Setelah Amoera selesai mempublikasin postingannya, ia segera keluar dari kamar dengan niat akan membeli beberapa bahan dapur dan juga cemilan untuknya dan juga Abryne.
Saat melewati ruang tamu Amoera melihat Abryne yang tengah menonton berita di televisi dengan sebuah keripik pisang yang menemaninya.
"Ryne gue mau ke supermarket lo mau ikut nggak?"
Abryne menoleh ke arah Amoera seketika ia membulatkan matanya. "Kamu tadi bilang Mau kemana?"
"Supermarket... nggak jauh kok, itu loh yang deket lampu merah cuma 2 km dari sini."
"Dan kamu hanya pake hoodie?" sekarang nada Abryne naik dari sebelumnya.
Amoera menggeleng keras,lalu ia mengangkat ujung hodienya sedikit. "Enggak kok! Nih aku pake celana, emang hoodie nya aja yang kebesaran jadi celana nya ketutup."
Abryne bangkit dari duduknya dan ia mendekati Amoera dengan langkah tegas. "Ganti! Sebelum kamu ganti pakaian, kamu dilarang keluar dari apart!"
Dahi Amoera menyerngit tanda tidak setuju. "Loh kok gitu? Gue nggak--"
"Cepet ganti Amoera!! Saya tidak ikut kamu ke supermarket."
"Ko--"
Abryne menarik kasar Amoera ke dalam kamar gadis itu. Ia mendorong tubuh Amoera ke dalam kamar dan menatap gadis itu datar. "Keluar nanti kamu sudah harus ganti pakaian yang lebih tertutup!!"
Abryne menutup pintu Amoera dengan keras dan hal itu membuat Amoera berjingkak kaget.
"Biasa aja kali, nggak usah kasar! Emang kenapa sih sama penampilan gue tadi? Nggak cocok atau gimana?" teriak Amoera dari dalam kamarnya.
Amoera melangkahkan kakinya dengan perasaan kesal menuju lemari dan memilih pakaian yang menurutnya tertutup sesuai perkataan Abryne.
◃:✮.❃
"Dimana rambut panjangmu?"
"Aku memotongnya, bagaimana?"
"Bagaimana dengan baju ini?" Amoera memutar badannya di depan Abryne yang tengah menonton televisi sehingga secara otomatis atensi Abryne teralihkan ke Amoera yang saat ini telah memakai pakaian jumpsuit.
"Lumayan, hati-hati di jalan."
Kesal, satu kata untuk menggambarkan perasaan Amoera saat ini. Amoera mengambil majalah yang tergeletak di atas meja dan melemparkannya ke wajah Abryne. "Pagyu brother."
Amoera mengacungkan jari tengahnya setelah itu ia pergi dari hadapan Abryne.
"Heh, tangannya!"
"Bodoamat!"
Drt.. Drt...
Abryne menoleh ke arah handphonenya dan ia segera mengangkat telephone tersebut setelah mengetahui si penelpon. "Ada kabar apa?"
"...."
"Bagus! Kuanggap kau berhasil menjalankan tugas ini."
"... "
".... "
"Iya, halo pak."
"... "
"Benar, saya yang waktu di perempatan. "
"... "
"Benar, apakah bapak mere--."
"... "
Mendengar hal itu Abryne tersenyum. "Baik, terimakasih pak."
"... "
Tut.
Abryne melangkahkan kakinya ke dalam kamar, ia akan bersiap-siap menjalankan sebuah rencana yang menurutnya sangat menarik.
❃.✮:▹
Saat ini Amoera tengah memilih berbagai sayuran untuk keperluan satu bulan kedepan. Seperti kangkung, sawi, wortel, kentang, kacang panjang, buncis dan lain sebagainya. Setelah selesai memilih sayuran Amoera pergi ke bagian rak yang berisi berbagai cemilan.
Satu jam sudah Amoera berada di Supermarket dan rencana Amoera ia akan mampir terlebih dulu ke cafe untuk beristirahat dan menikmati makanan disana.
Amoera menjalankan mobilnya ke tempat tujuan ditemani musik dari radio yang terputar. 11 menit berkendara akhirnya Amoera telah sampai di Cafe, ia memarkirkan mobilnya setelah itu ia turun dari mobil tersebut.
"Hoy, Amoeraa sini sini."
Saat ia memasuki cafe sebuah panggilan yang tidak terdengar asing masuk ke dalam pendengaran nya. Segera Amoera menolehkan wajahnya ke arah suara.
"Amel?!"
"Iya, sini sini."
Amoera mengangguk dan mendekati meja Amel yang saat ini tengah bersama sang tunangannya. "Wahh, ternyata ini yang buat lo seharian nggak muncul di idup gue. "
"Kesini sendiri Mer?" tanya Amel yang tak mengidahkan celetukan Amoera
Amoera mengedikkan bahunya seraya menarik kursi untuk ia duduki. "Seperti yang lo lihat."
Amoera menolehkan wajahnya ke arah Rendy--tunangan Amel. Ia memiliki wajah yang tampan dan ia seumuran dengan Abryne, Rendy bekerja sebagai dekorator interior yang gajinya gak maen-maen.
"Eh Rendy, butuh orang buat bantu habisin uang lo nggak?"
"Enggak! Bayar sendiri, nggak ada traktir traktiran disini." sinis Amel yang menyerobot jawaban Rendy.
"Idihh. Bel--"
"Bentar lagi udah mau sah! Jadi gue sebagai istri harus bisa menjaga uang suami dengan benar."
"Definisi orang pelit tidak mau mengaku."
◃:✮.❃
Ceklek!
"Assalamu'alaikum!"
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh."
"Ryne, bantu gue dong! Berat banget nih," keluh Amoera yang kesulitan membawa tiga kresek besar di tangannya.
Abryne datang dengan langkah cepat ke arah Amoera dengan memakai celana pendek yang hanya selutut dan juga kaos oblong. Setelah sampai di dekat Amoera, Abryne mengambil kedua kresek besar yang berada di tangan kanan dan sisanya yang berada di tangan kiri gadis itu.
"Banyak banget belanjanya... Emang buat satu bulan kedepan nggak kelebihan? Itu apa lagi di tangan kamu? Boros banget sih."
Amoera mendelik ke arah Abryne. "Dihh apaan boros, gue beli ini semua juga buat kebutuhan kita," Amoera menghentikan ucapannya sejenak sebelum kembali melanjutkan.
"Bahan-bahan itu biasanya juga kurang buat satu bulan jadi nggak bakal kelebihan."
"Terus kresek itu apa?" tanya Abryne lagi yang menujuk kresek di tangan kiri Amoera.
"Cemilan."
Seketika Abryne menatap Amoera datar. "Makan cemilan jangan banyak-banyak nanti perut kamu sakit. Di dalam cemilan banyak mengandung bahan pengawet yang nggak baik untuk kesehatan, kalo nanti kamu sakit aku yang repot."
Sreeeek sreek payarr hanbyghg kambhsyb
Kresek yang di tangan Amoera kini telah berpindah dan kini berada di atas lantai dengan aneka cemilan yang berceceran di atas lantai.
"MAKSUD LO NGOMONG KEK GITU APA?! LO KEBERATAN? MERASA DI REPOTIN? KALO GUE SAKIT, IYA?! JAWAB LO NGGAK USAH DIEM KEK PATUNG GITU!"
Gigi Abryne saling bergemelatuk, rahangnya mengeras bertanda bahwa ia sekarang tengah menahan amarahnya yang ingin keluar. Ia paling tidak suka dengan orang yang menentang printahnya dan melawannya seperti sekarang ini.
"WAHHH, PADAHAL GUE BAWA LO KESINI DENGAN SUKARELA LOH. GUE NGGAK MERASA KEBERATAN, NGGAK MERASA DI REPOTIN, NGGAK MINTA BALAS BUDI ATAUPUN HAL LAINNYA. COBA INGET DEH, GUE BELI INI SEMUA PAKAI UANG NYA SIAPA?!"
"GUE KAN? BUKAN LO!!" telunjuk Amoera menunjuk tepat ke arah Abryne.
"INGET DAN KALO BISA SIMPAN DI MEMORI OTAK LO!! KALO LO DISINI CUMA NUMPANG!! GAK BERHAK NGATUR APA PUN!! GUE MUAK! SAMPAI SINI PAHAM?! "
Amoera menatap tajam Abryne beberapa saat sebelum ia kembali melangkahkan kakinya melewati Abryne.
Saat satu langkah Amoera melewati Abryne, Abryne dengan sigap segera mencekal pergelangan tangan Amoera dan menarik Amoera dengan keras ke sisinya. Abryne mencengkram rahang Amoera dengan begitu keras tidak lupa dengan mata tajam nya yang menatap mata Amoera tajam.
"Ternyata begini cara kamu melawan suami sah kamu."
❃.✮:▹ ◃:✮.❃
SEKIAN TERIMA GAJI🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Nefertari Atika
🤭🤭 takut mata sarigala natap ceweknya ya.
2023-05-13
0