"Olivia? Sepertinya kau baru pertama kalinya datang ke Bar, hingga tak tau hal seperti ini akan menimpamu. " Ucapnya lagi.
"Aku tau hal seperti itu! Tapi itu tak akan terjadi jika tak ada pria Brengsek seperti mu! Lepaskan! Aku ingin pergii!! " Jerit nya kembali.
"Kenapa kau kemari? " Tanyanya kembali.
"Itu tak penting brengsek! Lepaskan aku! Aku ingin keluar dari sini, aku ingin pergi! Tolong lepaskan aku, temanku pasti mencari ku dari kemarin malam. Tolong," Oliv berucap dengan lirih dengan menampilkan wajah sendunya yang sudah memerah.
Pria itu pun terdiam mendengar permohonan Oliv dan secara perlahan-lahan menjauhkan tubuhnya dari tubuh Oliv.
Wanita itu pun kembali berusaha bangkit dan turun dari ranjang secara perlahan lahan dan mencoba memungut baju yang kemarin malam dia pakai.
"Aa, bajunya robek. " Oliv memungut bajunya yang sudah tak berbentuk yang hanya menyisakan beberapa potong kain.
"Hei, Tuan! Apa kau tau kalau ini bukan bajuku! Kenapa kau main merobeknya saja! Sekarang bagaimana aku akan keluar dari sini jika bajunya robek! " Kesal Oliv melempar sisa robekan kain dari baju milik Vera.
Baju yang dia pakai kemarin malam adalah baju milik Vera. Karena dia tak punya pakaian seperti itu, jadi Vera pun memberinya pinjam.
Tapi siapa yang tau kalau akan terjadi kejadian seperti ini. Oliv mengacak-acak rambutnya bingung.
"Tuan!! Sekarang bagaimana? Sudah mengambil keperawanan ku dengan paksa sekarang bajuku robek! Anda ini sebenarnya kenapa!! " Ucapnya kembali.
Kenan hanya menatapnya datar tanpa mau bicara apa apa lagi. Dia hanya suka menatap punggung putih mulus milik wanita itu dari belakang tanpa mau bicara.
"Kau tak takut hamil? " Ucap pria itu tiba tiba.
Oliv terdiam. Dia pun menelan saliva nya lekat. "Kenapa kau tiba-tiba mengatakan hal itu? " Tanya Oliv ketakutan.
"Aku hanya bertanya, aku tak pakai pengaman kemarin malam. "
"Tidak! Aku tak akan hamil! " Ucapnya yakin.
Oliv mengedarkan pandangan nya kemana-mana dan berharap akan ada sesuatu yang bisa dia pakai. Pandangannya pun terpaku pada kemeja hitam milik pria yang sudah meniduri nya itu, dan satu ikat pinggang kulit miliknya.
Kenan mengalihkan pandangannya pada sesuatu yang Wanita itu tatap. Kedua keningnya pun mengkerut.
"Hei, jangan bilang-" Belum saja dia selesai bicara, Oliv sudah mengambil kemeja hitam miliknya dan memakainya.
Kemeja itu sangat besar di tubuh kecil Oliv dan hampir mirip menyerupai dengan dress. Dia pun mengambil ikat pinggang dan memakainya.
Sekarang dia sudah punya baju. Dan entah kenapa bajunya begitu cocok dengan gayanya. Aroma parfum pria itu pun masih melekat dengan sempurna di kemeja miliknya.
"Kenapa kau memakai kemejaku? " Tanya Kenan tak mengerti dengan apa yang wanita itu lakukan.
Seumur-umur baru kali ini dia berbagi pakaian dengan seorang wanita.
"Lalu kenapa kau merobek bajuku? Ku ambil saja bajumu! Aku pergi dari sini! Aku tak akan pernah kembali lagi ke sini, dan aku tak mau mengingat wajahmu lagi, sialan!! " Setelah bicara seperti itu. Oliv buru-buru kabur dari sana meninggalkan pria yang masih diam di atas kasur sendirian dengan bingung.
Namun pria itu langsung bergeming setelah beberapa saat. Dia pun tersenyum.
"Aku menandai mu, wanita. " Ucapnya kembali mengingat-ingat malam panasnya.
Dengan langkah cepat dan tertatih-tatih, Oliv berusaha secepat mungkin untuk berlari dan keluar dari Bar.
Namun saat dia akan pergi keluar, dia pun tak sengaja menabrak seseorang yang membuat mereka berdua hampir terjatuh.
"Hei! Kalau berjalan lihat-lihat! " Amuk wanita itu kesal. Namun raut wajahnya seketika berubah saat melihat Oliv.
Raut wajah Oliv pun langsung berubah dikala melihat wajah yang tak asing dimatanya itu.
"Bukannya kau temannya Vera? " Tanya Oliv mengingat bagaimana wajah teman sahabatnya.
"Astaga Oliv! Kau kemana saja semalaman? Vera terus mencari mu, dia khawatir kau kenapa-napa! " Ucap wanita bernama Zaza itu.
"Dimana dia? Dimana Vera? " Oliv ikut bertanya dengan khawatir.
"Ayo ikut aku! "
Oliv mengikuti Zaza dan sampai di sebuah tempat khusus di dalam Bar tersebut. Oliv sudah melihat Vera yang terlihat duduk dengan putus asa dan memijat kedua pelipisnya.
"Vera! " Oliv berteriak dan langsung berlari ke arah sahabatnya itu.
Seketika Vera terkejut disaat mendengar suara orang yang selama semalaman ini dia cari.
"Oliv! "
Mereka saling berpelukan dan menangis. Apalagi Oliv, dia sampai menangis sesegukan.
"Kemana saja kau semalaman ini hah?! Ingin membuat mami-mu ini khawatir hah? Kau baik-baik saja kan? Kenapa kau bisa menghilang dari tempat itu? " Tanya Vera mengelus pipi kiri Oliv.
"Vera, aku-"
"Kalian pergi dulu, kita ingin bicara berdua. " Titah Vera pada teman temannya. Mereka semua pun pergi dari sana meninggalkan Oliv dan Vera dari sana.
"Sekarang ceritakan? "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Zhraa
klau udah tau knp mau aja di ajak ksana,adehh
2023-05-03
1