"Assalamualaikum papi mami," ucap salam Vera saat baru memasuki rumahnya.
"Waalaikum salam anak cantik papi, kok baru pulang dari mana aja hmm?" balas papi Vera yang bernama Vero.
"Ada deh, namanya juga anak muda pasti ya jalan jalan dong Pi," balas Vera dan langsung menyalami papinya.
"Oh iya Pi, mami kemana kok gak ada?" lanjut Vera bertanya keberadaan maminya karena dia tidak melihat maminya ada di sana.
"Mami kamu lagi ada di dapur buat minum untuk papi," jawab papi Vero.
"Ooh gitu, ya udah Vera ke kamar dulu ya pi mau mandi,"
"Iya sana mandi cepat, keburu sore nanti," balas papi Vero.
Vera pun langsung pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri, mungkin nanti Vera akan berendam dengan air hangat sebentar untuk menyegarkan pikirannya.
...**...
Sementara itu, di sebuah kontrakan kecil terlihat seorang pemuda tengah menghitung uang receh hasil kerja dia satu hari ini.
"Sembilan puluh sembilan ribu, seratus ribu, Alhamdulillah penghasilan hari ini lebih banyak dari yang kemarin, semoga dengan ini nanti aku bisa membuka usaha kecil kecilan agar aku tidak mengamen di taman lagi," ucap syukur pemuda itu karena mendapatkan hasil yang banyak dari pada kemarin.
Dia adalah Roman Abramovich, pemuda yang kesehariannya bekerja sebagai badut di taman kota.
Sebenarnya Roman itu lulusan sarjana, tapi karena sulitnya mencari pekerjaan jadi Roman memutuskan untuk ngamen dengan menjadi badut di taman kota, dan nanti penghasilannya akan dia tabung untuk dia membuka usahanya sendiri.
Jika kalian bertanya kemana kedua orang tua Roman, maka Roman akan menjawab Ronan juga tidak tahu.
Sedari kecil dia hidup di panti asuhan dan saat lulus SMA barulah Roman keluar dari panti dan memutuskan untuk hidup seorang diri.
Pemilik panti hanya bilang kalau mereka menemukan Roman di depan panti dengan keadaan terbungkus kardus dan ada secarik kertas yang bertuliskan nama Roman yang sekarang ini.
Roman Abramovich, dari namanya saja sudah sekeren itu, tapi entah di mana kedua orang tua Roman kenapa tidak mencari Roman sampai Roman sudah dewasa seperti ini.
Sebaiknya aku harus segera mandi dan langsung sholat, ini sudah hampir jam lima sore nanti keburu waktu ashar habis," monolog Roman dan langsung beranjak membawa uang hasil dia mengamen hari ini untuk dia simpan di dalam lemari plastik miliknya.
...**...
"Kira kira siapa ya yang ada di dalam kostum badut itu, apakah dia orang tua atau dia masih anak muda, tapi dari cara dia bicara sepertinya dia anak muda deh," gumam Vera yang tengah kepikiran dengan seseorang yang ada di balik kostum badut di taman tadi.
Setelah kejadian di taman kota tadi, Vera bukannya kepikiran dengan Bayu yang selingkuh darinya, tapi Vera malah memikirkan badut taman tadi yang menurut Vera adalah orang yang baik dan tulus.
"Pokoknya besok aku harus menyempatkan waktu buat datang ke taman itu lagi, ayo yakin pasti badut itu besok akan ada di sana," putus Vera.
Setelah memutuskan itu Vera pun langsung mengubah posisi tidurannya agar lebih nyaman dan segera tidur karena besok dia harus bekerja.
Di saat Vera yang tengah sibuk memikirkan badut taman, maka lain halnya dengan Roman yang masih berjalan di trotoar di malam hari.
"Kenapa warung pada tutup sih, gak tahu apa kalau aku sedang kelaparan, mana mie instan di dapur lagi abis," gerutu Roman karena tidak menemukan ada warung makan yang buka.
"Padahal ini masih jam sembilan malam lho, tapi kenapa warung warung dah pada tutup, mana yang buka tinggal cafe cafe elit aja lagi, mana tega aku membelanjakan uang hasil kerja keras ku ke sana, lebih baik aku tabung lah," lanjutnya sambil menatap keadaan sekitar yang hanya ada cafe-cafe yang masih buka, sedangkan warung makan di pinggir jalan sudah pada tutup.
Tadi sehabis sholat isya' Roman langsung ketiduran dan bangun bangun di saat perutnya sudah keroncongan.
Entah kebetulan atau apa, mie instan yang biasanya selalu tersedia di dapur kosan itu ternyata habis, alhasil Roman memutuskan untuk mencari makan di luar sekaligus jalan jalan.
Bukannya menemukan warung makan pinggir jalan, yang ada Roman malah menemukan cafe cafe besar yang masih buka.
"Apes banget sih, mana minimarket juga jauh banget lagi dari sini," gerutu Roman karena ingin membeli mie instan lagi juga posisi minimarket nya juga jauh.
"Tolong tolong...."
Di saat Roman tengah kesal karena belum mendapatkan makanan, tiba tiba dia mendengar suara seseorang meminta tolong.
"Kenapa orang itu, wah seperti itu jambret." Roman pun langsung berlari menghampiri seorang ibu ibu sosialita yang ingin di jambret di jalanan yang agak gelap.
"Woy lepasin ibu itu," teriak Roman kepada dua jambret yang ingin mengambil tas serta mobil ibu itu.
"Wah ada pahlawan kesiangan di sini," ucap salah satu dari kedua jambret itu.
"Ini sudah malam bos bukan siang," sahut temannya yang satu lagi.
"Oh iya, berarti pahlawan kemalaman ya?" balas orang yang bicara kepada Roman tadi yang sepertinya itu adalah bos dalam jambret itu.
"Ehh tapi kok agak aneh ya bos kedengarannya," balas temannya.
"Aah, kenapa jadi ngomongin malam siang sih," balas bos jambret saat menyadari ketololan anak buahnya.
"Kyak...."
Bug bug bug.
Roman yang tak ingin membuang waktu pun memanfaatkan situasi yang ada, dia langsung memberikan pukulan serta bogeman kepada kedua jambret itu.
Dan adu jotos pun terjadi, Roman yang memang dulunya waktu sekolah SMA mengikuti ekskul karate pun dengan mudah mengalahkan kedua jambret itu hingga kedua jambret itu lari kebirit birit menaiki motor mereka.
"Ibu gak papa kan?" tanya Roman kepada ibu ibu yang sudah dia tolong tadi.
"Terimakasih ya nak kamu sudah menolong saya, saya tidak tahu kalau tidak ada kamu tadi pasti semua harta saya akan di ambil oleh mereka berdua," balas ibu itu mengucapkan terimakasih kepada Roman.
"Lain kali kalau malam malam seperti ini ibu jangan keluar sendiri, agak rawan soalnya jaman sekarang," balas Roman memberikan pesan agar ibu itu tidak keluar sendirian lagi, apalagi ini dalam keadaan malam hari.
"Iya nak, saya tadi habis pulang arisan dan kebetulan pulangnya kemalaman, trus saya juga gak tahu kalau ternyata ada yang mengikuti saya dari tadi," balas ibu itu.
Kruyuk kruyuk.
Suara cacing cacing yang ada di perut Roman berbunyi, Roman merasa sangat malu karena sudah ketahuan oleh ibu itu kalau dia sedang kelaparan.
"Kamu belum makan ya, kebetulan kalau begitu ayo saya traktir kamu makan sebagai tanda terimakasih saya karena kamu sudah menolong saya," ajak ibu itu.
"Gak usah bu, saya ikhlas kok menolong ibu," tolak Roman tidak enak.
"Udah ayo kita makan di sana, kebetulan saya juga belum makan," ajak ibu itu memaksa Roman.
Akhirnya Roman pun mengalah, toh dia juga sudah kelaparan, mungkin ini memang rezeki yang Allah berikan kepadanya di saat dia kelaparan seperti ini.
Sebelum masuk ke dalam cafe, ibu itu terlebih dahulu memakirkan mobilnya di tempat parkir dan setelah itu dia mengajak Roman untuk masuk ke dalam cafe.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments