Bab 3 Kehilangan Ayah

"Ibu jangan khawatir, aku punya banyak teman di toko, nanti aku coba pinjam sama mereka," Bisik Aurora pada sang ibu.

Betapa senangnya hati ibu dan Aurora melihat si bungsu Dika makan dengan lahap. Ia begitu yakin dengan janji sang kakak, akan membelikannya ikan sebagai lauk makan esok hari. Padahal Aurora sendiri masih bingung, kepada teman yang mana ia akan meminta pertolongannya.

Selesai adik-adiknya makan, Aurora menatap sangku nasi yang berada di depannya. Ia melihat hanya sepiring nasi yang tersisia, sedangkan ia dan ibunya belum makan malam itu. Dengan segera ia mengambil sebuah piring dan mengisinya dengan nasi yang tersisa di dalam sangku.

"Bu, ini nasi untuk ibu! di makan ya bu," ucap Aurora memberikan sebuah piring yang telah terisi dengan nasi.

"Ibu sudah makan Ra tadi sore, ini untuk kamu saja!" ibu menolak piring yang diberikan Aurora.

"Ibu ga usah bohong sama aku bu, sepulang kerja tadi aku tida lihat ada nasi di dapur jadi mana mungkin ibu sudah makan,"

"Benar Ra ibu sudah makan, kamu kan lihat tempat nasi itu sudah habis dan kosong, ibu menghabiskannya sore tadi," ucap ibu beralasan, dengan penuh keyakinan pada Aurora.

"Ya sudah, kalau begitu kita makan berdua ya bu," ajak Aurora pada ibunya.

"Rasanya ibu masih cukup kenyang Ra, jadi kamu saja yang makan nasinya ya," tolak ibu kembali.

"Aku tahu ibu bohong, ini bukan pertama kalinya ibu berkorban untuk aku dan adik-adik agar kami bisa tetap makan," gumam Aurora sambil menatap sang ibu.

Bagi Aurora ibunya adalah sosok pertama yang ia banggakan, kelak ia ingin bisa menjadi ibu sebaik ibunya.

"Ra ayo makannya cepat dihabiskan, jangan melamun seperti itu!" tegur ibu yang melihat Aurora makan dengan melambat.

"Baik bu," balas Aurora dengan senyum pada sang ibu.

Aurora kembali melanjutkan santapan malamnya, sementara ketiga adiknya sudah kembali ke kamar tidur mereka. Tiba-tiba Nova kembali menghampiri Aurora dan ibu yang masih terduduk di lantai.

"Kak, sore tadi kakak bilang ada yang mau kakak ceritakan pada Nova, masalah apa itu kak?" tanya Nova penasaran dengan apa yang akan kakaknya ceritakan.

"Tunggu kakakmu selesaikan makannya ya Nov!" ucap ibu pada Nova.

Aurora pun telah menyelesaikan makannya, ia kemudian mencuci tangan dan kembali duduk di samping ibu dan adik pertamanya.

"Apa adik-adik sudah berada di kamarnya Nov?

"Sudah kak, Bintang sedang mengerjakan PR, sedangkan Dika asyik bermain robot-robotannya," sahut Nova.

"Begini Nov, kakak sudah mempertimbangkan ini dengan matang dan kakak rasa kamu sudah perlu mengetahui tentang keadaan keluarga kita saat ini jadi kakak putuskan untuk memberi tahu dan menjelaskan semuanya pada kamu," tatap Aurora pada adik pertamanya.

"Ra.... " ibu mengedipkan matanya pada Aurora sambil menggelengkan kepala. Ibu sepertinya tidak ingin Nova mengetahui semuanya, makanya ibu melarang Aurora untuk menceritakan masalah yang terjadi hari itu.

"Gak apa-apa bu, aku rasa Nova sudah cukup dewasa untuk mengetahui permasalahan keluarga kita," ucap Aurora sambil mengelus tangan sang ibu untuk menenangkannya. Nova yang semakin bingung dengan obrolan kakak dan ibunya, akhirnya bertanya penasaran.

"Kak, Nova jadi penasaran! sebenarnya apa yang kakak dan ibu mau ceritakan sama Nova?"

"Begini Nov, sore tadi kakak tidak sengaja dengar pembicaraan ayah dan ibu, kakak mendengar ibu meminta cerai pada ayah," ungkap Aurora pada adiknya.

Nova tersentak kaget mendengar penjelasan kakaknya, alisnya mengkerut dan matanya seakan penuh tanya pada apa yang dijelaskan Aurora.

"Cerai... kenapa bu? ibu ada masalah apa dengan ayah, kenapa sampai ibu meminta cerai sama ayah?" tanya Nova memberondong pada ibunya. Nova tentu kaget mendengar Aurora mengatakan itu, sebab semua anak-anak di keluarga itu hampir tidak pernah melihat ayah dan ibu mereka bertengkar apalagi sampai mengucap kata perpisahan.

Ibu Aurora tidak menjawab apapun atas pertanyaan Nova, ia terdiam dan melamun di samping Aurora.

"Kak, tolong kasih tau aku apa alasan ibu memutuskan itu pada ayah?" tanya Nova kembali dengan penasaran.

Aurora pun langsung menjawab Nova yang sedang menarik-narik lengan bajunya.

"Ayah berselingkuh dari ibu Nov, itu alasan ibu meminta cerai pada ayah," ungkap Aurora pada adiknya.

"Gak mungkin kak, aku salah dengar kan?" tanya Nova memastikan apa yang didengarnya dari kakaknya.

"Itu benar Nov, ayah memiliki wanita lain selain ibu," jawab ibu dengan suara lemah.

"Itu gak benar kan bu, ibu harus cari tahu dulu kebenarannya! aku percaya ayah gak mungkin lakuin itu sama kita bu," Nova begitu yakin pada ayahnya, ia tak percaya penjelasan kakak dan ibunya malam itu.

"Nov, dengar kakak! semua yang ibu katakan benar, karena ayah yang mengatakannya sendiri pada ibu di depan kakak, jadi berhenti untuk terus membela ayah di depan ibu dan kakak!" ucap Aurora yang sedikit kesal pada adiknya.

"Enggak kak, aku gak percaya kakak dan ibu! aku mau langsung dengar dari ayah," Nova kemudian bangun dari duduknya karena ingin mencari dan menanyakan kebenaran itu. Aurora yang melihat Nova terbangun, langsung menarik tangan Nova dan menahannya.

"Kamu mau kemana Nov?" tanya Aurora sambil memegangi tangan Nova yang hendak meninggalkan obrolan mereka.

"Lepasin tangan aku kak! aku mau tanya dan dengar langsung pengakuan dari ayah," ucap Nova dengan tegas pada kakaknya.

"Kamu gak perlu cari ayah, karena ayah sudah tidak lagi tinggal bersama kita saat ini," ucap Aurora sambil melepaskan genggamannya pada lengan Nova.

"Maksud kakak ayah pergi dari rumah ini?"

"Iya, kakak meminta ayah untuk pergi dan meninggalkan kita semua karena kakak tidak ingin terus mengingat rasa sakit yang ayah berikan pada ibu dan kita semua," ungkap Aurora.

Nova terperanjat mengetahui itu, air matanya membendung. Ia seolah menerima begitu banyak kepahitan malam itu.

"Kakak mengusir ayah? kenapa kak? kenapa kakak tega usir ayah dari rumah?" Nova setengah berteriak pada Aurora. Melihat keributan itu, sang ibu mencoba menenangkan kedua putrinya.

"Nova, dengar ibu nak! ibu butuh waktu untuk melupakan ayah dan kenangannya maka dari itu ibu hanya ingin sendiri tanpa ayah di sisi ibu," jelas sang ibu pada Nova. Ibunya berharap Nova dapat mengerti maksud kakaknya untuk meminta ayahnya meninggalkan rumah.

"Nova ngerti bu, tapi bukan dengan ngusir ayah juga kan bu! sekarang kita gak tahu ayah dimana dan bagaimana keadaanya," ucap Nova tersedu-sedu.

"Kamu masih sempat memikirkan ayah yang tega mengkhianati ibu? apa kamu tidak memikirkan perasaan ibu?" nada suara Aurora semakin tinggi, ia semakin kesal dengan adiknya itu.

"Ya tapi bukan begitu kak caranya, apa dengan mengusir ayah semua masalahnya akan selesai? aku juga gak tau apa yang kakak ceritakan itu benar atau enggak, sekarang aku benar-benar kehilangan ayah karena kakak!" teriak Nova sambil berjalan meninggalkan ibu dan kakaknya.

Melihat adiknya bersikap demikian, Aurora pun tersulut emosi, ia kemudian memanggil Nova untuk kembali ke ruang tadi.

"Nova.... Nov... kakak belum selesai berbicara! kenapa kamu langsung pergi begitu saja?" Aurora memanggil adiknya untuk kembali, namun sang ibu menggelengkan kepalanya pada Aurora.

"Sudahlah, ibu rasa dia belum bisa menerima kenyataan ini jadi biarkan dia tenang dulu ya," Aurora pun menganggukan kepala pada ibunya.

Terpopuler

Comments

Sept September

Sept September

jempol buat Kakak 😀

2020-07-27

1

ayyona

ayyona

hiks hiks hiks

2020-07-26

1

Sugianti Bisri

Sugianti Bisri

semangat Thor 💪💪💪

2020-07-21

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Perceraian yang menyakitkan
2 Bab 2 Rengekan Dika (si bungsu)
3 Bab 3 Kehilangan Ayah
4 Bab 4 Sahabat Baik
5 Bab 5 Lauk Makan Untuk Dika
6 Bab 6 Hal Tidak Terduga
7 Bab 7 Pengantin Pria Nyatanya Adalah Ayahku
8 Bab 8 Pria Tampan
9 Bab 9 Pria Pencuri Hati
10 Bab 10 Izinkan Aku Mencintainya Bu...!
11 Bab 11 Perdebatan dengan Lani
12 Bab 12. Ibumu Adalah Wanita Perebut Suami Orang...!
13 Bab 13. Wajahmu Kenapa Ra?
14 Bab 14 Apa Benar yang di Katakan Aurora?
15 Bab 15 Calon Adik Bayi
16 Bab 16 Kedatangan Ayah
17 Bab 17 Larangan Mama
18 Bab 18 Hati Berdebar
19 Bab 19 Mama Ingin Menggendong Cucu
20 Bab 20 Kekasih Baru Arka
21 Bab 21 Hari Terakhir Bekerja
22 Bab 22 Patah Hati
23 Bab 23 Telepon Misterius
24 Bab 24 Menjadi Office Girl
25 Bab 25 Biaya Salon yang Mahal
26 Bab 26 Calon Menantu mama
27 Bab 27 Telepon dari Kevin
28 Bab 28 Penampilan Kampungan
29 Bab 29 Interview Kerja
30 Bab 30 Pusat Perbelanjaan
31 Bab 31 Kekhawatiran Aurora
32 Bab 32 Bingkisan Misterius
33 Bab 33 Menjemput Aurora
34 Bab 34 Kebohongan Arka
35 Bab 35 Permohonan Maaf
36 Bab 36 Hari Pertama Bekerja
37 Bab 37 Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
38 Bab 38 Meminta Pertolongan
39 Bab 39 Adik Sepupu Arka
40 Bab 40 Menyembunyikan Rasa
41 Bab 41 Situasi Menegangkan
42 Bab 42 Putus Hubungan
43 Bab 43 Perubahan Sikap
44 Bab 44 Pertemuan Arka dan Gilang
45 Bab 45 Ketetapan Hati
46 Bab 46 Pernyataan Aurora pada Arka
47 Bab 47 Mengantarkan Makanan
48 Bab 48 Keinginan Menikah
49 Bab 49 Rindu yang tak Tertahan
50 Bab 50 Dendam Lani
51 Bab 51 Penampilan Cantik
52 Bab 52 Pertemuan Mendebarkan
53 Bab 53 Bahu untuk Bersandar
54 Bab 54 Ancaman Arka
55 Bab 55 Bertemu Citra
56 Bab 56 Restu Mama Kevin
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 1 Perceraian yang menyakitkan
2
Bab 2 Rengekan Dika (si bungsu)
3
Bab 3 Kehilangan Ayah
4
Bab 4 Sahabat Baik
5
Bab 5 Lauk Makan Untuk Dika
6
Bab 6 Hal Tidak Terduga
7
Bab 7 Pengantin Pria Nyatanya Adalah Ayahku
8
Bab 8 Pria Tampan
9
Bab 9 Pria Pencuri Hati
10
Bab 10 Izinkan Aku Mencintainya Bu...!
11
Bab 11 Perdebatan dengan Lani
12
Bab 12. Ibumu Adalah Wanita Perebut Suami Orang...!
13
Bab 13. Wajahmu Kenapa Ra?
14
Bab 14 Apa Benar yang di Katakan Aurora?
15
Bab 15 Calon Adik Bayi
16
Bab 16 Kedatangan Ayah
17
Bab 17 Larangan Mama
18
Bab 18 Hati Berdebar
19
Bab 19 Mama Ingin Menggendong Cucu
20
Bab 20 Kekasih Baru Arka
21
Bab 21 Hari Terakhir Bekerja
22
Bab 22 Patah Hati
23
Bab 23 Telepon Misterius
24
Bab 24 Menjadi Office Girl
25
Bab 25 Biaya Salon yang Mahal
26
Bab 26 Calon Menantu mama
27
Bab 27 Telepon dari Kevin
28
Bab 28 Penampilan Kampungan
29
Bab 29 Interview Kerja
30
Bab 30 Pusat Perbelanjaan
31
Bab 31 Kekhawatiran Aurora
32
Bab 32 Bingkisan Misterius
33
Bab 33 Menjemput Aurora
34
Bab 34 Kebohongan Arka
35
Bab 35 Permohonan Maaf
36
Bab 36 Hari Pertama Bekerja
37
Bab 37 Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
38
Bab 38 Meminta Pertolongan
39
Bab 39 Adik Sepupu Arka
40
Bab 40 Menyembunyikan Rasa
41
Bab 41 Situasi Menegangkan
42
Bab 42 Putus Hubungan
43
Bab 43 Perubahan Sikap
44
Bab 44 Pertemuan Arka dan Gilang
45
Bab 45 Ketetapan Hati
46
Bab 46 Pernyataan Aurora pada Arka
47
Bab 47 Mengantarkan Makanan
48
Bab 48 Keinginan Menikah
49
Bab 49 Rindu yang tak Tertahan
50
Bab 50 Dendam Lani
51
Bab 51 Penampilan Cantik
52
Bab 52 Pertemuan Mendebarkan
53
Bab 53 Bahu untuk Bersandar
54
Bab 54 Ancaman Arka
55
Bab 55 Bertemu Citra
56
Bab 56 Restu Mama Kevin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!