"Oh iya kita belum kenalan, nama kamu siapa kalau nama saya Nina," tanya orang yang Roman tolong tadi, dia mengajak Roman berkenalan.
"Ah iya nama aku Roman Bu," balas Roman.
"Roman, seperti nama... ah mana mungkin, nama Roman bukan hanya satu di dunia ini," batin Nina.
"Bu," pangil Roman karena Nina malah melamun.
"Ah iya maaf tadi saya hanya kepikiran sesuatu saja,"
"Oh iya jangan panggil saya ibu, pangil Tante saja biar enak di dengar," lanjut Nina.
"Ah iya Tante Nina," balas Roman agak kaku.
"Kamu masih kuliah atau kerja?" tanya Nina.
"Alhamdulillah saya sudah bekerja Tan," jawab Roman.
"Oh ya, kerja di mana?" balas Tante Nina bertanya.
"Di taman," jawab Roman jujur.
"Hah, di taman? Kerja sebagai apa di taman?" tanya Tante Nina yang sangat penasaran dengan kehidupan Roman.
"Sebagai badut,"
"Hah badut, kamu gak becanda kan?" tak percaya Tante Nina.
"Iya saya bekerja sebagai badut taman menghibur anak anak kecil," jelas Roman dengan jujur.
"Kamu tampan loh, kenapa gak cari pekerjaan yang lain aja?"
"Cari kerja sekarang susah Tan, dulu aku sudah mencari pekerjaan kesana kesini tapi belum dapat juga, alhasil karena aku butuh makan dan minum ya memilih menjadi badut taman aja yang penting halal," balas Roman.
"Emang kedua orang tua kamu bekerja sebagai apa?" tanya Tante Nina lagi.
Tante Nina merasa kasian dengan Roman, apalagi saat Roman bilang kalau dia butuh makan dan minum pasti hidup dia sangatlah susah, batin Tante Nina.
"Enggak tahu, sedari kecil aku hidup di panti dan setelah dewasa ini aku memutuskan untuk hidup sendiri karena gak enak terus terusan merepotkan orang orang di panti," jawab Roman.
"Di panti," batin Tante Nina lagi.
"Emm... bagaimana kalau kamu ikut kerja saya saja, kamu nanti bisa menjadi sopir keluarga saya," tawar Tante Nina.
"Emm... maaf Bu, aku gak enak, aku juga sudah nyaman kok dengan menjadi badut," tolak Roman dengan halus.
Roman tidak enak karena pasti Tante Nina menawarkan pekerjaan kepadanya karena kasian dengan dirinya.
"Nanti kamu kerjanya gak setiap hari kok, palingan pagi sama sore aja untuk mengantar jemput anak saya sekolah," balas Tante Nina yang terkesan memaksa ingin Roman bekerja dengan dirinya.
"Apakah Tante yakin sama aku, aku takut nanti mengecewakan Tante," balas Roman.
"Takut kecewa kenapa sih, orang kamu juga tadi sangat jago ilmu bela diri kok, jadi saya yakin kalau kamu pasti bisa menjaga anak saya nanti,"
"Baiklah kalau Tante bilang seperti itu, tapi aku kapan mulai bekerjanya Tan?" tanya Roman yang akhirnya menerima tawaran Tante Nina.
"Nah gitu dong, kamu bisa mulai bekerja besok, tapi untuk besok saya minta kamu bekerja satu hari full ya, untuk masa masa pengenalan kamu, tapi untuk hari selanjutnya kamu sudah bisa sambil menjadi badut kok," jelas Tante Nina.
"Baik Tan aku mau," balas Roman.
"Ya sudah, ini kartu alamat saya besok pagi kamu langsung datang saja ke rumah saya."Tante Nina memberikan kartu namanya kepada Roman.
"Iya Tan besok pagi saya akan datang ke rumah Tante," balas Roman dan menyimpan kartu nama itu.
Tak lama setelah itu makanan yang mereka pesan pun datang, mereka berdua pun makan dengan roman yang sangat lahap memakan makanannya karena memang dia jug sudah sangat kelaparan, selain itu juga dia tidak pernah makan makanan enak seperti ini.
Tante Nina yang memperhatikan itupun hanya tersenyum saja, dia memaklumi hal itu.
...**...
Malam pun berganti pagi, Vera dengan semangat menyambut hari ini karena dia ingin segera cepat cepat menemui badut taman yang menarik perhatiannya sedari kemaren.
"Selamat pagi mami papi," ucap Vera kepada kedua orang tuanya yang sudah berada di meja makan.
"Selamat pagi juga sayang, ayo sini cepat makan, biar nanti kamu gak kejebak macet," balas mami Vera yang bernama Ratih.
"Iya mi," balas Vera.
"Pi nanti waktu jam makan siang Vera izin telat ya kembalinya, soalnya Vera ada urusan di luar sebentar," ucap Vera meminta izin kepada papi Vero.
"Kamu ini kebiasaan deh, itu juga perusahaan punya kamu jadi kamu gak perlu repot-repot minta izin segala sama papi," balas papi Vero.
"Iih tapi kan Vera di kantor hanya sebagai sekertaris pi bukan pemilik perusahaan, lagian juga orang orang kantor tidak tahu kalau Vera anak papi," balas Vera.
"Ya itu salah kamu sendiri, lagian kenapa sih kamu gak mau orang orang kantor tahu kalau kamu itu anak papi?" heran papi Vero dengan kelakuan anaknya.
"Kan Vera udah bilang sama papi kalau Vera mau naik jabatan dengan prestasi Vera sendiri bukan karena Vera pemilik perusahaan, lagian Vera juga ingin belajar dari nol," balas Vera.
"Iya dah terserah anak papi aja, tapi nanti kalau kamu mau papi publish kamu bilang sama papi ya,"
"Siap papi sayang," balas Vera sambil tangannya hormat kepada papi Vero.
"Udah udah kalian ini bukannya cepat makan malah ngobrol di sini, ayo cepat makan nanti keburu kesiangan jalannya macet," tegur mami Ratih membuat kedua orang yang tadi mengobrol itu seketika diam dan menjalankan perintah nyonya besar.
...**...
Sementara itu, di tempat Roman dia sudah berada di depan pintu gerbang yang menjulang tinggi di hadapannya.
Dengan memakai kaos polos putih di lapisi kemeja kotak kotak serta memakai celana jens hitam dan tak lupa Roman juga memakai sepatu warna putih membuat ketampanan Roman terlihat berkali kali lipat lebih tampan, bahkan mungkin orang orang yang melihat Roman tidak akan menyangka kalau Roman itu adalah badut taman kota.
Roman segera memencet bel yang ada di sana dan salah seorang satpam yang berjaga langsung menghampiri Roman.
"Ada yang bisa saya bantu mas?" tanya satpam itu kepada Roman.
"Apa benar ibu rumah Tante Nina Alexandra?" tanya Roman kepada satpam itu.
"Iya benar, ada perlu apa ya?" tanya satpam itu lagi.
"Perkenalkan saya Roman, kemaren malam saya di suruh Tante Nina datang ke alamat ini," sambil menunjukkan kartu nama yang Tante Nina berikan kepadanya kemaren.
"Mari silahkan masuk, ayo ikuti saya masuk," suruh satpam itu agar Roman mengikuti dirinya setelah dia membukakan pintu gerbang untuk Roman masuk.
Roman pun segera masuk dan mengikuti langkah kaki satpam itu, Roman terkagum kagum melihat bangunan megah yang ada di hadapannya, bisa dia tebak sekaya apa pemilik rumah ini.
"Pantesan kemarin mobil Tante Nina bagus, rumahnya aja segede gedung," batin Roman.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments