bab 4

"Selamat datang di toko ka—mi!" Pelayan butik yang akan menyambut seorang pelanggan pertama terlihat tercengang, di saat pikirannya yang akan datang seorang wanita bangsawan, namun yang ia lihat adalah seorang wanita dengan penampilan gelandangan.

Wanita berpakaian rapi itu, menelisik penampilan Berliza yang terlihat begitu buruk dengan sebuah tas di tangannya.

Berliza menatap takjub pemandangan memukau di depannya. Begitu banyak gaun Inda dapat ia temui dengan berbagai model dan gaya. Berbeda dengan gaya pakaian pada zamannya.

Wanita itu meletakkan tas hitam yang ada di tangannya di atas kursi yang disediakan di butik tersebut.

Ia melangkah lebih dalam dengan tatapan begitu kagum, jari-jari lentik itu, menyentuh gaun yang sangatlah indah yang berada di tempat khusus, sebuah gaun yang dirancang sempurna dan hanya ada satu saja.

Berliza begitu mengagumi gaun itu, ia berniat menyentuh dan meraihnya. Akan tetapi, pegawai butik segera mendekat dan melarangnya dengan perkataan halus.

"Maaf, nyonya. Gaun ini sudah di miliki oleh orang lain," ujar pegawai itu dengan menampilkan senyum terpaksa dengan wajah sedikit muak.

Bagaimanapun ia tetap harus menjaga totalitas sebagai karyawan.

"Aku menginginkannya!" Pinta Berliza dengan nada yang tidak terbantahkan juga tatapan menghunus tajam.

Wanita itu sedikit terkejut melihat tatapan intimidasi Berliza. Namun ia harus menjaga barang berharga dari tangan tidak tepat.

"Maaf, nyonya, tapi …."

"Berapa yang harus saya bayar!" Sela Berliza dengan wajah dingin.

"Apa?" Sahut pegawai butik itu dengan wajah tidak percaya, ia bahkan terlihat tersenyum remeh ke arah lain.

"Katakan, berapa aku harus membayar gaun ini," ujar Berliza sekali lagi sambil menatap tajam pada gaun berwarna hitam pekat itu.

"Maaf, nyonya. Sepertinya anda salah masuk toko, di sini tidak menjual barang pasaran, semua barang disini, limited edition," pungkas wanita bertubuh ramping itu dengan wajah mencibir.

"Jadi sebaiknya anda segera keluar dan mendatangi toko baju bekas di seberang sana! Cih, dasar wanita naif," gumam pegawai itu sambil membersihkan gaun yang terpasang di patung.

Tatapan begitu mencemooh ke arah Berliza yang terdiam.

"Kenapa begitu banyak wanita bodoh di kota ini. Apa dia tidak tahu? Harga satu gaun disini bisa membeli mobil mewah," gumam pegawai itu sambil melirik sinis ke arah Berliza.

"Aku menginginkannya, jadi siap untukku!" Pinta Berliza sambil berjalan menuju tas yang berusia tumpukan uang.

Pegawai itu begitu emosi, ia tidak bisa menahan amarahnya mendengar ucapan naif Berliza.

"Keluarlah, nyonya. Kami tidak menerima uang kusut anda disini!" Sentak wanita itu yang mulai emosi.

"Jadi …."

"Apa uang ini cukup? Kau bisa mengambilnya sendiri!" Berliza membuka tas berisikan uang itu, seketika kedua mata wanita tersebut terbelalak tidak percaya, melihat tumpukan uang di dalam tas tersebut.

"Cepat, siapkan gaunnya dan bantu aku berias wajah!" Pinta Berliza yang melemparkan beberapa tumpukan uang kepada pegawai itu.

Wanita tersebut masih terdiam dengan raut wajah tidak percaya, ia memandangi penampilan Berliza yang tidak menggambarkan seorang konglomerat kaya raya.

Namun tumpukan uang di depannya membuatnya begitu syok dan tidak percaya.

"Itu imbalan untukmu, apabila kau berhasil membuatku tampak berbeda,"tandas Berliza yang segera memasuki sebuah ruangan ganti.

Dengan tangan gemetarnya, wanita itu mengambil tumpukan uang di atas lantai dengan wajah terlihat masih tidak percaya.

🌹🌹🌹

Berliza menatap pantulan dirinya di depan cermin, kini wanita itu berubah penampilannya dengan begitu sempurna.

Gaun hitam pekat di atas mata kaki itu, terlihat sangat pas di tubuh ramping wanita itu. Dandanan yang sedikit berani, membuat wajah wanita yang terkenal lemah lembut terlihat berbeda dan terkesan berani.

"Ambillah! Jangan mengatakan kepada siapapun kau memiliki pelanggan sepertiku!" Titah Berliza, di mana aura pemimpinnya begitu tampak jelas.

Membuat pegawai itu tiba-tiba merasa canggung dan menciut.

"Dia seperti tidak asing," gumam pegawai toko pakaian itu, melihat Berliza memasuki sebuah mobil hitam.

"Apa para orang kaya akan menyamar sebagai gelandangan?" Lanjut wanita muda itu dan seketika wajah berbinar saat melihat beberapa tumpukan uang yang ia terima hari ini.

….

Berliza sendiri kini duduk diam di dalam mobil, pelayan wanita dengan setia di depan sana sambil mengamati sang nona.

Berliza menatap ke luar. Ia masih tidak percaya, masih bisa menikmati udara, namun berada di kehidupan lain.

Wanita itu memejamkan kedua matanya, seketika bayang-bayang kejadian juga reaksi yang sedang berada di kediaman mewah sang pemilik tubuh.

Berliza tersenyum miring, wanita itu sudah tidak sabar ingin bertemu dengan para pengkhianat.

Sedangkan di kediaman mewah dan megah yang dikenal dengan kediaman paling mewah di wilayah tersebut.

Di dalam bangunan kokoh itu, kini terlihat di padati oleh orang-orang yang merasa kehilangan sosok wanita hebat.

Sebuah pajangan foto seorang wanita cantik dengan senyum bersahajanya, terpasang di depan pintu utama kediaman itu.

Hari ini akan diadakan acara persembahan atas meninggalnya seorang putri bangsawan yang sangat berpengaruh di negara itu.

Begitu banyaknya tamu yang turut sedih atas kematian sosok wanita hebat dan cerdas itu.

Di dalam ruangan luas, kini terlihat keluarga inti memasang wajah sedih mereka yang penuh kepalsuan.

Wajah sedih yang hanya diperlihatkan kepada tamu, setelah itu mereka akan saling menatap sambil tersenyum.

Terlihat empat orang yang berdiri paling depan, yang merupakan suami dan keluarga wanita tersebut.

"Tuan Barack, kami turut berbelasungkawa atas meninggalnya, nyonya Angelina. Beliau wanita hebat dan baik hati, kami yakin dia akan mendapat tempat indah di sana." Seorang pria setengah baya memberikan ucapan duka bersama istrinya yang sangat menyukai sosok Angelina.

Pria berwajah tegas dan memiliki postur tubuh tinggi tegap itu hanya membalas ucapan tamunya dengan singkat tanpa memasang senyum. Ia bahkan terlihat muak kepada orang-orang yang mendoakan istrinya akan bahagia di alam sana.

"Tenanglah sayang, bukankah dia sudah meninggal? Jadi … tidak ada yang perlu kamu pikirkan lagi." Seorang wanita cantik di sampingnya berbisik sambil memamerkan senyumnya.

Wanita yang merupakan pelayan setia Angeline semasa hidupnya, wanita yang Angelina anggap sebagai saudara sendiri, ternyata seorang pengkhianat, diam-diam wanita itu dan suaminya memiliki hubungan terlarang.

Sosok wanita yang terobsesi dengan semua yang Angeline miliki ingin ia kuasai. Dimulai dengan rasa iri dan sakit hati saat wanita itu merasa dirinya hanya dijadikan sebuah sebagai pelayan pribadi.

Muak dengan hubungan sembunyi-sembunyi, akhirnya wanita itu dengan mudahnya mengatakan kepada Angeline kalau dirinya memiliki hubungan dalam dengan suaminya.

Angeline tidak percaya, namun mendengar pengakuan suaminya juga ibu mertua, membuat wanita itu begitu kecewa dan sakit hati.

Angeline pun harus menyembunyikan scandal suaminya dengan pelayan pribadinya sendiri demi menjaga nama baik keluarganya.

Ia bahkan hidup dengan orang-orang yang setiap hari menyakiti batin dan fisiknya.

Angeline hanya bisa diam melihat suaminya melakukan hubungan terlarang dengan wanita lain dihadapannya.

Sosok pria yang selama ini ia cintai sepenuh jiwa dan rela melakukan apapun.

Namun hanya sikap dingin dan perlakuan semena-mena ia dapat dari pria tersebut.

Pria bersetelan rapi dan terlihat penuh kharisma itu, mulai menaiki mimbar untuk mengatakan sesuatu kepada para tamu yang ada di sana.

Diikuti oleh wanita yang dikenal dengan pelayan setia Angeline. Membuat para tamu sejak tadi menelisik wanita itu yang mencurigai memiliki hubungan.

"Terimakasih, atas doa kalian semua kepada istri saya. Aku yakin dia akan mendapat kebahagiaan di sana. Karena dia sosok wanita hebat dan memiliki jiwa lemah lembut." Barack terus mengucapkan kata-kata bijak dan indah untuk mengenang istrinya itu.

"Aku juga ingin mengatakan sebuah pengumuman kepada kalian, kalau dia …." Barack kini menatap gadis di sampingnya yang memasang wajah sedih.

"Kalian pasti sangat mengenalnya, dia akan menggantikan posisi istri untuk merawat pitra yang dilahirkan oleh mendiang istriku. Dia juga akan menjadi ibu pengganti untuk penerusku. Ini semua atas perintah istriku sendiri melalui sebuah surat wasiat." Barack dengan tegas dengan wajah yakin, memperkenalkan wanita di sampingnya sebagai calon istri.

Barack juga memperlihatkan sebuah surat wasiat yang sudah di manipulasi oleh mereka.

Sebuah tulisan yang mana istrinya ingin pelayan pribadinya untuk menjadi pengantinnya.

Para tamu undangan memandang dengan ragu Barack dan wanita tersebut.

Mereka begitu ganjal dengan kematian Angeline dan sekarang suaminya melakukan persiapan untuk pernikahan.

Meskipun merasa ragu, akhirnya mereka tidak memiliki pilihan lain.

"Mari kita memulai doa bersama!" Ajaknya dengan lantang tanpa memperlihatkan raut kesedihan.

Hening, kini ruangan itu menjadi sunyi saat mereka dalam keadaan berdoa. Untuk kedamaian Angeline di alam sana.

tidak satupun orang mengeluarkan suara, namun sebuah derap langkah berbunyi dengan kencang, membuat mereka terganggu.

Semuanya kini menatap ke arah pintu masuk ruangan itu, mata semua orang yang ada di sana terkejut, melihat sosok ramping kini berjalan dengan langkah anggun.

Terpopuler

Comments

StAr 1086

StAr 1086

gila ya udah dapat ratu yang sebenarnya malah milih pelayan....

2023-10-28

1

ah seruuu,,pengen ku pukul itu penghianat 😭👀

2023-04-05

1

Una_awa

Una_awa

lanjut Uma,,,seru nih😁

2023-03-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!