04. Dipecat

Zahira mulai membuka matanya, menatap sekeliling dan terakhir menatap sang dokter yang menulis resep vitamin yang dibutuhkan untuk kesehatan kandungannya.

"Apa yang terjadi padaku?" tanya Zahira dengan bingung.

Dimas hanya menunduk. Rasa kecewa yang Dimas rasakan seakan tidak bisa ditutupi dihadapan Zahira.

"Ini resep Vitamin khusus ibu hamil silahkan ditebus agar kandungan Nona Zahira tetap sehat." dokter tersebut menyodorkan sebuah resep pada Dimas.

Dimas menatap nanar pada selembar kertas yang ia terima itu, lalu menatap Zahira dengan lekat.

"Aku sangat kecewa sama kamu Ra, sama sekali tidak menyangka kau sampai sejauh ini. Katakan padaku Ra anak siapa yang kamu kandung saat ini?"

Zahira hanya memalingkan wajahnya kearah lain dan sama sakali tidak berniat untuk menjawab pertanyaan Dimas.

"Jadi, aku hamil." Zahira tersenyum kecut mendapati nasib buruknya saat ini.

Gadis malang itu menunduk saat air matanya mulai menetes lalu mengusapnya dengan kasar.

Entah kemana ia harus mencari sosok lelaki yang bernama Kenzo itu. Hancur sudah harapan dan masa depannya hanya karna kesalahan satu malam bersama lelaki yang menyebut dirinya dengan nama Kenzo Rahardian.

Zahira  menegakkan kembali pandangannya.

"Tidak!, ini bukan sepenuhnya kesalahannya. Harusnya aku menolaknya malam itu. Tapi aku pun ikut terbuai dan menikmatinya. Tidak ada yang harus disalahkan. Aku harus bisa melalui semua ini tanpa melibatkan seseorang yang bahkan aku sendiri sama sekali tidak tahu entah ada dimana saat ini!"  Zahira terus berbicara dalam hati.

"Zahira, saya selaku pimpinan disini meminta maaf karna saya tidak bisa terus mempekerjakan dirimu disini."

"Iya pak, saya akan segera keluar dari sini. Maaf jika saya membuat aib dalam perusahaan ini, saya permisi!" Zahira bangkit dari pembaringannya lalu berjalan keluar meninggalkan ruangan sang manager.

Berjalan lemah, dengan pandangan para karyawan dan staff lain yang menatap dengan tatapan yang tak bisa di artikan

Namun Zahira sadar bahwa hidup tidak akan berhenti sampai disini. Walau Zahira meratap sekalipun.

Ujian datang untuk dilalui bukan untuk dihindari. Zahira terus berjalan ke depan tanpa sedikitpun menoleh kebelakang, karna ia sadar saat ini tak ada seorangpun yang sudi walau hanya sekedar untuk menghentikan langkahnya apa lagi memberinya semangat.

Gadis itu meraba perutnya sendiri yang masih rata. Ya, hanya dialah satu-satunya yang dia punya. Janin yang kini bersemayam didalam rahimnya.

"Sayang, tumbuhlah dengan sehat diperut mama ya. Mama akan berusaha sekuat mungkin untuk menjaga dan melindungi mu sampai kamu lahir ke dunia ini dan menjadi teman hidup mama." Zahira terus berbicara sendiri, mengelus perutnya yang masih rata.

Zahira tiba di kostnya. Hari ini ia akan pergi dan menjauh dari orang-orang yang mengenalnya.

Membuka laci lemari kecilnya menatap nanar pada tumpukan uang yang ia berada didalam sana.

"Inikah alasan Kenzo meninggalkan uang begitu banyak untukku. Karna dia sudah tahu resiko yang akan aku tanggung dalam percintaan malam itu."

Hufft

Zahira menghembuskan napas kasar.

"Baiklah, aku akan memanfaatkan uang ini sebaik mungkin agar aku bisa terus menghidupi diriku dan anak yang ada didalam rahimku ini."

Zahira kembali mengemasi semua barang miliknya dan pergi meninggalkan kostnya yang baru 4 hari yang lalu ia lunasi sewanya.

Zahira berharap kepergiannya kali ini benar-benar bisa menjauh dari orang-orang yang ia kenal. Dia harus benar-benar pergi jauh dari jangkauan siapapun.

Kini Zahira telah tiba di sebuah kota kecil. Dengan kehidupan baru dan motivasi baru.

Berbekal uang yang ditinggalkan Kenzo malam itu Zahira berniat merintis usaha kecil di kota kecil itu.

Ia akan membeli seperangkat mesin penjahit baju.

Akan belajar menjahit baju dari hasil desainnya sendiri dan berniat memasarkannya secara online.

Karna hanya itulah keahlian yang Zahira punya saat dulu tinggal di panti asuhan, yaitu menjahit.

* * *

Seminggu sudah berlalu, sejak kejadian Zahira dipecat dari pekerjaannya.

Kesibukannya karna sang papa yang sedang dirawat di rumah sakit, membuat Kenzo tidak bisa menemui Zahira saat itu.

Betapa kecewanya Kenzo saat mendapat kabar bahwa Zahira telah dipecat karena hamil diluar nikah dan Kenzo yakin itu adalah anaknya.

Hasil percintaannya malam itu.

"Bagaimana  Teo? apakah sudah ada titik terang tentang keberadaan Zahira?" tanya Kenzo dengan nada kecewanya.

"Belum Tuan, hampir seluruh kota kami datangi tapi tak sedikitpun saya mendapatkan berita mengenai keberadaan Nona Zahira."

"Wanita itu mengandung anakku, dan aku sama sekali tak bisa menemukannya. Jika sampai terjadi apa-apa pada anakku, aku tidak akan mengampuni mu Zahira!"

Beberapa hari setelah kepergian Zahira karna pemecatan yang dilakukan oleh manajer produksi.

Kenzo terus mencari keberadaan wanitanya yang bernama Zahira, dan selama itu pula kehidupan seorang Kenzo Rahardian berubah seratus delapan derajat.

Kenzo yang selama ini setiap malamnya tidak pernah lepas dari para wanita yang selalu menghangatkan ranjangnya tiba tiba saja berubah. Tak ada lagi wanita panggilan dan tak ada lagi club malam yang selalu Kenzo datangi.

Kenzo hanya menghabiskan waktunya untuk menenggak  minuman didalam ruangan kerjanya saat ingin melupakan rasa kecewanya karna kehilangan wanita yang telah memberikan kehormatannya malam itu padanya.

Semenjak pertemuannya dengan Zahira malam itu, lelaki yang bernama Kenzo itu tidak lagi tertarik dengan wanita manapun. Yang ada dipikiran dan hatinya hingga saat ini hanyalah Zahira. Wanita sederhana itu benar - benar telah memporak porandakan hati seorang Kenzo Rahardian.

"Zahira Khaira Najwa, kenapa kau menyiksaku seperti ini!" teriakan Kenzo menggema di seluruh ruangan. "Kemana kau bawa anakku pergi?!" tangannya terkepal erat di atas meja.

Berkas yang telah tertumpuk rapi itupun berserakan memenuhi seluruh ruangannya.

"Pecat manajer produksi itu, katakan padanya, dia hanya bisa kembali bekerja disini jika Zahira sudah ditemukan!" titahnya pada Teo.

Teo dengan segera menekan tombol yang terhubung langsung dengan ruangan Bima manajer produksi yang telah memecat Zahira sehingga membuat Kenzo kehilangan jejaknya.

"Apa siang ini ada jadwal pertemuan ?" tanyanya kemudian.

"Sore nanti Tuan, siang ini waktu anda kosong."

"Ambilkan aku sebotol wine, cepat!"

Dengan segera Teo mengambilkan minuman yang diminta oleh Tuan Presdirnya.

Dan begitulah setiap harinya, jika dirasa pikirannya mulai kacau hanya sebuah minuman yang menjadi penenang untuknya

Lelaki terus meneguk minuman itu hingga tak sadarkan diri bahkan terus meracau tentang gadis yang ia renggut mahkota paling berharganya itu.

"Zahira, kemana kau membawa anakku!" teriakan terakhirnya sebelum akhirnya hening tak ada lagi suara yang terdengar dari mulut lelaki sebagai tanda jika lelaki itu sudah tak sadarkan diri.

Teo menatap Iba pada sang presdir yang nyatanya kini bisa hancur karna seorang wanita sederhana yang dikencaninya malam itu.

Terpopuler

Comments

al-del

al-del

biar aku yang kasih semangat....

semangat 👏
nasi sudah menjadi bubur, ya sudah di nikmati aja😅

2023-03-28

0

nisa

nisa

tuh kan mabok

2023-03-25

0

nisa

nisa

never give up Zahira

2023-03-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!