Senja
Tangisan anak kecil yang begitu mengiris hati,tatapan matanya yang sayup seolah ingin berteriak 'Ayah aku juga anakmu''.anak kecil yang kelahirannya tak pernah diinginkan oleh sang ayah itu adalah Senja.
Senja merupakan putri ke dua dari pak Haris dan ibu Leni.
mendapatkan perlakuan yang berbeda bak langit dan bumi dari sang ayah seolah sudah mendarah daging bagi seorang Senja,bahkan sejak dalam kandungan dia sudah mau dihabisi oleh sang ayah.
Pak haris yang selalu memanjakan putri pertamanya yang bernama Nensa, berbeda perlakuan dengan Senja,Pak Haris seakan enggan menatap anak kecil yang selalu ketakutan saat berada di dekatnya.
pada suatu hari di sebuah teras dua anak kecil sedang bermain dengan riang gembira,sang ibu yang terlihat duduk di kursi teras sambil terlihat buku di tangannya, sesekali si ibu melihat kedua anaknya,betapa bahagianya bu Leni yang melihat kedua anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik.
Tak berselang lama sebuah mobil hitam memasuki halaman rumah yang di sambut riang oleh Nensa "yeyeyyeyeyeye ayah pulang,ayah pulang"teriak anak kecil itu dengan berulang ulang menyerukan kedatangan sang ayah dari luar kota.
Nensa kecil pun langsung berlari berhambur ke pelukan sang ayah,dia begitu gembira dengan kedatangan sang ayah,ditambah dengan buah tangan sebuah paper bag yang berisi boneka yang lucu.
Tapi sayang kebahagiaan yang Nensa rasakan tidak diikuti oleh adiknya yaitu Senja'
Senja yang justru terlihat kesedihan di pelupuk matanya dan bersembunyi di balik jendela seraya mengintip sang kakak yang sedang berada di pangkuan sang ayah.
terlihat dengan jelas mata kecilnya mengisyaratkan ingin berkata "ayah hadiah buat aku mana''? namun ucapan itu terlalu jauh untuk bisa keluar dari bibir mungil Senja.
Melihat kedua anaknya dengan perlakuan yang berbeda dari sang ayah,membuat bu Leni meneteskan air matanya," Senja ibu ga bisa memberikan seperti yang ayah berikan kepada kakakmu, tapi doa ibu selalu ada buat kamu melebihi siapapun nak"gumam bu Leni dalam hatinya.
Tak ingin air matanya diketahui sang suami dengan cepat bu Leni menghapus dengan telapak tangannya dan segera menyambut kepulangan pak Haris, "mas ternyata kau pulang lebih cepat" tanya bu Leni sambil mencium tangan dan mengambil tas Pak Haris.
"iya bu, aku ingin cepat cepat pulang karena aku sangat merindukan gadis kecilku ini" ucap pak Haris sambil menggendong Nensa dan saling becanda.
"Apa cuma Nensa yang kamu rindukan? bagaimana dengan Senja''?tanya bu Leni yang sedang berjalan di samping pak Haris dan membawa tas kerja.
Mendengar pertanyaan dari istrinya,Pak Haris justru langsung terbakar emosi" aku tidak peduli dengan anak itu, persetan dengan dia".
ibu mana yang tak teriris mendengar anak kandungnya yang masih kecil diperlakukan seperti itu oleh ayah kandungnya sendiri,sambil mengambil napas panjangnya bu Leni mencoba meredakan emosi suaminya
''Ya sudah ayah mandi dulu biar aku siapkan makan''ucap bu Leni sambil mengambil Nensa dari gendongan suaminya.
''kakak ,bu mau siapkan makan buat ayah,kakak main sama adik dulu ya''?
''iya bu"jawab Nensa kecil lalu mencari adiknya yaitu Senja
***
Nensa berlari ke sana kemari mencari cari keberadaan Senja "ibu di manakah Senja" tanya Nensa sambil menggendong boneka barunya.
"Cobalah lihat di depan, mungkin adikmu masih di sana"
Dengan sedikit berlari kecil Nensa menuju ke teras rumahnya, dan ternyata Senja kecil memang sedang duduk di depan rumahnya
"Senja kamu sedang apa sendiri di sini, ayo kita main boneka baru yang ayah berikan"!ucap Nensa kecil sembari duduk di samping Senja.
Dengan mata yang sayup Senja kecil menatap lekat wajah sang kakak, " gak usah kak, aku takut nanti ayah akan marah".
Mendapat penolakan dari Senja, Nensa pun langsung masuk ke dalam meninggalkan Senja seorang diri duduk di depan terasnya.
Bi Mirah yang mendengar percakapan dua bocah kecil itu, tanpa sengaja air matanya menetes membasahi pipinya, pelan pelan dia mendekat Senja yang terlihat murung.
"Hai non Senja, kok sendirian aja, main sama bibi yuk"ajak Bi Mirah sambil duduk disebelah Senja kecil.
Dari jarak yang lebih dekat Bi Mirah bisa melihat kesedihan dari sorot mata Senja kecil, mata yang teduh seakan menampung butiran bening kristal di pelupuk. matanya, " non kenapa sedih"? tanya Bi Mirah sambil membelai rambut Senja.
Tak menjawab pertanyaan tapi Senja justru jatuh menangis dalam pelukan Bi Mirah yang notabennya adalah ART nya bu Leni.
"Menangis lah nak,Bibi bisa merasakan kepedihan dalam hati kamu, sampai kapanpun bibi akan selalu ada buat kamu bersandar".
Tak berselang lama Senja kecil pun tertidur di pangkuan bi Mirah, dibelai lah rambut yang tipis dan tampak kemerahan itu, lalu di tatap dengan lekat wajah yang tampak teduh dengan bibir mungil yang sesekali sesenggukan karena kesedihan yang ia simpan.
"Nak Bibi doakan semoga kelak di kehidupan yang dewasa mu, kau menemukan orang yang tulus mencintai mu dan menyayangimu".ucap Bi Mirah dengan lirih sambil mengusap pipi lembut Senja.
Bi Mirah lalu membawa Senja untuk ditidurkan di kamarnya.
Senja memang sedari kecil dekat dengan bi Mirah, sikap dari sang ayah yang selama ini mem buat bu Leni terpaksa harus mereka kan anaknya lebih sering diasuh oleh asisten rumah tangganya, bahkan bisa di bilang Senja lebih dekat sama bi Mirah dari pada dengan ayah dan ibunya.
Senja kecil telah terbangun dari tidurnya,seperti biasa dia mencari keberadaan bi Mirah "Bibi Senja mau minum".ucap Senja kecil sambil mengucek kedua matanya yang terlihat masih ngantuk.
Mendengar permintaan Senja, Bi Mirah langsung dengan cepat mengambilkan segelas air Putih " ini non minumnya".
"Terimakasih Bi".ucap Senja lalu meminum segelas air putih dari bi Mirah.
" sama sama non".
Senja yang mendengar suara mobil di depan langsung bergegas melangkahkan kakinya menuju teras, langkahnya terhenti dibalik jendela dan seperti biasa, Senja hanya berani melihat dari balik Jendela, mata kecilnya kembali harus melihat kedua orang tuanya memasuki mobil bersama kakaknya Nensa, yang sepertinya akan pergi keluar, tanpa Senja tau kemana tujuan mereka.
Anak kecil dibalik jendela itu kembali meneteskan air mata, bibir kecilnya yang terlihat memerah seolah ingin berkata "ayah ibu kenapa Senja gak boleh ikut"?.
Bagi seorang Senja, hal seperti ini bukan kali yang pertama dia lihat, mungkin matanya sudah terbiasa, namun dalam hatinya tetap saja rasa sedih selalu menghampirinya.
Senja kecil pun kembali menemui Bi Mirah di dapur, " Bibi mereka mau pergi kemana"?
"Bibi kurang tau non, tadi tiba tiba bapak sama ibu turun bersama non Nensa".
Terimakasih suport nya mohon dukungan jangan lupa like juga koment 🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Rani_S
aku mampir ya kak
smngt up nyaa
2023-05-31
1
◌⑅⃝●♡⋆♡LOVE♡⋆♡●⑅⃝
cerita y mengandung bawang...
2023-05-27
0
mbak nur
semngat terus kak
2023-05-09
1