Part 4

"Oh iya Bram, bagaimana kabarnya sekarang? Sudah lama gak ketemu setelah kamu pindah keluar negri. Tapi ngomong-ngomong, Juna ngga ikut papa nya, malah netap disini aja, kenapa? Padahal di luar negri kampusnya bagus-bagus kan? " Tanya ayah pada tamunya itu.

"Heheh... Aku baik, semua keluarga juga baik disana. Kalau Juna sih, ngga tahu kenapa betah banget disini. Apa jangan-jangan memang nungguin salma ya Jun?" goda om Bram pada putranya

Mereka bergantian meledek Juna, sampai Juna tak mampu lagi menjawab dan hanya tersenyum malu sambil menggaruk kepala.

"Udah betah disini om, lagian males kalo harus pindah-pindah. Ya itu, ehmmm... Biar deket sama salma juga om," jujurnya.

Ayah dan om Bram kompak menyoraki Juna dengan begitu kompaknya, "Naaaaah kan betul!"

"Jadi pas ya Bram, kalo kita jodohin mereka berdua? Tinggal nunggu salmanya, ini kok lama banget ya?" Ayah yoga gelisah menunggu putrinya.

"Aaaaayaaaah, ada apa me-mang-gil k? Eh, ada om bram sama juna," sapa salma dengan heran dan sedikit terkejut.

"Iya salma, kemari sebentar ayah ada perlu dengan mu. Ini, tentang perjodohan kamu dengan arjuna," ucap ayah.

Sama seketika terkejut dengan ucapan ayahnya. Saat Pagi-pagi sudah ada tamu datang kerumah, dan mendadak membicarakan mengenai perjodohan..

Om Bram dan Juna anaknya adalah sahabat ayah salma. Om Bram sendiri rekan bisnis ayahnya, sedangkan Juna dia teman salma dari kecil, teman satu kampus, dan bahkan katanya juna memang dari dulu dia menyukai salma.

"Apa yah? Aku dijodohin? Sama siapa? Juna?" Salma mencecar dengan begitu banyak pertanyaan yang keluar dari mulutnya.

"Iya dong, sama siapa lagi anak om kan cuma Juna. Hehe," balas om bram dengan ramahnya.

Salma tertegun, bingung mau jawab apa dengan semua keadaan yang ada.

"Ta-tapi ayah, om... Aku sama Juna itu sahabat dari kecil, masa tau-tau mau dijodohin gitu? "

"Salma, kemarin kan kita sudah bahas ini. Kemarin ayah sudah bilang kan waktu makan siang dirumah, kalo ayah mau jodohin kamu sama temen ayah. Ya ini temen ayah itu om Bram ini," tegas ayah pada putrinya.

"Lagian kalo sahabat dari kecil kan malah bagus salma, jadi kalian udah akrab dan ngga perlu saling sungkan sama perkenalan lagi. Tinggal saling memahami satu sama lain, lulus kuliah, yaudah tinggal nikah. Iya ngga mas? " guyon om bram pada ayah.

Ayah sudah tidak menjawab lagi, tapi membenarkan semua yang dikatakan om Bram tadi disambut tawa bahagia mereka. Dan salma bahkan melihat juna pun ikut tertawa diantara mereka semua.

Juna bahkan tak henti memandangi salma dengan tatapan penuh bahagia, mungkin karna keinginannya tersambut dengan rencana kedua orang tua mereka.

"Gimana, kamu mau kan dijodohin sama aku? Kamu sendiri juga tau, kalo aku dari dulu emang udah ada rasa sama kamu." tanya Juna pada salma.

Salma ragu, pastinya terkejut. Ia menggigit bibirnya dan bingung harus menjawab apa saat ini.

"Maaf, aku permisi sebentar." Langsung lari ke teras belakang, "Apa-apaan ini, kenapa tiba-tiba dijodohin sama Juna? Ngga ada yang lain apa? Emang sih udah akrab banget sama dia, tapi kalo buat dijodohin... Aaaaarrrgghh, sakit kepalaku dibuatnya!!!"

"Kamu nolak salma? Padahl aku sangat bahagia dengan perjodohan kita ini? "

Juna tiba-tiba datang mengagetkan salma disana.

"Hah, Juna, sejak kapan kamu ngikutin aku? A-aku_"

"Aku tau kamu terkejut. Bahkan mungkin kamu bingung, tapi aku sudah dari dulu tau tentang ini."

"Kamu tau, tapi kamu nggak Ngasi tahu aku? Dan kamu setuju gitu aja? Astaga Juna!"

"Aku ngga mau beri tahu kamu, iya aku sengaja. Aku takut kamu berubah sikap setelah kamu tauperjodohan ini dan kita nanti akan jadi canggung, aku nggak mau itu terjadi."

"Tapi Juna..."

"Kita sahabat, ya aku tahu itu. Tapi kamu juga tau, aku cinta kamu dari dulu, Salma. Bahkan semua temen juga udah tau itu. Hanya kamu, ngga ambil pusing dengan perasaan aku kan? Aku tunggu sampai kamu balas perasaanku salma, aku yakin nanti pasti itu terjadi." Juna meyakinkan perasaannya.

Salma hanya bisa diam menatap keyakinan Juna. Ia bingung, apa yang harus ia katakan pada ayahnya saat itu tentang perasaannya.

"Ayo Juna, kita pulang. Siang ini ayah ada pertemuan dengan klien," panggil Bram membuyarkan percakapan keduanya.

" Iya yah," angguk Juna smebari berjalan mengikuti ayah nya, Juna membalikan badan lagi, "Salma, aku tunggu kamu sampai waktu itu tiba!" Dengan senyum manisnya juna mengatakan itu semua.

Salma seketika berlari mengejar ayah yang masih diruang tamu, karna takut ayah buru-buru pergi lagi tanpa mendengarkan suara dan pendapat darinya.

"Ayah, aku mau ngomong_" Namun ayah diam tak menjawab.

"Ayaaaaah, sebegitu benci nya kah ayah pada ku yah, jawab aku yah!"

"Kamu bilang apa salma? Berani kamu membentak ayahmu? Mau bicara apa kamu, cepat bicara, ayah sibuk!"

" Kenapa ayah lakuin ini sama aku yah? Kenapa ayah tiba-tiba jodohin aku sama juna yah?" tanya salma dengan sejuta pertanyaan yang menggelanyut dihatinya.

"Ini bukan mendadak salma. Ayah sudah bilang kemarin pagi kalau ayah akan menjodohkan mu pada anak sahabat ayah bukan? Ya, Juna orangnya. Tidak

Asing kan buat kamu, karna kalian sudah akrab. Jadi terima saja, demi kabaikanmu."

"Hah! Apa ayah bilang? Demi kebaikanku? Apakah selama ini ayah tau tentang aku, apa ayah tau apa mau ku, apa ayah tau keadaanku bahkan yang baru terjadi kemarin yah? Tidak yah! Ayah tidak tahu apa-apa. Jadi, untuk apa sekarang ayah bilang demi kebaikanku? Kenapa ayah secara tiba-menjadi merasa berhak atas hidupku? Seorang anak yang bahkan dari lahir tidak pernah ayah peluk sekalipun, UNTUK APA YAH? "

Plakkkk!!

"Menurut saja salma, tidak usah banyak protes. Ayah tau yang terbaik untukmu" Ayah menarik nafas panjang pajang usai memukul pipi salma dengan tangan besarnya.

"Oke, makasih yah. Setidaknya, dengan tamparan ini ayah pernah menyentuh aku yah, setelah 20 tahun itu tidak pernah terjadi. Akhirnya salma, anak ayah ini merasakan bagaimana sentuhan dari seorang ayah meskipun bukan seperti yang diharapkan. Terimakasih yah!" Seketika salma berlari, dengan memegangi pipi yang sebenarnya sakit.

'Seperti ini rasanya tangan ayah yang selalu aku rindukan, meskipun sakit tapi aq senang' batin salma.

Tak beberapa lama salma mendengar mobil ayahnya pergi. Entah lah sepertinya ke kantor. Ya seperti itu lah ayah, rumah ini baginya hanya tempat ganti baju, dan sesekali menjadi tempat tidur. Bahkan lebih nyaman tidur dikantor sepertinya.

Salma lihat sudah jam 11.00 siang. Ia baru sadar sesiang itu padahal hari ini ada jadwal di kampusnya.

"Ya ampun, aku ada kelas satu lagi, harus cepet-cepet ini." Bergegas salma mengganti baju dan bersiap-siap ke kampus meskipun sebenarnya malas, dan ia ingin tidur melanjutkan mimpi yang tertunda.

"Biiiiiiik, aku pamit ke kampus dulu ya ada kelas, bentar kok!" pekik salma pada bibiknya.

"Lho nduk, daritadi belum sarapan. Ini ja udah waktu makan siang lho, kok mau pergi.. anti sakit,"

"Ngga papa bik, aku nanti makan dikampus aja. Masih banyak waktu kok,"

"Itu napa pipinya kok merah gitu? "

"Oh ini, ngga papa... Tadi ayah ngelus elus pipi aku, sangking tersipu nya sampe gini. Moga ayah mula berubah ya bik," senyum ku pada bik ijah.

Salma lari keluar dan segera memacu sepeda motornya. Entah kenapa lebih nyaman pakai motor ketimbang memakai mobil, padahal ia sendiri pun bisa menyetir, punya SIM. Mobilpun tinggal pilih mau yang mana, tapi ia lebih suka saat tubuhnya dihempas angin, terutama saat hujan. Saat ia bisa menangis puas, namun tak ada seorangpun yang tau kalau saat itu dirinya sedang menangis disana.

Chiitz!!

Salma menghentikan motor dan mulai memarkirkanya.

"Salma, kok kamu naik motor, kalau tau gitu aku jemput tadi." Seorang menghampiri dan langsung menyapa salma dan ternyata itu adalah Juna.

"Iya, aku lebih nyaman pakai ini. Lebih mudah sama lebih cepet mau ngapa-ngapain." Salma sedikit ketus membalasnya.

"Eh ya, Ma... Tentang yang tadi pagi itu_"

"Please Jun, jangan ngomongin itu sekarang. Nanti aja ya, aku bentar lagi ada kelas," sela salma ucapan Juna.

"Oke, barengan aja yuk masuknya, " Pintanya pada salma, dan ia mengangguk menurutinya.

"Cieeeee, pasangan pavorit kita udah dateng. Tumben barengan?" Sorak adi dan vita.

Mereka sahabat terdekat ku selain Juna saat ini. Di dunia nyata salma tepatnya, karna ia masih menginginkan mimpi itu berlanjut dan bertemu dengan zayn disana.

"Hussst! Apaan sih kalian? Kebetulan sampenya barengan sama Juna tadi. Udah yok, masuk kelas. Pak dosen bentar lagi dateng lho," ajak salma pada mereka semua.

Di dalam kelas, vita terus saja mengajak ku berbicara. Sebenarnya salma sendiri sedang malas meladeninya, karna sekarang yang ada dalm fikirannya adalah kembali ke alam mimpi dan bertemu dengan Zayn.

"Eh Ma, loe gak suka apa sama Juna? Balesin napa cintanya ke Lo3, kasian udah nungguin Bertahun-tahun jadi bucin elu. Hargain dikit lah perasaan dia ma," bisik vita padanya.

"Hadeh ini lagi yang dibahas. Gini ya oneng, gue disini gak ad niat permainin perasaan dia ataupun bikin dia ngebucinin gue. Karna gue sangat ngehargain perasaan dia, maka gue lebih nyaman jadi sahabat dia, " jawab salma.

"Gue takut, kalo misalnya entar gue malah nerima dia karna kasian. Terpaksa, kasihan dia neng. Apalagi kalo misalnya putus, gue takut kita malah jadi kikuk, atau lebih parahnya makah musuhan, gue gakmau itu. Mending kita ikutin alurnya aja dulu sekarang, ngalir aja deh," imbuhnya.

"Tapi gue kasihan aja sama dia, bucin banget ama elu. Tapi, kalau itu memang keputusan elu, dan dia juga ngehormatin itu ya, gue gak bisa bilang apa-apa. Good luck aja buat kalian," dukung vita pada keduanya.

"Huftz, thanks ya oneng ku," jawab salma padanya. Hingga obrolan itu terhenti seketika, " Eh itu pak dosen dateng,"

Mereka langsung diam dan fokus memandang kedepan. Entah dengan Juna, yang daritadi tak berhenti menatap salma, menyiratkan berbagai pertanyaan dimatanya.

Salma sebenarnya sudah lama tahu perasaan juna padanya. Tapi ia hanya menganggap dia sebagai sahabat, sahabat terbaik dan dia selalu menemani saat salma menangis karna merindukan ayahnya. Saat salma kecewa dengan seorang yang bergelar ayah itu, dia selalu memeluk dan menenangkan salma, bahkan ia rasa juna sudah mengambil tanggung jawab seorang ayah untuk salma.

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉𝒂𝒏 𝒋𝒈 𝑱𝒖𝒏𝒂 𝒚𝒂 𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒆𝒑𝒖𝒌 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒕𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏

2024-08-05

0

istrina onet

istrina onet

eehh mungkin justru Vita yng suka sma Juna

2023-03-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!