Sudah Merusak

Lagi dan lagi.

Eiwa meremas rambutnya, kenapa ia bisa ada di sini.

Ia berharap semua ini adalah mimpi. Tapi... Nyatanya itu bukan.

Sama sekali bukan.

Ini adalah satu masalah yang sangat besar. Sebesar memendam kerinduan LDR.

"Ellea."

Dia gadis baik dan masih kekanak-kanakan selama ini yang ia kathui saat ia bekerja di rumahnya menjadi bodyguard ayah Ellea.

"Kamu udah jahat sama aku, Bang, kamu udah jahat!" jeritnya sambil menangis keras melempar bantal ke wajah Eiwa. Ellea terlihat frustasi.

"Tunggu Neng, tenangin diri dulu."

"Kamu bilang tenang?? Tenang gimana? Ada perempuan yang tiba-tiba bangun sama laki-laki di atas tempat tidur, tanpa pakai apa-apa? Abang bilang bisa tenang? Coba bilang, gimana caranya?!"

Eiwa menjambak rambutnya sendiri, kedua siku di atas ranjang. Ia mencoba mengingat ingat kejadian yang telah dia lakukan malam tadi.

Dasar bodoh!

Bagaimana bisa sekamar dengan gadis termuda di keluarga Alvin Wicaksono--tuannya sendiri yang selama ini dia kawal. Padahal semalam, ia ingat kalau sedang berencana berkencan dengan Amora.

Eiwa tak sampai hati, melihat sudah penampilan Ellea yang selalu berpenampilan sangat rapi dibalut dengan hijab, kini kacau dan berantakan memegangi selimut erat, mata sembab, rambut acak-acakan, air matanya terus saja mengalir.

"Kalau udah begini, sekarang apa yang harus aku lakukan? Sekarang Ellea gimana, Bang?" tanya Ellea sambil memeluk dirinya sendiri.

"Apa yang sakit, Ell? Di bagian mana? Tolong bilang sama abang, kita semalam sama-sama nggak sadar udah ngapain aja. Tapi… kalau misal terjadi apa-apa sama kamu, saya pasti tanggungjawab, El. Udah sekarang berhenti nangisnya ya, kita cari jalan keluarnya, sekarang bilang, bagian mana yang sakit, hem?"

"Di bagian mana, nggak mungkin aku bilang sama Abang. Aku harus gimana sekarang? Papa yang selalu membanggakanku, calon dokter muda, punya masa depan yang cemerlang dan sukses, pasti beliau kecewa, dan ada banyak planning yang sudah aku susun di jauh-jauh hari, Bang. Sekarang kalau udah begini, gimana? Apa lagi aku di sini, satu kamar sama kamu, abang-abang tua.”

“Nggak boleh ngomong gitu, El. Dan sudah, jangan nangis. Kalau lihat kamu nangis, saya jadi pengen nangis. Udah cukup. Kita berdua sama-sama nggak sadar bisa sampai berbuat begini jauh. Semua udah terjadi, Neng, sekarang tinggal gimana kita cari jalan keluarnya," ucap Eiwa mencoba menenangkan Ellea.

"Kita udah ngelakuin perbuatan yang gak pantes, di dosa yang sangat besar, Bang!" Ellea seperti kehilangan arah saat ini.

"Saya tau, ini dosa besar, tapi mau gimana lagi? Sudah terlanjur terjadi, kita nggak bisa ngulang waktu yang sudah terlewat. Seperti yang udah kubilang di awal, Neng... kita sama-sama nggak sadar udah ngelakuin ini, kita berdua dijebak!"

"Astaghfirullah.... Ya Allah." Dalam posisi menelungkupkan kepala di atas kedua lutut yang tertekuk, Ellea menangis Elea semakin jadi.

Kepala Eiwa yang masih pening menjadi semakin pusing saat memikirkan jalan keluarnya. Siapa orang yang telah melakukan ini semua. Mungkin kalau Eiwa sendiri akan mengatasi masalah ini dengan mudah.

Tapi tidak dengan Ellea. Gadis kecil itu sangat terlihat hancur sehancurnya sampai tidak bisa berkata-kata selain menangis dan istigfar dalam bisiknya.

Selama ini, walau pun mereka memiliki perbedaan kasta, Eiwa sebagai bodyguard. Ellea tidak pernah membedakan posisi mereka. Gadis itu selalu bersikap baik dan santun kepada siapa pun. Tapi apa yang sudah dia perbuat? Ia menyalahkan dirinya sendiri karena sudah mau datang ke hotel ini.

"Udah ya, berhenti nangisnya." Eiwa naik ke atas tempat tidur. Sambil membawakan tisu untuk mengelap air mata Ellea.

"Saya janji Insya Allah kapan pun kamu minta tanggung jawab, saya pasti bersedia. Dan saya janji akan menutup aib ini, serapat-rapatnya. Sehingga nggak ada satu pun orang yang tahu, selain kita berdua. Sekarang terserah kamu aja, El, mau kamu gimana, saya pasti akan turutin.” Eiwa ingin rasanya memeluk Ellea, tapi ia tak berani.

Eiwa turun ke bawah ranjang, memunguti pakaian-pakaian Ellea, lalu memberikan padannya. “Bersihkan dirimu, dan pakailah pakaianmu. Kita periksa ke dokter, oke?”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!