Iya udah

Keesokan harinya...

Langit tampak cerah awan pun tampak memutih, cahaya matahari masuk ke dalam kamar Viola yang hanya ditutupi tirai tipis. Hidup sendiri di kamar yang cukup besar untuknya membuat Viola terkadang suka telat bangun pagi meski alarm berbunyi beberapa kali.

Hemm Viola kapan kamu bisa menjadi wanita yang keren bangun pagi aja telat begini, batin Viola menatap diri dari cermin dalam kamar bahwa hari telah pagi.

Tiba-tiba terdengar suara handphone Viola berbunyi dan viola pun mengangkat telepon tersebut.

"Hhoooaaammm apa sih pagi-pagi telepon" kata Viola di telepon. Viola mengangkat tanpa tahu siapa yang menelpon.

"Memang ini masih pagi ya, perasaan udah jam 8.30" kata seorang ditelepon l.

Seketika saat itu Viola baru menyadari bahwa yang telepon dirinya adalah kekasihnya.

Karena Viola hanya mengangkat telepon saja tanpa melihat siapa yang telepon.

"Ehmm aku kira siapa, ternyata kamu Randy. Ada apa sayang" kata Viola ditelepon manja.

"Siap-siap satu jam lagi aku ke tempat mu, aku jemput. Aku ingin kenalkan mu pada papa dan mama ku" kata Randy ditelepon.

"Secepat itu, aku pikir bukan hari ini. Ini hari Minggu lagi" kata Viola.

"Lah terus kenapa?"

"Kamu tahu kan hari Minggu itu harinya aku, saatnya aku creambath meni pedi, dan pastinya perawatan tubuh. Hemmmpppp ngantuk juga"

"Oh jadi kamu lebih memilih itu dari pada ketemu papa mama aku"

"Gak gitu sih, cuma belum siap aja. Yaudah aku siap-siap deh.. aku mandi dulu ya"

"Yaudah yang cantik"

"Gak usah di kasih tahu, itu sih udah pasti" kata Viola tersenyum.

"Sombong"

"Bukan sombong hanya menjadi diri sendiri" kata Viola.

Viola pun terbangun dari tidur nya bersiap diri untuk mandi menatap hari yang tampak cerah.

Viola pun mandi sambil berendam dengan sabun bertabur kelopak bunga, mungkin sebagian orang menganggap berlebihan tapi percayalah Viola hanya suka mencoba sesuatu yang paling ia suka. Baginya keren saja bisa mandi di bathub dengan kelopak mawar yang ia beli di toko bunga. Serasa pengantin baru ada harum mawar yang begitu terasa.

Hingga dirinya pun keluar dari kamar mandi dan membuka lemari, menatap pakaian yang terjajar rapi di dalam lemari. Seketika Viola bingung menatap pakaian apa yang akan ia pakai.

Bingung ..

Karena ini untuk pertama kalinya dirinya bertemu calon mertua. Berdebar begitu yang paling terasa.

Hingga Viola mengambil dress berwarna putih dan blazer coklat, cukup keren.

Tampil cantik itu tidak cuma sekedar cukup saja bagi Viola, tampil elegan dan menawan itu lebih bagus sempurna.

Mungkin cantik pun jadi terkesan biasa kalau tidak di barengi dengan outfit yang elegan. Dan wajah biasa pun menjadi luar biasa ditambah jika di tambah outfit yang bagus, ditambah lagi jika wajah cantik seperti nilai plus.

Walau paling baik sebenernya dalam diri itu adalah kecantikan hati. Hanya saja tak ada yang melarang juga untuk tampil elegan demi sebuah ekspetasi. Dan lebih kepada kepuasan diri sendiri terhadap apa yang paling di ingin kan pada diri.

Hingga setelah rapi Viola bersiap diri menunggu sang kekasih datang menjemput.

Teng nong....

Teng nong....

Datang lah sang pujaan hati...

Randy Ardi Arman..

Pria berumur 30 tahun, mapan dan memiliki usaha keluarga yang ia tekuni bersama keluarganya. Berhasil memikat hati seorang wanita dan sudah tiga bulan pacari yaitu Viola Sania. Gadis cantik berusia 20 tahun muda dan enerjik.

Meski umur Viola terbilang muda, tapi Viola sangat dewasa dan punya daya pikir dewasa.

Pria dewasa adalah ketertarikan Viola. Tapi tidak menutup kemungkinan untuk dengan yang lebih muda, cuma untuk saat ini hanya Randy yang ada di hati.

Tampan dan mapan..

Itulah hal yang Viola suka.

"Waw wangi sekali dari ujung ke ujung wangi sangat terasa seperti kuburan baru" celetuk Randy.

"Heheheh mbak Kunti dong" kata Viola.

"Bagaimana udah siap?" Tanya Randy.

"Siap gak siap, siap aja lah kan aku udah sayang sama kamu. Jangankan ibu kamu, ibu kota aja aku datangin" kata Viola.

"Aku punya kakak perempuan loh" kata Randy mengecup pipi Randy.

"Terus masalahnya apa?"

"Ya info aja kakak perempuan aku itu agak cerewet, jadi kamu harapan maklum. Dia sayang banget loh sama aku, jadi terkadang suka berlebihan ngejagain akunya" kata Randy yang menatap sang kekasih penuh cinta.

"Segede gini masih dijagain juga.. hemmp kamu bukan bayi besar kan yang harus dijagain"

"Ya sebesar apapun badan ku, tapi aku tetap adiknya anggapan dia seperti itu" kata Randy menaikkan alisnya.

"Ya kita lihat aja yuk seberapa cerewet nya kakak kamu"

Randy pun tersenyum kepada Viola.

"Nanti kalau kita nikah, kita tinggal di rumah kamu dong" kata Randy melihat isi rumah Viola yang sudah lengkap dengan fasilitas.

Seketika Viola pun berfikir namanya suami tidak mungkin tinggal di rumah istri apalagi Randy cukup uang untuk membeli rumah.

"Rumah ku sih harusnya untuk investasi aja ya, kalau buat rumah ya kamu dong" kata Viola.

"Ya gak bisa gitu, terus rumah kamu mubajir dong kalau gak diisi"

"Tapi di kontrakin kan bisa" kata Viola.

"Ya kita lihat saja lah, kalau aku sih lebih mau tinggal dirumah kamu aja. Yang udah ada, daripada harus beli lagi kan keluarin uang lagi mending uangnya ditabung" kata Randy.

Seketika Viola menatap tajam ke arah Randy, Randy pun menyadari jika dari percakapan mereka bahwa Viola tak suka.

"Yaudah lah bahas rumah nya nanti aja. Daripada kita berantem masalah ini" ucap Randy tersenyum menatap wajah Viola yang terlihat tak senang.

"Kamu marah ya?" Tanya Randy sekali lagi.

"Gak sih, yasudah atur aja" kata Viola yang akhirnya pasrah.

Terpopuler

Comments

Pena Hitam

Pena Hitam

hahahhah.. viola ngelawak

2023-03-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!