#3

Pagi ini ia sudah berada dimeja makan bersama keluarganya menyantap sarapan pagi, seperti biasa pagi ini aktivitas masing-masing orang tua beserta adiknya tetep akan berjalan seperti biasanya kecuali dirinya yang saat ini sedang libur bekerja. Hari ini ia akan menghabiskan waktu pagi ini di rumah saja karena selama bekerja ia tak banyak mendapatkan waktu untuk sekedar berisitirahat.

Seperti biasa ketika berada dimeja makan semuanya akan hening seperti saat ini, tidak akan ada yang bicara sepatah katapun, setelah selesai sarapan ia berdiri bergegas kearah ruang tamu duduk menunggu kedua orang tuanya yang akan berangkat bekerja.

" kak nanti jadi kan?, soalnya gue udah bawa baju ganti " (kata Humaira yang sudah duduk di samping Zayn)

" jadilah, Lo pulang jam berapa? " (kata Zayn)

" jam 11.30 siang, gue gak ada jadwal bimbel kok hari ini soalnya gurunya rapat " (kata Humaira)

" sip, nanti wa aja Lo dek kalau udah jam pelajaran terakhir " (kata Zayn)

" kakak kalau ke sekolah Huma jangan dandan keren-keren ya, nanti Lo di kerumunani cewek satu sekolah loh " (kata Humaira)

" ya gimana dong, emang gue terlanjur keren sih dari Sononya, biar dandan kaya apa aja, ya tetep keren " (kata Zayn)

" narsis Lo " (kata Humaira)

Tak lama ayah & ibunya juga duduk bersamanya sambil bersiap-siap untuk pergi bekerja.

" ngomongin apa sih?, kok asik banget kayaknya " (kata Safitri ibunya)

" ini mi kak Zayn mau ngajak Huma jalan pulang sekolah nanti, Huma kasih tau kalau ke sekolah jemput Huma dandan gak usah keren-keren, eh malah narsis dia, katanya emang udah terlalu keren dari Sononya, kesel Huma " (kata Huma)

" lah emang itu kenyataan nya dek, ya kan mi? " (kata Zayn)

" emangnya kenapa kakak gak boleh dandan keren-keren Huma? " (katA Safitri)

" sudah pasti kakak bakal dikerumuni cewek satu sekolah Huma mi, kaya artis tau, males banget " (kata Huma)

" emang kalian berdua mau jalan kemana? " (kata Abimana sambil membaca koran)

" mau jalan-jalan aja Pi, mumpung Zayn libur dari pada jalan sendiri " (kata Zayn)

" makanya kalau gak mau sendiri cari pasangan dong " (kata Abimana ayahnya)

" Ups kena deh, gas terus hahahaha " (kata Humaira)

Perkataan ayahnya membuat dirinya hanya bisa tersenyum sambil menggaruk tengkuknya yang tidak sama sekali gatal, sekali lagi ayahnya membahas tentang pasangan.

" Huma yang sopan dek, papi lagi ngomong sama kakak malah diketawain " (kata Safitri ibunya)

" hehe maaf mi " (kata Humaira)

" sudah siapkan?, berangkat sekarang yuk " (kata Abimana)

" ayo Pi keburu telat tar Huma " (kata Humaira)

" ingat-ingat ada yang ketinggalan gak Huma, jangan sampe sudah di sekolah baru inget dek " (kata Abimana)

" kayanya enggak sih Pi " (kata Humaira)

" ya udah yuk " (kata Safitri), " Zayn mami berangkat ya, nanti kalau mau jalan kabari mami " (kata Safitri)

" Kak papi berangkat ke kantor dulu, kakak jalan-jalan sana jangan di rumah aja Pumpung masih pagi ini biar dapet jodoh " (kata Abimana)

" as, iya Pi, duh jodoh Mulu sih Pi " (kata Zayn)

" sudah waktunya kak, ya udah jalan dulu ya papi " (kata Abimana sambil menepuk pundak Zayn)

" iya Pi " (kata Zayn)

" Da kak, gue berangkat dulu, see you " (kata Humaira)

Setelah kepergian kedua orang tuanya & adiknya ia kembali naik keatas menuju kamarnya, didalam kamar dirinya terus memikirkan kata-kata ayahnya, sebenarnya Zayn bukan tak ada niat untuk mempunyai pasangan tapi dia belum bertemu jodohnya.

# Humaira Shakila Najma

Humaira selalu menjaga sikapnya dimana pun ia berada untuk menjaga nama baik keluarganya, ibunya selalu berpesan supaya dirinya bisa menjadi pribadi yang baik tetap jadi diri sendiri. Masalah kebebasan kedua orang tuanya tidak pernah membatasi pergaulannya, hanya saja saat ini ia belum boleh mempunyai pacar alasannya karena dirinya masih di bawah umur, selain itu alasan lainnya karena kata kedua orang tuanya pacaran hanya akan membuat dirinya merugi.

Humaira tidak sama sekali pernah protes dengan larangan kedua orang tuanya yang melarangnya tidak boleh berpacaran, baginya apapun yang dikatakan org tuanya pasti yang terbaik untuknya, setelah beberapa puluh menit akhirnya ia sampai juga di depan sekolahnya, ia lalu turun dari mobil sambil menyalami kedua orang tuanya.

" da pi, mi, hati-hati ya " (kata Humaira sambil melambaikan tangannya saat mobil yang dikendarai ayahnya melaju menjauh)

" pagi bidadari nya aku " (kata seorang siswa yang menyapanya dari arah belakang)

Sontak dirinya menoleh kearah empunya suara, ia hanya melirik lalu pergi meninggalkan siswa tersebut tanpa menghiraukannya.

" Huma, kok pangeran ditinggalin sih " (kata siswa tersebut sambil mengejarnya)

Ia terus berjalan menuju kelasnya tanpa menghiraukan siswa yang terus mengikutinya dari belakang, di sepanjang perjalanan menuju kelasnya banyak siswa siswi menegur sapa dirinya, ia merupakan siswi yang cukup terkenal karena dirinya merupakan siswi terfavorit di sekolah.

" Huma " (kata siswa yang sama)

Langkahnya terhenti karena tangannya ditarik dari arah belakang oleh siswa yang sedari tadi mengikutinya dari luar sekolah sampai kedalam sekolah, ia kemudian berbalik menghadap siswa tersebut.

" apaan sih Kev?, main tarik tangan orang aja " (kata Humaira)

" jangan marah-marah dong tar cantiknya ilang loh " (kata Kevin)

" Bomat, sana gih pergi jangan buntutin lagi gue buru-buru " (kata Humaira)

" kok gitu sih Beib pangerannya diusir " (kata Kevin)

Tanpa menggubris perkataan Kevin ia kembali melangkah menuju kelasnya, Humairah sengaja menghindari Kevin karena Kevin adalah cowok yang dicap Playboy di sekolahnya, kerap gonta-ganti pacar membuat Humaira sangat tidak suka dengan pribadi Kevin, sudah dari kelas satu Kevin terus mengejar-ngejar cintanya meskipun saat itu Kevin sudah jelas mempunyai pacar.

Setibanya dikelas Humaira langsung meletakkan tas miliknya & duduk di bangkunya, setiap hari kejadian seperti ini selalu berulang, setiap pagi dirinya terus dihadapkan dengan keberadaan Kevin yang selalu saja mengganggu hari-hari nya.

" Lo betah banget sih dikejar-kejar Kevin Huma, kenapa gak Lo kasih kesempatan aja dia " (kata teman sebangkunya yang tak lain adalah sahabatnya)

Huma menoleh kearah sahabatnya, ini untuk kesekian kalinya sahabatnya memberi saran yang sama, namanya adalah Bumi Samudera mereka berdua dari kecil sudah bersahabat bahkan bisa jadi mereka bersahabat dari saat masih Sama-sama didalam kandungan karena kebetulan Bumi adalah anak dari sahabat ibunya & ayahnya. Bumi merupakan anak kedua dari pasangan Risya & IPTU Aidan, ibunya seorang kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri di kota xxx sedangkan ayahnya seorang polisi di kota xxx juga, Bumi mempunyai seorang kakak perempuan lebih tua tiga tahun darinya yang bernama Rindu Mentari seorang mahasiswa disebuah Universitas ternama.

" Lo nyuruh gue kasih kesempatan ke Kevin?, gila Lo ya, gue bilangin bokap nyokap Lo mau? " (kata Humaira penuh penekanan)

" lah kenapa lapor ke bokap nyokap gue sih apa hubungannya, lah Lo tinggal kasih kesempatan Kevin aja ribet amat sih, dari pada saban hari kaya gini mulu, capek gue ngeliatnya, tiga tahun loh " (kata Bumi)

" tuh mulut enaknya di cabein ya kayanya, Lo kira gue juga gak capek apa tiga tahun dikejar-kejar dia Mulu, Lo jadi sahabat gak bisa banget sih kasih solusi, gue aduin Abang gue lo " (kata Humaira)

" lah tadi mau diaduin bokap nyokap gue sekarang mau diaduin Abang Lo, yang betul yang mana woy " (kata Bumi)

" Lo nyerocos gak berguna sekali lagi gue pecat Lo jadi sahabat, gue tuker tambah Lo ke tukang loak " (kata Humaira)

" dih apaan gue mau di tuker tambah " (kata Bumi)

Tanpa menghiraukan sahabatnya yang masih terus berbicara panjang lebar ia kini malah asik memainkan ponselnya, ia sudah biasa mendengarkan ocehan sahabatnya ini setiap pagi, sahabatnya ini memang terkesan lebih cerewet dari perempuan meskipun Bumi adalah laki-laki tulen, tetapi walau bagaimanapun Bumi merupakan sahabat terbaiknya.

" Lo bisa diem gak sih, dari pada Lo ngomelin gue kaya emak-emak yang gak dapet jatah duit bulanan dari lakinya, mending Lo pinjemin gue Pr sejarah Lo, mana siniin cepet " (kata Humaira)

Ia tersenyum melihat ekspresi sahabatnya yang refleks menepuk jidat lalu menggeleng kan kepalanya, Bumi mengambil buku dari dalam tas & diberikan kepadanya.

" tumbenan banget Lo gak ngerjain PR, sakit lo?, sini biar gue yang nyalin PR lo " (kata Bumi)

" udah gak usah gue aja " (kata Humaira)

" udah Lo diem aja biar gue yang nyalin " (kata Bumi)

Melihat sahabatnya yang seperti ini membuatnya tersenyum sendiri, meskipun Bumi terkadang cerewet tetapi dia juga sangat perhatian, dirinya yakin sebenarnya Bumi menyuruh nya memberikan Kevin kesempatan bukan semata-mata tanpa alasan.

" Lo akhir-akhir ini stres pastikan, gara-gara Kevin sampe gak ngerjain PR gini, gue minta maaf ya kalau gue gak bisa kasih solusi malah nyuruh Lo kasih kesempatan dia Mulu, gue jadi ngerasa bersalah nih sama Lo, mana gak lama lagi ujian, Lo jangan stres lah, kan ada gue " (kata Bumi)

" hahahaha, apaan sih lo, Sapa yang stres sih Bumi, gue gak ngerjain PR sekali doang Lo bilang gue stres gara-gara Kevin, emang Kevin siapa, cowok gue apa, tertarik juga enggak, santai aja kali, gue sama sekali gak stres mikirin Kevin " (kata Humaira)

" iya-iya serah Lo lah, yang jelas ini tumbenan Lo gak ngerjain PR " (kata Bumi)

" dih cemas Lo sama gue, makanya Lo baek-baek Ama gue " (kata Humaira)

" gue cip*k Lo lama-lama, emang gue kurang Baek apa coba selama kita sahabatan " (kata Bumi)

" eh buset buntelan kentut mau sembarangan main cip*k aja, gue jahit juga tuh mulut lama-lama gak berfaedah banget sih, cup*k aja sana cewek Lo, dasar curut " (kata Humaira)

" hahahaha, ampun gengs jangan jahit bibir gue yang sekseh ini " (kata Bumi)

" heran gue mau aja si Amel sama Lo, padahal otak Lo kadang gesrek loh, hahahaha " (kata Humaira)

" is Lo ngeremehin kharismatik gue ya, jelas lah cewek mau sama gue karena gue ganteng, Lo aja tuh yang gak bisa liat kegantengan gue, cuman Lo aja yang ngeliat gue kaya lutung kasarung " (kata Bumi)

" hahahaha, gue gak bilang loh ya Lo sendiri yang bilang kan " (kata Humaira)

Bel masukkan pun berbunyi, murid-murid sudah berkumpul dikelas sambil menunggu guru mata pelajaran pertama.

# Abdul Zayn Mikail

Tidak seperti biasanya kali ini ia merasa bosan hanya berdiam diri dikamar, ia terus mengingat kata-kata ayahnya, liburan yang diharapkan nyaman seketika menjadi membosankan, seumur-umur baru kali ini ayahnya benar-benar sangat serius membahas tentang masa depannya.

Selama ini setiap keputusan yang ia ambil ayah & ibunya selalu mendukung, sampai saat ia memutuskan ingin bersekolah menjadi seorang pilot kedua orang tuanya juga tetap terus mendukungnya, sekarang giliran soal jodoh yang tidak bisa ia tentukan malah justru ayahnya yang serius ingin mencarikannya jodoh jika ia tak kunjung menemukan, hal ini cukup membuatnya kelimpungan.

Jam menunjukan pukul 11.00 siang sudah beberapa jam ia membolak-balikan badannya di atas tempat tidurnya berharap bisa memejamkan matanya tapi rasa kantuk tak kunjung datang, ia duduk & mengacak-acak rambutnya.

" jodoh, jodoh, dimana coba Lo sekarang?, Lo itu siapa sampai bikin gue kayak gini?, Lo dimana?, muka Lo kaya apa?, aih " (kata Zayn sendiri sambil terus mengacak-acak rambutnya)

" kata orang jodoh gak perlu di cari nanti bakal datang sendiri, sekarng gue minta Lo datengin gue ya jodoh, papi soalnya pengen ketemu sama Lo " (kata Zayn sendiri lagi)

" hah, gila kali ya gue " (kata Zayn)

Ia kemudian bersiap untuk menjemput adiknya ke sekolah, setelah berpakaian rapi diambilnya kunci mobil miliknya serta tak lupa ponselnya, segera ia menuruni anak tangga. Tanpa menunggu lama ia segera mengendarai mobil miliknya dengan kecepatan sedang menuju sekolah Humaira, tak lupa ia mengirimkan pesan kepada ibunya seperti pesannya saat akan berangkat bekerja pagi tadi.

** Pesan WhatsApp my mom♥️

Zayn: Mi Zayn jemput Huma

Zayn: ini lagi Otw ke sekolahnya

Ia meletakkan ponsel miliknya karena belum ada balasan dari ibunya, setelah berapa puluh menit akhirnya ia sampai juga didepan sekolah adiknya, ia segera turun untu menunggu Humaira di dalam gerbang setalah memarkirkan mobil miliknya.

Jam telah menunjukan pukul 11.30siang tapi belum ada tanda-tanda adiknya keluar dari kelasnya, padahal sudah banyak siswa-siswi berlalu lalang bergerombolan yang sudah keluar menuju gerbang. Seperti kata Humaira saat ini dirinya tengah menjadi pusat perhatian para siswi wanita disekolah & bukan itu saja ia kini juga telah dikerumuni siswi wanita bak artis terkenal tak jarang ada yang sekedar mengajaknya berfoto.

" Maaf ya bisa gak jangan dikerumuni gini, kasian pengap tar dia pingsan " (kata Humaira yang menyelinap diantara kerumunan)

" Hem, pulangan gih apaan sih ngumpul disini kaya ikan teri, sana balik, husst, hussst " (kata Bumi)

Untunglah Humaira beserta Bumi cepat datang menghampiri dirinya yang telah terjebak didalam kerumunan siswi-siswi sekolah ini, ia merasa lega sekarang akhirnya ia tak dikerumuni oleh siswi-siswi lagi.

" sudah Huma bilang kan, Lo sih gak percaya kak " (kata Huma)

" gue gak kalah keren dari Lo kak tapi gue gak pernah dikerumuni cewek kaya Lo tadi, pakai pelet apa Lo, bagi dong " (kata Bumi)

" *njier, Lo kira kakak gue hobi keperdukunan, sana gih Lo pulang, ditunggu Amel tuh Lo " (kata Humaira)

Tanpa menjawab apapun Zayn mengajak adiknya untuk segera pergi menuju mobilnya, setelah didalam mobil ia segera melajukan mobilnya menuju arah jalan raya dengan kecepatan sedang, sudah kesekian kalinya kejadian seperti ini ia alami setiap menjemput adiknya di sekolah.

ini Bumi sahabat Humaira

ini Humaira

ini Zayn

Terpopuler

Comments

Meli_ekayanti

Meli_ekayanti

Gimana gak di kerubingi siswi coba lah wong guantengg bgt babang zayn nya...

2020-08-19

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!