"Loe memperhatikan apa sih, Lang?? jangan bilang lagi mengawasi cleaning service yang baru itu...kalau dia tidak berbuat kesalahan, janganlah kamu mencari-cari kesalahannya...kasihan!!" kata Indra menepuk bahu teman sekaligus atasannya itu.
"Loe sok tau...siapa juga yang memperhatikan wanita itu?? seperti ngga ada kerjaan aja, lagian sepat mata gue ngeliat wajah lusuhnya!!" desis Elang.
"Alhamdulillah...hari ini aku dapat uang 200 ribu rupiah diberi oleh pasien, dapat kue bolu, dapat buah parcel walaupun buah sudah 3 hari...tapi masih bagus!!" wajah Shanum berseri-seri karena bisa membawa pulang sesuatu yang bisa dimakan oleh anak-anaknya.
Tiba-tiba ponsel jadulnya berdering....
📱"Assalamualaikum...mas Rahman?? apa kabar??"
📱"Waalaikum Salam, kabar mas ngga begitu baik Num, bulan ini mas belum bisa kirim kalian uang ya...gaji mas masih ditahan sama perusahaan!!"
📱"Belum bisa kirim ya mas...padahal ini sudah 5 bulan mas ngga ada mengirim uang untuk kami!!"
📱"Ya habis mau gimana lagi, Num...nanti jika berkeras malah dipecat, terus mas di sini gimana??"
Shanum terdiam mendengar ucapan suaminya. Uang tiga juta rupiah yang dikirim oleh Rahman 5 bulan lalu sudah habis bulan kemarin, itupun Shanum sudah setengah mati putar otak memutar uang tiga juta itu untuk empat bulan agar bisa cukup walaupun harus makan 2 kali sehari saja untuk menghemat beras.
Bulan ini tadi hampir kilo meter listrik di rumahnya disegel oleh PLN karena dia tidak bisa bayar listrik, untung ibunya masih punya sedikit uang untuk menalangi pembayaran listrik terlebih dahulu.
📱"Jadi kapan kira-kira mas gajian??"
📱"Belum tau Num, nanti kalau sudah punya uang mas kabari lagi...sudah dulu Num, mas kembali kerja lagi, baik-baik di sana jaga anak-anak...Assalamualaikum!!"
Tuutttt...
Belum sempat Shanum membalas salam itu, sambungan ponsel sudah terputus.
"Ya Allah...bagaimana ini?? tadi pagi Chika sudah tanya apa bapaknya sudah mengirim uang atau belum, karena sepatu sekolahnya sudah mangap minta makan, mau dijahit ditukang sol sepatu sudah tidak bisa di jahit lagi, belum lagi tas sekolah Chiro...sudah beberapa hari Chiro sekolah membungkus buku pelajarannya hanya memakai kresek...karena tasnya juga sudah sangat jabuk."
Shanum terus melamun hingga tak sadar Bandiah sudah berdiri di sampingnya.
"Ayo kita pulang??" ajaknya.
"Kenapa kamu murung?? mas Rahman telepon ngga bisa kirim uang lagi??" tebak Bandiah.
"Sudah kamu pakai saja uangku dulu, aku punya 300 ribu, ngga banyak sih tapi bisa kamu pakai untuk keperluan kamu dahulu, aku kan belum punya anak jadi kebutuhanku tidak sebesar kebutuhan kamu!!" Kata Bandiah lalu memberikan uang ke tangan Shanum.
"Jangan Di...hutangku yang dulu aja belum bisa kubayar, sekarang mau nambah lagi!!" jawabku.
"Sudah...pakai saja dulu, kan kalau kamu punya rejeki bisa kamu cicil!!" sahut Bandiah.
"Wihh dapat apa itu??" tanya Bandiah melihat kotak holland dan kresek buah yang kubawa.
"Dari pasien, kamu mau nyicip??" tanyaku.
"Ngga usah...di kos-kosan malah ngga kemakan nanti, aku malah mau kasih kamu biskuit untuk anakmu, aku juga tadi dikasih pasien!!" kata Bandiah menyodorkan sekaleng biskuit yang sudah dia bungkus.
"Jangan Di...buat cemilan kamu kalau malam kelaparan!!" jawabku.
"Num..num...kamu kayak nggak kenal aku aja, aku nggak biasa ngemil kue...kalau aku lapar paling aku beli nasi goreng lagi!!" katanya.
"Ambilah...bawa buat Chika dan Chiro...kasihan anak-anakmu itu!!" ucap Bandiah.
Aku sangat bersyukur bisa punya tetangga sebaik Bandiah. Dia yang suka membawakan makanan untuk anak-anakku, suka meminjamkan aku uang tapi ngga tau kapan bisa kuganti, bahkan mencarikan aku pekerjaan saat dia tau suamiku tidak menentu memberiku gaji bulanannya.
"Ayo sudah cepat kita pulang yuk...aku sudah ngantuk berat!!" ajak Bandiah.
Tiba-tiba...
Mbak Shanum...dipanggil pak Elang disuruh membersihkan ruangan beliau karena AC di ruangan baru dibersihkan dan banjir di lantai." kata perawat itu.
"Tapi mbak Yana...tugas kami sudah selesai, nggak bisa menunggu shift siang yang akan bertugas sebentar lagikah??" tanya Bandiah mencoba membelaku.
"Saya ngga tau mbak Di...saya cuma disuruh doang sama pak bos!!" ucap perawat yang bernama Yana itu.
"Ya sudahlah Di...ngga apa-apa, aku kerjakan aja dulu, menunggu yang shift siang masih agak lama...kamu duluan aja!!" kataku mencoba menenangkan hatinya.
"Beneran kamu ngga apa-apa??" tanya Bandiah sedikit khawatir karena dia melihat wajahku sudah sangat lelah.
Aku mengangguk meyakinkannya.
Aku kembali ke janitor untuk mengambil perlengkapan mengepel yang tadi sudah kucuci dan kurapikan.
TOK...TOK...TOK
"Permisi pak...saya mau membersihkan lantainya!!" kataku sambil mengedarkan pandangan mencari mana yang katanya banjir AC yang menggenang di lantai tadi.
"Oh mbak Shanum...itu mbak yang di dekat kursinya pak Elang!!" jawab Indra sementara pak Elang sibuk mengurusi laporannya tanpa menghiraukanku.
Hampir sepuluh menit aku mengepel dan memeras air pel berulang-ulang agar lantainya cepat kering.
"Sudah selesai pak...jika tidak ada lagi yang harus saya kerjakan, saya mau kembalikan alat-alat dan sekalian saya pamit pulang!!" kataku.
Tiba-tiba manusia psikopat itu bersuara, "enak ya sudah mau pulang aja...yakin kerjaanmu sudah beres semua??" tanyanya ketus.
"Kan tugas saya memang sudah berakhir setengah jam yang lalu pak, ini mau digantikan oleh yang shift berikutnya." ucapku.
"Ya sudah mbak Shanum pulang aja...terima kasih ya!!" suara pak Indra menyelamatkanku dari sipembunuh perasaan itu.
Tanpa dua kali aba-aba, aku bergegas kembali ke janitor untuk membersihkan alat kerjaku dan bergegas untuk pulang.
"Kamu jangan terlalu baik pada para tenaga kebersihan di sini apalagi pada orang baru, nanti mereka keenakan dan malah ngelunjak jadinya!!" kata Elang.
"Ngga lah Lang, lagian ini memang jam pulang mereka dan sudah memasuki pergantian shift satunya." Kata Indra mengingatkan.
Elang hanya mendengus lalu melanjutkan pekerjaannya lagi.
"Ibu...ibu sudah pulang..." sambut Chiro di depan pintu.
"Chiro jajan dapat uang dari mana??" tanyaku pada Chiro yang tampak memegang snack di tangannya.
"Tadi tante Di memberi Chiro uang dua ribu rupiah bu!!" kata Chiro.
"Kalau dikasih orang, Chiro bilang apa??" tanyaku.
"Bilang terima kasih lah bu dan mendoakan semoga orang yamg memberi kita dengan ikhlas akan selalu mendapatkan rejeki yang lebih biar bisa lebih berbagi lagi!!" jawab Chiro.
"Pinter anak ibu, Chiro sudah makan??" tanyaku lupa bahwa nasi yang kami makan tadi pagi adalah beras terakhir.
Chiro menggelengkan kepalanya.
"Kan nasi sudah habis bu...ini aja perut Chiro baru terisi snack dari tante Di, ini!!" jawab Chiro.
"Astagfirullah...maaf ibu lupa!!" jawabku.
*
*
***Bersambung...
Akan ada satu kejadian yang membuat Shanum sangat syok...apakah itu??
Tunggu di episode selanjutnya ya...dan jangan lupa tinggalkan jejak cintanya😊😊🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Juanda
mantap lanjut
2023-05-04
0
linda sagita
boleh jadi uang ny habis untuk ngasih peliharaan
2023-04-08
0
linda sagita
dr situ lah nanti nyangkutnya cinta
2023-04-08
0