Sebuah pesan

Seorang ibu dengan senyum sumringahnya melambaikan tangannya,saat melihat kedua putrinya saling bergandengan mendekatinya.

"sayang ibu disini"teriak bu Leni sambil melambaikan tangan ke arah Nensa dan Senja.

"ibu...."Teriak mereka bersamaan dan berlari berhambur dalam pelukan bu Leni.

Pelukan yang setiap hari  selalu dirindukan oleh Senja,karena hanya pada saat pak Haris tidak di rumah,Senja bisa merasakan pelukan hangat dari ibunya.

''Gimana sayang sekolahnya hari ini,apakah menyenangkan"?Tanya bu Leni kepada kedua putrinya sambil melepas pelukan dan mengusap punggung kedua putrinya.

"ibu hari ini Nensa senang sekali karena aku mendapat nilai 100 yeeeeeee",ucap Nensa yang begitu gembira riang dengan penuh semangat.

"waw hebat sekali anak ibu"Bu Leni sambil bertepuk tangan kecil menyemangati putrinya.

Senja yang terlihat murung dengan menundukkan kepalanya membuat Bu Leni mengerutkan keningnya,

"Loh adik kenapa kok sedih sayang''?

"Ibu maaf ya,soalnya Senja belum bisa dapat nilai seperti kak Nensa"ucap Senja dengan lirih yang seolah ada perasaan takut yang menghampiri hatinya.

Selama ini Bu Leni tidak pernah mempermasalahkan prestasi Senja di sekolahan,karena dia menyadari Senja tumbuh dan belajar sendiri,tidak seperti Nensa yang selalu belajar dengan didampingi kedua orang tuanya.

"Sayang kamu jangan bersedih ya,nilai Senja bagus kok,yang penting bagi ibu,nilai itu dari hasil dari jerih payah Senja sendiri,karena itu jauh lebih hebat".ucap Bu Leni sambil memeluk dan membelai rambut Senja.

Senja terlihat menganggukan kepala sambil senyum tipis di bibir kecilnya."iya bu Senja janji akan lebih giat lagi belajarnya".

"Ya sudah ayo kita pulang, pasti kalian sudah lapar kan"? Bu Lita langsung menggandeng kedua putri nya menyelusuri jalan menuju ke rumah nya.

Di sepanjang jalan, kedua kakak beradik itu berjalan dengan bergandeng tangan, mereka berdendang menyanyikan lagu anak anak yang menjadi favorit mereka.

Lantunan lagu yang sangat indah terdengar di telinga seorang ibu.

Jarak dari sekolahan menuju rumah tidak begitu jauh, sehingga tak butuh waktu lama untuk Bu Leni dan kedua putrinya sampai di depan rumahnya.

Sesampainya di halaman rumah, Bu Leni Nensa juga Senja sudah disambut oleh Bi Mirah yang sedang membersihkan tanaman.

"Bibi" teriak Senja saat melihat Bi Mirah, dia langsung berlari berjabat tangan dan mencium tangan serta memeluk Bi Mirah.

"Eh non Senja sudah pulang, alhamdulillah ya non semoga ilmu yang didapat non Senja bermanfaat dan barokah amin".

Awalnya Bi Mirah sempat merasa tidak enak, karena dia merasa,tidak lah pantas ia mendapat perlakukan seperti itu dari anak majikannya.

Akan tetapi bagi Senja Bi Mirah adalah sudah Senja anggap seperti ibu keduanya, walau dia tak mengandung dan melahirkan tapi Bi Minah adalah orang yang merawat Senja sejak masih bayi.

Kalau di tanya gimana dengan perasaan Bu Leni, sudah pasti jawabnya sakit, wanita mana yang rela, ibu mana yang mau kasih sayang anaknya terbagi kepada orang lain.

Tapi Bu Leni sadar dia tidak boleh egois, biar gimanapun Senja selama ini mendapatkan kasih sayang yang lebih dari bi Mirah, bahkan tak bisa ia pungkiri Bi Mirah jauh lebih banyak mengasuh Senja di banding kan dengan dia.

"Ya Alloh kenapa hatiku sakit melihat mereka, kenapa aku merasakan, aku menjadi wanita yang kedua di hati putriku sendiri" gumam Bu Leni dalam hatinya,menyaksikan pelukan hangat Senja yang diberikan untuk Bi Minah, yang tanpa disadari air mata Bu Leni sudah terkumpul di pelupuk matanya.

"Ibu, ibu kenapa ayo kita masuk" ucapan Nensa yang membuat Bu Leni terbangun dalam lamunannya.

"iya nak sebentar, Senja ibu masuk dulu ya"?Teriak bu Leni kepada Senja yang masih asyik bercerita dengan Bi Mirah.

" Iya Bu"jawab Senja dengan singkat yang seolah sudah hal biasa dia menjalani hari tanpa didampingi ibunya.

Bu Leni lantas tidaklah langsung masuk menuju ke kamar, melainkan dia kembali mengarahkan pandangan ke Senja yang masih asyik bercerita dengan Bi Mirah.

"Sungguh sulit rasanya buat aku percaya, anakku yang masih sekecil itu lebih memilih ARTku di banding kan aku, aku melihat dia begitu nyaman bercerita dengannya dibanding denganku".gumam Bu Leni sambil mengusap air mata yang membasahi kedua pipinya.

Tak kuat menahan gejolak dalam hatinya, Bu Leni langsung kembali melanjutkan langkahnya menuju ke kamar Nensa, di sana sudah menunggu Nensa yang hendak mengganti pakaian seragamnya, " ibu kenapa lama sekali, ibu nangis ya"?tanya Nensa saat melihat mata Ibunya yang memerah.

"Ah enggak, tadi ibu kelilipan matanya, makanya ibu lama karena ke kamar mandi dulu".Bu Nita menutupi apa yang dia rasakan karena tidak ingin anaknya mengetahui apa yang menjadi kesedihannya.

"Bu, apakah Nensa boleh bertanya kepada ibu tentang satu hal"?

" Tentu boleh dong sayang, emang anak ibu ini mau nanya apa"?

"Ibu kenapa sih Senja tidak tidur di kamar seperti kita? apa ibu tidak kasihan melihat Senja tidur di kamar yang kecil bersama Bu Mirah"?

Duuerrr

Mendengar ucapan anak sulungnya seolah memporak porandakan hati seorang Bu Leni, bagai mana tidak? seorang anak kecil saja mempunyai hati nurani yang begitu tulus mencintai adiknya.,

"Ya Alloh apa ini yang disebut guru bisa siapa, dimana hati nurani ku sebagai ibunya ibunya" gumam Bu Leni dalam hatinya.

"Ibu maafin Nensa ya, tapi ibu jangan nangis, Nensa janji gak akan nanya itu lagi".

" kamu gak salah sayang, kamu benar, tak seharusnya ibu memperlakukan adikmu seperti itu, ini semua salah ibu nak,selama jnj ibu tak mampu merangkul kalian berdua, selama ini ibu tidak bisa berlaku adil terhadap kedua putri ibu.

"Nak suatu saat kamu akan tau apa yang sebenarnya terjadi, pesan ibu jika sampai batas usia ibu, dan ibu tak diberi kesempatan untuk menjadi ibu bagi Senja, maka ibu mohon jadilah kakak sekaligus ibu buat adik kamu ya nak".ucap Bu Leni dengan berurai air mata sambil memeluk putri sulungnya Nensa.

" Iya Bu, Nensa janji akan selalu menyayangi Senja sampai kapan pun"ucap Nensa sambil memberikan jari kelingking kecilnya kepada ibunya sebagai isyarat perjanjian mereka.

Bu Leni tak mampu lagi menahan tangisannya, isak tangisnya pecah dalam pelukan putri sulungnya.

Dia sadar betul kalau Nensa masih terlalu dia untuk mendapatkan amanah ini, tapi hati seorang ibu tak akan pernah salah, dia begitu yakin Nensa pasti akan mampu untuk menjadi apa yang ibunya minta, karena bu Leni sangat yakin Nensa sangat menyayangi adiknya yaitu Senja.

Terpopuler

Comments

Alwy Lanus

Alwy Lanus

semoga senja besok jadi wanita yng tangguh

2023-03-24

3

putri

putri

semoga Nensa gak terpengaruh sama ayahnya

2023-03-24

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!