2. Lihat aku kelak.

**TEPATNYA** di rumah megah, dan di kamar seorang gadis bernama Zea. Jam weker sudah menunjukan Pukul Enam lebih Sepuluh menit, namun dirinya masih belum terbangun juga. Gadis itu masih berada di mimpi indahnya, entah mungkin bermimpi kencan bersama pria tampan bak pangeran Dubai. Hingga suara ketukan pintu sekalipun tidak dapat mengusiknya.

TOK!! TOK!! TOK!!

TOK!! TOK!! TO!!

Inem selaku pembantu rumah tersebut membanggunkan nona mudanya seperti biasa.

“Non Zea!!! bangun non... Udah siang, nanti non Zea bisa telat loh!!!” Namun tidak ada sahutan dari dalam. Inem tau betul bahwa gadis tersebut memang susah di bangunkan.

Hingga datanglah seorang laki-laki paruh baya, dengan tubuh bongsornya, yang mengenakan jas kantor rapi dan wangi menghampiri pembantu tersebut.

“Anak nakal itu belum bangun juga?” tanya sang kepala keluarga dengan menautkan alisnya.

Gawat.

Ini yang selalu di takutkan Inem, jika tuan besar yang membangunkan gadis itu, pasti dia memakai cara kasar. Walaupun hanya sebatas pembantu, tapi Inem tak rela jika Zea mendapatkan kekerasan, apalagi dari papanya.

“ZEA!!! MAU BANGUN TIDAK KAMU ANAK NAKAL?! LIMA DETIK KAMU GAK BUKA PINTU SEGERA, SAYA BERI PELAJARAN KAMU!!”

BRAAAK!!

BRAAAK!!

Baskara mengedor pintu kamar Zea dengan keras tanpa henti. Seketika membuat gadis tersebut terkaget, serasa jantungnya hampir meloncat saking terkejutnya, dia mau tak mau melangkah keluar menemui papanya. Kalau tidak begitu, pasti bakalan kena hukuman.

Hukumannya, paling cacian dan sedikit tanparan yang akan membuat memar di pipi, atau kalau tidak hadiah bogem mentah.

CKELK!!

Menampakkan wajah seorang gadis dengan muka kucel khas bangun tidur, namun tetap cantik.

“Hoaaam!!”

Zea menguap lebar sambil melihat papa dan Inem yang berdiri di depan pintu kamarnya.

“Bik Inem, bisakah kau membangunkanku dengan cara yang lembut?” tanya gadis tersebut menyindir papanya, dia tidak mengacuhkan papanya yang menatapnya sangat tajam.

“Kau mau jadi anak gak berguna, hah?!! Saya malu punya anak seperti kamu!! Udah gak bisa di andalkan, nakal pula... Mau jadi apa kamu Ze, haaah?!” ketus papanya sambil menatap Zea tajam, gadis itu sudah terbiasa dengan perkataan papanya yang membuat sakit hatinya.

“Zea memang tidak bisa di andalkan untuk saat ini. Tapi inggat Pa!! Suatu saat nanti, Papa hanya akan mengandalkanku seorang!” sinis gadis tersebut sambil membanting pintunya keras, dia tidak peduli jika papanya akan memarahinya lagi setelah ini.

BRAK!!

“Dasar anak tidak punya sopan santun sama orangtua!!”

Salahkah jika gadis tersebut bertingkah begitu? Sopan atau tidak sopanya seorang anak itu berasal dari didikan orangtuanya. Secara tidak langsung, Baskara telah membentuk karakter anaknya menjadi sangat keras dan tidak takut apapun. Dulu gadis itu sangatlah benci bentakan, namun apakah Baskara lupa akan hal yang di benci putrinya sendiri?

Tentu lupa.

Karena sudah Delapan tahun lamanya. Kepala keluarga itu tidak memperhatikan gadis tersebut. Dia disibukan dengan pekerjanya, Susanti dan Alda anak tirinya yang selalu dipuja. Jarang sekali dia berbicara pada Zea. Dia bahkan tidak mengingat lagi apa yang gadis itu sukai, gengsinya yang tinggi membuatnya angkuh kepada anaknya sendiri.

Zea sudah rapi dengan balutan seragam abu-abu putihnya, dia berdiri di depan kaca rias kamarnya. Melihat tatapan miris dirinya sendiri yang terpantul di kaca.

...***...

“Bik Inem, masak apa hari ini?” tanya Zea sambil menjawil bahu pembantunya.

“Aduh Non Zea!!! Non ngagetin aja deh,” Ucap Inem sambil mengelus dadanya, “masak nasi goreng, kesukaan Non Zea dong.” Imbuhnya lagi sambil tersenyum sejuk.

“Asik.... Kalau begitu, suapin Zea dong, bik!” rengek gadis tersebut sambil memegang tangan Inem.

Hati pembantu itu mendadak seperti di lempari batu, Zea sangat baik di matanya. Dia memperlakukan Inem layaknya seperti keluarga sendiri, tidak seperti Susanti dan Alda, yang selalu bersikap angkuh padanya.

“Emm, bang Kelvin udah ke kantor ya bik?" Tanya gadis tersebut dengan mulut penuh, "uhuk!! uhuk!!” Zea tersedak, dengan cekatan Inem memberikan air padanya.

“Udah Non. dia bilang ke Bibik, kalau Non Zea berangkat sekolah, katanya jangan ngebut-ngebut, gas tipis-tipis wae katanya.” Seketika gadis itu tertawa, dia gak bisa kalo tidak ngepot. Dia kan seorang pembalap, mana mungkin Zea akan melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Kelvin selalu tau hobi buruk gadis itu, dia tak suka bila Zea masih balapan.

Tapi menurut Zea, balapan adalah pelampiasan dari semua kekesalannya.

Setelah selesai dengan sarapan paginya, Zea melangkahkan kakinya keluar dari dapur. Dia melewati meja makan mewah keluarganya, gadis itu dapat melihat canda ria papa, ibu tirinya dan juga Alda.

Apakah Zea cemburu akan hal itu?

TENTU SAJA!

Dulu papa dan mamanya menyuapinya dengan berebutan. Ah, rasanya indah sekali masa kecilnya itu, dia rasanya ingin mengulangnya kembali kalaupun bisa.

“Liat Pa, Ma! Dia habis di suapin sama pembantu, hahaha!!” Tunjuk Alda sambil tertawa mengejek Zea.

“Dia emang gak pantes sarapan bareng kita sayang...” kali ini mama tirinya yang mengatakan hal tersebut sambil menyuapi Alda dengan manja. Hobi sekali mereka berdua memancing amarah Zea.

Matamu cok, Batin Zea dalam hatinya.

“Apa urusan kalian denganku? Kalian bahkan lebih tidak pantas berada di sini!! Menjadi kuman jahat di keluargaku!!” sinis Zea menatap mereka satu persatu, dan berakhir di papanya. Wajah papanya terlihat memerah, dia menatap tajam ke arah Zea.

“Liat kelakuan anakmu Mas!! Dia sama saja seperti Gia, merasa sok bagus sekali...” Baskara hanya diam harga diri mendiang istrinya di injak-injak.

“JAGA BICARAMU NENEK LAMPIR SUSANTI!! JANGAN BAWA-BAWA MAMAKU, ATAU AKU AKAN MEMBUAT MASALAH DDNGANMU!!” Tuding Zea dengan nafas memburu. Tangan kirinya terkepal sampai kukunya memutih, lalu seketika dia pergi dari ruangan tersebut.

🍧🍧🍧

.

.

.

Jalanan, Jakarta begitu padat dan ramai. Namun Zea mampu membelah jalanan dengan sangat mudah, memang ahli orangnya. Hingga sampailah dia ke tempat Warsamse.

Warsamse adalah (warung samping sekolah), gadis itu tidak pernah Alfa seperti namanya kalau mengunjungi tempat itu. Di dalamnya hanya di huni para siswa nakal saja, tidak banyak cewek yang berani ke Warsamse tersebut. Hanya Zea dan beberapa sohib karibnya saja mungkin yang berani.

“Hoi, Zea!!! kami ada disini...” teriak Bian, dia adalah cowok datar yang kadang lucu di mata gadis itu.

Zea yang merasa di panggil pun, segera menuju ke bangku para teman-temanya.

“Tumben baru dateng, bos?” tanya Bobi, sambil menoel bahu gadis tersebut, hingga membuat Zea terhuyung kesamping. Laknat memang.

Dengan cekatan Zea meninju tubuh gendut Bobi, membuat sang empu yang hendak makan permen gagal. karena permenya jatuh mengelinding di lantai. Zea hanya bisa memasang muka watadosnya saat melihat wajah kesal Bobi yang hendak memprotes.

Nama aslinya adalah Bobiantara evano. Dia terbilang lucu dan baperan, tapi Bobi paham agama di antara yang lainya. Jangan lupakan badannya yang super duper gemblong, seperti kasur berjalan.

“Buset dah, mak lo dulu ngidam apa, sih? Pagi-pagi udah olahraga MMA aja...” tanya Zega, nama lengkapnya adalah. Zega Abraham Putra, dia adalah temen paling ngeres  Zea.

Zega dan Zea memang sama--sama Z.

ZONK!

Tunggu saja otak ngeres keduanya. Mungkin akan membuat kalian mengelus dada sambil berdzikir.

“Ngidam James Bond!!! eh, dapetnya malah Papa gue...” Ucap gadis tersebut sambil menepuk jidatnya sendiri. Mereka semua tertawa mendengar gurauwan receh Zea.

“Rokok mana rokok?! Pengen nih gue!!” tanya Zea pada mereka semua. Lantas Zega memberikan sebatang rokok ke gadis tersebut.

Mereka semua tau, Zea sangat suka merokok. Sudah sering sekali para temanya itu membujuknya untuk berhenti merokok. Namun dia berkata:

“Muda cuman sekali!! gak bakalan lah gue mati karna rokok. Kalaupun suatu saat gue berhenti ngerokok, gue harap ada seseorang yang merubah hidup gue.” Ucapnya dulu sekali, sekalupun dia di nasehati lagi. Jawabanya akan copy paste kata--kata ini.

Menyebalkan!!

Dengan cekatan gadis tersebut menerima rokok dari Zega lalu di letakkan di antara kedua bibir nya setelah itu Zea mematik korek api, dan di arahkanya ke rokoknya.

Namun tiba tiba....

...TIBA-TIBA BERSAMBUNG💃😜....

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!