Bab 2

❤️ Happy Reading ❤️

''Selamat pagi pak.'' sapa Tami sang sekretaris.

''Hem, apa jadwalku hari ini?'' tanya Elang yang memang selalu bersikap dingin pada orang lain.

''Nanti jam sepuluh anda ada janji temu dengan Mr. Osawa dari Jepang untuk membahas pembangunan hotel kita yang ada di Bali, kemudian saat jam makan siang ada rapat bersama tuan Ari dari perusahan Sinar Mas, terus di lanjutkan jam dua siang akan ada rapat dengan tim perencana dan tim desain.'' papar sang sekretaris yang membacakan agenda sang atasan hari ini.

''Baik, kamu boleh keluar...tapi panggilkan Aldi kesini.'' kata Elang.

''Baik pak, permisi.'' pamit Tami.

Tok...Tok...

''Masuk.''

Cklek

''Selamat pagi pak.'' sapa Aldi .''Kata Tami, tadi bapak memanggil saya.'' katanya lagi.

''Al, nanti seperti biasa...kamu temani saya keluar, biar kantor di urus oleh Tami.'' kata Elang pada asisten sekaligus sahabatnya.

''Baik pak.'' jawab Aldi. ''Apa ada yang lain?'' tanyanya karena tak mungkin sosok seperti Elang memanggil dirinya keruangan hanya untuk membicarakan hal ini saja, telpon juga beres kan.

''Al, gimana rasanya jatuh cinta?'' tanya Elang tiba-tiba yang membuat Aldi kaget.

''What...tunggu-tunggu, siapa yang sedang jatuh cinta? jangan bilang kalau kamu...'' kata Aldi yang hampir tak percaya dengan apa yang dia ucapkan.

''Ish jawab aja, kenapa mesti banyak nanya.'' sahut Elang sedikit ketus.

''Jawab aku dulu, nanti baru aku jawab.'' kata Aldi yang tak mau kalah.

''Iya aku...puas.'' serunya. ''Tapi aku bingung apa ini yang di namakan cinta...kamu tau sendiri selama ini aku gak pernah dekat dengan wanita manapun.'' kata Elang.

''Demi apa...si batu es jatuh cinta...gak salah dengarkan? telinganya lagi gak bermasalahkan?'' kata Aldi dalam hati.

''Apa yang kamu rasakan?'' tanya Aldi yang sudah duduk dan mulai mencondongkan tubuhnya mendekat ke arah Elang karena rasa penasarannya.

''Rasanya aku ingin terus melihatnya, terbayang senyumnya...tawanya...wajahnya seolah tak mau hilang dari otakku.'' kata Elang dengan menerawang sambil tersenyum sendiri.

''Fix...kamu beneran jatuh cinta.'' sahut Aldi. ''Sama siapa?'' tanyanya karena penasaran dengan sosok wanita yang sudah bisa mencairkan bongkahan es batu di hati sahabatnya itu.

''Gak tau.'' jawab Elang sambil menggelengkan kepalanya.

Mendengar jawaban itu, sontak saja Aldi langsung menepuk keningnya sendiri.

''Kok bisa? gadis itu nyatakan? bukan hanya ada di dalam khayalanmu saja? atau perlu aku buatkan janji ke psikiater untuk mu.'' cerocos Aldi yang seolah tak ada hentinya seperti rel kereta api.

''Kamu pikir aku ada kelainan apa pakai harus di bawa ke psikiater.'' kata Elang. ''Gadis itu nyata...sangat nyata, tapi aku tak mengenalnya...bahkan untuk namanya saja pun aku tak tau.'' kata Elang dengan jujur.

''Kamu memangnya lihat dia dimana?'' tanya Aldi.

''Setiap pulang dari kantor, aku selalu melihatnya sedang bersama para anak jalan.'' jawab Elang.

Aldi sampai tak habis pikir, sahabatnya nyaris sempurna...tampan, gagah, mapan dan dari keluarga terpandang, dari sekian banyak wanita yang mendekatinya...tak ada satupun yang srek di hati, eh sekali ada yang nyantol di hatinya...malah tak tau namanya.

''Ck, kenapa gak kamu samperin aja...ajak kenalan.'' celetuk Aldi.

''Huh maunya.'' sahut Elang. ''Tapi bingung bagaimana memulainya.'' sambungnya lagi.

''Baru kali ini aku lihat seorang Elang Nugraha galau...hahaha...'' ejek Aldi.

''S**lan, aku juga manusia biasa kali.'' sahut Elang.

''Tapi sumpah aku salut ma tuh cewek, belum kenal aja sudah bikin kamu kayak gini...perlu di acungi jempol dua tuh, jadi penasaran seperti apa rupanya.'' kata Ardi.

''Taulah...sana keluar, siapin berkas buat meeting nanti.'' usir Elang yang kesal pada asisten sekaligus sahabat lamanya itu.

''Siap pak bos.'' kata Aldi yang kemudian berdiri dari duduknya.

''Huh...kamu benar-benar bisa memporak porandakan hati dan pikiran aku.'' monolog Elang setelah Aldi keluar dari sana.

🌟

''Hai El...'' sapa Yuna.

''Oh hai Yun.'' sapa balik Ela. ''Baru sampai juga?'' tanyanya.

''Iya nih, tadi sedikit kejebak macet di jalan.'' jawab Yuna teman satu angkatan Ela. ''Aduh jadi deg-degan nih takut banyak yang tercoret-coret sama tuh dosen pembimbing.'' kata Yuna mengungkap isi hatinya.

''Sama aja Yun, tapi ya udahlah yang penting kita sudah berusaha...kalau ada yang kena coret ya berati memang tulisan kita belum bagus...jadi ya siap-siap buat revisi aja.'' sahut Ela yang bersikap santai.

Mereka memang sudah sibuk untuk menyusun skripsi karena sudah di tingkat akhir saat ini.

Ela mengambil fakultas ilmu pendidikan guru sekolah dasar mengikuti jejak sang bunda.

Setelah beberapa saat mereka sama-sama keluar dari ruangan dosen pembimbingnya.

''Hah kamu mending gak banyak coretannya El...lah aku, huh.'' kata Yuna. ''Pusing ni mah jadinya.'' keluhnya lagi.

''Jalani aja, yang semangat...biar kita cepat kelar dan juga cepat menyandang gelar sarjana pendidikan sekolah dasar.'' kata Ela memberi semangat pada sahabatnya itu.

''Iya kamu benar El, paling enggak itu bisa menjadi sesuatu hal yang membanggakan buat kedua orangtua kita...dan gak sia-sia juga mereka membiayai pendidikan kita selama ini.'' sahut Yuna dengan bijak.

''Yup betul.'' seru Ela. ''Eh aku mau ke perpus nih...mau ikut gak?'' tanyanya.

''Boleh, kebetulan juga ada yang perlu aku cari di sana.'' jawab Yuna.

Ela dan Yuna...mereka berteman semenjak bertemu dalam ospek. Berada dalam satu regu, yang tak taunya juga menjadi teman sekelas membuat hubungan mereka semakin baik.

Di tambah lagi dengan latar belakang yang hampir sama, sama dari keluarga sederhana dengan orangtua yang sama-sama seorang tenaga pengajar, jadi semakin membuat mereka merasa cocok walau berbeda keyakinan.

''El gimana dengan para anak-anak jalanan yang kamu ajar?'' tanya Yuna di saat mereka berdua tengah berjalan menuju ke ruang perpustakaan.

''Sejauh ini sih gak ada masalah, mereka sangat antusias untuk mengenyam pendidikan.'' jawab Ela. ''Kalau ada waktu luang ikut aku ngajar mereka sih Yun, pasti mereka seneng banget.'' ajak Ela.

''Oke, kapan-kapan aku ikut kamu.'' sahut Yuna.

''O iya aku ada rencana mau bikin semacam rumah baca gitu sih, tapi masih bingung tempatnya di mana.'' kata Ela mengemukakan gagasannya.

''Wah bagus itu, aku dukung.'' sahut Yuna. ''Em buku-bukunya gimana? sudah banyakkah?'' tanya Yuna.

''Belum sih, hanya masih beberapa dan itupun buku-buku milikku dulu.'' jawab Ela. ''Aku juga masih menabung untuk membeli buku-buku pendukung lainnya.'' sambungnya lagi.

''Kenapa gak minta sumbangan aja El?'' usul Yuna.

''Gak taulah Yun, masih bingung aku...coba lihat nanti kalau kelar skripsi...kelar sidang.'' jawab Ela.

Gak kerasa karena jalan sambil ngobrol...mereka berdua telah sampai di depan ruang perpustakaan.

Mereka berdua berpisah mencari buku yang mereka butuhkan.

Ela adalah tipe orang yang sangat betah berlama-lama di perpustakaan...karena dia merupakan tipe orang yang sangat haus akan ilmu pengetahuan, apalagi membaca adalah salah satu hobi dari dara berusia hampir dua puluh dua tahun ini.

Ela Friska Maheswari merupakan anak tunggal dari ayah yang bernama Andeas Maheswari dan bunda Margareta Cristiani.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

TERNYATA MC WANITA NYA YG NON MUSLIM.. SYUKURLH..
KIRA MC LAKI2NYA..
MSKI AKU MNTAN KAFIR, TPI AKU TDK SUKA CWEK MUSLIM BRHUBUNGAN DGN PRIA KAFIR..
AKU BSA HIJRAH K MUSLIM BKN KRN WANITA, BKN KRN PAKSAAN, TPI HIDAYAH YG DTG KPADAKU SAAT BRANJAK REMAJA, SEJAK KECIL AKU SDH TRTARIK DGN ISLAM, HINGGA SAAT NAIK KELAS 3 SMP, AKU BRSYAHADAT... MSKI SAAT ITU DPT TENTANGAN DRI KLUARGA. APALAGI KDUA ORTUKU ADALH PENDETA KATOLIK, TPI AKU GK TAKUT, YG TDINYA AKU SKOLAH DI SKOLAHAN YAYASAN KRISTEN, AKU PINDAH KE TSANAWIYAH...

2024-08-19

1

iyel

iyel

lanjut,,,like👍👍👍👍

2023-03-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!