Setelah Romi berada di rumah,tetapi Naina sama sekali tidak di perbolehkan untuk menunjukkan diri di hadapan suaminya. Meskipun setiap hari semua keperluan ia yang menyiapkan .
Naina sedang berada di belakang rumah,yaitu mengerjakan semua pekerjaan yang seharusnya di kerjakan oleh asisten rumah tangga. Jika saja ibu mertua nya mempunyai belas kasihan maka tidak ada melakukan ini, secara ia baru saja keguguran.
"Naina..."teriak ibu mertua sambil melemparkan gelas ke arah menantunya yang sedang menjemur pakaian, dan gelas itu berhasil mendarat di kepala.
" Sakit, Bu... tidak bisa kah kalau butuh sesuatu nggak pakai kekerasan "ucap Naina dalam batin sambil mengusap bagian kepala yang terkena gelas,ia langsung menoleh ke arah sang mertua.
Rasti berdiri sambil berkacak pinggang, dan memberi isyarat terhadap menantunya untuk melihat meja makan.
Dengan perlahan Naina melangkahkan kakinya untuk segera menuju tempat yang di tunjuk mertua nya. Rasti pun berjalan di belakang Naina dan mengambil telor dasar yang sudah tersedia di meja untuk sarapan pagi.
" Saya minta telor mata sapi kenapa di buat seperti ini, dasar tidak becus apapun"kata Rasti sambil melemparkan telor dadar ke wajah Naina.
Naina mengusap wajahnya yang di penuhi minyak dari telor tersebut,bahkan rasa pedih di mata mulai terasa sebab dadar telur itu menggunakan irisan cabai. Lalu di pungut kembali masakannya itu yang sudah tercecer di lantai. "Semua yang ku kerjakan selalu salah di mata mu, Bu..." Naina membatin.
"Siapkan kembali sarapan nya, jangan lupa untuk Romi dan juga Rini" Rasti berkata sambil menaruh catatan menu sarapan di atas meja, lalu pergi meninggalkan Naina yang masih mematung. Tidak seharusnya ibu mertuanya melakukan ini, andai saja Naina tidak mempunyai kekurangan apakah akan di perlakuan seperti ini?
Naina meraih kertas yang ada di meja dengan perlahan lalu di baca dengan seksama ia takut terjadi kesalahan lagi, jika itu terjadi sudah pasti akan ada kekerasan yang di terima nya.
Setelah mengerti dari semua perintah ibu mertua, ia mulai menyiapkan kembali untuk sarapan. Tangan nya yang ringkih mengambil satu persatu bahan masakan yang akan di siapkan, seharusnya ia istirahat tetapi baginya tidak ada hari-hari yang bisa di gunakan untuk istirahat. Bahkan malam hari juga masih di gunakan untuk menyelesaikan pekerjaan rumah.
Waktu bergulir begitu cepat setengah hari sudah Naina habiskan untuk menyiapkan menu sarapan yang sebentar lagi akan makan siang, sudah pasti banyak permintaan dari ibu mertua dan juga kakak iparnya. Pekerjaan rumah sudah selesai waktunya Naina merebahkan tubuh nya, dari subuh sampai matahari tinggi belum juga berhenti tangan dan kakinya di gunakan untuk bekerja.
Naina sudah berada di dalam kamar yang berukuran 2 kali 2,sempit memang tetapi apalah daya hanya itu yang bisa di tempati. Baginya sudah cukup untuk beristirahat, ia merebahkan tubuh nya di atas kasur yang sudah lusuh bahkan jika di bilang layak. Sangat jauh dari kata layak, tetapi ia menikmati itu semua.
"Akhirnya bisa rebahan juga, saatnya untuk tertidur sejenak sebelum panggilan darurat datang" Naina membatin sambil memejamkan matanya dengan perlahan, dengan tertidur ia berharap bisa melupakan kesedihan nya walaupun hanya sesaat.
Romi yang merasa jenuh di kamarnya, meminta sang Mama untuk membawa dirinya keluar. Dan Rasti mengikuti permintaan sang anak untuk mencari udara segar, Rasti mendorong kursi roda untuk pergi ke taman belakang di sanah bisa menyaksikan dingin nya udara di siang hari. Di saat melewati kamar asisten rumah tangga Romi merasakan kehadiran sang istri.
"Ma... ko baunya seperti parfum milik Naina, apa dia sudah pulang? " tanya Romi terhadap sang Mama.
"Mungkin kamu salah, di sini kan tempat nya setrika baju mungkin dari pengharum yang biasa di gunakan untuk menyetrika" dusta Rasti.
"Coba cari tahu ke teman-teman Naina, sekarang ada di mana? kalau dia kenapa-kenapa nanti Romi yang merasa bersalah" ucap Romi dengan penuh permohonan, andaikan ia mampu melihat sudah pasti yang pertama di lakukan saat pulang dari Rumah sakit yaitu mencari keberadaan sang istri. Tetapi apalah daya dengan keterbatasan yang ada, ia hanya mampu meminta belas kasihan dari sang Mama.Akan tetapi dengan kekurangan sang anak di manfaatkan olehnya untuk menyingkirkan Naina dari kehidupan Romi.
"Nggak usah mencarinya lagi untuk apa? kalau saja dia istri yang baik sudah pasti sekarang saat ini nemenin kamu, jadi untuk apa mikirin orang yang nggak perduli...buang-buang waktu" kata Rasti dengan nada bicara yang judes.
Setelah beberapa menit mereka sudah berada di taman belakang, lalu Romi turun dari kursi roda berkat bantuan dari sang Mama. Ia duduk di salah satu tempat yang biasa ia gunakan bersama sang istri, tetapi kali ini Romi hanya duduk termenung seorang diri di dalam kegelapan namun di siang hari.
"Tunggu di sini, Mama ambil minuman kesukaan kamu dulu! " kata Rasti lalu meninggalkan Romi.
Rasti sudah berada di dapur tetapi ia tidak menemukan Naina berada di sana, lalu mencarinya ke istana ternyaman bagi Naina. Rasti menendang pintu kamar hingga menjadikan Naina terlonjak kaget, saking terkejutnya dengan sura keras di telinga nya ia yang sedang berada dunia mimpi hancur sudah mimpinya saat Rasti datang, memang mertua ini lebih tepat jika di sebut Mertua rasa cabai rawit pedas dan perih.
"Bangun kamu, bukan waktunya tidur di jam segini" kata Rasti sambil menguyur Naina dengan segelas air, padahal Naina sudah bangun karena suara keras yang di ciptakan dari tendangan mertua nya. Hanya saja nyawanya belum terkumpul sempurna, Naina bangkit sambil mengusap wajahnya yang basah.
"Siapkan minuman kesukaan Romi, lalu bawa ke taman belakang dan cemilan nya juga" kata Rasti dengan menggunakan bahasa isyarat.
Naina mengangguk lalu berjalan menuju dapur dan membuat minuman kesukaan sang suami, meskipun tidak mampu mengatakan bahwa ia ada di dekat nya tetapi sudah cukup bagi Naina asal tidak di usir dari rumah ini. Ini sebagai bukti cinta Naina untuk suami, ia sudah yakin bahwa suatu saat Romi akan tahu bahwa yang selama ini merawat nya yaitu Naina.
Dengan penuh semangat ia menyiapkan minuman untuk sang suami, setelah siap lalu di bawanya ke belakang dan memberikan gelas terhadap sang mertua yang duduk di samping Romi.
"Ini minum dulu pasti suka" kata Rasti sambil memberikan minuman itu terhadap Romi.
Setelah beberapa saat Romi meminumnya lalu berkata "Setiap hari makanan dan minuman rasanya sama seperti yang selalu di siapkan oleh Naina"
"Astaga sudah buta juga masih mengenali rasa dari masakan atau minum yang di buat, perempuan pembawa sial itu" Rasti merasa geram dengan perkataan Romi, tetapi ia hanya mampu berbicara dalam batin agar sang anak tidak mencurigai nya.
"Aku ada di sini, Mas... setiap hari selalu berusaha bertahan dari siksaan ibu dan kakak itu semua demi kamu" Naina membatin saat melihat sang suami meminum minuman hasil buatan nya.
Sepasang suami istri yang berdekatan tetapi seperti berada di dunia lain, saling merindukan tetapi terhalang tembok baja di antara mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Winsulistyowati
Duuuh..Kasihan Thor.ibu mertua jahat n sadis..
2023-06-06
2
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
ko ada yah orang kt bu radti da kk rini
2023-05-15
2
🍌 ᷢ ͩ𒈒⃟ʟʙᴄ 🇦 🇷 🇦
kalau tidak becus ibu aja yg ngerjain sendiri jgn bisa nya nyuruh Naina terus🙄
2023-05-09
3