Naina sedang duduk termenung di sebuah halte, setelah ia keluar dari rumah sakit. Ia menunggu angkutan umum yang akan mengantarkan nya ke tempat tujuan. Tiba-tiba sebuah mobil mewah berhenti tepat di depan nya. Lalu, perhatian Naina tertuju pada orang yang keluar dari kendaraan tersebut.
“Hai! Naina, kan?” tanya orang itu dengan ramah, Adam langsung mengulurkan tangan nya. Lalu di sambut hangat oleh Naina
Adam sudah mampu berbicara bersama Naina dengan menggunakan bahasa isyarat, sebab Adam dan juga Naina sudah kenal sejak lama.
Adam mengajak Naina untuk ikut bersama nya, dan akan mengantarkan nya. Naina menolak permintaan Adam, akan tetapi pria itu memaksa nya untuk tetap ikut. Sebab yang ia pikir soal keselamatan sahabat nya itu, hari sudah gelap pertanda tangisan sementara akan segera turun. Mana tega ia membiarkan perempuan seperti Naina yang mempunyai kelebihan seperti itu di biarkan nya di jalan sendiri.
"Ka Adam, jika kamu mengantar ku pulang sudah pasti kakak ipar ku sama Mama mertua akan menyiksaku tanpa ampun" ucap Naina dalam batin.
"Ayolah, mana bisa aku membiarkan mu di sini sendirian" ucap Adam juga dalam hati, sambil menarik tangan perempuan itu. Meskipun Adam berbicara sangat keras sudah pasti Naina juga nggak akan mendengar nya. Makanya Adam menggunakan bahasa tubuh untuk berkomunikasi dengan gadis hebat seperti Naina.
Akhirnya Naina ikut bersama Adam, kebetulan Adam juga tahu di mana Naina tinggal pada saat ini.
Sepanjang perjalanan Adam selalu melirik ke arah Naina, mengapa perempuan itu seperti tertekan dan banyak masalah.
Andai kan Naina bisa berbicara ingin sekali bercerita soal apa yang terjadi dengan hidupnya, bukan maksud untuk membuka aib keluarga. Ia hanya ingin meringankan sedikit beban yang menghimpit tubuhnya, hanya saja tidak ada yang mampu mengeti Naina pada saat ini.
Tetapi pikiran Naina salah, justru Adam sudah mampu membaca apa yang terjadi dengan Naina, tanpa harus mendengar perkataan dari sahabat nya itu. Dari penampilan, wajah kusut sudah bisa di pastikan oleh Adam bahwa perempuan itu tidak sedang baik-baik saja.
"Sungguh malang sekali nasib mu, Na... Kamu perempuan hebat semoga selalu sehat dan tetap sabar menerima ini semu" ucap Adam dalam batin menatap perempuan itu sambil tersenyum, pertanda Adam memberikan semangat untuk Naina dan selalu tersenyum dalam keadaan apapun.
Naina pun membalas senyuman Adam, Ia tahu bahwa sahabat nya itu mengajak untuk selalu tersenyum dalam keadaan apapun.
Perjalanan yang mereka lalui sudah cukup lama, hingga pada akhirnya kendaraan yang mereka tumpangi sudah masuk area perumahan.
Naina meminta Adam untuk menurunkan nya sebelum sampai di rumah, sebab jika orang rumah melihat Naina di antar oleh seorang laki-laki. Sudah bisa di pastikan kekerasan akan di terima Naina.
Adam pun mengerti dari maksud Naina, dan menghentikan kendaraan nya jauh dari rumah Mertua Naina.
"Terimakasih banyak, Ka Adam" ucap Naina dalam batin sambil menundukkan kepala nya, itu lah cara Naina berkomunikasi.
"Sama-sama" jawab Adam sambil tersenyum dan, memberikan isyarat agar perempuan itu tersenyum dan semangat.
Naina turun dari kendaraan milik Adam, dan melanjutkan perjalanan nya sambil menyeret kakinya yang yang terasa sakit, semua itu akibat dari perbuatan ibu mertua nya.
Adam menatap kepergian Naina dengan rasa yang sulit di artikan, adai saja dia bisa bertukar jiwa pasti sudah Adam lakukan. Adam hidup di raga Naina sedangkan Naina hirup di raga milik Adam. Agar tidak ada lagi kesakitan yang di terima oleh Naina, si gadis kecil yang luar biasa.
Setelah beberapa saat akhirnya ia sampai di rumah yang di tuju.
Dengan ragu Naina membuka pintu rumah,lalu melangkah kan kaki dengan penuh hati-hati agar tak menimbulkan suara, jika saja kehadiran nya di rumah di ketahui oleh sang Kaka ipar sudah pasti langsung mendapatkan kekerasan. Baru beberapa langkah sudah terdengar suara yang sudah tidak asing lagi.
"Darimana saja kamu? suami lagi sakit malah kelayapan, emang perempuan nggak tahu di untung. Sudah bagus kamu masih di Terima di rumah ini" kata Rini sambil berkacak pinggang.
"Aku dari rumah sakit, tapi Mama mengusir ku" jawab Naina dalam batin,sambil menggelengkan kepala, sebab dia sudah datang ke Rumah sakit. Akan tetapi di usir oleh sang ibu mertua. Begitu mudahnya air mata Naina untuk keluar hanya dengan satu kali bentakan.
Rini langsung menarik tangan Naina dengan kasar dan mencengkram nya dengan kuat. Sehingga Naina meringis kesakitan, lalu di seret ke rumah bagian belakang di mana terdapat tempat mencuci. Rini memperlakukan Naina bagaikan raga tanpa jiwa, rasa sakit yang di ciptakan ibu mertua belum sembuh. Sudah di tambah lagi oleh kakak iparnya, memang mereka semua sudah tidak memiliki perikemanusiaan.
"Tugas kamu di sini! Jangan pernah mencoba lari dari tanggung jawab" kata Rini sambil menghempaskan tubuh Naina ke tempat pakaian kotor yang berantakan.
Tubuh Naina terjerembab ke dalam keranjang, yang berisi pakaian kotor.
Di saat Rini sedang memaki Naina, terdengar suara ibu mertua yang datang ke rumah.Sambil memanggil nama Naina.
"Naina di mana kamu? " teriak Rasti sang ibu Mertua.
Rini menjawab teriakan sang Mama, yang memberi tahu bahwa mereka ada di belakang. Selang beberapa detik Rasti sudah berdiri tegak di depan Naina yang masih berjongkok.
"Dia kenapa lagi? " tanya Rasti terhadap anaknya, sebab terlihat dengan jelas Rini sangat marah terhadap Naina.
"Dia baru datang, habis keluyuran sampai lupa tugas nya di rumah ini!, baju , piring kotor semua. Malah asik-asik di luar sana" kata Rini sambil menginjak bokong Naina sehingga kepala nya menelusup ke dalam keranjang.
"Aku nggak keluyuran" jawab Naina dalam batin, sambil mengusap air matanya yang sudah mengalir.
"Jangan nangis! Cengeng lu, makanya jangan berani membantah" kata Rini sambil menarik rambut Naina agar bangkit dan berdiri.
Sakit itulah yang di rasakan Naina pada saat ini, tapi dia hanya mampu menangis.
"Cepat kamu persiapkan kebutuhan Romi, sebentar lagi saya akan berangkat lagi ke rumah sakit! " kata Rasti memberi perintah terhadap Naina.
"Aku juga ingin merawat suamiku, Ma" ucap Naina dalam batin, di sertai air mata yang keluar tampa minta ijin terlebih dahulu.
Naina berjalan dengan langkah yang terseok-seok, untuk segera pergi ke kamar suaminya. Sebab setelah Romi kecelakaan dia sudah di usir dari kamar itu dan menempati kamar belakang yang biasa di huni asisten rumah tangga yang bekerja di rumah ini. Dan setelah hari itu juga semua Art yang bekerja di rumah ini di pulangkan oleh Rasti dengan alasan nggak butuh mereka semua, sebab sudah ada Naina.
Setelah cukup lama dan Naina mempersiapkan kebutuhan sang suami, ia berniat untuk pergi ke kamar belakang dan membaringkan tubuhnya sebentar sebab rasa sakit di bagian perut semakin terasa.
Naina kaget dengan darah yang mengalir di kakinya, lalu memegang perut yang semakin sakit. Setelah itu tidak ingat apapun lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
sedih banget nasibmu nai, dirumah suami sendiri dibikin jadi pembentu, semoga akan ada keajaiban
2023-05-15
2
🍌 ᷢ ͩ𒈒⃟ʟʙᴄ 🇦 🇷 🇦
Art di pulangkan malah Naina yg di jadikan pembantu...
2023-05-09
3
🍌 ᷢ ͩ𒈒⃟ʟʙᴄ 🇦 🇷 🇦
orang baru dtang langsung di fitnah, Naina habis dari rumah sakit bukan kelayapan😏
2023-05-09
3