❤️ Happy Reading ❤️
Seiring berjalannya waktu, hubungan antara Elang dan Ela semakin dekat.
Sering bertukar pesan bahkan tak jarang saling menelpon, bahkan hampir setiap hari juga Elang menghampiri Ela di kolong jembatan saat mengajar para anak jalanan.
''Mau kemana kak?'' tanya sang mama ketika melihat putra tengahnya itu sudah berpakaian rapi.
''Mau ngapel.'' jawab Elang dengan entengnya.
''Ngapel?'' beo mama Mentari. ''Kakak beneran sudah punya pacar? tumben gak cerita? terus kok gak di kenalin ke kita?'' tanya mama lagi dengan beruntun. ''Kamu gak lagi cuma bikin seneng mama aja kan kak?'' tanyanya lagi.
''Ck, nanti Elang kenalin sama mama... Elang bawa ke sini, tapi gak sekarang.'' sahut Elang. ''Sudah ya ma interogasinya...Elang pergi dulu.'' kata Elang yang langsung saja dapat pukulan di lengannya.
''Aww...kok do pukul sih ma.'' protes Elang.
''Habis kamu itu orang mama nanya kok malah di bilang interogasi.'' sahut mama Mentari.
''Ya habis mama itu kalau nanya udah kayak polisi yang lagi interogasi penjahat aja.'' kata Elang tak mau kalah. ''Pergi dulu ma...'' kata Elang sambil menyalami sang mama dengan takzim. ''Assalamualaikum.''
''Wa'alaikumsalam.''
🌟
Empat puluh lima menit waktu yang Elang butuhkan untuk sampai di kediaman Ela.
Ela yang biasanya dari gereja langsung ke panti asuhan dengan memakai motornya, kali ini memilih untuk pulang karena sudah ada janji dengan pemuda yang akhir-akhir dekat dengannya.
Tok...tok..tok...
''Assalamualaikum.''
Cklek
''Iya.'' sahut bunda yang membuka pintu saat ada seseorang yang bertandang kerumahnya.
''Selamat siang tante, Elanya ada?'' tanya Elang dengan sopan setalah menyalami wanita paruh baya itu.
''Oh temannya Ela ya...ayo masuk dulu, tante panggilin Ela.'' kata bunda dengan sangat ramah.
Apalagi ini adalah kali pertama ada pemuda yang berkunjung ke rumahnya selain para teman Ela di gereja.
Deg
Begitu masuk Elang tertegun karena melihat sesuatu di sana, sebuah potret dari wanita yang dia ketahui paling di hormati di agama Nasrani...dan jangan lupakan kalau ada lambang sebuah salib dan pohon natal di sana.
''Lang.'' sapa Ela yang melihat Elang masih berdiri mematung di tempatnya.
''Eh El.'' beo Elang yang tersentak kaget karena sudah ada Ela di depannya.
''Kamu kenapa kok diem gitu?'' tanya Ela.
''Em gak apa-apa kok.'' jawab Elang. ''Kita berangkat sekarang?'' tanyanya dan langsung di angguki oleh Ela.
''Pamit sama ayah ibu dulu ya.'' kata Ela yang langsung pergi memanggil orangtuanya.
🌟
Selama dalam perjalanan ke panti asuhan Elang lebih banyak diam, dan hal ini membuat Ela sedikit bingung...ada apa dengan pemuda di sampingnya ini.
Pikiran dan perasaan Elang berkecamuk...logikanya ingin menepis semua rasa sebelum semakin bertambah besar, namun perasaannya menolak semua itu.
Kali ini benar-benar hati dan logikanya sedang tak sejalan....mana yang harusnya dia pilih.
''Lang, kamu kenapa? ada masalah?'' tanya Ela yang sudah tak tahan dengan diamnya Elang.
''Aku kenapa? orang aku gak apa-apa kok.'' jawab Elang. ''Ini lagi konsentrasi nyetir La, takut nabrak...soalnya lagi bawa anak gadis orang.'' kelakar Elang.
Tapi Ela tetap merasa ada sesuatu pada Elang, karena semenjak kenal dia tak pernah melihat Elang seperti ini.
Beberapa menit berlalu, hingga mereka berdua pun sampai di panti asuhan di mana mereka pertama kali berkenalan.
''Kak Ela.'' seru para anak panti yang melihat kedatangannya.
''Hai anak-anak...gimana kabar kalian hari ini?'' sapa Ela. ''O iya ini kak Ela ada oleh-oleh buat kalian...di bagi-bagi ya...'' kata Ela lagi dengan menyerahkan dua kantong kerek besar yang di bawanya.
Tadi sewaktu pulang dari beribadah, Ela dan bunda sempat mampir ke mini market untuk memberi beberapa camilan yang memang akan di bawa kemari
''Terimakasih kak Ela.'' ucap mereka.
''Sama-sama.'' sahut Ela. ''Ibu dimana?'' tanya Ela.
''Ibu ada di dalam kak.'' jawab salah satu dari mereka.
''Kalau gitu kakak ke dalam dulu ya...mau ketemu sama ibu.'' kata Ela. ''Ayo Lang.'' ajaknya.
Setelah menyapa ibu panti dan bermain dengan anak-anak, Ela dan elang memutuskan untuk pulang karena hari juga sudah menjelang sore.
''Kita mampir ke suatu tempat dulu gak apa-apakan La? ada yang mau aku omongin ke kamu.'' kata Elang ketika mereka di perjalanan.
''He'em.'' sahut Ela.
🌟
''Tempatnya indah banget...'' kata Ela ketika mereka sudah sampai. ''Aku baru tau ada tempat seindah ini di sini.''
''Ini danau buatan, biasanya orang-orang kesini untuk piknik bersama keluarga.'' papar Elang.
Elang mengajak Ela untuk duduk di salah satu bangku yang kosong dan menghadap ke arah danau.
''El, kenapa kamu gak pernah bilang ke aku kalau kamu itu nonis?'' tanya Elang yang membuat Ela langsung menoleh ke arahnya.
''Kamu gak pernah nanya ke aku.'' jawaban yang begitu simple yang Ela berikan.
''Hem iya....aku gak pernah nanya, karena aku pikir kita sama...setiap kita makan dan aku berdo'a, kamu juga selalu mengaminkan.'' kata Elang lagi.
''Karena baik dalam keyakinanku maupun keyakinanmu...selalu ada kata amin di akhir sebuah do'a.'' sahut Ela. ''Apa kamu menyesal karena telah mengenalku yang tenyata tak seiman denganmu?'' tanya Ela yang berusaha menutupi rasa sedihnya.
''Tak ada kata penyesalan yang aku rasakan, aku hanya sedikit terkejut dengan semua kenyataan ini El.'' jawab Elang. ''Di saat aku ingin mengungkapkan isi hatiku ke kamu, justru aku mendapatkan kenyataan ini...kenyataan kalau kita seamin namun tak seiman.'' kata Elang lagi yang membuat Ela tertegun di buatnya.
''Maaf Lang...aku minta maaf kalau ternyata akibat dariku yang tak mengatakan keyakinanku akan menyakitimu.'' lirih Ela.
''Kamu gak salah El...sama sekali gak salah.'' kata Elang. ''Huft...terlepas dari itu semua...maukah kamu menjadi kekasihku El?'' tanya Elang dengan tatapan yang masih lurus ke depan namun salah satu tangannya saat ini sudah memegang tangan Ela yang.
''Tapi kita tak...'' kata Ela.
''Aku sudah terlanjur nyaman bersamamu El, rasa sayang pun sudah tumbuh di hatiku dan aku tak bisa untuk melepas semua itu saat ini.'' potong Elang. ''Katakanlah aku ini egois El karena memang itu kenyataannya.'' sambung Elang lagi. ''Kita jalani aja hubungan ini sepeti air yang mengalir...kita ikuti saja arus yang telah di buat untuk kita, karena aku yakin ada rencana tertentu yang telah Tuhan persiapkan untuk kita nantinya.'' imbuhnya. ''Jadi bagaimana El?'' tanya Elang lagi yang kali ini telah menolehkan kepalanya untuk melihat kearah Ela.
''Baiklah, kita jalani hubungan ini seperti apa yang kamu katakan.'' jawab Ela. ''Aku akan bertahan semampuku pada hubungan beda keyakinan kita Lang.'' sambungnya.
''Terimakasih El.'' ucap Elang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
PRIA MUSLIM MSH DIPERBOLEHKN MNIKAHI WANITA NONIS, YG TK BOLEH DN DIHARAMKN, WANITA MUSLIM DGN PRIA NONIS, KCUALI PRIA NONISNYA MNJADI MUALAF, DN BNR2 HIJRAH, BKN KRN WANITA, TPI KRN ALLAH...
2024-08-19
1
Sulaiman Efendy
ELANG BLM TAU NI KLO ELA NON MUSLIM
2024-08-19
1
Lila Susanti
pernah di posisi elang, dan ga sengaja dg quotes ; jika kamu mencintainya dg tulus jgn pernah ambil dia dr Tuhannya /Cry/
2024-04-08
2