaf. Namun, dia juga harus memutuskan hubungannya dengan Ayu dan memberitahunya bahwa dia tidak lagi ingin berada dalam hubungan yang penuh dengan kebohongan. Dia akan berusaha untuk mendapatkan Alia kembali walau bagaimanapun caranya, walaupun harus menyakiti dirinya sendiri atau orang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments