5. Bekerja

Ish. Kenapa dia gampang sekali marah?"

Nuna dengan segera berjalan ke arah dapur mini yang nampaknya memang khusus dibuat minuman saja. Tas dan tentengan kresek berisi buah masih berada di tangannya.

"Kau bisa letakkan barang-barangmu itu di sana." Pria itu menunjuk lemari kecil di sudut ruangan dengan dagunya.

"Katakan apa yang harus aku lakukan." Nuna bertanya setelah meletakkan tas dan buahnya di sudut lemari yang sudah ditunjuk oleh pria tadi.

Pria itu lalu menjelaskan apa saja tugasnya yang sebenernya cukup mudah. Karena minuman yang tersedia di kedai itu tidak banyak dan semua orang bisa membuatnya tanpa resep khusus. Hal itu terbukti dari Nuna yang dengan cepat memahami dan mempraktekkan apa yang dijelaskan tadi.

Nuna terus sibuk sejak ia memasuki dapur. Hingga melewati jam makan siang, wanita itu baru bisa mendudukkan diri di lantai dapur dengan bersandar pada dinding. Mengerjakan pekerjaan rumah yang ringan saja ia sudah cukup kelelahan. Ditambah lagi ia sekarang harus melayani orang-orang dan berjalan ke sana kemari sungguh itu menguras tenaganya. Ini baru setengah hari ia bekerja, ia berharap kandungannya akan terus kuat hingga ia siap melahirkan.

"Kamu bantuin Ibu, ya. Kamu harus kuat di dalam perut Ibu. Ibu kerja buat kamu, buat Ibu juga. Biar kalau kamu mau sesuatu, Ibu bisa beli tanpa harus menunggu," gumam Nuna seraya mengelus perutnya yang masih rata di usia kandungan hampir tiga bulan.

"Kau lapar?" tanya pria itu saat memergoki Nuna yang mengelus perutnya.

Nuna hanya mengangguk pelan.

"Ya udah makan sana. Mau lauk apa aja terserah tinggal pilih yang di depan. Jatah makan kamu di sini cuman dua kali sehari, jam kerja dari jam delapan pagi sampai jam tiga sore. Kalau sebelum jam tiga sore makanan udah habis, ya udah bisa pulang," terang pria itu seraya mengangkut piring ke westafel.

"Tugasmu di sini buat minuman dan antar ke meja. Sama seperti tadi. Dan tugas lainnya, kamu cuci piring dan gelas. Membersihkan kedai sebelum kedai buka dan sebelum tutup. Untuk hari ini aku yang kerjain cuci piring dan gelas kotor ini. Besok kau yang kerjakan. Buruan makan!"

Pria itu bicara panjang lebar seraya mencuci piring. Menjelaskan keseluruhan tugas Nuna tanpa jeda dan tanpa menoleh pada wanita yang kini tak sengaja tertidur dengan posisi duduk. Tak mendengar sahutan dari Nuna membuat pria itu berhenti dari aktivitasnya dan menolehkan kepalanya ke belakang.

Melihat Nuna yang tertidur, ia membanting sponnya ke westafel dan mencuci tangannya lalu menyipratkan air yang membasahi tangannya itu ke wajah Nuna.

Nuna sedikit terkejut dari duduknya ketika mendapati pria itu berdiri dengan berkacak pinggang. Wanita itu refleks berdiri seraya memilin ujung kaosnya.

Ya Tuhan, apakah aku akan dipecat bahkan sebelum aku menerima gaji?

"Aku tadi sudah menjelaskan detail apa yang harus kau kerjakan di selama di sini. Kau tertidur? Kau tidak mendengar apa yang aku katakan?"

"Dengar. Aku mendengarnya  samar-samar aku mendengar apa yang kau katakan. Aku tidak tidur sungguhan. Aku hanya memejamkan mata."

"Kalau begitu ulangi apa yang aku katakan tadi!"

Nuna dengan ragu dan sedikit terbata-bata mengulangi perkataan yang masuk ke telinganya tadi. Meskipun sangat samar ia mendengar dan tak yakin jawabannya benar, ia tetap mengucapkannya.

Nuna bernafas lega setelah mendapat anggukan dari pria itu. Ia bekerja di kedai sederhana, tapi terasa bekerja di perusahaan terbesar di dunia.

"Makan sana! Nanti pingsan, aku nggak mau ada yang merepotkan aku."

Nuna hanya mengangguk dan berjalan ke depan. Ia mengambil sedikit nasi dan lauk yang lebih banyak.

"Makanan ini untuk dijual, kenapa aku boleh ambil makanan di sini? Kau nggak takut rugi?" Nuna bertanya seraya memerhatikan lauk yang ia inginkan. Dari tampilan lauk-lauk yang berjajar di etalase ini sangat menggugah seleranya, namun entah perutnya bisa menerima atau tidak.

"Mau makan pake apa kalau nggak makan yang ada di etalase? Aku nggak bawa makanan lagi selain untuk diriku sendiri. Besok akan aku bawakan makanan lain. Lebih bagus lagi kalau kau bawa makanan sendiri. Ngomong-ngomong, siapa namamu?"

"Nuna."

"Aku Bian." Pria itu duduk di lantai sedikit jauh dari Nuna.

"Bagaimana aku memanggilmu? Maksudnya haruskah aku memanggilmu pak?"

"Apa aku tarlihat setua itu sampai kau panggil aku pak?"

"Aku hanya bertanya, kenapa kau selalu marah? Kendalikan emosimu. Kasihan wanita yang akan menjadi istrimu nanti. Makan hati setiap hari jika bertanya saja kau marah."

Bian hanya mendelik ke arah Nuna. Dan seperti yang ia harapkan, wanita itu seketika diam dan melanjutkan makan.

Selesai dengan makan siang yang tertunda. Mereka kembali melayani para customer, makanan yang tinggal sedikit membuat tak banyak orang yang duduk di kedai itu. Nuna sedikit lebih santai dari yang tadi.

Di waktu senggangnya ini, ia duduk diam di pantry dengan setengah melamun. Ia bimbang hendak jujur atau tidak pada suaminya. Ia takut jika dirinya izin, tidak akan mendapatkan restu untuk bekerja, tapi jika ia diam-diam bekerja, pasti lama-lama akan ketahuan juga dan itu pasti akan menimbulkan masalah baru dan besar.

Nuna menghembuskan nafas berat dan dalam ketika Bian melewatinya. Ia melewati Nuna dengan membawa nampan berisi piring dan gelas kotor.

"Aku mencari karyawan untuk membantu pekerjaan ku. Aku menggaji karyawan untuk bekerja. Bukan untuk duduk diam melamun tidak jelas. Pulang saja jika kau tidak niat untuk bekerja!"

Nuna seketika gelagapan. Entah kenapa omelan dari Bian membuatnya lebih takut dari omelan Ibu mertuanya. Mungkin karena ia butuh uang lebih, hal itu membuat ia takut kehilangan pekerjaan secepat ini.

"Maaf, kenapa kau tidak menyuruhku saja. Beritahu aku jika ada yang harus aku kerjakan. Aku lebih suka begitu daripada mendengar kau marah." Nuna merebut spon dari tangan Bian dan mulai mencuci piring.

"Aku kurang suka menjelaskan apa yang aku mau pada orang lain. Aku memberi tahu mereka dengan tindakan. Mulai sekarang pahami apa yang aku lakukan, lalu kerjakan." Bian berbalik badan hendak ke depan.

"Tapi aku bukan malaikat yang selalu mengerti dengan apa yang kau maksud. Bukankah bicara lebih baik?"

Ujaran dari Nuna membuat langkah Bian terhenti di tempat dan tangannya menggebrak meja di sampingnya. Hal itu membuat Nuna menelan ludah ketakutan.

"Sekali lagi kau melawanku, aku pastikan hari ini kau terakhir berada di sini."

Episodes
1 1. Awal Neraka Dunia
2 2. Fitnah Keji
3 3. Air Mata Kepalsuan
4 4. Pria Ketus
5 5. Bekerja
6 6. Tidak Tenang
7 7. Dasar Bodoh
8 8. Salah Paham
9 9. Semakin Rumit
10 10. Meminta Bantuan
11 11. Ribut
12 12. Rencana Jahat
13 13. Calon Menantu
14 14. Bertemu Lagi
15 15. Suami Istri Bagaikan Pakaian
16 16. Kepikiran Nuna
17 17. Doa Bian
18 18. Kenyataan Baru
19 19. Pengusiran
20 20 Tak Sengaja Bersua
21 21. Keras Kepala
22 22. Debaran Jantung Bian
23 23. Bodoh Sekali Kau Bian
24 24. Ayah Yang Bijak
25 25. Situasi Yang Tidak Mudah
26 26. Obrolan Pria
27 27. Melahirkan
28 28. Sumpah Serapah Bian
29 29. Perhatian
30 30. Masih Berkilah
31 31. Terkuak
32 32. Sama Sakitnya
33 33. Pamit
34 34. Tanpa Nuna Dimulai Hari Ini
35 35. Debat
36 36. Kehilangan Kedua Kalinya
37 37. Rindu
38 38. Permainan Waktu
39 39. Sama Hampa
40 40. Kabur
41 41. Pulang
42 42. Pencerahan
43 43. Hati dan Keinginan Tidak Sejalan
44 44. Berada Di Tempat Yang Sama
45 45. Debat
46 46. Salah Paham
47 47. Penyesalan
48 48. Dejavu
49 49. Sentuhan Intim
50 50. Obrolan Dua Wanita
51 51. Runyam
52 52. Bicara Dari Hati Ke Hati
53 53. Momen Tak Terduga
54 54. Apakah Ini Pertemuan Terakhir?
55 55. Lampu Hijau
56 56. Awal Perjuangan Bian
57 57. Jalan Berdua
58 58. Kedekatan Yang Hangat
59 59. Pertemuan Yang Tak Disengaja
60 60. Sakit Yang Kembali Tersentuh
61 61. Romantis
62 62. Minta Restu Anak
63 63. Semua Laki-laki Sama Saja
64 64. Cemburu
65 65. Kecelakaan
66 66. Sweet
67 67. Pertemuan Yang Tak Disengaja
68 68. Karma Arga
69 69. Pelajaran Kehidupan
70 70.
71 71.
72 72.
73 73.
74 74.
75 pengumuman
76 75.
77 76
78 77
79 78
80 79.
81 80
82 81
83 82
84 83
85 84
86 85
87 86
88 87
89 88
90 89
91 90. Pintu Hati Yang Terketuk
92 91. Sisi Dewasa Nuna
93 92. Cashel Anakku
94 93. Selamat Pagi, Nyonya
95 94. I Love You
96 95. End
Episodes

Updated 96 Episodes

1
1. Awal Neraka Dunia
2
2. Fitnah Keji
3
3. Air Mata Kepalsuan
4
4. Pria Ketus
5
5. Bekerja
6
6. Tidak Tenang
7
7. Dasar Bodoh
8
8. Salah Paham
9
9. Semakin Rumit
10
10. Meminta Bantuan
11
11. Ribut
12
12. Rencana Jahat
13
13. Calon Menantu
14
14. Bertemu Lagi
15
15. Suami Istri Bagaikan Pakaian
16
16. Kepikiran Nuna
17
17. Doa Bian
18
18. Kenyataan Baru
19
19. Pengusiran
20
20 Tak Sengaja Bersua
21
21. Keras Kepala
22
22. Debaran Jantung Bian
23
23. Bodoh Sekali Kau Bian
24
24. Ayah Yang Bijak
25
25. Situasi Yang Tidak Mudah
26
26. Obrolan Pria
27
27. Melahirkan
28
28. Sumpah Serapah Bian
29
29. Perhatian
30
30. Masih Berkilah
31
31. Terkuak
32
32. Sama Sakitnya
33
33. Pamit
34
34. Tanpa Nuna Dimulai Hari Ini
35
35. Debat
36
36. Kehilangan Kedua Kalinya
37
37. Rindu
38
38. Permainan Waktu
39
39. Sama Hampa
40
40. Kabur
41
41. Pulang
42
42. Pencerahan
43
43. Hati dan Keinginan Tidak Sejalan
44
44. Berada Di Tempat Yang Sama
45
45. Debat
46
46. Salah Paham
47
47. Penyesalan
48
48. Dejavu
49
49. Sentuhan Intim
50
50. Obrolan Dua Wanita
51
51. Runyam
52
52. Bicara Dari Hati Ke Hati
53
53. Momen Tak Terduga
54
54. Apakah Ini Pertemuan Terakhir?
55
55. Lampu Hijau
56
56. Awal Perjuangan Bian
57
57. Jalan Berdua
58
58. Kedekatan Yang Hangat
59
59. Pertemuan Yang Tak Disengaja
60
60. Sakit Yang Kembali Tersentuh
61
61. Romantis
62
62. Minta Restu Anak
63
63. Semua Laki-laki Sama Saja
64
64. Cemburu
65
65. Kecelakaan
66
66. Sweet
67
67. Pertemuan Yang Tak Disengaja
68
68. Karma Arga
69
69. Pelajaran Kehidupan
70
70.
71
71.
72
72.
73
73.
74
74.
75
pengumuman
76
75.
77
76
78
77
79
78
80
79.
81
80
82
81
83
82
84
83
85
84
86
85
87
86
88
87
89
88
90
89
91
90. Pintu Hati Yang Terketuk
92
91. Sisi Dewasa Nuna
93
92. Cashel Anakku
94
93. Selamat Pagi, Nyonya
95
94. I Love You
96
95. End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!