"Orang tuaku cerai Lan," jawab Aurora singkat dengan raut wajah sedih di depan Lani.
Lani yang mendengar pengakuan Aurora tentu sangat terkejut, karena sebelum hari itu ia selalu mendengar bahwa hubungan kedua orang tua Aurora begitu harmonis, tidak seperti orang tuanya yang sudah lama bercerai.
"Aku gak salah dengar Ra? apa masalahnya begitu rumit hingga ayah dan ibu memutuskan untuk mengambil keputusan itu? maaf ya Ra aku jadi banyak tanya seperti ini," tanya Lani penasaran dengan jawaban Aurora.
"Masalahnya sulit untuk diselesaikan dengan jalan damai Lan, rasanya pun aku sulit memaafkan kesalahan ayah pada kami dan ibu," ungkap Aurora dengan mata berkaca-kaca. Melihat kesedihan yang di alami Aurora, Lani langsung memeluk tubuh Aurora dengan sigap. Ia mengusap-ngusap punggung Aurora dengan halus.
"Kamu yang sabar ya Ra, kamu masih punya ibu, adik-adik dan juga aku, aku yakin kamu bisa lewati semua ini," ucap Lani menguatkan sahabatnya.
"Iya, kamu benar Lan, aku beruntung punya kalian semua," ucap Aurora sambil mengusap air matanya.
"Oh iya, sekarang kamu cerita ya, kabar bahagia apa yang mau kamu ceritakan sama aku?" tanya Aurora dengan penuh tanya, sambil melepaskan pelukannya dari Lani.
"Hmm... lain kali ya Ra aku ceritain sama kamu, kalau hati dan perasaan kamu sudah membaik biar kamu juga ikut bahagia dengarnya," ungkap Lani
"Lho, kenapa gitu Lan? kamu dan mama adalah keluarga kedua bagi aku, dan aku pun yakin kamu merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan, jadi jangan sungkan ya buat cerita apapun itu, apalagi kabar itu kabar bahagia," ucap Aurora.
Selama ini Aurora sudah mengenal dekat keluarga Lani, begitu pula dengan Lani dengan keluarga Aurora.
Hmm... kamu yakin mau dengar kabar bahagia ini?" tanya Lani dengan senyum lebar.
"Iya, ayo cepat kasih tau aku!" pinta Aurora pada Lani yang terus membuatnya penasaran.
"Oke, ibu aku mau menikah lagi Ra," ucap Lani dengan bersemangat, seyum merekahnya seolah menjadi isyarat kebahagiannya.
"Wah, aku ikut senang Lan dengarnya, selamat ya," ucap Aurora sambil memeluk Lani dengan begitu hangat.
"Makasih ya Ra, kamu orang pertama yang aku kasih tahu kabar ini karena kamu sudah aku anggap seperti saudara sendiri Ra," ungkap Lani pada Aurora. Tak terasa air mata mereka terjatuh begitu saja.
"Kabari aku ya Lan kapan acara penting itu, aku dan ibu akan datang bersama nanti," ucap Aurora.
"Pasti Ra, aku akan kabari kamu segera ya saat nanti sudah ditentukan tanggalnya," sahut Lani pada Aurora.
Setelah pembicaraan mereka selesai, Aurora pun mengajak Lani untuk masuk ke toko dan mulai bekerja seperti biasanya.
"Ayo kita masuk Lan, ini sudah hampir jam 8 pagi," ajak Aurora pada Lani.
Mereka kemudian berjalan menuju toko kue tempat mereka bekerja. Aurora berjalan dan masuk ke area penjualan untuk merapikan tempat pendisplayan kue, sedangkan Lani menuju dapur untuk mempersiapkan pembuatan kue. Tampak terlihat beberapa karyawan lain juga baru tiba dan mulai memasuki area toko.
Hingga pada waktu siang hari, Lani mendatangi Aurora yang sedang merapikan penempatan kue.
"Ra, ayo makan siang!" ajak Lani pada Aurora sambil menarik tangan Aurora ke arah dapur.
"Kamu duluan saja ya Lan, aku belum lapar," ucap Aurora beralasan, hari itu ia tidak membawa bekal makan dari rumah dan juga tidak memiliki uang saku untuk sekedar membeli makan.
"Kamu tenang saja Ra, aku bawa bekal kok jadi kita bisa makan sama-sama," ucap Lani sambil membuka resleting tasnya dan mengambil sebuah kotak makan.
"Ibu tadi membekali aku makan dengan ikan goreng, ayo kita makan Ra!" ajak Lani kembali, ia mulai membuka bekal makan siang yang ibunya siapkan pagi tadi.
Melihat bekal makan siang yang di bawa Lani, Aurora ingat sesuatu. Ia berjanji pada adik bungsunya untuk membelikan ikan sebagai lauk pauk makannya hari itu. Dengan mengesampingkan rasa malu, Aurora pun berkata sesuatu pada sahabatnya, ia ingin menepati janjinya pada adik kesayangannya.
"Ra, aku mau minta tolong sama kamu," ucap Aurora dengan suara perlahan.
"Kamu bilang aja Ra, jangan sungkan ya" ucap Lani sambil tersenyum.
"Aku mau pinjam uang Lan, gak perlu besar kok, berapa pun kamu bisa bantu aku, aku sangat berterima kasih," ucap Aurora menatap Lani.
Mendengar permintaan tolong dari sahabatnya, Lani kemudian membuka dompetnya dan mengambil 2 lembar uang pecahan seratus ribu.
"Kamu pakai saja ya Ra, aku masih cukup untuk bekal simpanan hingga akhir bulan nanti," Lani mengepalkan uangnya pada tangan Aurora.
"Berapa ini Lan?" tanya Aurora sambil membuka kepalan tangannya.
"Lan, ini terlalu banyak!" ucap Aurora menatap wajah Lani.
"Kamu pegang saja Ra, siapa tahu kamu juga butuh uang simpanan kan," ucap Lani, ia begitu mengerti keadaan ekonomi keluarga Aurora, terlebih setelah ia mendengar kabar perceraian kedua orang tuanya.
"Makasih banyak ya Lan, aku gak tau harus balas dengan apa semua kabaikan kamu, aku akan ganti uangnya setelah akhir bulan ya Lan," Aurora tersenyum tenang sambil memegang uang yang Lani berikan. Ia tak sabar melihat ekspresi adik bungsunya saat dibawakan ikan sore nanti.
"Kamu gak perlu balas apa-apa Ra, aku sudah cukup beruntung memiliki sahabat baik seperti kamu," jawab Lani menimpali Aurora.
"Ya sudah, sekarang kita makan yuk," ajak Lani
Mereka berdua akhirnya makan bersama dengan bekal yang di bawa Lani dari rumahnya. Persahabatan keduanya terlihat begitu hangat, seolah tak ada satu masalah pun yang akan menggangu hubungan mereka.
Terik matahari siang itu sudah lewat di atas kepala, Aurora dan Lani akhirnya kembali bekerja setelah menyelesaikan makan siangnya. Hingga pada waktu yang di nanti Aurora kemudian bersiap untuk pulang.
"Lan, aku pulang duluan ya! ada yang mau aku beli dulu untuk di bawa pulang," pamit Aurora pada Lani.
"Iya Ra, hati-hati! sampai ketemu besok ya," ucap Lani sambil melambaikan tangannya ke arah Aurora.
Dengan derap langkah yang begitu semangat, Aurora menuju tempat pemancingan ikan yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Ia membeli 1 kilo gram ikan untuk di bawa pulang ke rumahnya. Langkah kakinya kini tiba di depan pintu rumahnya.
"Assalamualaikum, kakak pulang," Aurora mengucapkan salam ketika masuk.
"Yeaay.... kakak sudah pulang, kakak bawa ikan yang Dika minta kan kak?" tanya adik bungsunya penasaran.
"Iya de, kakak bawa ikannya, nanti kakak goreng dulu ya!" jawab Aurora dengan tangan mengusap-ngusap kepala Dika. Dika pun mengangguk dan kembali bermain di kamarnya.
"Kamu belikan ikan untuk Dika Ra?" tanya sang ibu.
"Iya bu, aku pinjam uang sama Lani karena tak tega melihat Dika menangis seperti kemarin saat melihat temannya makan ikan," jelas Aurora pada ibu yang berdiri tepat di hadapannya.
"Bukan ibu tidak senang dengan perhatian kamu sama Dika, tetapi ibu takut Dika nanti jadi manja dan ingin semua kemauannya dituruti, semantara ibu tidak memiliki uang yang cukup untuk memenuhi keinginannya," ucap ibu meneteskan air mata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
IntanhayadiPutri
Aku mampir nih kak, udah 5 like dan 5 rate juga.. jangan lupa mampir ya ke ceritaku
TERJEBAK PERNIKAHAN SMA
makasih 🙏🙏
2020-12-03
0
Lali
5 like ❤❤❤
2020-09-22
0
ayyona
lanjutin 😍
2020-07-27
1