05. Rapat

"Ternyata begini cara kamu melawan suami sah kamu."

Ekspresi Amoera yang tadinya menahan sakit tergantikan dengan ekspresi yang menggambarkan terkejut antara tidak percaya dan tidak masuk akal.

"Siapa yang ngajarin, hm? " Abryne melepas cengkramannya digantikan dengan Ia yang mengelus lembut pipi Amoera. Sedangkan Amoera memalingkan wajah nya kesamping dengan ekspresi ketakutan.

Abryne menyeringai. "Don't scary baby, I am your husband calm okay."

"You not my husband! You're the bum I brought here. You shouldn't treat your savior like this!! So, lo minggir dari hadapan gue!!" tekan Amoera

Plak!

Abryne menampar Amoera dengan keras. "SUDAH SAYA BILANG, SAYA PALING TIDAK SUKA JIKA ADA ORANG YANG MEMBANTAH SAYA!! CABUT UCAPAN ANDA, *****!!"

Amoera memegang pipi sebelah kirinya- pipi yang terkena tamparan Abryne, ia menatap Abryne dengan mata yang berlinang air mata siap untuk jatuh mengaliri pipi mulusnya.

"Lo nampar gue ahaha." Amoera tertawa miris terhadap dirinya.

"INI SALAH SATUNYA YANG BIKIN GUE NGGAK PERCAYA KALO LO SUAMI GUE!! LO NGGAK PANTAS JADI SUAMI GUE NGERTI!? DAN GUE BERHAK BANTAH UCAPAN LO YANG NGGAK MASUK AKAL ITU!!"

"GUE NYESEL BAWA LO KESINI!!" teriakan Amoera yang diselingi air mata mengalir dari pelupuk matanya.

Abryne menatap Amoera datar. "Sudah?"

Suasana beberapa detik hening diisi dengan Amoera yang menatap Abryne bengis dan Abryne yang menatap Amoera tenang.

Abryne menarik tangan Amoera menuju kamar gadis itu dan setelah itu ia menguncinya. Dengan kata lain Amoera tengah dikurung oleh Abryne di dalam kamarnya sendiri.

"APA YANG LO LAKUIN RYNEE!! JANGAN DIKUNCI!! ABRYNEE JANGAN DIKUNCI!! ABRYNEE!! Hikss." tubuh Amoera merosot ke lantai dan dia menangis sesenggukan di balik pintu.

Sedangkan Abryne ia yang berada di depan pintu Amoera menatap kosong ke telapak tangannya, tangan yang sudah berani menampar gadisnya. "Apa yang sudah saya lakukan?"

"Bukan! Bukan ini yang saya mau! Arrggghhh!"

tangannya mengangkat guci hias besar dan melemparkannya asal.

Pyarr!!

Pecahan beling berserakan di sekitar pintu kamar nya dan sekitar pintu kamar Amoera tempat guci itu jatuh.

"AARRGGGHH."

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Flashback bab Susah liat senyuman di pertengahan bab, saat Abryne tengah berteleponan.

"Ada pergerakan yang mencurigakan?"

"Ada mas, tersangka saat ini tengah melakukan transaksi dengan pihak b dan saat ini kami tengah mengawasinya. " Abryne yang mendengar hal itu mengangguk puas dan beberapa saat kemudian ia mendapat ide yang tiba-tiba muncul di kepalanya.

"Saya mau menugaskan kamu untuk datangi alamat kamboja nomer 19A dan katakan pada mereka bahwa 'saya akan menikahi putri mereka dan karena waktunya tidak memungkinkan untuk mereka datang, saya akan melakukan live di Instagram perintahkan mereka untuk menontonnya, Paham."

"Baik mas, tapi jika nanti mereka tidak merestui bagaimana mas?"

"Saya percayakan hal ini padamu." Abryne tersenyum menyeringai dengan rencananya kali ini.

"Baik,mas. Tugas akan saya lakukan dengan penuh tanggung jawab saya."

Tut.

Flashback off

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Ceklek

Abryne membuka pintu Amoera di jam 20.00, ia membawa sepiring nasi dengan lauk pauknya tidak lupa dengan segelas susu.

Netra Abryne jatuh pada tubuh Amoera yang tengah tertidur menyamping dengan bantal guling yang berada di pelukan nya.

Tak.

Abryne menaruh piring dan gelas tersebut di atas nakas yang terletak di samping kasur Amoera. Setelah itu ia membungkukkan badannya guna dapat melihat wajah Amoera dengan jelas.

"I'm sorry baby." telunjuk Abryne mengelus lembut kelopak mata Amoera yang terlihat bengkak.

Tangan Abryne berpindah mengelus rambut Amoera. "Wake up Amoera."

Amoera tak terlihat bereaksi apapun. "Amoera bangun, hey!"

"Bangun." Amoera menggeliat membuka sedikit matanya dan di saat matanya terasa berat untuk terbuka lebar ia kembali menutup mata dengan hembusan nafas yang kembali teratur.

"Loh? Ko tidur lagi? Ngantuk banget ya?"

"Maafin saya ya? Mimpi indah mon amour. " Abryne memberikan kecupan singkat di kening Amoera setelah itu ia melangkah keluar dari kamar istrinya.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

"Malam pak."

"Malam pak."

"Malam pak."

Sapaan sapaan selamat malam masuk kedalam pendengarannya.

Semua jajaran-jajaran polisi dari berbagai perwakil jabatan dan polisi yang berkewajiban hadir rapat ini berdiri memberi rasa hormat pada perwira mereka yang baru hadir.

"Selamat malam pak. Kami ucapkan selamat atas pernikahan bapak pada siang tadi."

Abryne merupakan seorang perwira polisi berpangkat 4, Ia telah lama menekuni profesinya sebagai polisi selama 7 tahun belakangan ini. Banyak penghargaan yang diperoleh dari nya selama menjabat sehingga ia dapat dengan mudahnya naik pangkat menjadi tatanan tertinggi dalam kepolisian.

Abryne menatap para polisi yang hadir namun tidak lama ia menatap Bima- orang yang mewakili ucapan selamat-- Bima merupakan seorang perwira polisi juga yang berpangkat 4, ia adalah orang yang dekat dengan nya dalam kepolisian ini. Ia hadir karena ada yang harus didiskusikan pada rapat sedangkan Abryne memang seorang yang sangat berkewajiban hadir di setiap rapat.

"Ya, terimakasih."

Abryne mengangguk sebentar setelah itu ia mempersilakan semua polisi untuk duduk di bangkunya masing-masing. "Selamat malam, sebelumnya saya ingin mengucapkan permintaan maaf pada kalian karena saya telah mengundur waktu rapat di jam 22.00 ini, apakah ada yang merasa keberatan dengan ini?"

Rapat yang seharusnya berjalan pada jam 09.00 pagi, Abryne undur menjadi jam 22.00 malam.

Salah seorang polisi yang Abryne duga seorang jenderal mengangkat tangannya. "Saya."

Abryne menatap pria itu. "Apa yang membuat pak jenderal keberatan?"

"Saya keberatan karena bapak tidak mengucapkan permintaan maaf bapak yang tidak mengundang kami di acara pernikahan bapak."

Suasana yang awalnya tegang, senyap berubah menjadi hangat. Beberapa polisi tersenyum bahkan ada yang tertawa kecil. "Ya, mengapa bapak tidak mengundang kami?" celetuk polisi lainnya yang diangguki beberapa polisi juga.

Abryne melengkungkan bibirnya keatas tawa kecil yang jarang dikeluarkan kini terlihat dan di dengar oleh kumpulan polisi. "Ahaha... Baik, kalau begitu saya juga minta maaf soal itu. Seperti yang kalian lihat di live Instagram saya, saya melakukan pernikahan ini bahkan belum ada persiapan apapun saya melakukan secara mendadak."

"Bapak harus melakukan pesta dan harus mengundang kami!!" beberapa polisi mengangguk setuju yang diikuti gelak tawa.

Abryne tersenyum dan ia letakkan tangannya pada kening membentuk gaya hormat. "Baik, siap laksanakan pak."

"Kita mulai rapat ini yang berawal dari pak Andon selaku wakil dari komjen."

"Alhamdulillah tugas saya kali ini bisa berjalan lancar dan selanjutnya saya akan melakukan peningkatan keamanan masyarakat."

"Bagaimana caranya?"

"Saya akan menugaskan seseorang untuk melakukan sosialisasi ke pada masyarakat agar masyarakat tau cara tetap terjaga dan aman dalam kehidupan."

Beberapa polisi disana mengangguk. "Baik, semoga lancar. Selanjutnya... "

Rapat polisi terus berjalan dengan lancar sampai pada pukul 01.00 rapat selesai.

Abryne melangkah menuju mobil dan memasuki mobil tersebut.

"Kemana mas?"

"Apartemen."

Sopir itu mengangguk, lalu ia mulai menjalankan mobilnya melintasi jalur lalu lintas menuju apartemen. Mata Abryne menatap kosong ke luar jendela kaca dengan berbagai pikiran di kepalanya.

"Maaf."

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

.

.

.

.

.See you🖤

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!