3. Mantan Ketos.

***NAMUN*** tiba-tiba ada seorang yang menyambar rokoknya. Dia adalah musuh bebuyutan Zea, di manapun keduanya berada, mereka selalu bertengkar walaupun soal kecil saja. Senenarnya Zea ingin sekali berhenti dari kebiasaan buruknya itu, namun hal itu adalah pelampiasan dari keterpurukan hidupnya. Padahal jika Kelvin tau Zea masih merokok, abangnya itu pasti marah besar. Menginggat gadis tersebut yang memiliki penyakit sesak nafas dan penyakit lambung.

Berani sekali cowok itu mengambil rokoknya! Zea yang kelewat geram, menoleh kesamping untuk mendapati siapa pelakunya.

"Heh!! Mantan ketos yang sok berkuasa!!  Kembalikin rokok gue!" Zea berdiri dari kursinya, lalu meraih rokok yang di pegang cowok tersebut ke udara.

Karena cowok itu sangatlah tinggi, alhasil membuat Zea berjinjit guna menyamai tinggi orang itu. Tak mudah memang, Zea sangat susah payah mengapainya namun sia-sia belaka. Zea terlalu kurcaci buat cowok di depannya yang menurutnya setinggi gengsinya DOI.

Tahi sekali bukan?

"Rokoknya buat gue aja..."

Tanpa persetujuan dari gadis tersebut, dia mematik api dan menyesap rokok Zea. Tak sampai di situ, cowok itu menyemburkan asap rokok itu ke wajah Zea.

Satu hal yang pasti, secara tidak langsung cowok itu ingin Zea berhenti untuk tidak merokok lagi. Dia selalu memperhatikan Gadis itu sejak dahulu, tidak peduli jika dia harus di teriaki bahkan di cubit. Karena Zea sangat kesal jika sosok cowok menyebalkan itu berada di sekitarnya.

"Sialan!! Itu rokok gue anjir!!" ketus Zea sambil menarik kerah seragam cowok tersebut. Dia tidak peduli para teman-temanya yang menatap keduanya melongo.

"Sorry, tapi rokok ini udah kena ludah gue, emang lo mau rokok bekas gue?" Tanyanya, dengan menyodorkan rokok tersebut ke Zea.

Zea yang kelewat gondok mengacungkan kedua jari tengahnya ke depan wajah cowok itu. Sambil berkata, "dasar!! kalau gak modal beli bilang aja, nyerobot punya orang aja lu!!"

Sepertinya Zea harus meralat kalimat itu, apakah dia mendadak amnesia kalau dia tadi juga meminta rokok itu pada Zega?

"Gue suka melihat mereka berantem, lucu kayak emak-emak komplek..." seru Zega sambil bertepuk tangan ria melihat keduanya.

Adegan ini yang selalu di tunggu teman-temanya, mereka semua akan menyoraki bahkan mengompori keduanya.

"Bobi Handsome restuin semoga kalin berjodoh nak... Benci bisa jadi cinta, cinta bisa jadi teman-teman?"

"Buta mendadak!! Jadi pada gak bisa bedain mana yang modal dusta mana yang modal usaha.."

Imbuh Bian membuat mereka bengong. Betul juga. Apakah Bian curhat dari pengalamannya?

Cowok di depan Zea mengambil sesuatu dari sakunya lalu menarik paksa tangan Zea  dan meletakkan sesuatu di atas telapaknya.

"Lo tau? Muka lo itu pait anjir, karena itu gue kasih permen aja nih, biar elo ada sedikit manis-manisnya seperti Le Min-ho. Eh, le mineral maksud gue..."

Kelakar cowok tersebut, jadi nama lengkapnya adalah Raka Zaidan Vernando. Cowok tampan incaran para cewek-cewek entah di sekolah maupun di kerumunan empok-empok teman arisan mamanya,

Dia juga mantan ketua Osis pada masanya.

Peduli kempret walaupun Raka itu cowok tampan yang menawan, yang jelas Zea sangat benci Raka melebihi kata benci itu sendiri. Sunguh.

Kadang gadis itu berfikir, kenapa Raka berubah menjadi seperti ini? padahal dulu saat dia masih menjadi ketua osis, Raka adalah tipikal cowok tegas dan tidak kenal ampun.

Zea memusatkan matanya di telapak tangan, lalu mengerjapkannya beberapa kali. Oh, manis sekali permen ini, kalian tau permen apa?

Permen cute berbentuk love berwarna putih dan pink, luwarbiyasah Zea suka Zea suka!! Omong kosong belaka itu semua. Btw, darimana cowok kampret ini mendapatkan permen Yuppi seperti ini?? Raka tidak lebih seperti anak balita jika membeli beginian.

Ya kalau di pikir-pikir, kemana--mana mending rokoknya daripada Permen kampret tapi imut ini!! memangnya dirinya masih bocah ingusan yang diberi permen lalu akan bersuka ria sambil mengusap ingusnya?

Zea pusing, tolong kasih tau apa motif cowok menyebalkan satu itu...

"Eh, bentar gue ambil satu buat adek gue..."

Tanpa basa basi Raka mengambil satu permen tersebut, kini di telapak tanggan Zea hanya tersisa satu permen saja.

Apa dia bilang tadi? kebanyakan?

Padahal dia hanya memberikan dua butir permen saja. Dasar menyebalkan gak ada tandingan. Kata-kata sumpah--serapah itu muncul lagi di otak Zea.

"De-debatnya di pending dul-dulu guys!! Bu Maria mau nyurvei kemari..." Kata Bobi panik.

Bu Maria adalah guru BK di sekolah tersebut, dia sangat killer di antara guru guru BK lainya. Beliau di berikan tugas, menangani para murid nakal setadium akhir seperti Zea beserta kawan seangkatannya.

Raka dan Zea menoleh ke Bobi.

Sedangkan Bian dan Zega sudah berlari terbirit-birit menuju jalan pintas menuju sekolahan. Teman macam apa mereka? harusnya kan kompak kaburnya.

Tanpa berfikir panjang lagi mereka bertiga berlari keluar mengikuti Zega dan Bian. Nasib siswa yang juga nongkrong di warung itu juga berlari menghambur ke segala arah, untuk menghindari bu Maria juga galaknya gak nguatin mental.

Bobi kesusahan berlari, hingga tubuhnya yang gendut membuatnya tersengal. Tanpa di sadari Zea dan Raka tertawa melihat Bobi seperti itu, Bobi berlari dengan sangat lucu di mata mereka. Jarak sekolah dengan Warsamse itu kurang lebih 200 meter, membuat mereka harus berlari cepat. jika tidak, pak Andan akan menguncinya dari luar.

"A-ayo semangat Bob!! Set-setelah ini ke kantin, soto pak Man-Manto menungumu!" ucapnya menyemangati dirinya sendiri dengan nafas terengah-engah, kakinya berlari dengan sekuat tenaga, namun jangkahanya sangat pendek.

BRUUUUUK!!

"Yaelah Bob, ayo berdiri dong!! Bisa gawat kita kalau di tangkep sama bu Mari-mari itu." Mereka bertiga menoleh kebelakang melihat bu Maria yang berlari seperti Ceking di film Ronaldo wati. Tanpa berfikir panjang Raka dan Zea mengulurkan tanganya bersamaan menolong Bobi.

"Masyaallah, soswitnya mereka berdua. Gue merasa jadi upik babu ngepet kalau gini caranya." Batin Bobi menatap keduanya dengan mengulurkan kedua tangannya ke mereka.

Dan akhirnya berhasil menolong Bobi lalu berlari kembali menuju gerbang, jangan lupakan bahwa ketiganya sekarang saling bergandengan tangan. Bobi di tenah. Di lihat dari jarak mereka, pak Andan sudah mendorong gerbang tersebut hampir tertutup rapat.

"TUNG-TUNGGU PAK ANDAN! Selena Gomes belum masuk Pak tolong, woelah..." Zea berteriak sambil menoleh ke belakang.

Selena itu seksi kali, gak kayak situ bodynya mean (rata-rata) batin Raka sambil melirik Zea.

Zea yang kelewat nekat, menahan pintu gerbang itu dengan sekuat tenaga mengunakan kedua tangan. Gadis itu menatap pak Andan dengan sebal, apa susahnya menungu dirinya sebentar?

"Eh, Good morning, Bu Maria... Makin cantik aja bu perasaan, uhuy..."

Alibi gadis tersebut menatap ke depan guna mengalihkan perhatian pak Andan, hingga antensi pak Andan melihat arah yang di tuju gadis tersebut. Namun dia tidak mendapati bu Maria sama sekali, dia tersadar dan menoleh Zea lagi.

Namun...

Di mana gadis manipulatif bin licik itu?

Astaga!!

"KABOOOOOOR!!!"

Zea, Raka dan Bobi sudah lari terbirit-birit, membuat pak Andan geram.

Otak Zea memang selalu punya cara agar bisa mengelabuhi satpam itu. Dan betapa bodohnya pak Andan selalu saja terjebak dengan jebakan cerdik Zea. Sungguh menyebalkan sekali.

Beberapa detik setelahnya, munculah bu Maria dengan nafas yang memburu, tak lupa satu tangannya menenteng Kemoceng.

"Lima semprul itu pada kemana, Pak?" Tanya bu Maria menahan kesal, sambil berkacak pinggang dan mendekati pak Andan.

Yang di maksud kelima semprul itu adalah (Zega, Zea, Bian, Bobi dan Raka). Mereka semua selalu saja membuat guru BK ini setiap pagi olahraga jogging mengejarnya. Sungguh bu Maria merasa bosan setiap pagi meladeni tingkah super duper aktif mereka, tapi kenapa kelima anak nakal itu tidak bosan?

"Mereka sudah masuk, Bu."

"APA?!" Teriak bu Maria kencang sekali.

"Astaga, bagaimana bisa masuk?! Capek sekali setiap pagi mengejar mereka, dan baru Tiga puluh kali saya menangkap mereka dan memberinya hukuman. Asal kamu tahu pak Andan, satu minggu ini, mereka semua berhasil lolos dari elusan Kemoceng saya ini." Cerocos bu Maria dengan amarahnya yang memuncak, pak Andan hanya bisa terdiam.

"Awas ya kalian besok pagi, ibuk bakalan ulek kalian jadi Bebek penyet level mampus!! Dan satu lagi, saya juga akan pastikan kalian lari lapangan sampai pulang sekolah!!" Imbuh bu Maria dengan melangkah kesal melewati pak Andan begitu saja.

"Besok hari Minggu, Bu... Lain kali saja menghukumnya."

Teriak pak Andan pada bu Maria yang masih belum jauh, bu Maria berhenti melangkah dan mengepalkan tanganya. Dia sampai lupa hari jika berurusan dengan kelima anak nakal itu.

Pak Andan sudah hafal betul berapa kali Zea dan keempat teman cowoknya di tangkap bu Maria, lalu di borgol mengunakan secuil rafia untuk mengiring mereka, setiap pagi bu Maria selalu bilang seperti itu padanya.

...*****...

Tepatnya di kelas 12 IPS B, seorang guru bahasa inggris sedang memulai pelajaran. Semua murid memperhatikan dengan seksama. Kecuali dua orang cowok yang sedang asik membatik meja mengunakan bulpoint, itu kelebihan mereka kalau gak mau mendengarkan guru yang menerangkan.

Ngaku aja, pasti di antara kalian juga ada yang begitu kan? Ayo angat tangan yang merasa tersindir.

Seketika guru tersebut merasa tergangu dengan kedatangan Zea. Para cowok-cowok kelas itu berbinar melihat penampilan Zea. Seragamnya sedikit berantakan, di bagian lenganya di lipat hinga kesiku, membuat lengan putih mungilnya kelihatan. Dan juga peluhnya di dahi yang membuatya terkesan cantik meskipun tomboy.

Memang betul, seantero sekolah juga tahu penampilan Zea, gadis itu enggan memanjangkan rambutnya.

"Good morning... Miss Raina, yang ganteng dan cantik seperti saya." Sapa Zea dengan seyuman manisnya.

"Are you late again?!!" tanya miss Raina marah.

Di setiap kali dia mengajar kelas ini, Zea tidak pernah luput dari kata telat.

"Hampir telat miss bukan telat, nyatanya ini bisa masuk. Tadi saya lolos Miss dari kejaran bu Mari-Mari dan juga saya berhasil mengelabui pak Andan lagi dan lagi, ngehehe..." Seloroh Zea dengan begitu entengnya. Tidak punya rasa malu sedikitpun dia, sudah telat percaya diri lagi.

"Hukum saja dia miss!! Kalau perlu suruh bersihin Toilet sampai lulus, pasti dia habis dari warung sebelah" Dira kesal sekali dengan kelakuan Zea yang tak pernah berubah. Bodoamat setelah ini bila gadis tersebut akan di teriaki oleh Zea.

"Betul Miss kami sebagai teman menyetujui hukuman Zea!!" imbuh Vina memanasi bu Raina untuk tidak memberi ampun Zea.

Vina dan Dira bukanya membantunya agar tidak di hukum malah mengompori miss Raina.

"Kalian berdua temen gue apa heaters, sih?" tanya Zea dengan mengerucutkan bibirnya, kalau sampai dia di hukum. Maka Zea akan menghabisi kedua temanya itu.

"TTM, teman tapi musuh!!"

Jawab keduanya dengan bersamaan sambil menjulurkan lidahnya tak lupa tertawa mengejek juga tak kalah ketinggalan.

"Miss kasihani saya, saya terzolimi." Ucap Zea memelas, "saya gak punya temen miss, miss Raina mau kan jadi teman Zea?"

Peffft.

Semua kelas menahan tawa mendengar perkataan Zea.

BRAAAK!!

"SHUT UP, ZEA. **** down quikly!!!" miss Raina berteriak sambil mengebrak meja. Gadis itu pintar sekali kalau merayu.

"Makasih miss Raina yang galaknya gak minta nambah." Ucap Zea lirih, dia duduk sendiri di bagku paling belakang paling pojok.

Sebelum gadis itu duduk sempat melirik kedua temanya, dia melempar tatapan tajam. Namun Vina dan Dira tidak menangapi Zea keduanya malah asik tertawa.

Sudah dua jam Miss Raina menerangkan bahasa inggris, Zea merasa ngantuk ditambah bosan, dia seperti di dongengkan kisah putri Cinderella. Padahal suara Miss Raina sangat keras dan cempreng, belum lagi cara menerangkanya kadang dengan mengebrak meja. Itu di lakukan agar tidak ada yang mengantuk. Hingga akhirnya ide bagus muncul di otaknya. Dia harus keluar dari zona kelas yang menyebalkan ini.

TUK!! TUK!! TUKK!

Zea menendang kursi kedua temanya yang serius memperhatikan Miss Raina. Keduanya tau betul Zea akan menganggunnya, mangkanya mereka tidak menoleh. Kali ini tendangan zea lebih keras mengenai kursi mereka.

TUK!! TUK!! TUK!!

"Buset, gak seru ah kalian berdua!!" Kata gadis itu dengan melemparkan kepalan kertas ke bangku mereka.

"Apaan sih, Ze?" ketus Vina, dan keduanya sekarang menoleh ke belakang dengan memasang muka kesal. Mereka ingin sekali menyakar wajah Zea saking kesalnya.

"Yok, ke kantin yok." K

ata Zea dengan mata berbinar menatap keduanya. Padahal jam istirahat masih sepuluh menit lagi, kedua temanya hanya melengos dengan ide buruk tersebut. Sebenernya mereka juga ingin sekali cepat keluar dari kelas ini. Namun mereka tidak tertarik dengan ide bodoh Zea.

"Miss Raina!!" Teriak Zea sambil berlari ke depan kelas pura-pura memegangi perutnya.

"Apa lagi ha?"

"Sudah lima hari saya tidak memenuhi panggilan alam miss, mendadak saya kebelet anuu, boker..."

"Sana-sana tidak usah di perjelas!!"

Zea mengangguk senang dan berlari meningalkan kelas itu. Sesampainya di luar kelas Zea tertawa terbahak-bahak, bagus sekali aktingnya ini.

"Panggilan alam mau makan bakso, hahaha!" Tawanya lagi dengan mata berair.

Dia berjalan santai menuju kantin yang masih sepi. Dia merotasikan matanya hanya melihat satu cowok yang asik menyantap baksonya, entah siapa cowok itu. Karena menghadap kedepan. lalu gadis itu memesan bakso dan dua gelas es teh, jangan tanyakan kenapa dia membeli es teh dua. Dia itu seperti Onta yang kehausan 5 tahun tak minum. Setelah pesanan jadi, kemudian dia berjalan mencari meja yang nyaman menurutnya. Namun setelah berpapasan dengan meja cowok tersebut tangan Zea di tarik dan nampanya di letakan di hadapan cowok tersebut.

"Es Tehnya buat gue satu..." ucapnya langsung merampas dan meneguk Es itu sampai habis.

Zea mengepalkan tangannya, kenapa cowok ini selalu merebut apa yang dia punya? Apakah dia tidak mampu membelinya sendiri?

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!