Bab 4

❤️ Happy Reading ❤️

Elang masuk ke dalam rumah dengan perasan bahagianya, bahkan senyum tersemat di bibirnya.

''Girang banget kayaknya.'' sindir Senja sang kakak yang kebetulan masih berada di kediaman Nugraha. ''Dapat apa tadi di panti asuhan?'' tanyanya lagi yang begitu penasaran dengan wajah bahagia adiknya.

''Dapat apa...'' kata Elang. ''Elang mau ke kamar dulu...capek.'' kata Elang yang langsung pergi dari sana dari pada mendapat berbagai pertanyaan dari kakak perempuannya itu.

''Ck, aneh.'' kata Senja saat melihat Elang ngeloyor pergi.

''Sudah biarin aja...dia juga butuh privasi.'' kata Davi yang berusaha memahami sang ipar.

🌟

''Ceria amat bos.'' celetuk Aldi yang sudah berada di ruangan sang atasan pagi ini.

Elang tak menjawab sepatah kata pun, hanya sebuah senyum tipis yang tersinggung di bibirnya.

Pekenalannya dengan Ela kemarin benar-benar membuat mood Elang sangat baik, bahkan semalam rasanya dia dapat tidur dengan sangat nyenyak.

''Ada apa?'' tanya Elang.

''Mau minta tanda tangan untuk proyek z.'' jawab Aldi sambil menyerahkan berkas yang di bawanya.

''Oke, aku pelajari dulu baru nanti aku tanda tangan.'' sahut Elang. ''Kamu bisa kembali ke ruangan kamu.'' kata Elang lagi yang di angguki oleh Aldi.

''Jadi kangen kan.'' gumam Elang saat bayangan wajah Ela melintas di pikirannya. ''Telpon...eh kirim pesan aja deh.'' katanya lagi dengan tangan yang sudah memegang ponsel.

Elang

"Hai."

Tak membutuhkan waktu yang lama, pesannya pun langsung di baca dan mendapatkan balasan dari yang di rindu.

Ela

''Hai juga."

Elang

"Masih ingat aku?"

Ela

"Tentu saja...yang di panti asuhan kemarin kan."

Elang

"Iya, kamu lagi apa? aku ganggu gak?

Ela

"Enggak kok, ini aku baru aja keluar dari perpustakaan kampus."

Elang

"Kamu masih kuliah? dimana?

"Gila yang aku taksir tenyata masih anak kuliahan." monolog Elang.

Ela

"Di universitas xx dan ini tinggal nyusun-nyusun skripsi aja."

Elang

"Ya udah lanjutin aja aktivitasnya, ini aku juga mau lanjut kerja."

Ela

"He'em, selamat bekerja ☺️"

Mendapatkan balasan yang terakhir membuat hati Elang semakin berbunga-bunga, dia sangat berharap kalau cintanya tak akan bertepuk sebelah tangan nantinya.

"Jadi tambah semangat nih kalau gini ceritanya.'' kata Elang dengan senyum yang tersungging.

🌟

Elang sangat sudah tak sabar untuk pulang, dia ingin melihat sang pujaan hatinya.

Tak seperti biasanya yang hanya bisa melihat Ela dari kejauhan, kali ini Elang bahkan memberanikan diri untuk menghampiri gadis itu.

Elang mencari tempat yang aman untuk memarkirkan kendaraannya, dia tak mau kalau kendaraannya berakhir dengan di derek oleh sat pol PP karena kedapatan parkir sembarangan.

"Hai." sapa Elang ketika posisi mereka sudah dekat.

"Oh hai." balas Ela yang langsung mendongakkan kepalanya.

Karena saat ini Ela sedang mengajari salah satu anak didiknya yang kesulitan dalam mengerjakan tugas matematika yang ia berikan.

"Baru pulang kerja? kok tau aku ada di sini?" tanya Ela bertubi dan justru membuat elang terkekeh.

"Satu-satu dong nanyanya, jangan di borong semua." sahut Elang.

"Iya maaf." ucap Ela.

"Loh kok malah minta maaf, orang gak salah kok." sahut Elang. "Aku jawab ya...iya aku baru pulang kerja dan gak sengaja tadi lihat...gak taunya memang kamu." jawab Elang. "Tempat kerja aku itu memang lewat sini." sambungannya lagi.

"Kak Ela, ini gimana?" seru salah satu anak didik Ela yang membuat obrolan mereka berdua terhenti.

"Aku kesana dulu ya." pamitnya pada Elang.

Elang terus saja memperhatikan apa yang di lakukan Ela dan dari sana Elang sudah bisa menilai kalau Ela adalah gadis yang sabar, baik dan mengajari dengan penuh ketelatenan.

"Baik, untuk hari ini cukup...kita lanjutkan lagi besok." kata Ela. "Dan satu lagi...kak Ela sangat bangga dengan kalian karena kalian adalah anak-anak yang hebat.'' kata Ela lagi.

🌟

"Maaf jadi buat kamu lama menunggu." ucap Ela.

"Hobi banget sih minta maaf." celetuk Elang. "Lagian aku nunggu juga atas kemauan aku sendiri." katanya lagi. "Mau langsung pulang atau..." tanya Elang.

"Pulang deh kayaknya." jawab Ela. "Lagian ini juga sudah sore."

"Boleh aku antar?" tanya Elang.

"Tapi aku bawa motor." sahut Ela.

"Tak apa, aku akan mengikutimu dari belakang...aku cuma ingin memastikan kalau kamu sampai di rumah dengan selamat." kata Elang dengan sungguh-sungguh.

"Hem baiklah, asal tak merepotkan." kata Ela.

"Enggak kok, lagian kalau di repotin sama gadis secantik kamu...aku sih sama sekali gak keberatan." kata-kata Elang sukses membuat pipi Ela bersemu merah.

''Gombal." sahut Ela. "Sudah berapa cewek yang kamu gombalin kayak gini?" tanyanya.

"Ck, siapa juga yang gombal...aku serius tau." kilah Elang. "Dan lagian aku bilang kayak gini cuma sama kamu aja kok." imbuhnya. "Yuk pulang sekarang..." ajak Elang dan langsung mendapat anggukan dari Ela.

Elang benar-benar mengikuti Ela dari belakang, dia sungguh ingin memastikan wanita yang tengah hinggap di hatinya itu pulang dengan selamat, sekalian modus ingin tau dimana rumah Ela...hehehe.

"Mau mampir dulu gak?" tanya Ela ketika mereka telah sampai di halaman rumah.

"Mungkin lain waktu El, lagian ini juga udah mau magrib." tolak Elang.

"Terimakasih ya telah mengantar sampai rumah." ucap Ela dengan tulus dan jangan lupakan senyum manisnya.

"Sama-sama, sampai ketemu lagi." kata Elang sebelum masuk kembali kedalam mobilnya.

🌟

''Tumben jam segini baru sampai rumah kak." kata sang mama ketika melihat putranya hendak naik ke anak tangga.

"Iya, habis anterin calon mantu mama pulang dulu." jawab Elang sekenanya.

''Calon mantu." gumam mama. "Eh kak calon calon mantu siapa?" tanya mama namun sayang Elang sudah berada di anak tangga atas dan tak menjawab pertanyaan sang mama.

Hem, membuat mama jadi makin penasaran saja.

"Mama, tu kebiasaan." tegur papa. "Bisa gak sehari aja gak teriak-teriak." katanya lagi.

"Ya putramu itu yang selalu bikin mama teriak-teriak pa." kata mama Mentari.

''Putra kita ma..., kebiasaan banget kalau lagi kesel bilangannya putra papa tapi kalau ada sesuatu yang membanggakan aja bilangnya putra mama." sahut papa Reyhan. "Kali ini ada apa lagi?" tanyanya.

''Mama tanya kenapa baru pulang, eh dia jawab baru antar calon mantu mama pa." cerita mama Mentari. "Eh begitu mama tanya lagi malah gak jawab dan main ngeloyor pergi." sambungannya lagi. "Gimana mama gak kesel...bikin penasaran tau." imbuhnya.

"Ya udah sih ma, tunggu aja...pasti kakak cepat atau lambat juga cerita ke kita." kata papa Reyhan dengan bijak. ''Bukannya ini yang mama harapin...kakak punya pacar." imbuhnya.

''Ck.'' decak mama Mentari.

Kalau sang suami sudah bicara seperti itu, di bisa apa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!