Pria tampan itu masuk ke dalam ruang kerjanya. Ia menghempaskan bokong di kursi kebesarannya. Kedua tangannya menyugar kepalanya secara pelan. Tarikan napas kasar saja terdengar kesal. 'Kenapa Laura nggak mengenali gue sama sekali? Apa dia melupakan gue juga?' kepalanya teramat berat memikirkan gadisnya yang begitu mudah melupakannya.
Ia pun menyender di kursi melihat ke arah langit-langit ruangan mencari sebab utamanya. Padahal wajahnya saja sering terpajang di pinggir jalanan. Masa gadisnya tetap tidak mengingatnya sedikit pun kecuali ia pria asing di mata gadisnya.
Pusing memikirkan itu, Renggra memutuskan untuk melihat sampai mana gadisnya akan mengingat. 'Laura nggak boleh melupakan gue!' ia akan mencari cara agar Laura mengingatnya.
Suara ketukan pintu membuatnya pria tampan itu tersadar. Ia pun membukakan pintu. Siapa lagi yang akan mengetuk kecuali ibu asuhnya. Jika itu Angga, pasti main masuk saja. Jika pembantu di rumah itu, pastinya tidak akan berani mengetuk atau mengganggunya kecuali Renggra sendiri yang meminta di antarkan minuman atau cemilan sehat.
Wajah tampan yang tadinya kusut, kini tersenyum mengembang saat melihat ibu asuhnya_Ani. Renggra tak pernah berpenampilan sinis, maupun dingin terhadap ibu yang telah membesarkannya penuh kasih sayang seperti anaknya sendiri. "Ada apa, Buk?"
Wanita paruh baya itu juga tersenyum melihat raut wajah tampan anaknya yang setiap hari selalu berusaha menutupi segala sesuatu darinya. "Reng, maaf ibu mengganggu. Tadi bik Siska ngomong kalau Kamu membawa seorang wanita ke kamarmu. Apa itu benar Reng?" ia begitu senang mendengar kabar tersebut. Wanita tua itu ingin memastikan adakah yang dibilang asisten rumah tangganya itu.
Jika benar, bukanya ini pertanda baik bahwa anak angkatnya akan segera menikah. Berarti ia tak lama lagi akan mendapatkan seorang cucu yang meramaikan rumah itu dengan tangisan suara bayi maupun kebahagiaan anak-anak kecil, seperti Renggra dan adiknya semasa masih balita.
Renggra semakin tersenyum manis, ibu asuhnya sangat cepat menghampirinya saat mendengar ia membawa seorang wanita ke rumah. Bukan tak khayal jika wanita tua itu terus mendesaknya untuk segera menikah dan memberikan cucu untuknya. "Masuk dulu Buk, kita ngomong di dalam aja," ajaknya yang tidak ingin berbicara di ambang pintu.
Ani mengangguk kecil sembari mengikuti anaknya masuk ke dalam ruangan dengan menutup pintu. "Siapa wanita itu Reng? Kenapa Kamu membawanya ke sini? Apa dia membuat kesalahan?" tanyanya sesaat mereka berdua telah duduk di kursi sofa minimalis berwarna kecoklatan tua. Ia tidak sabaran untuk mendengarkan penjelasan Renggra.
"Dia calon istriku, namanya Laura, Buk," balas Renggra mantap dengan pastinya Ani tersenyum bahagia. Akhirnya impiannya itu sebentar lagi akan tercapai. "Dia nggak melakukan kesalahan apa-apa denganku. Akunya saja ingin memilikinya." Renggra tak bisa berbohong bahwa hatinya begitu berdetak kencang saat mengingat gadisnya yang saat ini tengah berada di dalam kamarnya.
Ani mengulum senyum. Wajah tampan anak asuhannya ternyata bisa juga memerah saat berhadapan dengan seorang wanita.
Wanita cantik itu juga bukan tak tahu dengan wanita muda bernama Laura. Saat mendengar anak asuhannya membawa wanita ke dalam kamarnya. Ani secara langsung menyuruh seseorang untuk mencari informasi tentang Laura secepat mungkin, sebelum menemui Renggra.
Tak di sangka-sangka anaknya itu menyimpan sebuah rahasia. Apakah anaknya itu rela melajang dan menahan diri dari segala wanita yang mengganggunya demi wanita pujaannya? Ani yang sudah tua itu kembali memuda sesaat. "Apa dia setuju Reng dengan keputusanmu? Apa Kamu nggak kasihan sama dia kalau main paksa aja?"
Ani tak mau Renggra membuat keputusan yang salah. Ia ingin hubungan yang seharusnya sehat dari awal, menjadi petaka sesaat anak asuhnya berumah tangga.
"Aku sebenarnya sudah lama bertemu dengannya, tapi dia nggak sama sekali mengingatku, Buk. Apa foto-foto yang terpajang di pinggir jalan itu kurang untuknya mengingat wajahku?" Renggra masih tak habis pikir.
Ani memegang tangan Renggra dengan penuh kasih sayang. "Yang sabar. Mungkin itu terlalu lama kejadiannya. Lagian pertemuan itu hanya singkat mungkin? Makanya dia nggak mengingatmu."
Renggra menggeleng pelan. Ia saja masih mengingat dengan jelas, dan bahkan, hatinya berdegup sangat kencang saat bersama dengan gadisnya. "Aku akan mendapatkannya dengan caraku sendiri. Aku akan tetap menikahinya apa pun jalannya." keras kepalanya yang bertekad ingin mendapatkan Laura.
Ani tak begitu aneh dengan keinginan Renggra yang kalau sudah menginginkan sesuatu harus mendapatkannya. "Jika itu memang yang terbaik untukmu lakukanlah. Ibu akan membantumu." ia memberikan semangat agar Renggra mendapatkan belahan hatinya. Usia anak asuhannya saja sudah sangat matang. Ani tak mau kelewatan untuk mendapatkan menantunya.
Pria tampan itu tersenyum lebar. "Terima kasih ya Buk. Doain aku," Renggra mengeratkan pegangannya. Persis anak asuhannya yang telah dewasa itu sama seperti anak muda yang baru pubertas.
"Sama-sama! Sekarang Kamu makan dan turunlah duluan ke bawah. Ibu mau bertemu dengan calon menantu dulu, siapa tau dia menyetujui pernikahan ini tanpa paksaan." Ani terus meningkatkan kepercayaan diri anaknya agar terus semangat menggapai sesuatu yang ia inginkan.
Apalagi soal hal seperti ini. Ani nomor satu menjadi garda terdepan. "Oh iya, tolong minta bik Siska bawakan makanan dan minuman ke kamar Kamu. Biar Laura makan di sana aja sementara waktu. Kayaknya dia membutuhkan banyak waktu untuk beristirahat."
Renggra mengangguk mantap. "Iya Buk, tunggu sebentar!" ia langsung mengikuti perintah ibu asuhnya itu.
'Alhamdulillah...'' Ani bernapas lega dan bahagia mendengar kabar baik ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
🌺awan's wife🌺
seru dan nagih,, penasaran selanjutnya
2023-06-16
1
🌺awan's wife🌺
kirain Nova ini cewek,, ternyata cowok toh
2023-06-16
1
Rapa Rasha
lanjutkan terus kakak
2023-06-09
0