"Mana ya badutnya kok gak ada?" bingung Vera karena tidak menemukan badut yang dia cari cari.
"Apa jangan jangan badut itu tempatnya pindah pindah ya?"
"Tapi keknya enggak deh, keknya dia cuma berkeliaran di taman ini aja deh,"
"Tapi sudah hampir setengah jam aku di sini kok dia gak ada sih, mana bentar lagi jam kerja masuk lagi,"
Vera terus ngomong tidak jelas sambil matanya terus berkeliling menatap keadaan sekitar siapa tahu nanti dia bisa menemukan badut yang dia cari cari.
Tapi semuanya nihil, sedari tadi matanya menatap ke sekeliling taman dia tidak bisa menemukan badut itu di sana.
"Apa aku tanya orang aja ya?" gumam Vera.
"Iya aku harus bertanya," akhirnya Vera pun memutuskan untuk menghampiri sekumpulan ibu ibu yang tengah menemani buah hati mereka main.
"Permisi Bu, bolehkah saya numpang tanya?" ucap Vera meminta izin kepada ibu ibu itu.
"Iya mbak silahkan mau tanya apa?" balas salah satu dari mereka.
"Emm ini badutnya yang biasa ada di taman kok gak ada ya, apa ibu ibu tahu kemana badut itu pergi?" tanya Vera.
"Ooh om badut ya mbak, kayaknya sih dia gak datang ke sini soalnya sedari tadi saya menemani anak saya di sini belum melihat kedatangannya, biasanya sih dia akan langsung mendatangi kami kalau kami sedang berkumpul seperti ini, tapi sedari tadi kita kumpul om badutnya gak ada di sini," jawab salah satu dari mereka.
"Oooh seperti itu ya, ibu ada yang tahu gak kira kira dia kemana, soalnya saya ada perlu banget sama dia?" tanya Vera.
"Kita gak tahu mbak, jangankan tahu dia di mana wajahnya saja kita tidak tahu kok," balas mereka.
"Seperti itu ya, ya sudah Bu terimakasih ya kalau gitu saya permisi dulu," pamit Vera.
"Iya mbak," balas mereka.
Vera pun langsung pergi dari kumpulan ibu ibu itu, Vera memutuskan untuk berjalan mengelilingi taman itu dulu sebelum nanti dia memutuskan untuk pulang, siapa tahukan nanti ada keajaiban tiba tiba badutnya nongol di hadapannya, pikir Vera.
Sampai pukul satu tepat, itu artinya Vera sudah menghabiskan waktu setengah jam untuk memutari taman tapi dia belum juga menemukan badut itu.
"Sudah satu jam aku di sini tapi dia tidak muncul aja, sebaiknya aku kembali ke perusahaan pasti nanti papi akan mencariku nanti," gumam Vera yang akhirnya menyerah dan memilih untuk kembali ke perusahaan.
...**...
Sementara itu, orang yang tengah Vera cari cari dia tengah menghafalkan jadwal kerjanya untuk mengantarkan Erika sekolah.
"Kalau jadwalnya seperti ini sih aku masih bisa lama jadi badutnya, berarti nanti aku berangkat ke sini langsung bawa kostum, dan setelah mengantarkan Erika aku akan langsung pergi ke taman kota untuk menjadi badut di sana," gumam Roman.
"Gimana udah hafal belum?" tanya Tante Nina yang baru saja datang menghampiri Roman.
"Ehh Tante, udah kok Roman sudah lumayan hafal dengan kegiatan Erika," jawab Roman.
"Saya suka deh dengan kerja kamu yang sangat sat set, saya jadi gak salah pilih sopir untuk Erika," puji Tante Nina karena memang pekerjaan yang Roman lakukan sangat cepat dan tepat waktu.
"Tante bisa aja deh, saya hanya menjalankan tugas saya saja kok Tan," balas Roman malu karena di puji seperti itu.
"Biasa bagiamana, setiap pekerjaan yang saya berikan kamu selalu mengerjakannya dengan cepat, saya sampai salut sama kamu," balas Tante Nina.
"Oh iya kamu udah makan siang belum, kalau belum sana makan siang dulu," suruh Tante Nina.
"Udah kok Tan, tadi aku makan siang sama yang lainnya di belakang," balas Roman.
"Saya yakin deh, pasti orang tua kamu akan menyesal karena sudah meninggal anak sehebat kamu di panti asuhan," ucap Tante Nina tiba tiba sehingga membuat Roman langsung menatap ke arah Tante Nina.
"Kamu jangan sedih ya, buktikan sama mereka kalau kamu bisa menjadi orang yang hebat meskipun tanpa ada mereka di tumbuh kembang kamu," lanjut Tante Nina.
"Saran Tante, nanti saat kamu sudah mendapatkan gaji lebih baik uang nya kamu simpan, katanya kamu ingin buat usaha kecil-kecilan kan," lanjut Tante Nina lagi memberikan pesan kepada Roman.
"Iya Tan itu juga sudah menjadi kebiasaan roman kok, biasanya juga Roman selalu seperti itu ketika mendapatkan penghasilan dari menjadi badut taman," balas Roman.
"Bagus kalau begitu, Tante doakan semoga kamu bisa menjadi orang yang sukses kelak agar kamu bisa mencari kedua orang tua kamu kalau kamu ingin bertemu mereka," balas Tante Nina.
"Terimakasih Tante dan keluarga Tante sudah baik sama Roman, Roman janji akan berusaha melakukan yang terbaik ketika bekerja,"
"Iya nak, Tante percaya itu," balas Tante Nina.
...**...
Hari pun berganti, setelah mengantarkan Erika pergi ke sekolah Roman langsung pergi menuju taman kota, sampai di sana dia langsung memakai kostum badut yang biasa dia kenakan untuk menghibur anak anak yang sedang bermain di sana.
"Yeee om badut datang," sorak anak anak yang melihat kedatangan Roman.
"Halo anak anak cantik dan ganteng, pasti kalian kangen ya sama Om badut karena kemaren gak datang ke sini," ucap Roman kepada anak anak yang ada di taman.
"Iya om... kita kangen sama Om badut karena tidak ada yang menghibur kami di saat kami sedih selain om badut," balas salah satu dari anak anak itu.
"Ya udah sebagai gantinya bagaimana kalau kita main aja, siapa nanti yang bisa menangkap om badut duluan dia akan mendapatkan hadiah dari Om badutm" Roman mengajak anak anak itu untuk bermain kejar kejaran, nanti siapa yang berhasil menangkap dia duluan maka dia akan memberikan hadiah kepada mereka.
"Gimana mau gak?" tanya Om badu"Iya om kita mau...." balas anak anak kecil itu.
"Oke langsung kita hitung mundur mulai dari tiga, dua, sa...." Roman mengantung ucapannya.
"Satu...." lanjut Roman dan langsung berlari menjauhi mereka.
Dan mereka pun langsung mengejar Roman, Roman yang memakai kostum badut pun tidak bisa berlari kencang, jadi dengan mudah anak anak itu menangkap dirinya.
"Yee kena...." sorak beberapa anak yang berhasil menangkap Roman.
"Yah aku kena deh," ucap Roman pura pura bersedih karena sudah tertangkap.
"Ya sudah, karena kalian semua berhasil menangkap om badut bersama sama, maka hadiahnya harus kita bagi sama rata ya biar gak ada yang iri," ucap Roman mengeluarkan beberapa permen pentol dari saku kostumnya yang ada di bagian perutnya.
"Ada yang mau?" tanya Roman menggangkat tinggi tinggi satu permen pentol di tangannya.
"Aku, aku aku...." teriak anak anak kecil itu untuk mengantri ingin mendapatkan permen dari Roman.
Dengan sabar Roman memberikan satu persatu permen kepada anak anak itu dengan sama rata sehingga tidak ada yang iri satu sama lain.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments