Hari demi hari telah berlalu, Seiring dengan bergulirnya sang waktu, Senja kecil kini telah menjelma menjadi seorang gadis cantik.
Di usianya yang kini menginjak 17tahun ia menjadi gadis tomboi, hal itu sangat berbanding terbalik dengan kakaknya Nensa.
Mesti begitu tak sedikitpun mengurangi pesona Senja bagi setiap pria yang melihatnya, parasnya yang cantik mempesona dengan kulit putih dan bersih, dengan tubuh yang sedikit berisi dan menjulang tinggi melengkapi kesempurnaan akan keindahan dari karya sang pencipta.
''Non ini bekalnya jangan sampai lupa lagi''ucap Bi Mirah yang terlihat sibuk menyiapkan makanan untuk bekal untuk Senja ke sekolah.
"iya Bi,terima kasih Bibi cantik''.candaan Senja sambil tangannya sibuk mengikat tali sepatunya.
''Non kenapa sih non Senja tidak bareng non Nensa aja, kan sekalian diantar pak Tio"?
"Bi,berjalan di atas kaki sendiri akan jauh lebih menyenangkan,dari pada kita berpangku dalam gendongan seseorang,tapi ada hati yang tidak ikhlas,lagian ni Bi,si gemoy itu selalu menemani aku,jadi Bibi ga usah khawatir oke",ucap Senja pada Bi Mirah dengan senyum yang selalu terukir di wajah Senja.
Entah kenapa perasaan Bi Mirah selalu merasakan kepedihan,saat pagi hari melihat Senja berangkat ke sekolah, bagaimana tidak?Senja yang berangkat ke sekolah dengan mengendarai sepeda motor sendiri,
sedangkan kakaknya Nensa,setiap hari diantar jemput oleh sopir yang khusus disediakan oleh ayahnya.
Bahkan pernah pada suatu hari di awal mereka masuk sekolah,Bu Leni minta Senja untuk berangkat bersama Nensa di antar pak Tio,yang kebetulan mereka memang satu sekolah.
Pada saat itu Nensa yang sudah masuk kedalam mobil menunggu Senja yang masih memakai sepatu, tiba tiba suara lantang bak bariton yang membelah telinga "Tio tunggu apa lagi? kamu di sini aku bayar buat antar Nensa,cukup Nensa bukan yang lain, sekarang juga jalan!" suara pak Haris dengan penuh emosi dan terlihat amarah yang menyala dalam hatinya.
Semua pasang mata dan telinga yang mendengar pada saat itu, tak mampu berbuat banyak, kecuali mendengar dan menyaksikan apa yang terjadi di depan mata mereka.
Semenjak kejadian itu, Senja lebih memilih menaiki motor Scoopy yang merupakan hadiah ulang tahun dari ibunya yaitu bu Leni, itupun dia belikan tentunya tanpa sepengetahuan suaminya.
Bi Mirah yang sudah hafal dengan jalan pemikiran Senja,dia begitu yakin kalau dibalik senyum yang terukir di wajah cantik Senja,menyimpan kesedihan.
"Bi Senja jalan dulu ya", pamit Senja pada Bi Mirah yang sedang menyelesaikan pekerjaan di dapur..
Senja melanjutkan langkah kakinya, dan tak lupa dia berpamitan pada ibunya " Bu Senja berangkat dulu"pamit Senja dengan mencium tangan bu Leni.
"iya sayang hati hati".jawab bu Leni sambil mencium kening Senja.
Dengan mengendarai sepeda motornya, Senja melaju menuju ke sekolah.
Sekilas terlihat tanpa beban kesedihan di raut wajah Senja, akan tetapi Senja juga insan biasa yang punya rasa dan sakit dalam hati.
Seperti yang terjadi saat ini,Senja yang telah buru buru melajukan sepeda motornya karena jam pada pergelangan tangannya menunjukan pukul 06.55. yang berati 5 menit lagi dia harus sampai di sekolahan.
Saat memasuki parkiran,tepat bersamaan dengan bunyi bel masuk sekolah, dengan langkah cepat Senja langsung berlari namun nasib sial menghampirinya dia,
Brukkk
Dia tertabrak oleh seorang siswa yang baru pertama dia lihat, sehingga buku yang ada dalam tangannya berantakan kemana mana.
"Heh jalan itu pakai mata, emang tidak lihat ada orang segede gini"? ocehan Senja sambil merapikan buku yang sudah berserakan.
"Iya maaf tadi saya buru buru soalnya sudah".
"haaaaaaaaa" Teriak mereka bersamaan yang baru menyadari bahwa mereka sudah terlambat memasuki ruang kelas.
Secepat kilat mereka pun berlari menuju ruang kelas masing masing.
Dan benar saja di dalam ruang kelas sudah Senja dapati seorang guru mata pelajaran matematika yang sudah menatap Senja dengan sorotan mata yang tajam.
"Selamat pagi pak" sapa Senja dengan memasang senyum manis di bibir nya.
"Senja, sudah yang ke berapa kamu selalu terlambat di jam pelajaran saya, dan untuk yang kesekian kalinya, alasan apa yang kamu buat untuk hari ini"?
"maaf pak tadi saya di parkiran".Senja tak melanjutkan ucapannya.
"stop Senja.untuk kali ini bapak tidak mau lagi mendengar alasan apapun dari mulut kamu, dan untuk hari ini pula,kamu bapak hukum berdiri di depan tiang bendera sekaligus tidak boleh mengikuti mata pelajaran saya, apa kamu faham"?ucap pak guru kepada Senja dengan penuh penekanan.
Senja yang tak mampu membela diri karena dengan alasan apapun tidak akan bisa diterima oleh gurunya.
"Gimana Senja apa kamu siap dengan hukuman ini"?
"Siap gak siap harus saya terima pak,kan bapak sendiri yang bilang kalau bapak tidak mau mendengar alasan apapun dari saya,jadi ya mau dihukum seperti apa terserah bapak dan itu akan saya terima sebagai konsekwensinya".jawab Senja dengan tegas.
Dibawah langit biru yang ditemani sinar mentari pagi,Senja berdiri dengan penuh keyakinan, "Senja kamu harus kuat,ini hanya sepenggal ujian kecil dalam hidupmu",gumam Senja mencoba menyemangati dirinya sendiri.
Dari kejauhan Nensa yang melihat adiknya, Senja dihukum di tengah halaman sekolah,dia merasakan kesedihan tersendiri, bagaimanapun Nensa merasa bersalah.
"Senja maafkan kakak ya mungkin kalau kita berangkat bareng,kamu tidak akan terlambat seperti sekarang"gumam Nensa dalam hatinya sambil menatap jauh Senja.
Bel terlah berbunyi sebagai tanda jam pelajaran telah usai, Senja yang terlihat masih berdiri, tiba tiba dia merasakan pusing dan
Bruukkk
Senja terjatuh tergeletak di tengah halaman sekolah.
Nensa yang sedari tadi memperhatikan adiknya, dengan cepat dia langsung berlari ke depan, "pak maaf saya boleh minta ijin sebentar itu adik saya pingsan".ucap Nensa sambil menunjuk ke arah Senja yang sudah di kerumuni beberapa orang dan di bawa ke ruang UKS.
" Iya boleh"jawab guru Nensa sambil berjalan mengikuti di belakang Nensa.
Di ruang UKS, Nensa dengan penuh kesabaran menunggu adiknya, dia tak pernah melepas genggaman tangan sang adik, sampai akhirnya Senja mengerjapkan matanya, "kakak" ucap Senja yang terlihat masih berat untuk membuka kedua matanya.
"Iya, ini kakak, kamu kenapa lagi sih Senja, kan sudah sering kakak ama ibu bilang kalau ke sekolah sarapan dulu, terus kamu kalau berangkat jangan siang siang biar gak telat, kan kalau telat kamu sendiri kan yang rugi".Nasehat dari Nensa yang seakan menambah rasa pusing di kepala Senja.
" kak, terserah kamu mau ngomong apa, hidup ku ya seperti ini dan hanya ini mampuku menjalani kehidupanku, kalau kakak malu punya adik seperti aku gampang, bersikaplah seperti ayah maka semua akan selesai.
terimakasih suport juga dukungannya jangan lupa tinggalkan like juga koment y kak🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Rani_S
smngt buat karya baru ya kak😁
2023-05-31
2
zoya
senja aku suka karaktermu walau ditindas tetep tegas
2023-03-24
3
Alwy Lanus
terserah author aja aku ma
2023-03-24
3